Vous êtes sur la page 1sur 12

Tugas KEPERAWATAN PENYAKIT TROPIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


TONSILITIS

Disusun Oleh :
Kelompok I

1. Ahmad Kadir C051171707


2. Novieta C051171713
3. Sri Wahyuni C051171715
4. Naimah Hargianti C051171724
5. Beth Yane Peni C051171729

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JALUR KERJASAMA


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2018
A. DEFINISI
 Tonsil adalah sekumpulan besar jaringan limfoid dibelakang faring yang
memiliki keaktifan imunologik. Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi
tidak menyebar keseluruh tubuh dengan cara menahan kuman melalui
tubuh melalui mulut, hidung dan tenggorokan. Sehingga tonsil mudah
mengalami peradangan (Ganong,1998).
 Tonsilitis adalah infeksi atau peradangan pada tonsil. Tonsillitis akut
adalah infeksi tonsil yang sifanya akut dan tonsillitis kronik adalah
peradangan atau infeksi tonsil yang terjadi berulang kali (Sjamsuhidayat &
Jong, 1997)
 Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil yang sering dijumpai pada
anak-anak (Sriyono,2006)
 Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksibakteri kelompok A
Streptococcus hemolitik, namun dapat pula disebabkan oleh bakteri jenis
lain dan virus (Hembing,2004)
 Tonsilitis akut adalah peradangan akut pada tonsil yang disebabkan oleh
streptokokus beta hemolitikus, streptokokus viridans, streptokokus
pygenes dan dapat pula oleh virus (MAnsjoer, A 2000)
 Tonsilitis kronis adalah hasil dari serangan tonslitis akut yang berulang.
Tonsil tidak mampu untuk mengalami resolusi lengkap dari suatu serangan
akut kripta mempertahankan purulenta dan kelenjar regional tetap
membesar akhirnya tonsil memperlihatkan pembesaran permanen dan
gambaran karet busa, bentuk jaringan fibrosa, mencegah pelepasan bahan
infeksi (Sacharin, R.M. 1993)

B. ETIOLOGI
Penyebab tonsilitis bakteri dan virus, diantaranya adalah yang tersebut
dibawah ini yaitu :
1. Streptokokus Beta Hemolitikus group A ( Pneumococcus,
Staphilococcus,
2. Streptokokus Viridans
3. Streptokokus Pygenes
4. Virus Influenza dan herpes
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (
droplet infections )

C. PROSES PATOLOGI
Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas
bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian
menyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen
pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga
tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga
dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya
eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya
sakit tenggorokan, nyeri menelan, demam tinggi, bau mulut serta otalgia.
D. PATHWAYS

Invasi kuman patogen (bakteri / virus)

Penyebaran limfogen

Faring & tonsil

Proses inflamasi

Tonsilitis akut hipertermi

Edema tonsil Tonsil & adenoid membesar

Nyeri telan Obstruksi pada tuba eustakii

Sulit makan & minum Kurangnya Infeksi sekunder


pendengaran
kelemahan

Resiko Otitis media


perubahanstatus nutrisi Intoleransi
< dari kebutuhan tubuh aktifitas

Gangguan persepsi sensori :


pendengaran

Penatalaksanaan
Obat antibiotic
Obat simptomatik Peninjauan 6 Tonsillitis
Obat tetes telinga & pemeriksaan audiometri bulan kronik
Asupan nutrisi & cairan yang adekuat
Analgesic
Obat kumur
Direkomendasikan untuk operasi

Nyeri

Tonsilektomi
Kurang pengetahuan
E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala tonsilitis akut adalah :
1. nyeri tenggorok
2. nyeri telan
3. sulit menelan
4. demam
5. sesak napas karena adanya pembesaran tonsil
6. mual
7. anoreksia
8. kelenjar limfa leher membengkak
9. faring hiperemis
10. edema faring
11. pembesaran tonsil
12. tonsil hiperemia
13. mulut berbau
14. otalgia ( sakit di telinga )
15. malaise

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat
diagnosa tonsilitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :
1. Leukosit : terjadi peningkatan
2. Hemoglobin : terjadi penurunan
3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat

G. KOMPLIKASI
Faringitis , abses pertonsil, otitis media akut, mastoiditis akut,
laryngitis,sinusitis, rhinitis

Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilitis akut tidak tertangani


dengan baik adalah :
1. tonsilitis kronis
2. otitis media

H. PENATALAKSANAAN
Penanganan pada klien dengan tonsilitis akut adalah :
1. penatalaksanaan medis
 antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim,
penisilin, amoksisilin, eritromisin dll
 antipiretik untuk menurunkan demam seperti
parasetamol, ibuprofen.
 analgesik
2. penatalaksanaan keperawatan
 kompres dengan air hangat
 istirahat yang cukup
 pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
 kumur dengan air hangat
 pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien

I. FOKUS PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
2. Keluhan utama
sakit tenggorokan, nyeri telan, demam dll
3. Riwayat penyakit sekarang : serangan, karakteristik, insiden,
perkembangan, efek terapi dll
4. Riwayat kesehatan lalu
 riwayat kelahiran
 riwayat imunisasi
 penyakit yang pernah diderita ( faringitis berulang, ISPA,
otitis media )
 riwayat hospitalisasi
5. Pengkajian umum
Tingkat kesadaran, antopometri, tanda – tanda vital dll
6. Pemeriksaan fisik
Inspeksi : menunjukan pembengkakan pada tonsil dan faring, lesi,
hidung asimetris dan tenggorokan kemerahan
Palpasi : pada sinus frontalis dan maksilaris terdapat nyeri tekan yang
menunjukan adanya inflamasi, pada nodus limfe leher apakah ada
pembesaran dan nyeri tekan atau tidak.
7. Pernafasan
kesulitan bernafas, batuk
ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan :
 T0 : bila sudah dioperasi
 T1 : ukuran yang normal ada
 T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah
 T3 : pembesaran mencapai garis tengah
 T4 : pembesaran melewati garis tengah
8. Nutrisi
sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun, menolak makan
dan minum, turgor kurang
9. Aktifitas / istirahat
anak tampak lemah, letargi, iritabel, malaise
10. Keamanan / kenyamanan
kecemasan anak terhadap hospitalisasi
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada tonsilitis akut
adalah :
a. Diagnosa Keperawatan Pre Operasi Tonsilitis
1. Hipertermi berhubungan dengan penyakit, dehidrasi
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (infeksi)
3. Ketedikseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keseimbangan suplai dan
kebutuhan
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, ancaman
pada status kesehatan
6. Gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya
obstruksi pada tuba eustakii
b. Diagnosa Keperawatan Post Operasi Tonsilitis
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (prosedur bedah)
2. Risiko Infeksi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna makan
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas
K. INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan Pre Operasi
1. Hipertermi berhubungan dengan penyakit, proses inflamasi
NOC : Termoregulasi
NIC :
Perawatan demam
 Pantau suhu dan tanda tanda vital lainnya
 Monitor warna kulit dan suhu
 Monitor asupan dan keluaran.
 Dorong konsumsi cairan
 Tutup pasien dengan selimut atau pakaian ringan tergantung pada fase
demam.
 Fasilitasi istirahat, terapkan pembatasan aktivitas

Manajemen cairan
 Jaga intake/asupan cairan yang adekuat
 Monitor status hidrasi
 Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan.
 Berikan cairan dengan tepat
Dukung pasien dan keluarga untuk membantu dalam pemberian makanan
dengan baik.

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (infeksi)


NOC : Kontrol Nyeri
NIC :
Manajemen nyeri :
 Kaji nyeri secara komperhensif
 Gunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
dan penerimaan pasien terhadap nyeri
 Kendalikan/eliminasi factor – factor yang dapat mempengaruhi
terjadinya nyeri
 Ajarkan penggunaan teknik relaksasi atau terapi non farmakologi
lainnya yang dapat mengurangi terjadinya nyeri
 Berikan analgesic sesuai peresepan
 Dukung istirahat & tidur yang adekuat untuk menurunkan nyeri

3. Risiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan adanya anoreksia
NOC : Status nutrisi

NIC :
Manajemen nutrisi
 Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan protein dan vitamin c
 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
 Ajarkan pasien untuk membuat catatan makanan harian
Monitoring nutrisi
 Monitor lingkungan selama makan
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan Ht.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan
NOC : Toleransi terhadap aktivitas
NIC :
Manajemen Energi
 Kaji status fisiologis pasien menyebabkan kelelahan sesuai usia
 Anjurkan pasien ungkapkan keterbatasan yang dialami
 Gunakan instrumen yang valid untuk mengukur kelelahan
 Perbaiki defisit status fisiologis (nutrisi) sebagai prioritas utama
 Monitor asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang kuat
 Pilih intervensi untuk mengurangi kelelahan
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, ancaman pada
status kesehatan
NOC : Kontrol ansietas, tingkat ansietas dan koping
NIC : Ansietas berkurang
 Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
 Identifikasi tingkat kecemasan
 Dorong pasien mengungkapkan perasaan , ketakutan, dan persepsi
 Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi

6. Ganngguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya


obstruksi pada tuba eustakii
 Kaji ulang gangguan pendengaran yang dialami klien
 Lakukan irigasi telinga
 Berbicaralah dengan jelas dan pelan
 Gunakan papan tulis / kertas untuk berkomunikasi jika
terdapat kesulitan dalam berkomunikasi
 Kolaborasi pemeriksaan audiometri
 Kolaborasi pemberian tetes telinga

Diagnosa Keperawatan Post Operasi


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (prosedur bedah)
NOC : Kontrol Nyeri
NIC :
Manajemen nyeri :
 Kaji nyeri secara komperhensif
 Gunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
dan penerimaan pasien terhadap nyeri
 Kendalikan/eliminasi factor – factor yang dapat mempengaruhi
terjadinya nyeri
 Ajarkan penggunaan teknik relaksasi atau terapi non farmakologi
lainnya yang dapat mengurangi terjadinya nyeri
 Berikan analgesic sesuai peresepan
 Dukung istirahat & tidur yang adekuat untuk menurunkan nyeri

2. Risiko Infeksi
NOC : Kontrol Infeksi
NIC :
Kontrol Infeksi
 Ganti peralatan perawatan per pasien sesuai protocol
 Batasi jumlah pengunjung
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan perawatan
 Dorong untuk beristirahat
 Berikan terapi antibiotic yang sesuai

Perlindungan infeksi
 Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local
 Monitor kerentanan terhadap infeksi
 Monitor hitung mutlak granulosit, WBC dan hasil hasil diferensiasi
 Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
 Anjurkan istirahat

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan ketidakmampuan mencerna makan
NOC : Status nutrisi

NIC :
Manajemen nutrisi
 Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan protein dan vitamin c
 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
 Ajarkan pasien untuk membuat catatan makanan harian
Monitoring nutrisi
 Monitor lingkungan selama makan
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan Ht.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas


NOC : Toleransi terhadap aktivitas
NIC :
Manajemen Energi
 Kaji status fisiologis pasien menyebabkan kelelahan sesuai usia
 Anjurkan pasien ungkapkan keterbatasan yang dialami
 Gunakan instrumen yang valid untuk mengukur kelelahan
 Perbaiki defisit status fisiologis (nutrisi) sebagai prioritas utama
 Monitor asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang kuat
 Pilih intervensi untuk mengurangi kelelahan

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &


Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8.
Jakarta : EGC; 2001.

Efiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. Buku Ajar Ilmu Kesehatan :
Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2001

R. Sjamsuhidajat &Wim de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. Jakarta :
EGC ; 1997

Herdman,T.Heather.Nanda internasional Inc. nursing diagnoses : definitions


& classification 2015-107.Jakarta: EGC:2015

Vous aimerez peut-être aussi