Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Setelah auditor menentukan sampel awal untuk penerapan sampling audit, auditor harus
memilih unsur-unsur dalam populasi yang akan diikutsertakan dalam sampel. Auditor dapat
melakukan pemilihan sampel dengan metode probabilistik atau non-probabilistik seperti telah
kita bahas diatas.
Auditor melaksanakan prosedur audit dengan memeriksa unsur-unsur dalam sampel untuk
menentukan apakah unsur tersebut konsisten dengan definisi dari atribut dan dengan
mencatat semua penyimpangan yang ditemukan. Untuk mendokumentasikan pengujian dan
memberi informasi untuk keperluan review, auditor membuat suaru daftar hasil.
Tingkat penyimpangan sampel atau sampel exception rate (SER) dapat dengan mudah
dihitung dari hasil sampel sesungguhnya. Tidaklah tepat bagi auditor untuk menyimpulkan
bahwa tingkat penyimpangan populasi sama dengan tingkat penyimpangan sampel, karena
hanya sekilas saja mereka identik. Untuk metode non-statistik, auditor bisa menggunakan dua
cara untuk melakukan generalisasi dari sampel ke populasi.
Menganalisis Penyimpangan
Sebagai tambahan atas penentuan SER untuk setiap atribut dan mengevaluasi apakah
penyimpangan sesungguhnya kemungkinan lebih besar dari tingkat penyimpangan bisa
ditoleransi, auditor harus menganalisis penyimpangan individual untuk menentukan titik
lemah dalam pengendalian interen yang memungkinkan terjadinya penyimpangan.
Penyimpangan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti misalnya kecerobohan pegawai,
salah mengartikan instruksi, atau kesalahan yang memang disengaja dalam melaksanakan
prosedur.
Pada saaat melakukan generalisasi dari sampel ke populasi, kebanyakan auditor yang
menggunakan sampling non-statistik mengurangkan SER dari TER dan mengevaluasi apakah
selisihnya cukup besar. Apabila auditor berkesimpulan bahwa selisih cukup besar, maka
pengendalian yang diuji dapt digunakan untuk mengurangi penetapan risiko pengendalian
bagaimana sedirencakan, dengan asumsi analisis yang cermat tentang penyimpangan tidak
menunjukkan kemungkinan adanya masalah signifikan lain dalam pengendalian internal.
Alternatif ini harus diikuti hanya apabila or telah berkesimpulan bahwa spesifikasi aslinya
terlalu konservatif. Melonggarkan baik TER maupun ARACR akan sulit untuk dipertahankan
apanila seandainya auditor direview oleh pengendalian atau oleh komisi.
Auditor harus menyimoan catatan yang memadai mengenai prosedur yang akan
dilaksanakan, metode yang telah digunakan dalam memilih sampel dan melakukan
pengujian, hasil yang ditemukan selama pengujian, dan kesimpulan yang dicapai.
Pendokumentasian ini diperlukan baik dalam sampling statistik maupun nonstatistik untuk
mengevaluasi hasil gabungan dari semua pengujian dan untuk mempertahankan audit jika
memang diperlukan.
a. Merencanakan Sampel
1. Menetapkan tujuan pengujian audit. Sama, baik untuk sampling atribut maupun
sampling nonstatistik.
2. Memastikan apakah sampling auidit dapat diterapkan. Sama, baik untuk
sampling atribut maupun sampling nonstatistik.
3. Merumuskan atribut dan kondisi penyimpangan. Sama, baik untuk sampling
atribut maupun sampling nonstatistik.
4. Merumuskan populasi. Sama, baik untuk sampling atribut maupun sampling
nonstatistik.
5. Merumuskan unit sampling. Sama, baik untuk sampling atribut maupun sampling
nonstatistik.
6. Menetapkan tingkat penyimpangan dapat ditoleransi. Sama, baik untuk sampling
atribut maupun sampling nonstatistik.
7. Menetapakan risiko dapat diterima untuk penetapan risiko pengandalian terlalu
rendah.
8. Menaksir tingkat penyimpangan populasi.
9. Mementukan ukurn sampel awal.
b. Penggunaan Tabel
Apabila auditor akan menggunakan tabel untuk menentukan ukuran sampel awal, harus
diikuti empat tahap berikut:
Ssalah satu kritik terhadap pemakaian sampling statistik adalah bahwa metode
statistik telah mengurangi penggunaan pertimbangan profesional auditor. Perbandingan
diantara 14 langkah yang dibahas dalam bab ini untuk sampling nonstatistik dan atribut
menunjukkan bahwa kritik tersebut tidak terbukti. Apabila diterapkan dengan benar,
sampling atribut mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan profesional di berbagai
tahapan.