Vous êtes sur la page 1sur 2

Analisis Data Temperatur Perairan Polandia pada 5

Oktober 1999 - 5 Oktober 2017

Nama : Jauharul Prima Putra Pradhana


NPM : 23010170011
Mata Kuliah : Praktikum Oseanografi Fisika
Shift :1

Data analisis temperatur pada perairan Polandia tanggal 5 oktober 1999 – 5 oktober
2017 diambil menggunakan software ODV (Ocean Data View) pada tanggal 3 Oktober
2018.
Pada data diatas dapat dilihat terdapat variasi perubahan suhu yang terjadi pada kurun
waktu tersebut. Secara vertikal kolom perairan laut terbagi menjadi tiga lapisan (layer) yang
dilihat berdasarkan suhu dan salinitasnya. Ketiga lapisan tersebut adalah lapisan homogen
(homogeny layer), lapisan termoklin (thermocline layer) dan lapisan dalam (deep layer)
(Dessy Teliandy, 2013).
Lapisan homogen terkadang disebut juga dengan mixed layer depth (MLD) karena pada
lapisan ini terdapat pencampuran antara interaksi laut dengan atmosfer. Menurut Harsono
(2012), lapisan tercampur (mixed layer) yang terdapat pada permukaan ditandai dengan
lapisan yang hampir homogen dengan variasi suhu, salinitas dan densitas yang tidak
mencolok (perubahannya sangat kecil).
Selain suhu, parameter lain yang mendukung variabilitas MLD adalah densitas,
salinitas, oksigen terlarut dan angin. Densitas merupakan keterkaitan antara suhu, salinitas
dan tekanan. Densitas bertambah dengan bertambahnya salinitas dan tekanan serta
berkurangnya temperatur. Densitas air laut lebih besar daripada air murni karena adanya
kandungan garam-garam (Neumann dan Pierson 1966 dalam Rahmawati 2004).
Dapat dilihat pada gambar diatas terjadi variabilitas suhu air laut pada kedalaman 0 –
20 m dibawah permukaan air laut, dimana pada kedalaman tersebut masih terdapat banyak
kehidupan dari fitoplankton yang bisa menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya
variabilitas dari suhu suatu perairan.
Pada data analisis tersebut rata-rata suhu pada permukaan air laut berada pada angka
10-20 derajat celcius dimana pada suhu ini merupakan suhu normal yang dimiliki perairan
negara subtropis dikarenakan lokasinya yang jauh dari garis ekuator bumi sehingga peran
dari sinar matahari tidak terjadi secara maksimal seperti di negara tropis yang berdekatan
dengan garis ekuator. Dan suhu atmosfer serta paparan angin sangat berpengaruh terhadap
suhu permukaan air laut.
Sedangkan terdapat titik berwarna keunguan (berkisar 0℃) pada kedalaman 0 – 20 m
diduga dikarenakan terjadi pembentukan es pada perairan tersebut yang menjadi salah satu
faktor meningkatnya salinitas dan turunnya suhu daerah tersebut.

Daftar Pustaka

Harsono, G. 2012. Fenomena “Barrier Layer” 01 Perairan Ekuatorial Pasifik Barat. Hlm. 1-
3.

Rahmawati, H. 2004. Studi Karakteristik Massa Air dan Arus Geostrofik Di Perairan Selatan
Jawa Barat Pada Bulan Desember 2001. Skripsi. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan , IPB, Bogor

Dessy Teliandy. 2013. Hubungan Variabilitas Mixed Layer Depth Terhadap Sebaran Tuna
Di Samudera Hindia Bagian Timur. Skripsi. . Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan , Unpad, Sumedang.

Vous aimerez peut-être aussi