Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Investasi Infrastruktur
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2017
Direktorat Bina Investasi Infrastruktur
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2017
Direktorat Bina Investasi Infrastruktur
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2017
C. Pedoman Supervisi
Pedoman supervisi pada bagian ini menjabarkan kegiatan-kegiatan supervisi
Pedoman Supervisi Kegiatan Supervisi
yang dapat dilakukan oleh Kementerian PUPR dalam rangka memastikan C 1
berjalan baiknya proses perencanaan dan penyiapan proyek KPBU oleh Tim
p. 47 - 52 p. 47
KPBU di daerah. Selain itu, dijabarkan pula bagaimana cara menggunakan dan
mengaktualkan buku pedoman supervisi ini. Pada bagian berikutnya dari
bagian C ini, dijabarkan lingkup dari buku Pedoman Supervisi Teknis ini. Yang
dimaksud dengan lingkup adalah tahapan-tahapan perencanaan dan
Lingkup Buku Pedoman
penyiapan yang menjadi obyek dari supervisi teknis ini. 2
Supervisi Teknis h. 49
Input-Proses-Output
Penyiapan Prioritisasi Proyek KPBU
E 1 h. 79
h. 75 - 95
E. Input – Proses – Output untuk Tahap Penyiapan
Bagian E memuat tahapan dalam fase penyiapan proyek KPBU. Pada fase ini
Penganggaran Penyiapan PJPK telah ditentukan. Penganggaran untuk fase ini dilakukan oleh PJPK dan
Pembentukan Tim KPBU dilanjutkan dengan pembentukan Tim KPBU. Tim ini akan bekerja untuk
2 Proyek KPBU 3 h. 84
h. 81 menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk fase transaksi,
termasuk untuk pengajuan permohonan dukungan dan/atau jaminan
Pemerintah kepada Menteri Keuangan. Dalam pelaksanaan penyiapan, Tim
KPBU umumnya dibantu oleh Konsultan Pendamping atau Badan Usaha
Pengadaan Badan Usaha Manajemen Penyiapan Penyiapan. Supervisi memastikan bahwa proses penganggaran, penugasan
4 Penyiapan 5 Proyek KPBU Tim KPBU, pengadaan Konsultan Pendamping dan pelaksanaan penyiapan
h. 87 h. 90 berjalan baik.
Pemeriksaan Akhir
Kajian Ekonomi &
F Kajian Awal Pra-FS Keuangan
h. 96 - 106
F. Pemeriksaan Akhir Kajian Awal Pra-FS
Output akhir dari pelaksanaan perencanaan dan penyiapan proyek KPBU
dirangkung dalam dokumen Kajian Awal Pra Studi Kelayakan (Outline Business
Kajian Hukum &
Case / OBC). Kajian Awal Pra Studi Kelayakan memuat hasil kajian Kajian Teknis
Kelembagaan
komprehensif yang dilakukan oleh PJPK sebagai dasar bagi PJPK untuk
memutuskan untuk lanjut atau tidak ke fase transaksi. Untuk memastikan
kecukupan hasil kajian ini, pada bagian E terdapat daftar periksa yang dapat
digunakan dalam rangka supervisi untuk memastikan bahwa pekerjaan yang
dihasilkan telah memadai. Apabila belum memadai, Tim KPBU dan Konsultan Kajian Dukungan
Pendamping / Badan Usaha Penyiapan, dapat melakukan perbaikan Kajian Struktur Kerjasama dan/atau Jaminan
Pemerintah
berdasarkan masukan dari hasil supervisi dokumen tersebut.
• Menjabarkan mengenai • Merupakan fakta, data, • Merupakan aktivitas yang • Merupakan hasil dari
konteks tahapan dalam informasi atau dokumen harus dilakukan untuk proses pengolahan input.
fase perencanaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan output • Output berupa dokumen
penyiapan proyek KPBU melaksanakan proses berdasarkan input yang yang berisi informasi yang
Tahap Selanjutnya
• Memberikan gambaran dalam tahap yang ada dapat digunakan oleh
peran pengguna pada bersangkutan • Dipandu dengan Pemda / PJPK untuk
tahap ini • Input adalah prasyarat pertanyaan-pertanyaan mengambil keputusan
yang dibutuhkan untuk kunci yang harus dijawab terkait dengan tahap / fase
melaksanakan proses • Disediakan lampiran selanjutnya
tersebut catatan teknis yang dapat
membantu dalam
melakukan proses atau
menjawab pertanyaan-
pertanyaan kunci untuk
menghasilkan output
RPJP RPJPD
Pedoman
Acuan
Masukan Jakstra Spam Nas Jakstra SPAM Da RI SPAM
Masukan
Pedoman
Acuan Acuan
PUSAT DAERAH
Gambar di atas memperlihatkan hubungan antara dokumen Jakstra dan Rencana Induk serta rencana dan anggaran pusat maupun daerah. Jakstra memiliki visi
& misi yang ingin dicapai dalam 5 tahun, baik oleh pusat (Jakstra SPAM Nas) maupun daerah (Jakstra SPAM Da). Berdasarkan misi & visi Jakstra SPAM Da, SKPD
melakukan identifikasi dan analisis terhadap: isu strategis, permasalahan dan tantangan dalam pelaksanaan pengembangan SPAM di daerah yang bersangkutan.
Aspek-Aspek Krusial
Beberapa aspek yang perlu diidentifikasi dan dianalisis adalah: konsistensi dan integrase peraturan daerah dengan peraturan pusat yang
terkait (SPAM, pengelolaan air tanah, pengelolaan asset, pendanaan, serta
§ Akses aman penduduk terhadap air minum: seberapa besar prosentase
kerjasama dengan pihak ketiga)
masyarakat yang mendapatkan air minum perpipaan maupun air minum
bukan jaringan perpipaan; apakah sumber air baku air minum bukan § Pemenuhan air baku untuk air minum: bagaimana kondisi air baku yang
jaringan perpipaan tersebut merupakan air yang jauh dari pencemaran atau digunakan untuk pelayanan air minum saat ini; apakah ketersediaan air
tidak; bagaimana kuantitas, kualitas, dan kontinuitas pelayanan air minum baku memadai hingga 5 tahun ke depan; apakah sudah ada program /
perpipaan oleh PDAM; apa permasalahan yang dihadapi oleh PDAM untuk rencana pengelolaan sumber air baku untuk memasok pengembangan
mencapai standar minimum kuantitas, kualitas dan kontinuitas air minum. SPAM di daerah yang bersangkutan
§ Pendanaan: seberapa besar kemampuan Pemda, PDAM, masyarakat, § Peran Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat: bagaimana kinerja
maupun kelompok masyarakat membiayai keperluan air minumnya; analisis kemitraan yang ada saat ini; hal-hal apa saja yang menjadi kendala atau
akses pendanaan lain yang disediakan Pemerintah Pusat, lembaga tantangan dalam kemitraan yang telah ada dan yang akan direncanakan?
keuangan/perbankan, atau badan usaha swasta; apakah tarif PDAM telah
§ Inovasi Teknologi: apakah teknologi yang ada sudah sesuai dengan kearifan
menggunakan full cost recovery.
lokal, didukung oleh kemampuan sumber daya manusia yang ada, serta
§ Kelembagaan: bagaimana keberadaan dan pelaksanaan fungsi organisasi- efisien dalam penggunaan energi?
organisasi penyelenggara SPAM (UPTD/BLUD, PDAM, BUMDES, atau
Koperasi); apakah manajemen pelaksanaannya telah berjalan dengan baik.
§ Pengembangan dan penerapan peraturan perundang-undangan: bagaimana
Kewenangan dan Tanggung Jawab Pemerintah Dalam Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun 2015 Tentang Sistem Penyediaan Air Minum, penyelenggaraan SPAM
Sistem Penyediaan Air
A Minum (SPAM) merupakan tanggung jawab Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya guna
memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Dalam rangka
melaksanakan penyelanggaraan SPAM tersebut, Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah membentuk BUMN
dan/atau BUMD sesuai dengan kewenangannya.
Kewenangan Dalam Kewenangan & tanggungjawab Pemerintah Pusat: Kewenangan & tanggungjawab Pemerintah Provinsi:
2 Penyelenggaraan SPAM § Menyusun dan menetapkan Kebijakan dan Strategi § Menyusun dan menetapkan Kebijakan dan Strategi
Nasional Penyelenggaraan SPAM; Provinsi Penyelenggaraan SPAM;
§ Menyusun dan menetapkan Rencana Induk SPAM Lintas § Menyusun dan menteapkan Rencana Induk SPAM Lintas
Provinsi; Kabupaten/Kota;
§ Menetapkan norma, standar, prosedur dan kriteria; § Melaksanakan Penyelenggaraan SPAM yang bersifat
§ Melaksanakan Penyelenggaraan SPAM yang bersifat khusus, kepentingan strategis provinsi, dan lintas
khusus, kepentingan strategis nasional, dan lintas kabupaten/kota;
provinsi; § Membentuk BUMD dan/atau UPTD provinsi;
§ Mementuk BUMN dan/atau UPT; § Memberikan izin kepada Badan Usaha untuk melakukan
§ Memberikan izin kepada Badan Usaha untuk melakukan Penyelenggaraan SPAM;
penyelenggaraan SPAM; § Melakukan pemanatauan dan evaluasi Penyelenggaraan
§ Memberikan pembinaan dan pengawasan kepada SPAM pada kabupaten/kota di wilayahnya;
Pemerintah Daerah; § Menyampaikan laporan hasil pemantauan dan evaluasi
§ Menjamin ketersediaan Air Baku untuk Penyelenggaraan SPAM kepada Pemeirntah Pusat;
Penyelenggaraan SPAM lintas provinsi; § Melakukan pembinaan dan pengawasan kepada
§ Melakukan kerja sama dengan Pemeirntah Daerah ; dan pemerintah kabupaten/kota;
§ Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap § Menjamin ketersediaan Air Baku untuk
BUMN dan PUT Penyelenggaraan SPAM lintas kabupaten/kota; dan
§ Melakukan kerja sama dengan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah lain.
Kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota: § Melakukan dukungan terhadap pembinaan dan pengawasan
§ Menyusun dan menetapkan Kebijakan dan Strategi Kabupaten/Kota Penyelenggaraan SPAM di tingkat Kelompok Masyarakat;
Penyelenggaraan SPAM; § Memfasilitasi pelaporan Kelompok Masyarakat kepada pemerintah
§ Menyusun dan menetapkan Rencana Induk SPAM Kabupaten/Kota; kabupaten/kota; dan
§ Melaksanakan Penyelenggaraan SPAM di wilayahnya; § Menyampaikan laporan Penyelenggaraan SPAM di wilayahnya kepada
§ Membentuk BUMD dan/atau UPTD; pemerintah kabupaten/kota
§ Melakukan pencatatan laporan yang disampaikan oleh Kelompok
Masyarakat; Pelaksanaan penyelenggaraan SPAM dilakukan oleh: BUMN/BUMD;
§ Memberikan izin kepada Badan Usaha untuk melakukan Penyelenggaraan UPT/PUTD; Kelompok Masyarakat; dan/atau Badan Usaha. Penyelenggaraan
SPAM; SPAM oleh Badan Usaha dilakukan untuk kebutuhan sendiri pada kawasan
§ Melakukan pembinaan dan pengawasan kepada pemerintah desa dan yang belum terjangka pelayanan Air Minum oleh BUMN, BUMD, UPT dan
Kelompok Masyarakat di wilayahnya dalam Penyelenggaraan SPAM UPTD; dan tidak melayani masyarakat umum. Sumber dana untuk pembiayaan
§ Melakukan pemanatauan dan evaluasi Penyelenggaraan SPAM di Penyelenggaraan SPAM berasal dari: APBN dan/atau APBD; BUMN atau
wilayahnya; BUMD; dana masyarakat; dan/atau sumber dana lain sesuai dengan ketentuan
§ Menyampaikan laporan hasil pemantauan dan evaluasi Penyelenggaraan perundang-undangan. Namun, apabila BUMN atau BUMD tidak mampu
SPAM kepada pemerintah provinsi; membiayai kebutuhan Penyelengaraan SPAM dengan jaringan perpipaan di
§ Menjamin ketersediaan Air Baku untuk Penyelenggaraan SPAM di dalam maupun di luar pelayanan wilayah BUMN atau BUMD, BUMN dan
wilayahnya; dan BUMD dapat melakukan kerjasama dengan badan usaha swasta dengan
§ Melakukan kerja sama dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah prinsip:
lain. § Surat Izin Pengambilan Air dimiliki oleh BUMN atau BUMD; dan
§ Mengutamakan masyarakat berpenghasilan rendah.
Kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah Pusat meliputi:
Lingkup kerjasama antara BUMN atau BUMD dengan badan SPAM terhadap unit Air Baku dan unit produksi,
usaha swasta dibatasi pada pilihan-pilihan sebagai berikut investasi unit distribusi yang selanjutnya dioperasikan
Sistem Penyediaan Air
A Minum (SPAM) (berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No. 19 Tahun 2016): dan dikelola oleh BUMN atau BUMD yang
1. Investasi Pengembangan SPAM dan/atau Penge-lolaan bersangkutan, serta investasi teknologi pengoperasian
SPAM pada unit Air Baku dan unit produksi; dan pemeliharaan dalam rangka mengupayakan
2. Investasi unit distribusi yang selanjutnya dioperasi-kan Penyelenggaraan SPAM yang efektif dan efisien dengan
dan dikelola oleh BUMN atau BUMD ybs; mekanisme kontrak berbasis kinerja.
Lingkup KPBU Pada 3. Investasi teknologi pengoperasian dan pemeliharaan
3 Sektor SPAM
dalam rangka mengupayakan Penyelenggaraan SPAM Berdasarkan studi yang dilakukan dalam rangka
yang efektif dan efisien dengan mekanisme kontrak perencanaan Kerjasama SPAM; Pemerintah Pusat,
berbasis kinerja; Pemerintah Daerah, BUMN atau BUMD (sesuai dengan
4. Investasi Pengembangan SPAM dan/atau Pengelolaan kewenangannya) menentukan mekanisme kerjasama yaitu:
SPAM terhadap unit Air Baku dan unit produksi serta KPBU atau B2B. Kerjasama dengan mekanisme KPBU
investasi unit distribusi yang selanjutnya dioperasikan memerlukan Dukungan Pemerintah. Dukungan oleh
dan dikelola oleh BUMN atau BUMD yang Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah diberikan
bersangkutan; kepada KPBU SPAM bisa dalam bentuk dukungan finansial
5. Investasi Pengembangan SPAM dan/atau Penge-lolaan dan/atau dukungan non finansial. Pemerintah Pusat
SPAM pada unit Air Baku dan unit produksi serta dan/atau Pemerintah Daerah dapat memberikan
investasi teknologi investasi pengoperasian dan penugasan kepada BUMN/BUMD untuk melaksanakan
pemeliharaan dalam rangka mengupayakan Kerjasama SPAM melalui skema KPBU tersebut. Dalam hal
Penyelenggaraan SPAM yang efektif dan efisien dengan ini BUMN/BUMD yang menerima penugasan bertindak
mekanisme kontrak berbasis kinerja; sebagai PJPK proyek KPBU.
6. Investasi unit distribusi yang selanjutnya dioperasi-kan BUMN atau BUMD yang mendapatkan penugasan
dan dikelola oleh BUMN atau BUMD yang bertindak sebagai PJPK adalah pihak yang melakukan
bersangkutan serta investasi teknologi peng-operasian penyiapan dan transaksi proyek KPBU. Hal ini dimulai
dan pemeliharaan dalam rangka meng-upayakan dengan melakukan penyesuaian terhadap studi yang telah
Penyelenggaraan SPAM dengan mekanisme kontrak ada.
berbasis kinerja; dan/atau
Gambar skematik SPAM dengan pembagian kewenangan hingga tingkat daerah kabupaten / Kota. Menunggu gambar dari Direktorat PAM Dirjen Cipta Karya spt
yang dipresentasikan ketika FGD.
Peraturan Menteri PUPR No. 27 Tahun 2016 mengatur BUMN/BUMD yang bertanggung jawab mengelola SPAM
Sistem Penyediaan Air
A Minum (SPAM) jenis SPAM menjadi terdiri dari: SPAM Jaringan Perpipaan Regional, atau BUMD pada daerah terkait yang dituangkan
(SPAM JP) dan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (SPAM dalam perjanjian kerjasama antar daerah.
BJP). Lingkup dari buku pedoman supervisi ini adalah SPAM Tahapan Pengembangan Penyelenggaran SPAM:
JP. Penyelenggaraan SPAM JP bertujuan untuk menjamin
1. Perencanaan:
Proses Dasar Manajemen kepastian kuantitas dan kualitas Air Minum serta
Dalam Pengembangan kontinuitas pengaliran Air Minum. Untuk memastikan hal a. Tahapan ini meliputi: penyusunan Studi Kelayakan
4
Penyelenggaraan SPAM tersebut, SPAM JP harus memenuhi ketentuan teknis dan penyusunan Rencana Teknis Terinici. Studi
seperti yang dijabarkan pada Lampiran III dari Peraturan Kelayakan adalah suatu kajian untuk mengetahui
Menteri tersebut di atas. Ketentuan teknis tersebut tingkat kelayakan usulan pembangunan SPAM di suatu
meliputi seluruh lingkup SPAM JP yang terdiri dari: unit air wilayah pelayanan ditinjau dari aspek-aspek: teknis,
baku, unit produksi, unit distribusi dan unit pelayanan. lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, kelembagaan dan
finansial. Kajian ini juga harus mengacu pada Rencana
Penyelenggaraan SPAM dilaksanakan berdasarkan Proses
Induk SPAM yang telah ditetapkan dan membahas
Dasar Manajemen yang terdiri dari tahapan: perencanaan,
kajian sumber pembiayaan. Ketentuan mengenai Studi
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi. Urutan tahapan
Kelayakan terdapat pada lampiran V Permen PUPR No.
tersebut berlaku untuk penyelenggaraan SPAM, baik
27/2016.
pengembangan maupun pengelolaan. Yang dimaksud
dengan pengembangan adalah: pembangunan baru, b. Kajian aspek kelayakan finansial dan sumber
peningkatan atau pun perluasan. Sedangkan yang pembiayaan perlu membuat beberapa skenario untuk
dimaksud dengan pengelolaan adalah: operasi & pengembangan penyelengaraan SPAM. Skenario
pemeliharaan, perbaikan, pengembangan sumber daya tersebut dapat terdiri dari: (1) pengembangan
manusia dan pengembangan kelembagaan. menggunakan sumber daya penyelenggara
(BUMN/BUMD), (2) pengembangan menggunakan
Penyelenggaran SPAM harus memiliki izin pengusahaan
skema B2B (tanpa dukungan Pemerintah), dan (3)
sumber daya air. Pada penyelenggaraan SPAM Regional
pengembangan menggunakan skema KPBU
Lintas Provinsi atau SPAM Regional Lintas Kabupaten/Kota,
(memerlukan dukungan Pemerintah). Studi
izin pengusahaan sumber daya air terkait dengan sistem
Pendahuluan diperlukan jika skenario ketiga (KPBU)
pengambilan Air Baku dimiliki oleh pengelola SPAM
lebih mungkin untuk dilakukan.
Tahapan Pengembangan
Sistem Penyediaan Air
A Minum (SPAM) 5 Penyelenggaraan SPAM Tahapan Pengembangan
dan KPBU
Penyelenggaraan SPAM dan Skema KPBU
Studi
Penyiapan Transaksi Pelaksanaan Transfer
Berdasarkan hasil Pendahulu-an
Hasil VFM:
kajian finansial dan pengadaan
sumber pembiayaan oleh KPBU
lebih sesuai untuk
diadakan melalui Kajian Kebutuhan &Kepatuhan
skema KPBU (butuh Kajian Hukum & Kelembagaan Masa Perjanjian
Dukungan Kajian Kebutuhan Kajian Teknis Kerjasama KPBU Akhir Masa
Pemerintah) Kajian Kriteria Kepatuhan Kajian Ekonomi & Komersial Perjanjian
Kajian Value for Money Kajian Lingkungan & Sosial Pengadaan Badan Usaha Pelaksana KPBU Kerjasama
Kajian Potensi Pendapatan Kajian Bentuk KPBU Penandatangan Perjanjian Kerjasama KPBU
dan Skema Pembiayaan Kajian Risiko Dukungan Pemerintah Pusat dan/atau
Rekomendasi & Tindak Lanjut Kajian Dukungan / Jaminan Pemerintah Pemerintah Daearah
Proses KPBU mengikuti proses KPBU seperti yang diatur • Peraturan Menteri Keuangan No. 223/PMK.011/2012 Tentang
dalam Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2015 Tentang Pemberian Dukungan Kelayakan Atas Sebagian Biaya
KPBU Sektor SPAM Konstruksi Pada Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan
B Jaringan Perpipaan
Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur
Penyediaan Infrastruktur.
• Peraturan Menteri Keuangan No. 170/PMK. 08/2015 Tentang
Perubahan Atas PMK No. 143/PMK.011/2013 Tentang
Tata cara pelaksanaan KPBU diatur oleh: Panduan Pemberian Dukungan Kelayakan Atas Sebagian Biaya
• Peraturan Menteri PPN / Kepala Bappenas No. 4 Tahun 2015 Konstruksi Pada Proyek KPBU Dalam Penyediaan Infrastruktur
2 Kerangka Regulasi KPBU Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah • Peraturan Menteri Keuangan No. 143/PMK.011/2013 Tentang
Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur Panduan Pemberian Dukungan Kelayakan Atas Sebagian Biaya
• Peraturan LKPP No. 19 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Konstruksi Pada Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan
Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Pemerintah Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur
Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur
Dukungan Pemerintah berupa Penjaminan Infrastruktur di
Dukungan Pemerintah atas proyek KPBU melalui atur dengan:
pembayaran ketersediaan layanan diatur oleh: • Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2010 Tentang Penjaminan
• Peraturan Menteri Keuangan No. 190/PMK.08/2015 Tentang Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan
Pembayaran Ketersediaan Layanan Dalam Rangka Kerjasama Badan Usaha Yang Dilakukan Melalui Badan Usaha
Pemerintah Dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Penjaminan Infrastruktur
Infrastruktur • Peraturan Menteri Keuangan No. 260/PMK.011/2010 Tentang
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 96 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek
Pembayaran Ketersediaan Layanan Dalam Rangka Kerjasama Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha
Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan
Infrastruktur Di Daerah
Dukungan kepada PJPK untuk penyiapan dan pelaksanaan transaksi KPBU • Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas No. 6 Tahun 2012 Tentang Tata Cara
diatur dengan: Penyusunan Daftar Rencana Proyek Infrastruktur
• Peraturan Menteri Keuangan No. 129/PMK.08/2016 Tentang Perubahan Atas PMK
No. 265/PMK.08/2015 Tentang Fasilitas Dalam Rangka Penyiapan dan Pelaksanaan
Transaksi Proyek Kerjasama Pemerintah Dan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur Prioritas:
Infrastruktur • Peraturan Presiden No. 75 Tahun 2014 Tentang Percepatan Penyediaan
• Peraturan Menteri Keuangan No. 265/PMK.08/2015 Tentang Fasilitas Dalam Infrastruktur Prioritas
Rangka Penyiapan dan Pelaksanaan Transaksi Proyek Kerjasama Pemerintah Dan
Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur
Siklus KPBU dimulai dari fase perencanaan hingga akhir pendamping transaksi. Tim ini bertugas untuk menyiapkan
KPBU Sektor SPAM kontrak kerjasama antara PJPK dengan Badan Usaha dokumen-dokumen untuk pengadaan Badan Usaha
B Jaringan Perpipaan Pelaksana. Fase perencanaan meliputi pembuatan studi pemenang dan melaksanakan proses pengadaannya. Di
pendahuluan yang memuat identifikasi proyek antara dokumen-dokumen tersebut adalah Kajian Akhir pra
infrastruktur, prioritisasi proyek, uji kelayakan KPBU, studi Kelayakan atau Final Business Case (FBC). Badan
konsultasi publik dan kajian-kajian awal terkait pengadaan usaha pemenang yang terpilih akan membentuk Badan
lahan dan dampak lingkungan. Fase ini dilanjutkan dengan Usaha Pelaksana. Badan Usaha Pelaksana ini yang
3 Siklus KPBU fase penyiapan. Fase penyiapan dimulai dengan menandatangani kontrak dengan PJPK untuk pelaksanaan
penganggaran dan pembentukan tim teknis. Selain itu PJPK KPBU. Dalam kontrak tersebut, Badan Usaha Pelaksana
dapat pula mengadakan tim konsultan (Badan Usaha akan membiayai, melakukan konstruksi, mengoperasikan
Penyiapan) sebagai pendamping tim teknis (Tim KPBU) fasilitas infrastruktur serta melakukan perawatan fasilitas
dalam menyiapkan proyek KPBU. Hasil akhir dari fase tersebut. Aktivitas ini akan diakhiri sesuai dengan jangka
penyiapan ini adalah dokumen kajian awal pra-studi waktu yang ditetapkan dalam Perjanjian Kerjasama.
kelayakan Penyerahan fasilitas infrastruktur dari Badan Usaha
Pelaksana kepada PJPK dilakukan sesuai dengan tata cara
Berdasarkan dokumen ini PJPK dapat memilih untuk lanjut
sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerjasama.
pada fase transaksi. Fase ini dimulai dengan pembentukan
tim pengadaan yang dapat didampingi oleh tim konsultan
Akhir Kontrak
Tahap Perencanaan Tahap Transaksi Kerjasama
PJPK (Penanggung Jawab Proyek Kerjasama) adalah pihak LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
KPBU Sektor SPAM pemerintah yang berwewenang untuk membuat Perjanjian Pemerintah) adalah lembaga yang mengatur tata cara
B Jaringan Perpipaan Kerjasama dengan Badan Usaha untuk penyediaan pelaksanaan pengadaan Badan Usaha KPBU dalam
Infrastruktur melalui skema KPBU Penyediaan Infrastruktur
Masyarakat yakni pihak yang terkena dampak akibat BPN (Badan Pertanahan Nasional): lembaga yang
penyediaan infrastruktur dan yang akan mendapatkan menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemangku Kepentingan layanan umum pertanahan
4 KPBU & Kantor Bersama Badan Usaha yakni badan usaha yang terlibat dalam skema Kementerian Lingkungan Hidup adalah kementerian yang
KPBU. Keterlibatan Badan Usaha bisa sebagai Badan Usaha menyelenggrakan urusan pemerintahan di bidang
Pemrakarsa, Badan Usaha Penyiapan atau Badan Usaha perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
Pelaksana
KP2IP (Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur
Bappenas adalah kementerian yang mengatur tata cara Prioritas) adalah komite yang dibentuk oleh Presiden untuk
pelaksanaan KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur meningkatan koordinasi antar pemangku kepentingan
untuk percepatan penyediaan infrastruktur prioritas.
Kementerian Keuangan adalah kementerian yang
berwewenang memberikan Dukungan Pemerintah berupa: BUPI (Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur) adalah PT
dukungan fiskal untuk sebagian konstruksi (Viability Gap Penjaminan Infrastruktur Indonesia, badan usaha yang
Fund/VGF), Jaminan Pemerintah dan Fasilitas Penyiapan didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia dan diberikan
dan Pelaksanaan Transaksi KPBU. tugas khusus untuk melaksanakan Penjaminan Infrastruktur
serta telah diberikan modal berdasarkan Peraturan
Kementerian Dalam Negeri adalah kementerian yang
Pemerintah Nomor 35 Tahun 2009 tentang Penyertaan
membidangi urusan dalam negeri, termasuk mengatur
Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian
tentang pembayaran ketersediaan layanan dalam rangka
Perusahaan Perseroan (Persero) di Bidang Penjaminan
Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha dalam
Infrastruktur
Penyediaan Infrastruktur di daerah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
adalah kementerian yang membina sektor penyediaan air
minum. Kementerian PUPR juga dapat memberikan
fasilitasi penyiapan proyek KPBU
Bappenas menyediakan fasilitasi studi pendahuluan dan/atau Kajian Awal Pra bersama-sama dengan Bappenas dan Kemendagri, PT PII memberikan
Studi Kelayakan. Dalam memberikan fasilitasi Kajian Awal Pra Studi Kelayakan, sosialisasi dan konsultasi KPBU. PT PII juga menjadi pendamping BKPM dalam
Bappenas dapat berkoordinasi dengan Kemenko Perekonomian dan BKPM menyediakan publikasi terkait KPBU.
Direktorat Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur Kemenko Perekonomian memfasilitasi de-bottlenecking dan koordinasi proyek
(PDPPI) Kemenkeu menyediakan fasilitas pendampingan transaksi, termasuk KPBU. Untuk proyek strategis dan prioritas, fungsi ini dilakukan oleh KP2IP,
finalisasi FBC. Selain itu PDPPI juga memproses Dukungan Kelayakan (VGF) dan sedangkan proyek KPBU lainnya oleh Deputi 6 Kemenko.
dapat berperan sebagai co-guarantor bersama PT PII. PDPPI juga berperan
BKPM berperan melakukan publikasi KPBU dan interaksi dengan calon-calon
bersama dengan PT PII dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan KPBU yang
investor KPBU.
beri penjaminan pemerintah.
LKPP berperan dalam kebijakan pengadaan Badan Usaha pemenang lelang.
Selain itu, pengadaan Badan Usaha Penyiapan oleh PJPK juga dilakukan
berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh LKPP.
PT PII berperan dalam pemberian Penjaminan Infrastruktur. Selain itu,
Sesuai dengan amanat UU 23 Tahun 2014 tentang keterbukaan; akuntabilitas; perlakuan khusus bagi
Pemerintahan Daerah melaksanakan Urusan kelompok rentan; ketepatan waktu; dan kecepatan, KPBU Sektor SPAM
Pemeirntahan Wajib berkaitan dengan Pelayanan Dasar kemudahan dan keterjangkauan. B Jaringan Perpipaan
yang meliputi antara lain pekerjaan umum dan penataan
Penyelenggara pelayanan publik dapat melakukan
ruang. Sistem penyediaan air minum merupakan bagian
kerjasama dengan pihak lain dalam bentuk penyerahan
dari lingkup tersebut.
sebagian tugas penyelenggaraan pelayanan publik dengan
Dalam menjalankan urusan tersebut, prinsip yang harus ketentuan Perjanjian Kerjasama penyelenggaraan Prinsip-prinsip Kerjasama
dianut oleh Pemerintah Daerah adalah: akuntabilitas, pelayanan publik yang dituangkan sesuai dengan 5 Pemerintah Daerah
dengan Badan Usaha
efisiensi, eksternalitas, serta kepentingan strategis peraturan perundang-undangan. Pelayanan publik
nasional. Selain itu, penyelenggaraan urusan Pemerintah tersebut didasarkan pada standar pelayanan.
Wajib tersebut juga harus berpedoman pada standar
Kerjasama Pemerintah Daerah dan Badan Usaha yang
pelayanan minimal.
selanjutnya disebut sebagai KPBU adalah kerjasama antara
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, Daerah Pemerintah Daerah dan Badan Usaha dalam Penyediaan
dapat mengadakan kerjasama yang didasarkan pada Infrastruktur untuk kepentingan umum dengan mengacu
pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik. pada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
Prinsip kerjasama tersebut adalah: efisiensi, efektivitas, Kepala Daerah/Badan Usaha Milik Daerah, yang sebagian
sinergi, saling menguntungkan, kesepakatan bersama, atau seluruhnya menggunakan sumber daya Badan Usaha
itikad baik, kepentingan nasional, persamaan kedudukan, dengan memperhatikan pembagian risiko diantara para
transparansi, keadilan, dan kepastian hukum. Obyek pihak.
kerjasama tersebut dapat berupa penyediaan pelayanan
Prinsip KPBU: kemitraan, kemanfaatan, bersaing,
publik. Kerjasama tersebut dituangkan dalam bentuk
pengendalian dan pengelolaan risiko, efektif dan efisien.
perjanjian kerjasama.
Penyediaan infrastruktur SPAM merupakan bagian dari
kegiatan pelayanan publik yang merupakan tugas
Pemeirntah Daerah sebagai penyelenggara pelayanan
publik. Dalam penyediaannya, asas-asas yang harus
dipenuhi adalah: kepentingan umum; kepastian hukum;
kesamaan hak; keseimbangan hak dan kewajiban;
keprofesionalan; partisipatif; persamaan perlakuan;
Implementasi skema KPBU akan dapat berjalan dengan lancar apabila fungsi- melakukan kegiatan penyiapan kajian awal prastudi kelayakan dan (pada fase
fungsi secara efektif tersedia. Fungsi-fungsi itu adalah: perumusan kebijakan, transaksi) kajian akhir prastudi kelayakan; memastikan terlaksananya kegiatan
sinkronisasi & koordinasi, pengawasan & evaluasi, serta pemasaran & fase penyiapan (dan transaksi) KPBU hingga pemenuhan pembiayaan (financial
informasi. close), menyampaikan laporan berkala kepada Kepala Daerah / Direktur BUMD
(sebagai PJPK) secara langsung atau pun melalui simpul KPBU (bila ada), serta
Untuk menyediakan fungsi-fungsi ini, Kepala Daerah dapat memberdayakan
melakukan koordinasi dengan pelaksana fungsi-fungsi di atas (atau simpul
Bapeda maupun TKKSD. Namun dapat pula Kepala Daerah membentuk Simpul
KPBU bila ada) dalam pelaksanaan tugasnya.
KPBU untuk keperluan tersebut. Dalam pelaksanaan penyiapan proyek KPBU,
Kepala Daerah perlu membentuk Tim Teknis / KPBU. Fungsi dari ini adalah:
• Sinkronisasi kebijakan dan prosedur penyediaan infrastruktur di internal lingkungan Pemerintah Daerah dan dengan
Sinkronisasi dan instansi di luar Pemerintah Daerah
Koordinasi • Koordinasi dengan instansi terkait: pemangku kepentingan di Kantor Bersama KPBU, BPN, instansi sektor terkait, instansi
daerah (dinas, , BKAD, DPRD)
• Pengawasan pelaksanaan perencanaan, penyiapan, transaksi dan pelaksanaan KPBU oleh tim KPBU, tim pengadaan,
Pengawasan dan konsultan/penasihat penyiapan dan/atau transaksi KPBU
Evaluasi • Evaluasi pelaksanaan perencanaan, penyiapan, transaksi dan pelaksanaan KPBU oleh tim KPBU, tim pengadaan,
konsultan/penasihat penyiapan dan/atau transaksi KPBU
• Penetapan strategi pemasaran dan informasi terkait KPBU di internal Pemerintah Daerah/PJPK dan kepada pihak
Pemasaran dan eksternal
Informasi • Pelayanan informasi kepada calon investor (badan usaha dan pemberi pinjaman) dan masyarakat
• Dapat berkoordinasi dengan Kantor Bersama KPBU
Pembayaran Ketersediaan Layanan Dalam Rangka terbuka, transparan, dan memperhatikan prinsip
Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha persaingan usaha yang sehat. KPBU Sektor SPAM
B Jaringan Perpipaan
Permendagri No. 96 Tahun 2016 mengatur tentang Pembayaran Ketersediaan Layanan kepada BUP dilakukan
pembayaran ketersediaan layanan dalam rangka dengan kriteria : (1) penyediaan infrastruktur yang
Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha memiliki manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat;
(KPDBU) dalam penyediaan infrastruktur di daerah. Yang dan (2) pengembalian investasi dalam rangka penyediaan
dimaksud dengan Pembayaran Ketersediaan Layanan infrastruktur tidak diperoleh dari pembayaran Badan Pembayaran Ketersediaan
adalah pembayaran secara berkala oleh Kepala Daerah – Usaha atau penggunaan layanan melalui tariff. Waktu 6 Layanan
atau Direksi BUMN/BUMD selaku penyelenggara SPAM - pembayaran ketersediaan layanan dilakukan setelah
selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) kepada infrastruktur selesai dibangun dan siap beroperasi serta
Badan Usaha Pelaksana (BUP) atas tersedianya layanan memenuhi output dan indikator kinerja yang dimuat
infrastruktur yang sesuai dengan kualitas dan/atau kriteria dalam Perjanjian Kerjasama (KPDBU).
sebagaimana ditentukan dalam perjanjian KPDBU. Tujuan
Tahapan KPDBU terdiri dari: perencanaan, penyiapan dan
dari Pembayaran Ketersediaan Layanan ini adalah untuk
transaksi, pelaksanaan dan pengakhiran perjanjian KPDBU.
memastikan ketersediaan layanan yang berkualitas kepada
Untuk masing-masing tahapan, PJPK, atau BUMN/BUMD
masyarakat secara berkesinambungan, yang dihasilkan
dalam hal sebagai penyelenggara SPAM JP, melakukan
dari penyediaan infrastruktur, dalam hal ini SPAM JP, serta
penganggaran yang diperlukan. Penganggaran ini
mengoptimalkan nilai guna dari APBD – atau anggaran
dilakukan melalui mekanisme BUMN/BUMD. Detil tahapan
BUMN/BUMD penyelenggara SPAM - (Value for Money)
KPDBU sama dengan KPBU, yaitu seperti yang dijabarkan
untuk penyediaan layanan.
pada bagian berikutnya dari buku pedoman supervisi
Prinsip dari KPDBU dengan skema ini adalah bahwa teknis ini.
Pembayaran Ketersediaan Layanan ini dilakukan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah,
kesinambungan fiskal, pengelolaan risiko fiskal, dan
ketepatan sasaran penggunaannya. Dalam konteks
BUMN/BUMD sebagai penyelenggara SPAM JP, maka yang
dimaksud adalah kemampuan, kesinambungan, dan
pengelolaan risiko keuangan BUMN/ BUMD. Selain itu
pengadaan BUP dilakukan melalui pemilihan yang adil,
Dukungan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang dilakukan melalui Badan Usaha Penjaminan
KPBU Sektor SPAM (DPP) untuk sektor SPAM diatur melalui Peraturan Menteri Infrastruktur (BUPI).
B Jaringan Perpipaan PUPR No. 19 Tahun 2016. DPP ini terdiri dari:
Keperluan pemberian DPP untuk suatu proyek SPAM JP
1. Kontribusi fiskal dan/atau bentuk lainnya yang ditentukan pada tahap Perencanaan KPBU, yaitu dalam
diberikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pembuatan Studi Pendahuluan. DPP dapat diberikan oleh
pemerintah di bidang keuangan dan kekayaan negara Pemberi Penugasan (Pemerintah Pusat (Menteri BUMN)
Dukungan Pemerintah sesuai dengan kewenangan masing-masing atau Pemerintah Daerah (Provinsi atau Kabupaten/Kota))
7 Pusat atau Pemerintah
berdasarkan peraturan perundang-undangan dalam kepada BUMN/BUMD selaku penyelenggara SPAM yang
Daerah
rangka meningkatkan kelayakan finansial dan akan berperan sebagai PJPK dalam KPBU. Namun DPP juga
efektivitas KPBU. Salah satu bentuk dari DPP ini adalah dapat diberikan oleh kementerian / lembaga pemerintah,
Dukungan Sebagian Biaya Konstruksi, atau yang sering atau institusi selain pemberi Penugasan.
disebut dengan Viability Gap Fund, yang diberikan oleh
Berdasarkan Studi Pendahuluan (di tahap Perencanaan
Menteri Keuangan kepada Badan Usaha Pelaksana
KPBU) dan Kajian Awal Pra-Studi Kelayakan (di tahap
KPBU.
Penyiapan KPBU) PJPK dapat mengajukan permohonan
2. Kontribusi fiskal dan/atau bentuk lainnya yang DPP kepada pihak-pihak yang berwenang. Kajian Awal Pra-
diberikan oleh menteri/kepala lembaga/kepala daerah Studi Kelayakan yang telah disesuaikan merupakan salah
dan/atau Menteri PUPR sesuai dengan satu dokumen yang digunakan oleh pemberi DPP dalam
kewenangannya. Beberapa bentuk dari DPP ini antara melakukan evaluasi dalam rangka memutuskan pemberian
lain: bantuan infrastruktur, ketersediaan lahan, DPP. Pihak yang berwenang memberikan DPP akan
perizinan, diskon sewa, kebijakan, serta bentuk lain melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap kelayakan
sesuai dengan kewenangan Pemeirntah Pusat / dan jenis dukungan yang dapat diberikan dengan mengikuti
Pemerintah Daerah. tata cara sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3. Jaminan Pemerintah berupa kompensasi finansial yang
diberikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang keuangan dan kekayaan negara
kepada Badan Usaha Pelaksana melalui skema
pembagian risiko untuk proyek KPBU. Salah satu
bentuk dari DPP ini adalah Penjaminan Infrastruktur
Dukungan Pemerintah yang dapat diberikan melalui Fasilitas yang diberikan meliputi:
Menteri Keuangan untuk Proyek KPBU terdiri dari: Dana KPBU Sektor SPAM
1. Fasilitas Penyiapan Proyek
Penyiapan Proyek, Dana Dukungan Kelayakan dan B Jaringan Perpipaan
Penjaminan Infrastruktur. Dana Penyiapan Proyek (Project a. Penyiapan Kajian Akhir Pra Studi Kelayakan
Development Fund (PDF)) adalah fasilitas yang dapat b. Penyiapan kajian dan / atau dokumen pendukung
digunakan oleh PJPK untuk membiayai penyiapan kajian Kajian Akhir Pra Studi Kelayakan
akhir pra studi kelayakan dan pendampingan transaksi DPP Dari Menteri
2. Fasilitas Pendampingan Transaksi
sebagaimana diatur dalam PMK 265/2015 dan PMK 9 Keuangan untuk Proyek
129/2016. Sedangkan Dana Dukungan Kelayakan (Viability a. Pelaksanaan pengadaan Badan Usaha KPBU
Gap Fund (VGF)) adalah kontribusi Pemerintah Pusat atas
b. Pelaksanaan penandatangan Perjanjian KPBU
sebagian biaya konstruksi dalam rangka meningkatkan
kelayakan finansial proyek KPBU sebagaimana diatur c. Perolehan pembiayaan untuk proyek KPBU (financial
dalam PMK 223/2012 dan PMK 143/2013. Penjaminan close)
Usulan untuk mendapatkan VGF
Infrastruktur diberikan oleh Menteri Keuangan melalui Dalam pelaksanaan fasilitas, Tim KPBU dan Tim Pengadaan
disampaikan oleh PJPK kepada
Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur, untuk PJPK bekerjasama dengan konsultan pendamping yang
Menteri Keuangan. Dalam rangka
meningkatkan kelayakan kredit dari proyek KPBU diadakan melalui PDF dalam menyiapkan dokumen- pemberian VGF Menteri Keuangan
sebagaimana diatur melalui Perpres 78/2010 dan PMK dokumen yang diperlukan dan melakukan pengadaan
membentuk Komite Dukungan
260/2010. Badan Usaha.
Kelayakan yang: (1) akan
Untuk mendapatkan fasilitas PDF, PJPK mengajukan usulan VGF dapat diberikan pada proyek KPBU yang: mengusulkan anggaran Dukungan
terkait hal tersebut kepada Menteri Keuangan sesuai Kelayakan kepada Menteri Keuangan
1. Layak secara ekonomi namun tidak layak secara
dengan persyaratan yang diatur berdasarkan peraturan untuk dialokasikan sesuai dengan
finansial
perundang-undangan yang berlaku. Apabila permohonan mekanisme APBN, (2) mengevaluasi
ini disetujui, Menteri Keuangan akan menerbitkan 2. Menggunakan prinsip pengguna membayar (user pay setiap usulan dan laporan dalam
Persetujuan Fasilitas dan berdasarkan hal tersebut PJPK principle) rangka pemberian Dukungan
dan Menteri Keuangan cq Dirjen PPR menandatangani Kelayakan, dan (3) memberikan
3. Total biaya investasi minimal Rp 100 miliar
Kesepakatan Induk dalam rangka Penyediaan dan rekomendasi kepada Menteri
Pelaksanaan Fasilitas. Setelah itu PJPK akan 4. Badan usaha pemenang ditetapkan oleh PJPK melalui
Keuangan berdasarkan hasil evaluasi
menandatangani Perjanjian Pelaksanaan Fasilitas dengan proses lelang yang terbuka dan kompetitif untuk pemberian Dukungan
Direktur PDPPI atau BUMN yang diberi penugasan oleh Kelayakan.
Menteri Keuangan cq Dirjen PPR.
Penjaminan Pemerintah yang diberikan oleh Pemerintah Pusat melalui Menteri appraisal, PT PII akan menerbitkan Letter of Intent yang dapat dilampirkan pada
Keuangan, dilakukan dengan mekanisme Single Window Policy. Yang dimaksud draft RFP oleh PJPK. Proses selanjutnya adalah structuring, yang antara lain
adalah, usulan terhadap Penjaminan Pemerintah diajukan melalui Badan Usaha meliputi aktivitas one-on-one meeting dengan peserta tender. Proses structuring
Penjaminan Infrastruktur (BUPI) yang didirikan oleh Menteri Keuangan untuk ini diakhiri dengan penerbitan In Principle Approval yang akan dilampirkan pada
keperluan pemrosesan dan pemberian penjaminan tersebut. BUPI tersebut rancangan akhir dokumen RFP. Penandatangan Perjanjian Penjaminan dilakukan
adalah PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII). Jenis penjaminan yang pada saat atau setelah penandatanganan Perjanjian KPBU antara PJPK dengan
diberikan adalah Penjaminan Infrastruktur. Penjaminan Infrastruktur adalah pemenang lelang. Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan penjaminan.
pemberian jaminan atas Kewajiban Finansial PJPK yang dilaksanakan berdasarkan
Perjanjian Penjaminan. Kewajiban Finansial tersebut adalah kewajiban untuk
membayar kompensasi finansial kepada Badan Usaha Pelaksana atas terjadinya
Risiko Infrastruktur yang menjadi tanggung jawab PJPK sesuai dengan Alokasi
Risiko sebagaimana disepakati dalam Perjanjian Kerjasama KPBU. Alokasi Risiko
Periode Penyampaian
adalah distribusi Risiko Infrastruktur kepada pihak yang paling mampu Konsultasi & Screening Form Proses Screening
mengelola, mengendalikan, atau mencegah terjadinya Risiko Infrastruktur, atau Panduan kpd PT PII
menyerap Risiko Infrastruktur.
Penandatangan Perjanjian Penjaminan dilakukan bersamaan atau setelah
penandatanganan Perjanjian Kerjasama KPBU. Untuk melakukan pengawasan Penerbitan Penyampaian
Periode
dan pengendalian jaminan pemerintah, komite pemantauan bersama (joint Confirmation to Usulan
Appraisal
monitoring committe) dibentuk oleh PT PII/Kementerian Keuangan, PJPK dan Proceed Penjaminan
Badan Usaha Pelaksana. Komite ini berfungsi hingga akhir periode perjanjian
penjaminan.
Apabila PJPK telah memutuskan untuk masuk pada Tahap Penyiapan Proyek Penerbitan In
Penerbitan Periode
Principle
KPBU, PJPK dapat melakukan konsultasi kepada PT PII terkait dengan kebutuhan Letter of Intent Structuring
Approval
penjaminan. Hal tersebut umumnya akan ditindaklanjuti dengan pemberian
screening form untuk diisi oleh Tim KPBU PJPK sebagai dasar untuk proses
screening dan penerbitan confirmation to proceed dari PT PII. Setelah proses Pra-
Kualifikasi dilakukan oleh PJPK, PJPK dapat menyampaikan Usulan Penjaminan. Draft final Penandatangan
Pelaksanaan
Perjanjian Perjanjian
PT PII kemudian melakukan appraisal atas Usulan Penjaminan tersebut. Setelah Penjaminan
Penjaminan Penjaminan
Proyek KPBU SPAM Kabupaten Tanggerang Di samping itu, pada tahun 2005 hingga 2007, Kabupaten
KPBU Sektor SPAM Proyek KPBU SPAM Kabupaten Tanggerang merupakan
Tanggerang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) muntaber
B Jaringan Perpipaan akibat konsumsi air yang terkontaminasi bakter E.Coli.
proyek KPBU pertama yang menggunakan dasar hukum
Dinas Kesehatan pun merekomendasikan perbaikan
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama
lingkungan kawasan perumahan, termasuk penyediaan air
Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan
minum sesuai dengan standar Kementerian Kesehatan.
Infrastruktur – yang kini telah diganti dengan Perpres 38 /
Contoh Pelaksanaan
10 KPBU SPAM Jaringan 2015. Badan Pendukung Pengembangan Sistem Sebenarnya proyek ini telah diwacanakan pula dalam
Perpipaan Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) telah membukukan Indonesia Infrastructure Conference and Exhibition 2005
lesson learned dari proyek KPBU ini dalam “Model (IICE 2005) dan diinformasikan sebagai rencana proyek
Percepatan Layanan Penyediaan Air Minum Perkotaan: KPBU pada Infrastructure Summit 2007. Proyek ini pun
Best Practice KPS SPAM Kabupaten Tanggerang” pada dianggap penting untuk meningkatkan ekonomi kawasan
tahun 2015. sehingga masuk dalam Inpres No. 5 Tahun 2008 tentang
Fokus Ekonomi 2008 – 2009.
Latar belakang dari proyek tersebut adalah kondisi cakupan
layanan air minum PDAM Kabupaten Tanggerang yang Proyek KPBU Kabupaten Tanggerang memiliki lingkup
hanya sebesar 11%. Selain itu, pelayanan umum tersebut pembangunan intake, IPA, serta jaringan transmisi dan
belum memenuhi standar pelayanan kualitas, kuantitas dan distribusi. Proyek tersebut direncanakan akan
kontiunitas. Tantangan yang dihadapi oleh PDAM tersebut memanfaatkan 900 liter/detik debit air baku dari sungai
antara lain adalah: perizinan, keterbatasan air baku, Cisadane dan Ciujung. Periode perjanjian kerjasama
inefisiensi produksi & energi, non revenue water yang berdurasi 25 tahun.
tinggi, serta permasalahan hutang yang cukup besar.
Bupati Tanggerang membentuk tim yang ditugaskan untuk
Berdasarkan keadaan ini PDAM tersebut kemudian
menyiapkan proyek kerjasama dan menyeleksi badan
mengusulkan kepada Pemda untuk dapat bekerjasama
usaha sesuai dengan Perpres 67/2005 serta mamfasilitasi
dengan badan usaha untuk penyelenggaraan air minum di
badan usaha dalam melaksanakan proyek sesuai dengan
daerah yang belum dilayani oleh PDAM. Bupati Tanggerang
perjanjian. Tim tersebut diketuai oleh Sekretaris Daerah
kemudian mendisposisikan rekomendasi tersebut kepada
dan beranggotakan lintas SKPD yang meliputi unsur:
SKPD terkait, yaitu Badan Penanaman Modal Daerah
Bapeda, Dinas PU Bina Marga dan Pengairan, Biro Hukum,
(BPMD), untuk menyusun rencana kerja proyek KPBU
Dinas Tata Ruang BPMD, BLHD, BKAD, serta melibatkan
SPAM Kabupaten Tanggerang. BPMD mengundang PDAM
PDAM.
dan BPPSPAM dalam pembuatan rencana tersebut.
Pelatihan dan pendampingan digunakan untuk meningkatkan kapasitas tim akan memakan waktu yang panjang, maka Bupati menyurati Menteri
dalam menyelenggarakan proyek KPBU, mulai dari perencanaan, penyiapan, Pekerjaan umum untuk mendapatkan rekomendasi, yang akhirnya
transaksi hingga pelaksanaan. Selain itu, untuk mengoptimalkan peran meneruskan surat tersebut kepada LKPP untuk mendapatkan masukan dan
masyarakat, konsultasi publik dilakukan dalam rangka mendapatkan masukan pertimbangan lebih lanjut. Demi pelayanan kepada masyarakat, LKPP
terhadap rencana Pemda tersebut. Dalam konsultasi publik tersebut dijelaskan menyarankan untuk meneruskan proses tender. Tim pengadaan badan usaha
bahwa keterbatasan pelayanan air minum dapat diatasi dengan kerjasama akhirnya melanjutkan proses lelang dan menetapkan Acuatico Capitalinc
dengan badan usaha tanpa memberatkan masyarakat. Dipastikan pula bahwa sebagai pemenang tender. Pertimbangan harga air termurah dengan standar
air yang mengaliri rumah masyarakat bukan lagi sekedar bersih namun dapat pelayanan kualitas dan kontinunitas adalah yang menjadi penentu pemilihan
langsung diminum. Masyarakat mendukung rencana tersebut. Lembaga- pemenang.
lembaga swadaya masyarakat pun diyakinkan bahwa kekuatiran mengenai
Setelah menjadi pemenang, Acuatico Capitalinc membentuk PT Aetra Air
kerugian-kerugian yang mungkin terjadi telah masuk dalam pertimbangan dan
Tanggerang (PT AAT). PT AAT, pemda dan BPPSPAM menyusun draft perjanjian
akan dihindarkan. Dukungan masyarakat pada gilirannya meningkatkan
kerjasama dengan tujuan untuk pencapaian pelayanan air minum berkualitas
keyakinan bahwa proyek KPBU yang akan dilaksanakan tidak akan
yang tidak memberatkan masyarakat, tetapi juga mencukupi hak-hak investor
memberatkan tetapi justru meningkatkan perekonomian dan kesehatan
untuk mendapatkan keuntungan yang wajar. Dalam perjanjian itu disepakati
masyarakat. Investor pun akan yakin dan fokus untuk turut serta mewujudkan
bahwa pengambilan air baku sebesar 350 l/det dari sungai Cisadane dan 550
hal tersebut.
l/det air curah dari PDAM Serang yang mengambil dari sungai Ciujung. Namun
Selain dukungan masyarakat, proyek ini juga mendapatkan dukungan dari akhirnya dilakukan amandemen sehingga PT AAT memgambil air baku sebesar
DPRD setempat, meskipun prosesnya panjang. Berdasarkan UU 32/2004 550 l/det yang bisa didapatkan dari sungai Cisadane atau pun sungai Ciujung.
tentang Pemerintah Daerah, DPRD memberikan persetujuan terhadap rencana Dirjen SDA akhirnya menerbitkan SIPA 550 l/det untuk PT AAT.
kerjasama dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah.
Pada saat itu, pihak perbankan masih ragu untuk terlibat dalam pendanaan
Penyusunan Pra-FS dilakukan oleh tim dengan pendampingan dari BPPSPAM. proyek KPBU. Akhirnya pendanaan dilakukan dengan 100% ekuitas, yaitu
Aspek-aspek yang ditinjau meliputi: teknis, lingkungan, sosial, budaya, sekitar Rp. 580 milyar.
ekonomi, kelembagaan dan finansial. Ketika proses lelang diumumkan,
Saat ini PT AAT telah beroperasi dengan baik dan menjadi salah satu
sebanyak 15 perusahaan / konsorsium menyatakan minat. Namun hanya 4
perusahaan air minum dengan tingkat kehilangan air terendah di dunia. Hal ini
yang lolos persyaratan teknis dan non teknis, yaitu: PT Tirta Bangun Pacibaja,
terutama karena pemanfaatan teknologi dan manajemen oleh badan usaha
Acuatico Capitalinc, Asian Utilities Pte. Ltd dan PT Dextam Contractors.
tersebut.
Keempat perusahaan tersebut lolos prakualifikasi dan dapat mengajukan
penawaran. Namun hanya dua yang akhirnya memasukan penawaran.
Berdasarkan pertimbangan bahwa mengulangi proses pengadaan badan usaha
Proeyek KPBU SPAM Jawa Timur Tanggung Jawab Badan Usaha: design, enginering,
KPBU Sektor SPAM pengadaan, pembangunan, pengoperasian, perawatan,
B Skema KPBU untuk sektor SPAM telah dilakukan oleh
Jaringan Perpipaan pembiayaan dan pengalihan Fasilitas Baru dan Fasilitas
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota
Lokasi Mata Air Umbulan. Fasilitas Baru tersebut adalah
Tanggerang. Proyek SPAM Provinsi Jawa Timur (proyek
sistem penyediaan air minum curah yang terdiri dari
KPBU Umbulan) memiliki fitur-fitur sebagaimana dijabarkan
jaringan-jaringan pengambil Air Baku, fasilitas pengolahan
berikut.
Contoh Pelaksanaan air, stasiun-stasiun pompa, jaringan pipa transmisi, Titik-
10 KPBU SPAM Jaringan Proyek KPBU Umbulan bertujuan untuk memenuhi titik Pasokan, meteran-meteran air, alat monitor kualitas
Perpipaan kebutuhan air minum bagi 5 (lima) wilayah Kabupaten / air, reservoir distribusi, telemetri, sistem pengontrol dan
Kota di Propinsi Jawa Timur, yaitu Kabupaten Pasuruan, peralatan-peralatan serta fasilitas-fasilitas terkait yang
Kota Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya, dan membentuk Proyek, termasuk Fasilitas Intake Mata Air
Kabupaten Gresik serta 2 (dua) wilayah pelayanan milik Umbulan. Fasilitas Baru tersebut juga meliputi setiap
Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Jawa Timur di penambahan, perubahan, modifikasi, penggantian, atau
Kawasan Industri PIER Kabupaten Pasuruan dan di Kawasan upgrade sistem penyediaan air minum curah dan setiap
Ngoro Industri Persada (NIP) di Kabupaten Mojokerto. benda lainnya yang ada sekarang atau yang akan datang
Lingkup proyek Umbulan adalah sebagai berikut: yang dimiliki, disewa, dilisensi, atau dikuasai Badan Usaha.
memanfaatkan sumber air utama dari Mata Air Kolam Kapasitas produksi yang direncanakan adalah 4.000 liter
Utama Mata Air Umbulan dan sumber-sumber lain di per detik
sekitarnya sebagai sumber tambahan. Transmisi air minum Tanggung Jawab Pemerintah Daerah (Pemda Jawa Timur)
curah direncanakan menggunakan pipa transmisi sepanjang selaku PJPK akan memberikan hak-hak ekslusif kepada
96.464 meter ke 16 (enam belas) titik penyadapan yang Badan Usaha dalam kaitannya dengan pembangunan dan
tersebar di 5 (lima) wilayah Kabupaten/Kota di Propinsi pelaksanaan Proyek, serta menyediakan lahan proyek yang
Jawa Timur. Total biaya investasi dalam pengembangan diperlukan untuk membangun dan/atau mengoperasikan
Proyek Kerja Sama ini adalah Rp. 2 triliun, sudah termasuk Fasilitas Baru dan Fasilitas Lokasi Mata Air Umbulan. Hak
biaya konstruksi Rp. 1.7 triliun. Bentuk kerja sama antara dan kewajiban PJPK yang dilakukan melalui PDAB adalah:
Badan Usaha dengan PJPK adalah Bangun Guna Serah menerima pasokan Air Minum Curah, menerima tagih-
(Build, Operate, Transfer / BOT) dengan masa konstruksi 2
(dua) tahun dan masa operasi 25 tahun. Pada akhir
periode kerja sama, Proyek akan dialihkan dari Badan
Usaha kepada PJPK.
an dari Badan Usaha setiap akhir bulan, dan melakukan pembayaran Air dan mitra lokalnya ABNR. Namun setelah kontrak mereka habis, pekerjaan
Minum Curah. Meskipun demikian, PJPK akan tetap sebagai pihak yang kajian ini dilakukan oleh konsultan perorangan yang diadakan oleh PT SMI
bertanggung jawab atas pelaksanaan hak dan kewajiban PDAB tersebut. sendiri. Sedangkan kajian finansial dilakukan oleh IFC yang kemudian
dilanjutkan oleh PT SMI bersama PJPK. Penentuan tarif dan perhitungan
Berdasarkan penugasan dari Menteri Keuangan, PT Sarana Multi Infrastruktur
kebutuhan DK dilakukan oleh PT SMI dan PJPK bersama-sama. Kajian teknis
(PT SMI) melakukan fasilitasi penyiapan dan transaksi proyek KPBU Umbulan.
dilakukan oleh dua orang staf ahli, DHV Consultant dan Mott Mc Donald
Dalam regulasi yang berlaku saat ini, peran PT SMI adalah sebagai Badan
Consultant. Finalisasi kajian teknis tersebut dilakukan melalui kesepakatan
Penyiapan serta pendamping / penasihat transaksi bagi tim PJPJK. Fasilitasi
antara PJPK, PT SMI dan Kementerian PU.
tersebut meliputi: pendam-pingan terhadap PJPK dalam melaksanakan
penyiapan proyek SPAM Umbulan serta penyusunan pra-studi kelayakan, Acara Penandatanganan Perjanjian Kerjasama ini dilakukan antara Gubernur
penyiapan dokumen pelelangan, penjajakan minat pasar, asistensi pelaksanaan Jawa Timur selaku PJPK Proyek KPBU SPAM Umbulan dengan PT Meta Adhya
pelelangan, dan mendukung tercapainya perolehan pembiayaan (financial Tirta Umbulan selaku Badan Usaha yang akan melaksanakan proyek tersebut.
close). Pelaksanaan penugasan ini diatur dalam Perjanjian Pelaksanaan PT Meta Adhya Tirta Umbulan merupakan perusahaan yang dibentuk oleh
Penugasan antara Menteri Keuangan dengan PT SMI. konsorsium PT Medco Gas Indonesia dan PT Bangun Cipta Kontraktor selaku
pemenang lelang.
Tujuan penyediaan fasilitasi tersebut adalah:
• pra-studi kelayakan yang memadai agar pengadaan Badan Usaha dapat Pada saat bersamaan juga ditandatangani 3 (tiga) perjanjian turunan dalam
diadakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai KPS; kerjasama ini, yaitu Perjanjian Penyediaan Air Minum Curah antara Perusahaan
• kemasan proyek dan dokumen pelelangan yang telah mempertimbangkan Daerah Air Bersih (PDAB) Provinsi Jawa Timur dengan PT Meta Adhya Tirta
minat investor dan kreditur untuk berpartisipasi dalam proyek KPS; Umbulan, Perjanjian Penjaminan Infrastruktur antara PT Penjaminan
• pelaksanaan pengadaan Badan Usaha yang sesuai dengan peraturan Infrastruktur Indonesia (Persero) (“PT PII”) dengan PT Meta Adhya Tirta
perundang-undangan mengenai KPS; Umbulan dan Perjanjian Regres antara Gubernur Jawa Timur dengan PT PII.
• dukungan guna tercapainya perolehan pembiayaan (financial close). Dalam proyek ini, pemerintah memberikan Dukungan Kelayakan sebesar Rp
Dalam membuat pra-studi kelayakan tersebut PT SMI menggunakan jasa 818 miliar, sedangkan Badan Usaha akan bertanggung jawab menyediakan
konsultan IFC (International Finance Corporation) hingga bulan Juli 2013. Hasil sebagian dana lainnya. Proyek yang menggunakan skema BOT (Built Operate
yang diserahkan pada saat itu adalah dokumen Request for Proposal, draft Transfer) dengan masa konsesi 25 tahun ini, meliputi pekerjaan desain,
Perjanjian Kerja Sama dan pra-studi kelayakan; termasuk usulan struktur konstruksi, operasi, pemeliharaan, pembiayaan sarana pengelolaan dan
proyek. jaringan transmisi berkapasitas 4.000 liter/detik, yang akan dilakukan oleh
Badan Usaha.
Kajian hukum dalam pra-studi kelayakan tersebut dilakukan oleh Norton Rose
KPBU SPAM Kabupaten Tangerang KPBU SPAM Provinsi Jawa Timur (Umbulan)
Pembangunan dan pengoperasian unit air baku, unit produksi, Pembangunan dan pengoperasian unit air baku, dan unit
Lingkup Proyek
unit distribusi dan unit pelayanan produksi
Badan Usaha Pelaksana PT Aetra Air Tanggerang PT Meta Adhya Tirta Umbulan
PEMERINTAH Keterangan:
PENYIAPAN
Regres
PT PII o Kewajiban pembayaran tarif diatur
dalam Perjanjian Jual Beli Air
PROYEK Minum antara PDAB dan Badan
Perjanjian I Konsesi Usaha
PKS PJPK dg Badan Usaha
o Dalam Perjanjian KPS juga diatur
Jaminan PJPK kepada Badan Usaha
atas gagal bayar PDAB
PEMENANG LELANG:
KONSORSIUM PT MEDCO GAS INDONESIA –
PT BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
Supervisi yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR Pemerintah Daerah memiliki dasar yang kuat.
dilakukan mengikuti perkembangan proses perencanaan Termasuk hal-hal yang bisa perlu ditindaklanjuti pada
C Pedoman Supervisi dan penyiapan proyek KPBU SPAM. Aktivitas supervisi level pusat oleh Kementerian PUPR
dilakukan dengan beberapa kegiatan sebagai berikut:
6. Pada akhir tahap penyiapan, sebelum Pemeirntah
1. Sosialisasi buku supervisi teknis pelaksanaan KPBU daerah memutsukan untuk lanjut ke tahap transaksi,
bidang SPAM daftar periksa Outline Business Case digunakan untuk
memastikan kecukupan dasar untuk pengambilan
2. Pemantauan pelaksanaan perencanaan proyek SPAM
1 Kegiatan Supervisi keputusan tersebut
yang terdiri dari: identifikasi, prioritisasi, uji kelayakan
KPBU, konsultasi publik dan finalisasi studi 7. Memberikan masukan terhadap Studi Pendahuluan
pendahuluan. Supervisi teknis dilakukan dengan agar keputusan untuk lanjut yang akan diambil oleh
memeriksa apakah pertanyaan-pertanyaan kunci pada Pemerintah Daerah memiliki dasar yang kuat.
setiap proses tersebut bisa dijawab dengan baik oleh Termasuk hal-hal yang bisa perlu ditindaklanjuti pada
ASN di daerah. level pusat oleh Kementerian PUPR.
3. Memberikan konsultasi kepada ASN di daaerah terkait 8. Pengaktualan catatan teknis yang bisa digunakan
dengan pelaksanaan perencanaan proyek, terutama sebagai referensi bagi Pemerintah Daerah untuk
yang terkait dengan tahapan dan pertanyaan- memastikan keaktualan metodologi yang digunakan
pertanyaan kunci yang terdapat dalam buku ini, bila dalam Studi Pendahuluan dan Kajian Awal Pra-FS.
diminta.
4. Pada akhir tahap perencanaan, sebelum Pemerintah
daerah memutuskan untuk lanjut ke tahap penyiapan
proyek, daftar periksa Studi Pendahuluan digunakan
untuk memastikan kecukupan dasar untuk
pengambilan keputusan tersebut.
5. Memberikan masukan terhadap Studi Pendahuluan
agar keputusan untuk lanjut yang akan diambil oleh
Jadwal Supervisi Teknis 2. Setiap perubahan harus melalui kesepakatan tim yang ditunjuk untuk
Kegiatan supervisi teknis seperti dijelaskan sebelumnya, akan dilakukan sesuai memelihara keaktualan buku
dengan penjadwalan sebagai berikut: 3. Perubahan dapat dilakukan pada bagian-bagian:
1. Sosialisasi: dilakukan secara rutin setiap bulan secara bergantian pada a. Konsep KPBU: apabila terjadi perubahan regulasi maupun institusi
pemerintah daerah provinsi maupun pemerintah daerah kabupaten/kota pemangku kepentingan KPBU
2. Pemantauan pelaksanaan: b. KPBU sektor SPAM:
a. Tahap perencanaa: mengikuti perkembangan tahap pelaksanaan yang • apabila terjadi perubahan regulasi terkait dengan pelaksanaan
dilakukan oleh Pemerintah Daerah KPBU di sektor SPAM
b. Tahap penyiapan: mengikut jadwal yang telah ditetapkan pada Studi • apabila telah ada proyek KPBU sesuai dengan Perpres 38/2015 yang
Pendahuluan dapat dijadikan contoh kasus KPBU
3. Konsultasi dilakukan setiap saat dibutuhkan oleh Pemerintah Daerah untuk c. Input-Proses-Output Perencanaan dan Penyiapan
membantu pelaksanaan perencanaan dan penyiapan proyek KPBU • apabila terjadi perubahan Perpres 38/2015 beserta peraturan
4. Supervisi terhadap hasil Studi Pendahuluan dilakukan saat rancangan akhir pelaksanaannya
Studi Pendahuluan telah diselesaikan oleh Pemerintah Daerah • apabila diidentifikasi pertanyaan-pertanyaan kunci yang perlu
5. Supervisi terhadap hasil kajian awal Pra-FS dilakukan saat rancangan akhir diubah atau ditambahkan berdasarkan pengalaman pelaksanaan
Outline Business Case telah diselesaikan oleh Tim KPBU dan Konsultan supervisi teknis
Pendamping. d. Daftar periksa Studi Pendahuluan dan Kajian Awal Pra Studi Kelayakan
• Apabila terdapat perubahan kebutuhan dari pemangku kepentingan
seperti Bappenas dan PDPPI Kementerian Keuangan
Pengaktualan Buku Supervisi Teknis • Apabila diidentifikasi hal-hal yang perlu dipastikan bersasarkan
Buku Supervisi Teknis Pelaksanaan KPBU Bidang SPAM ini perlu secara teratur pengalaman pelaksanaan supervisi teknis
diaktualkan dengan pengaturan sebagai berikut: e. Catatan Teknis:
• Setiap ada perkembangan teknis yang dapat menjadi standar
pelaksanaan bagi ASN dalam merencanakan maupun menyiapkan
proyek KPBU.
1. Buku yang digunakan adalah yang telah disetujui oleh Direktorat Bina
Investasi Infrastruktur (DBII) Kementerian PUPR
Lingkup Supervisi Teknis Proses Perencanaan dan Pemda kemudian melakukan prioritisasi atas proyek-
Penyiapan proyek KPBU dengan mempertimbangkan keter-sediaan
C Pedoman Supervisi
ruang fiskal daerah. Hasilnya adalah proyek-proyek KPBU
Gambar di samping memperlihatkan proses perencanaan
yang ditetapkan untuk diteruskan pada tahap-tahap
dan penyiapan proyek KPBU secara umum terdiri dari dua
selanjutnya di level proyek. Pada level proyek ini, PJPK
bagian besar: level stratejik dan level proyek. Level stratejik
membentuk tim teknis untuk menyiapkan kajian awal pra-
adalah wilayah yang dikuasai oleh ASN Pemerintah Daerah
Lingkup Buku Pedoman studi kelayakan (Outline Business Case/OBC) dan kajian
2 (Pemda) sebagai pihak yang bertanggung jawab atas
Supervisi Teknis semi-akhir pra-studi kelayakan (“Final” Business Case/FBC).
penyelenggaraan pelayanan publik. Pada proses di level ini,
Yang dimaksud dengan “Final” Business Case ini adalah
Pemda mengidentifikasi adanya kesenjangan-kesenjangan
business case yang disiapkan untuk keperluan pra-
antara target kuantitas dan kualitas pelayanan umum
kualifikasi calon peserta tender. Dalam menyiapkan Kajian
dengan yang terjadi di lapangan. Untuk mengatasi
Awal Pra-FS maupun “F”BC ini, tim teknis dapat dibantu
kesenjangan tersebut, Pemda merumuskan pilihan-pilihan
oleh tim konsultan yang bisa diadakan melalui fasilitasi
penyediaan infrastruktur. Apabila diputuskan untuk
Bappenas (untuk Kajian Awal Pra-FS), fasilitasi Kemenkeu
melakukan penyediaan melalui skema KPBU, maka
(untuk Kajian Awal Pra-FS) maupun mengadakan sendiri
selanjutnya adalah penyiapan untuk transaksi proyek KPBU.
dengan menggunakan ketentuan LKPP.
Sedangkan level proyek, terkait dengan penyiapan proyek
KPBU, umumnya lebih dikuasai oleh Konsultan Pendamping Gambar tersebut juga menunjukkan titik-titik keputusan
yang lebih memiliki pengalaman dalam penyiapan proyek dan informasi yang dibutuhkan. Keputusan untuk lanjut
untuk keperluan Badan Usaha. Namun ASN tetap perlu dari tahap perencanaan ke tahap prioritiasi membutuhkan
melakukan manajemen pelaksanaan penyiapan untuk informasi terkait dengan kelayakan ekonomi dan kelayakan
memastikan bahwa target dan standar pelayanan minimal KPBU (value for money). Sedangkan pelaksanaan proses di
akan terpenuhi oleh proyek KPBU tersebut. level proyek hanya diambil apabila dapat dibuktikan bahwa
proyek-proyek tersebut masuk dalam daftar prioritas.
Pada proses selanjutnya adalah melakukan penilaian
kelayakan skema KPBU sebagai cara untuk penyediaan
jenis-jenis infrastruktur yang telah teridentifikasi
sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan membandingkan
cara penyediaan melalui APBD dengan melalui KPBU.
Hasilnya adalah daftar proyek infrastruktur yang akan
disediakan melalui KPBU maupun APBD.
Tahap Kajian Awal Pra Studi Kelayakan akan berlanjut ke FBC apabila terdapat pertimbangan. Demikian halnya dengan KPBU daerah tingkat II,
bukti bahwa terdapat respon yang baik dari pasar, yaitu ada minat dari Bupati/Walikota harus menyampaikan dokumen rencana KPBU serta proyeksi
sejumlah Badan Usaha yang memiliki kapabilitas dan dapat bersaing secara perhitungan pembayaran ketersediaan layanan kepada Gubernur untuk
kompetitif. mendapatkan pertimbangan.
Sumber pendapatan Badan Usaha Pelaksana KPBU dapat berasal dari Pertimbangan-pertimbangan di atas adalah yang sehubungan dengan
pembayaran pengguna atau dari PJPK dengan skema pembayaran kesesuaian rencana KPBU tersebut dengan RPJMD, RKPD, KUA, PPAS dan
ketersediaan layanan (Availability Payment / AP). Terkait AP, Permendagri No. kemampuan keuangan daerah. Rencana proyek KPBU yang mengikutsertakan
96 Tahun 2016 menetapkan bahwa untuk KPBU tingkat provinsi, Gubernur dukungan pemerintah pusat seperti PDF dan/atau VGF, juga memerlukan
harus menyampaikan dokumen rencana KPBU serta proyeksi pembayaran mekanisme pertimbangan yang sama.
ketersediaan layanan kepada Menteri Dalam Negeri untuk mendapatkan
Penetapan “Final”
Perencanaan Outline
Prioritas Business
Proyek Business Case
Proyek Case
Gambar berikut ini menunjukkan bahwa input dari keseluruhan proses adalah tanggung jawab dan kewenangan Pemda dalam pelayanan publik untuk sektor air
minum. Sedangkan output dari dihasilkan dari pelaksanaan pedoman ini adalah dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk memutuskan lanjut atau tidak ke fase
transaksi.
Dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk lanjut ke tahap transaksi proyek KPBU OUTPUT
SKPD / Tim Koordinasi Kerja Sama antar Daerah: Simpul KPBU (bila ada): Tim KPBU / Tim Teknis:
q Identifikasi proyek Infrastruktur q Perumusan kebijakan pemilihan modalitas q Manajemen Penyiapan Proyek KPBU
q Penyusunan prioritas proyek infrastruktur penyediaan infrastruktur q Penyusunan KAK untuk konsultan/penasihat
q Penilaian kelayakan proyek infrastruktur q Perumusan prosedur perencanaan, penyiapan, penyiapan dan/atau transaksi
dengan skema KPBU Daerah transaksi dan pelaksanaan KPBU q Melakukan pengawasan dan evaluasi
q Pemberian saran terhadap proses pemilihan q Koordinasi dengan instansi terkait pekerjaan konsultan penyiapan
pihak ketiga q Pengawasan pelaksanaan perencanaan dan q Membantu koordinasi (simpul KPBU) dengan
q Penyiapan kerangka acuan / proposal objek penyiapan KPBU pemberi fasilitas penyiapan dan/atau transaksi
kerja sama daerah q Evaluasi pelaksanaan perencanaan, penyiapan KPBU
q Pembuatan dan penilaian proposal dan studi KPBU
kelayakan q Penetapan strategi pemasaran dan informasi
terkait KPBU
q Pelayanan informasi kepada calon investor dan
masyarakat
TAHAP PERENCANAAN
Perencanaan proyek KPBU dilakukan setelah hasil Studi Kelayakan dan kajian Manajemen Pengembangan SPAM JP juga meliputi penilaian skenario apakah
sumber pembiayaan menurut Permen PUPR No. 27/2016. Pada halaman 20 pengembangan ini dilakukan dengan: (1) menggunakan anggaran
dari buku pedoman supervisi teknis ini digambarkan diagram alur Proses Dasar BUMN/BUMD sendiri sebagai penyelenggara SPAM JP, (2) menggunakan
Manajemen penyelenggaraan SPAM dan proses dalam siklus KPBU. Studi anggaran BUMN/BUMD sebagai penyelenggara SPAM JP dengan Badan Usaha
Kelayakan dilakukan untuk menilai tingkat kelayakan suatu usulan melalui kerjasama business-to-business, atau (3) menggunakan anggaran
pembangunan SPAM di suatu wilayah pelayanan. Usulan ini harus mengacu BUMN/BUMD dan/atau Badan Usaha melalui skema KPBU dengan Dukungan
pada Rencana Induk SPAM yang telah ditetapkan. Sedangkan ketentuan Pemerintah. Apabila hasil penilaian tersebut menghasilkan pilihan skema
mengenai Studi Kelayakan terdapat pada Lampiran V Permen PUPR tersebut di KPBU, maka tahapan input-proses-output pada bagian selanjutnya harus
atas. dilakukan oleh BUMN/BUMD sebagai penyelenggara. Hasil Studi Kelayakan dan
Buku panduan supervisi teknis ini menganjurkan agar kajian kelembagaan, kajian sumber pembiayaan serta RISPAM merupakan input bagi pembuatan
finansial dan sumber pembiayaan dalam tahap perencanaan Proses Dasar Studi Pendahuluan di Perencanaan KPBU.
Pelaksanaan kajian Studi Kelayakan dan sumber pembiayaan tersebut di atas Studi Pendahuluan. Berdasarkan analisis nilai manfaat uang tersebut, apabila
dapat pula dilakukan oleh Pemerintah Daerah melalui aktivitas Bappeda atau ternyata pengembangan tersebut lebih baik dilaksanakan melalui anggaran
tim TKKSD. Referensi yang digunakan adalah Rencana Induk SPAM yang BUMN/BUMD sendiri sebagai penyelenggara SPAM, maka proses KPBU
diturunkan dari Rencana Induk pada level yang lebih tinggi dan Kebijakan dan selanjutnya (tahap penyiapan) tidak dilakukan tetapi lanjut ke pembuatan
Strategi SPAM tingkat Nasional, Provinsi, atau pun Kabupaten/Kota. Apabila rencana teknis rinci sebagaimana ditunjukkan pada gambar halaman 20 di
Rencana Induk SPAM belum memasukkan rencana pengembangan SPAM depan. Selanjutnya adalah proses pengembangan SPAM JP yang menggunakan
sebagaimana yang dimaksud, maka Rencana Induk tersebut perlu anggaran penyelenggara sendiri, atau business-to-business.
diperbaharui.
Penilaian skenario sebagaimana dimaksud di atas, dilakukan berdasarkan
ketersediaan data. Apabila pengembangan SPAM diputuskan untuk dikerjakan
melalui skema KPBU, analisis nilai manfaat uang akan dilakukan dalam tahap
Input–Proses–Output
Tahap Perencanaan
LEVEL STRATEJIK
Penetapan Prioritas
Perencanaan Proyek
Proyek
Keputusan yang diambil oleh Lanjut karena masuk dalam proyek Masuk prioritas untuk dibuat
Pemerintah Daerah prioritas? business case?
Pemenuhan kriteria-kriteria
prioritas
Informasi yang perlu disiapkan Terdapat kebutuhan layanan publik,
berdasarkan fakta di lapangan alternatif solusi infrastruktur, kelayakan
dan hasil analisis ekonomi, kelebihan/ kekurangan KPBU,
kelayakan KPBU
1 Identifikasi Proyek
Apabila Pemerintah Daerah / BUMD berinisiatif untuk menyediakan infrastruktur untuk penyediaan air minum, apakah hal ini telah sesuai dengan:
RPJMN, RPJMD, RTRWN, RTRWD, Rencana strategis sektor air minum Kementerian PUPR, Jakstra SPAM Nasional, Jakstra SPAM Daerah, Rencana Induk
SPAM Nasional dan Rencana Induk SPAM Daerah?
Apakah akses pada air minum aman dan kuantitas air minum per Apakah kualitas air minum yang tersedia telah sesuai dengan
kapita telah sesuai dengan standar pelayanan minimum? standar kesehatan yang ditetapkan?
(Baca Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum)
Apa saja solusi-solusi teknis yang bisa memenuhi besar permintaan Apakah ketersediaan air baku untuk memenuhi kesenjangan
tersebut? tersebut memerlukan sumber yang berada di wilayah pemerintah
daerah lain?
Apa saja manfaat ekonomi dan sosial yang bisa didapatkan oleh masyarakat yang tidak sebagai pengguna/ pembeli Lihat catatan teknis 1:
air minum dari infrastruktur yang disediakan? Panduan Analisis
Kelayakan Ekonomi &
Sosial
Berapa besar manfaat-manfaat ekonomi dan sosial tersebut di atas – selama siklus proyek - bila dinyatakan dalam
Rupiah?
Apa saja beban yang diperlukan dan terjadi dengan adanya aktivitas penyediaan infrastruktur SPAM yang
direncanakan?
Berapa besar beban-beban yang diperlukan dan yang terjadi di atas – selama siklus proyek – bila dinyatakan dalam
Rupiah?
2 Prioritisasi Proyek
Proyek-proyek infrastruktur mana saja yang bisa dijalankan dengan Berapa besar batasan ruang fiskal yang akan dialokasikan untuk
menggunakan batasan ruang fiskal yang telah ditetapkan? penyediaan infrastruktur?
Apakah terdapat akses pembiayaan dari sumber lain seperti Inisiatif proyek-proyek infrastruktur mana saja yang memiliki
Pemerintah Pusat atau hibah? pencapaian tertinggi berdasarkan analisis kelayakan ekonomi dan
sosial?
Apakah proses pengadaan dapat menjamin persaingan sehat, transparansi dan efisiensi diantara pasar (dunia usaha)
yang ingin ikut serta dalam skema KPBU? Lihat catatan teknis 3:
Panduan Analisa Value for
Money
Apakah penyediaan infrastruktur melalui skema KPBU (sesuai dengan Perpres mengenai KPBU) dapat menjamin
pencapaian standar pelayanan minimal, efisiensi, akuntabilitas dan keadilan seperti yang dapat dicapai melalui
penyediaan secara langsung dengan APBD (sesuai dengan Perpres mengenai pengadaan barang dan jasa)?
Apakah skema KPBU yang akan dilakukan dapat memberikan manfaat dalam bentuk alih pengetahuan dan teknologi
dari swasta ke publik?
4 Konsultasi Publik
Apakah ada kelompok masyarakat dengan kemampuan teknis terkait proyek KPBU yang perlu untuk lebih dilibatkan
dan didengarkan perspektifnya? Lihat catatan teknis 4:
Panduan Pelaksanaan
Konsultasi Publik
Apakah ada kelompok masyarakat yang akan terkena dampak dari pelaksanaan proyek KPBU yang juga perlu untuk
lebih dilibatkan dan didengarkan perspektifnya?
Apakah diskusi dengan masyarakat dan pemangku kepentingan tersebut perlu bersifat interaktif, dialogis, dan
memiliki unsur negosiasi untuk mencapai titik mufakat?
Finalisasi Studi
5 Pendahuluan
Apakah analisa Nilai Manfaat Uang menunjukkan bahwa proyek memang lebih layak untuk diteruskan melalui skema KPDBU?
Apakah analisa komersil atau potensi pendapatan proyek menunjukkan bahwa proyek tersebut dapat memberi keuntungan dari segi finansial?
Apakah analisis kebutuhan dan analisis kelayakan ekonomi sosial yang telah dilakukan menunjukkan bahwa proyek perlu untuk diteruskan? (Dengan
indikator seperti ENPV atau EIRR, atau threshold yang terpenuhi).
Apakah hasil dari pelaksanaan Konsultasi Publik menunjukkan bahwa masyarakat dan pemangku kepentingan mendukung pengembangan proyek tersebut?
Apa saja catatan, rekomendasi, dan rencana tidak lanjut yang perlu dikembangkan?
Bagaimana rencana pengadaan lahan, relokasi penduduk dan kompensasi yang diperlukan?
Studi Pendahuluan
3 Terdapat bukti bahwa proyek KPDBU ini mendapat dukungan dari masyarakat
berdasarkan hasil konsultasi publik?
4 Terbukti adanya kesesuaian Pemerintah Daerah atau Direktur BUMD sebagai PJPK
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada?
5 Terbukti adanya kesesuaian rencana proyek KPDBU ini dengan RPJMN, RPJMD,
renstra BUMD, serta dokumen-domumen perencanaan jaringan SPAM?
6 Terdapat bukti bahwa ada kesesuaian antara rencana lokasi proyek dengan RTRWN,
RTRWD serta dokumen-dokumen perencanaan jaringan SPAM?
8 Terdapat bukti bahwa sektor Badan Usaha memiliki keunggulan manajemen risiko
untuk risiko-risiko yang akan ditransfer/dialokasikan pada Badan Usaha?
9 Standar pelayanan telah terdefinisi dengan baik dan dapat disediakan oleh Badan
Usaha melalui skema KPDBU?
10 Terdapat suatu indikasi bahwa penyediaan melalui KPDBU lebih memberikan value
for money dibandingkan skema lainnya?
12 Dapat dibuktikan bahwa ruang fiskal yang tersedia mampu untuk mendukung
implementasi proyek KPDBU ini hingga akhir masa Perjanjian Kerjasama?
15 Telah ada rencana yang dapat dilaksanakan untuk melakukan kajian lingkungan dan
memperoleh izin lingkungan
16 Telah ada rencana yang dapat dilaksanakan untuk melakukan pembebasan lahan,
relokasi dan pemberian kompensasi pada masyarakat yang terkena dampak proyek.
17 Telah ada rencana / agenda untuk penyiapan proyek KPDBU, termasuk rencana
terkait dengan pengadaan Badan Penyiapan atau fasilitasi Bappenas dan/atau PDPPI
Kementerian Keuangan.
TAHAP PENYIAPAN
Tahap penyiapan hanya dilakukan apabila Pemerintah Daerah atau KPBU. Dalam menyiapkan proyek KPBU tersebut, PJPK bisa memohon
BUMN/BUMD – sebagai penyelenggara SPAM JP – memutuskan untuk pendampingan dari Kantor Bersama. Dalam Kantor Bersama, Bappenas dapat
menggunakan skema KPBU dalam pengembangan SPAM JP. Pertimbangan memberikan fasilitasi untuk mempercepat pembuatan kajian awal pra-studi
untuk memutuskan lanjut dari tahap perencanaan ke tahap penyiapan adalah kelayakan. Fasilitasi ini dilakukan dengan memberikan tim konsultan
berdasarkan hasil analisis kelayakan, value for money dan kebutuhan pendamping bagi Tim KPBU. Meskipun demikian, focus dari tim konsultan
Dukungan Pemerintah. Apabila hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa fasilitasi ini lebih pada percepatan penyusunnan dokumen-dokumen Studi
proyek KPBU SPAM JP ini layak untuk dilanjutkan, PJPK segera membentuk Tim Pendahuluan dan Kajian Awal Pra-Studi Kelayakan sesuai dengan standar yang
KPBU. Tim KPBU dibentuk oleh PJPK yang merupakan BUMN/BUMD telah ditetapkan oleh Kantor Bersama.
penyelenggara SPAM, atau Kepala Daerah. Apabila Kepala Daerah yang
membentuk Tim KPBU, PJPK dari proyek KPBU akan disesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Tim KPBU memiliki tugas untuk melakukan manajemen penyiapan proyek
Selain itu PJPK juga dapat memutuskan untuk menganggarkan sendiri (bila ada) dapat membantu memberikan arahan dalam menyusun dokumen
pengadaan konsultan pendamping untuk KPBU. Keberadaan konsultan tersebut agar sesuai dengan standar Kantor Bersama sehingga dapat segera
pendamping bagi Tim KPBU ini dapat menjadi penting mengingat kajian-kajian dilanjutkan pada proses transaksi. Tim KPBU melakukan pengawasan dan
yang dilakukan akan mengarah pada kelayakan finansial suatu badan usaha. evaluasi pekerjaan konsultan pendamping penyiapan sambil berkoordinasi
Hal ini umumnya belum tentu menjadi suatu kajian yang dilakukan oleh dengan tim fasilitasi, bila ada.
anggota Tim KPBU dalam keseharian pekerjaanya di penugasan sebagai Milestone penting dalam tahap penyiapan ini adalah market sounding dan
anggota Tim KPBU. Selain itu, anggota Tim KPBU dapat berubah-ubah karena penyampaian permohonan Dukungan Pemerintah. Market sounding dapat
rotasi yang merupakan bagian rutin dalam birokrasi. dilakukan lebih dari satu kali, tergantung kebutuhan. Misalkan terdapat pre-
Dalam hal PJPK menyediakan konsultan pendamping untuk Tim KPBU, tugas market sounding dan market sounding. Sedangkan Dukungan Pemerintah
Tim KPBU antara lain adalah menyusun Kerangka Acuan Kerja untuk konsultan dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku untuk masing-masing jenis
pendamping. Setelah itu, PJPK akan mengadakan konsultan sesuai dengan Dukungan Pemerintah yang diperlukan. Jenis-jenis Dukungan Pemerintah ini
kualifikasi dalam KAK. Tim KPBU lalu bersama-sama dengan tim konsultan telah dijabarkan pada bagian SPAM dan Konsep KPBU dalam buku panduan
pendamping menyusun kajian awal pra-Studi Kelayakan. Tim fasiltasi Bappenas supervisi teknis ini.
Input–Proses–Output
Tahap Penyiapan
LEVEL PROYEK
“Final” Business
Outline Business Case
Case
Apakah rencana proyek KPBU ini diprioritaskan berdasarkan Apakah rencana proyek KPBU ini diprioritaskan berdasarkan
kesesuaian dengan kebijakan dan strategi kabupaten/kota dan kesesuaian dengan kebijakan dan strategi nasional dan Rencana
Rencana Induk kabupaten/kota untuk penyelenggaraan SPAM? Induk nasional untuk penyelenggaraan SPAM?
Apakah Studi Pendahuluan dan dokumen-dokumen pendukungnya Apakah rencana proyek KPBU ini diprioritaskan berdasarkan
telah memenuhi daftar periksa dengan baik? kesesuaian dengan kebijakan dan strategi provinsi dan Rencana Induk
provinsi untuk penyelenggaraan SPAM?
Penganggaran Penyiapan
2 Proyek KPBU
Potensi proyek KPBU yang termasuk dalam daftar prioritas kemudian dipilih
oleh Pemerintah Daerah untuk dilanjutkan dengan tahap Penyiapan. Pada awal
tahap ini, Pemerintah Daerah melakukan perhitungan anggaran yang
dibutuhkan untuk penyiapan (dan transaksi) proyek KPBU. Dokumen utama
yang akan dihasilkan dari tahap penyiapan adalah Kajian Awal Pra Studi
Pertanyaan Kunci
Kelayakan (Outline Business Case), sedangkan dokumen utama yang akan
dihasilkan pada tahap transaksi adalah Kajian Akhir Pra Studi Kelayakan (Final
Business Case).
Apakah Pemerintah Daerah atau PJPK akan menggunakan fasilitas
Apabila Pemerintah Daerah mendapati keterbatasan anggaran untuk
penyiapan Outline Business Case yang disediakan oleh Kementerian
penyiapan (dan transaksi) proyek KPBU, maka pihaknya dapat berkoordinasi
PUPR?
dengan pemberi fasilitas penyiapan (dan transaksi KPBU): (1) Kementerian
PUPR, bila diputuskan untuk mendapatkan fasilitas untuk kajian awal Pra Studi
Kelayakan (OBC); (2) Bappenas atau KP2IP, bila diputuskan untuk menjadi
proyek frontier Bappenas, Proyek Prioritas (Perpres 75/2014) / Proyek
Strategis Nasional (Perpres 3/2016); (3) Direktorat Pengelolaan Dukungan
Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Keuangan, bila Apakah Pemerintah Daerah atau PJPK akan menggunakan fasilitas
diputuskan untuk menggunakan fasilitas penyiapan proyek (dan fasilitas penyiapan Outline Business Case yang disediakan oleh Bappenas
pendampingan transaksi) berdasarkan PMK 265/2015 untuk menghasilkan atau KP2IP?
Kajian Akhir Pra Studi Kelayakan (Final Business Case) dan dokumen-dokumen
pendukung lainnya.
Dalam hal Pemerintah Daerah atau PJPK tidak menggunakan fasilitas dari Kementeraian PUPR, Bappenas dan KP2IP, berapa besar anggaran yang
dibutuhkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan: pengadaan Badan Usaha Penyiapan, kerjasama tim KPBU dengan Badan Usaha Penyiapan, pembayaran
imbalan kepada Badan Usaha Penyiapan, pengawasan kerja Badan Usaha Penyiapan dan evaluasi hasil kerja Badan Usaha Penyiapan?
Pembentukan Tim
3 Teknis/KPBU
Pertanyaan Kunci
Bagaimana tahapan / jadwal kerja yang harus dilakukan oleh Tim Kriteria apa saja yang bisa digunakan untuk melakukan pemilihan
KPBU dalam menyiapkan proyek KPBU hingga siap untuk melakukan terhadap personil yang dapat diikutsertakan dalam tim KPBU?
tahap transaksi?
Apa saja milestone penting dalam tahapan / jadwal kerja yang dapat Bagaimana tata kelola pelaksanaan tim KPBU, terutama dalam
mempengaruhi waktu penyelesaian pekerjaan penyiapan proyek kerjasama dengan Badan Usaha Penyiapan serta pengambilan
KPBU? keputusan-keputusan terkait dengan kelayakan teknis, legal,
finansial, sosial dan lingkungan?
Pengadaan Konsultan
4 Pendamping Penyiapan
Tim KPBU / Tim Teknis menyusun Kerangka Acuan Kerja untuk Konsultan
Penyiapan yang akan menyusun dokumen Pra Studi Kelayakan (OBC) dan
dokumen-dokumen pendukungnya. Apabila dalam rangka pembuatan Kajian
Awal Pra Studi Kelayakan tersebut Pemerintah Daerah menggunakan fasilitas
dari Bappenas, maka KAK tersebut disusun dengan mempertimbangkan
Pertanyaan Kunci
masukan dari Bappenas. Sedangkan bila proyek tersebut merupakan Proyek
Prioritas, maka KAK tersebut disusun dengan mempertimbangkan masukan
dari KP2IP.
Apakah latar belakang, deskripsi serta tujuan proyek KPBU SPAM
Setelah KAK tersusun, tahap selanjutnya adalah Pengadaan Konsultan
telah dapat disajikan dengan baik dan jelas sehingga bisa
Penyiapan Kajian Awal Pra Studi Kelayakan. Pemilihan pemenang
memberikan gambaran yang tepat kepada calon Konsultan
menggunakan kriteria yang disusun oleh Tim KPBU / Tim Teknis. Apabila
Pendamping Penyiapan / Badan Usaha Penyiapan?
Pemerintah Daerah menggunakan fasilitas Bappenas untuk penyiapan Kajian
Awal Pra Studi Kelayakan, maka kriteria tersebut mempertimbangkan masukan
dari Bappenas. Sedangkan bila proyek tersebut merupakan Proyek Prioiritas,
maka kriteria tersebut mempertimbangkan masukan dari KP2IP.
Kerangka acuan untuk pengadaan Badan Penyiapan tersebut setidaknya Apakah lingkup kerja konsultasi telah sesuai dengan kebutuhan tim
KPBU?
meliputi:
• Latar belakang dan deskripsi proyek KPDBU
• Tujuan pekerjaan
• Lingkup jasa konsultasi untuk melaksanakan berbagai kajian
kelayakan yang diperlukan / dipersyarakatkan
Apakah kriteria dan kualifikasi personil yang dipersyaratkan telah
• Jumlah personil dan kualifikasi yang dibutuhkan
sesuai dengan kebutuhan terkait dengan pembuatan kajian-kajian
• Dokumen yang harus disiapkan kelayakan yang diperlukan? (pengadaan tanah, teknis, legal,
finansial, lingkungan, sosial, serta fiskal)
• Jadwal pelaksanaan
• Perkiraan besarnya anggaran.
Apakah output yang diharapkan dari Konsultan Pendamping Penyiapan / Badan Usaha Penyiapan sudah cukup jelas dan sesuai dengan kebutuhan tim
KPBU? (dokumen-dokumen yang dibutuhkan beserta kriteria dokumen-dokumen tersebut)
Apakah jadwal pelaksanaan kerja cukup realistis dengan mempertimbangkan jumlah serta kualifikasi personil yang telah ditetapkan?
Apakah anggaran yang tersedia cukup untuk keperluan pelaksanaan kerja Konsultan Pendamping Penyiapan / Badan Usaha Penyiapan hingga akhir
pelaksanaan kerja?
Apakah kontrak kerja Konsultan Pendamping Penyiapan / Badan Usaha Penyiapan telah meliputi insentif yang sesuai agar tujuan Penyelenggaraan SPAM
dan Value for Money dapat dilaksanakan dengan baik?
Manajemen Proyek
5 Penyiapan
Penyiapan Proyek KPBU dilakukan oleh Tim KPBU / Tim Teknis dibantu oleh
Konsultan Penyiapan yang dibiayai dengan APBD atau dengan bantukan
fasilitas (dari Bappenas atau KP2IP. Hasil pekerjaan penyiapan tersebut
disarikan dalam bentuk dokumen Kajian Awal Pra Studi Kelayakan (Outline
Business Case) beserta dokumen-dokumen pendukungnya yang terdiri dari – Pertanyaan Kunci
antara lain – kajian kesiapan, dokumen AMDAL / pengisian formulir UKL/UPL,
dokumen perencanaan pengadaan lahan dan pemukiman kembali,
Confirmation to Proceed (dari PT PII, apabila membutuhkan Penjaminan
Infrastruktur) dan hasil konsultasi dengan komite VGF (bila membutuhkan
Dukungan Kelayakan). Apa saja milestone yang harus dilalui dalam jadwal peniyapan
proyek KPBU yang harus dipenuhi oleh Tim KPBU beserta Badan
Usaha Penyiapan?
Risiko-risiko internal apa saja yang bisa membuat tidak tercapainya milestone pada jadwal penyiapan proyek yang telah ditetapkan?
Bagaimana miitgasi yang dapat dilakukan oleh Tim KPBU untuk mengelola risiko-risiko internal di atas?
Risiko-risiko eksternal apa saja yang bisa membuat tidak tercapainya milestone pada jadwal penyiapan proyek yang telah ditetapkan?
Bagaimana miitgasi yang dapat dilakukan oleh Tim KPBU untuk mengelola risiko-risiko eksternal di atas?
5 Market Sounding
Apa saja kriteria badan usaha yang akan diundang dalam market sounding?
Berdasarkan hasil market sounding, bagaimana kelayakan teknis, legal, finansial, lingkungan dan sosial menurut peserta?
Berdasarkan hasil market sounding, bagaimanan Dukungan Pemerintah yang dibutuhkan oleh peserta?
Berdasarkan hasil market sounding, apakah proyek ini layak dilanjutkan ke tahap transaksi?
1 Apakah kajian hukum telah menunjukkan bahwa proyek KPBU dimaksud akan
menaati peraturan-peraturan terkait dengan SPAM?
2 Apakah kajian hukum telah mengidentifikasi potensi hambatan dan risiko dari sisi
hukum?
3 Jika terdapat hambatan dan risiko hukum, apakah telah ada rencana mitigasinya?
4 Apakah kajian telah mengidentifikasi seluruh peraturan hukum dan perizinan yang
diperlukan?
5 Apakah sudah ada rencana dan jadwal untuk memenuhi persyaratan peraturan
hukum dan perizinan pada poin 4?
1 Apakah kajian teknis pra studi kelayakan proyek telah pernah dilakukan sebelumnya
baik di Indonesia maupun di tempat lain?
2 Jika tidak ada proyek serupa, apakah kajian teknis pra studi kelayakan sudah
dibuktikan dengan analisa spesifik terhadap proyek yang bersangkutan?
4 Apakah telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) tingkat
nasional, provinsi, maupun daerah kabupaten/kota?
8 Apakah indikasi probabilitas dan konsekuensi (penundaan dan biaya) telah tersedia?
9 Apakah analisis risiko telah terdokumentasi dengan baik dan referensi analisa risiko
teknis tersedia?
10 Apakah estimasi biaya telah dipersiapkan sebagai input terhadap analisis biaya
manfaat? Estimasi biaya termasuk seluruh biaya yang relevan yang terjadi akibat dari
proyek.
11 Apakah estimasi biaya telah terdokumentasi dengan baik dan referensi estimasi biaya
proyek sejenis tersedia?
13 Apakah asumsi terhadap estimasi biaya telah didokumentasikan dengan baik? Dan
apakah perhitungan biaya telah dijelaskan dengan baik?
14 Apakah indikasi probabilitas dan konsekuensi (penundaan dan biaya) telah tersedia?
6 Apakah perkiraan biaya telah dibandingkan dengan alternatif ‘tidak melakukan apa-
apa’?
9 Apakah estimasi biaya mengacu pada estimasi biaya pada kajian teknis?
10 Apakah biaya penting lainnya yang belum dapat dikuantifikasikan telah dipaparkan?
11 Apakah manfaat dari proyek telah ditetapkan? Terdiri dari kemauan membayar atas
layanan yang diberikan atau penghematan biaya.
15 Apakah Economic Net Present Value (NPV) dari arus biaya dan manfaat selama masa
hidup proyek sudah diperhitungkan?
17 Apakah arus kas badan usaha selama masa perjanjian KPBU telah ditentukan?
18 Apakah arus beban dan penerimaan telah didokumentasikan dengan baik beserta
penjelasannya?
2 Apakan manfaat dari KPBU yang telah disebutkan mengacu pada keefektifan dan
keefisienan?
6 Apakah sektor swasta tertarik dengan kontrak KPBU dan mampu melaksanakannya?
Analisis Kelayakan Ekonomi & Sosial Dalam Identifikasi Proyek Identifikasi Kebutuhan atau Permasalahan Pelayanan Umum
Proyek infrastruktur SPAM adalah suatu cara untuk melaksanakan mandat Sebelum melakukan analisis kelayakan ekonomi dan sosial, langkah pertama
pelayanan umum untuk pelayanan umum dalam hal penyediaan air minum. yang harus dilakukan adalah identifikasi kebutuhan atau permasalahan dalam
Oleh karena itu, pelaksanaannya harus didahului dengan identifikasi pelayanan penyediaan air minum. Hal ini dilakukan dengan melakukan
kebutuhan atau permasalahan terkait dengan pelayanan umum tersebut. analisis terhadap kondisi terkini mengenai akses masyarakat terhadap air
Setelah mengetahui kebutuhan atau permasalahan tersebut, Pemerintah minum aman serta pelayanan BUMD (PDAM) yang tersedia. Akses masyarakat
Daerah mengidentifikasi opsi-opsi untuk mengatasi hal tersebut. Proyek terhadap air minum aman dapat dijabarkan dalam angka-angka statistik
penyediaan infrastruktur SPAM dapat menjadi bagian dari opsi-opsi itu. terkait dengan: (1) proporsi masyarakat yang tidak memiliki akses air minum
Langkah selanjutnya adalah memperjelas lingkup dan deskripsi teknis dari aman; (2) proporsi masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap jaringan air
proyek-proyek tersebut. Dalam melakukan hal ini, kesesuaian dengan minum; (3) daerah masyarakat yang penyediaan air minum per kapita di
dokumen-dokumen perencanaan perlu dipastikan. Dokumen-dokumen bawah standar layanan; (4) daerah masyarakat yang kualitas air minumnya di
tersebut meliputi: RPJMN, RPJMD, RTRWN, RTRWD, Rencana strategis sektor bawah standar layanan; (5) daerah masyarakat yang kontinuitas penyediaan
air minum Kementerian PUPR, Jakstra SPAM Nasional, Jakstra SPAM Daerah, air minumnya di bawah standar layanan; (6) data relevan lainnya. Sedangkan
Rencana Induk SPAM Nasional dan Rencana Induk SPAM Daerah. Setelah kondisi pelayanan BUMD (PDAM) yang tersedia saat ini dapat dijabarkan
lingkup dan deskripsi teknis suatu proyek telah terdefinisi, langkah selanjutnya dalam angka-angka statistik terkait dengan: (1) lingkup pelayanan
adalah melakukan uji kelayakan ekonomi dan sosial. Apabila hasil dari uji berdasarkan wilayah geografis dan cakupan persentase masyarakat; (2)
kelayakan ini menghasilkan hasil yang positif, proyek tersebut dapat lanjut tingkat kebocoran / kehilangan air (Non Revenue Water); (3) kapasitas tidak
pada proses selanjutnya, yaitu prioritisasi proyek. terpakai: (4) kontinuitas pelayanan (kelangsungan pasokan); (5) pencapaian
standar pelayanan umum yang ditetapkan; (6) data relevan lainnya (umur
aset, standar teknis material, debit, dan spesifikasi teknis lainnya).
Analisis Kelayakan Ekonomi & Sosial ASN perlu menyadari bahwa manfaat yang dihitung pada CBA meliputi
manfaat langsung maupun tidak langsung. Di sisi lain, biaya pun terdiri dari
Setelah Pemerintah Daerah mengidentifikasi kebutuhan atau permasalahan biaya langsung maupun tidak langsung. Yang dimaksud dengan manfaat dan
layanan air minum di wilayah kewenangannya, tahap selanjutnya adalah biaya langsung adalah yang muncul secara langsung akibat keberadaan proyek
merumuskan pilihan solusi-solusi teknis yang mungkin dapat dilakukan. Solusi tersebut, misalkan manfaat bagi pelanggan air minum dari SPAM yang
teknis yang terbaik adalah yang memberikan kelayakan ekonomi dan sosial dibangun serta biaya investasi yang diperlukan untuk membangun proyek
yang tertinggi. SPAM tersebut. Sedangkan manfaat tidak langsung contohnya adalah
penghematan biaya kesehatan karena ketersediaan air minum aman yang
Analisis kelayakan ekonomi dan sosial ditujukan untuk menilai apakah solusi- sebelumnya tidak atau kurang tersedia. Biaya tidak langsung bisa berupa
solusi teknis yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya akan berkurangnya potensi lahan yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial dibandingkan dengan ekonomi lain seperti pariwisata. ASN perlu mengidentifikasi externalities yang
biayanya. Salah satu metodologi yang paling banyak digunakan dalam terjadi akibat adanya proyek. Yang dimaksud dengan externalities adalah
melakukan hal ini adalah Cost-Benefit-Analysis (CBA). Analisis ini biaya dan manfaat yang muncul akibat produksi dan konsumsi layanan umum
membandingkan pencapaian Net Present Value secara ekonomi (Economic namun tidak tercermin pada harga yang dibebankan pada layanan umum
NPV) dari alternatif solusi-solusi teknis tersebut. Suatu proyek atau solusi tersebut.
teknis dengan Economic NPV terbesar adalah pilihan yang terbaik. Dapat
dikatakan bahwa CBA adalah selisih antara nilai yang dihasilkan dari suatu Tantangan utama dari CBA adalah ketersediaan data kuantitatif. Oleh karena
proyek dengan nilai sumber daya yang digunakan oleh proyek tersebut; kedua itu, seringkali CBA dikombinasikan dengan metodologi lain – yang lebih
nilai tersebut dinyatakan dengan nilai moneter (Rupiah). Terdapat beberapa subyektif - untuk mengatasi ketidaktersediaan data kuantitatif terkait dengan
konsep penting dalam CBA yang harus dipahami oleh ASN di daerah. Di manfaat dan/atau biaya. Beberapa metodologi yang dapat dipertimbangkan
antaranya adalah Willingness to Pay (WTP), yaitu nilai manfaat yang untuk digunakan antara lain adalah: Cost Effectiveness Analysis (CEA) dan
didapatkan oleh penerima layanan umum. Suatu proyek dikatakan secara Threshold Analysis. CEA mengaitkan biaya opsi-opsi proyek dengan tujuan dari
ekonomi (dan sosial) layak berarti manfaat yang didapatkan oleh masyarakat proyek tersebut. Misalkan biaya dibagi dengan jumlah pelanggan. Sedangkan
lebih besar dibandingkan dengan biayanya bagi masyarakat. Hal ini berbeda Threshold Analysis dilakukan dengan menggunakan beberapa alternatif
dengan konsep kelayakan finansial, yang berati nilai pendapatan yang didapat metodologi pengambilan keputusan multikriteria seperti pembobotan kriteria
dari suatu proyek lebih besar daripada biaya proyek tersebut. Bila nilai biaya maupun Analytical Hierarchy Process / Analytical Network Process (AHP/ANP).
proyek lebih besar dibandingkan dengan nilai pendapatannya, hal ini disebut
terjadi gap kelayakan (viability gap).
Opsi Output:
Lakukan Threshold Analysis
a. CBA + Threshold
b. CEA + Threshold
c. CBA
d. CEA
Contoh Sederhana
Daerah ABC ingin membuat SPAM guna meningkatkan layanan publik dengan § Discrete choice modelling: Terdapat dua layanan air bersih. Layanan A
memanfaatkan waduk di daerah tersebut. Karena beberapa pertimbangan, memiliki debit air tinggi dan kualitas cukup, sedangkan layanan B memiliki
diputuskan bahwa pembangunan SPAM akan dilakukan dengan model KPBU. debit air sedang dan kualitas tinggi. Keduanya memiliki harga sama yakni
Rp. 2.500 per kubik. Diantara dua layanan tersebut ternyata 20%
Pada tahap identifikasi proyek, pemerintah daerah ini menugaskan tim yang
responden memilih layanan A sedangkan 80% sisanya memilih layanan B.
melakukan riset dalam bentuk survey, sehingga metode yang digunakan dalam
Hal ini berarti atribut kualitas bernilai 4 kali lebih tinggi dari atribut debit
cost-benefit analysis (CBA) ini adalah stated preference method.
air.
Survey melibatkan 900 orang di desa A dan B serta kota C. Hasil survey
§ Conjoint analysis: Dua opsi layanan diatas dikembangkan menjadi 6 opsi (2
pertama dengan metode contingent valuation untuk mencari real demand
opsi x 3 atribut debit, kualitas dan harga). Lalu responden diminta untuk
survey adalah sebagai berikut:
mengurutkan ke-6 opsi tersebut.
• Willingness to pay: Rata-rata satu keluarga di desa A dan B yang belum
teraliri saluran air bersih rela mengeluarkan Rp. 50.000 per bulan untuk
bisa mendapatkan layanan tersebut. Lalu karena merasa hasil survey masih kurang memberikan gambaran yang
cukup representatif, maka pemerintah daerah juga melakukan observasi
• Willingness to accept: Rata-rata satu keluarga di kota C yang sudah teraliri
terhadap pasar, sehingga metode yang digunakan dalam cost benefit analysis
saluran air bersih mengaku bahwa harga kompensasi yang pantas diterima
ini adalah revealed preference method. Hasil dari pengamatan tersebut adalah
atas hilangnya layanan tersebut adalah Rp. 30.000 per bulan.
sebagai berikut:
§ Hedonic pricing: Diasumsikan tiap layanan air minum memiliki karakteristik
yang sama, kecuali pada debit airnya. Maka H = a + bQ, dimana H adalah
harga air minum, Q adalah kadar toksin dan 'b' adalah koefisien yang dicari
melalui observasi.
Hasil survey kedua dengan metode choice modelling menanyakan sebagai
berikut:
§ Averting expenditures: mengamati berapa hal di level rumah tangga, • Unit value transfer: Berapa debit air dan harga yang digunakan di proyek
seperti: ABC, kemudian disesuaikan dengan keperluan debit air dan harga di proyek
DEF.
• Penghematan biaya kesehatan
• Benefit function transfer: Berapa WTP dari proyek ABC, lalu disesuaikan
• Penghematan biaya membeli air dari vendor
dengan WTP proyek DEF dengan cara sesuaikan berdasarkan perbandingan
• Penghematan waktu untuk mendapatkan air (dikuantifikasi kondisi ekonomi masyarakat atau indikator komparasi lainnya.
berdasarkan proporsi dari casual daily unskilled wage rate)
• Penghematan waktu untuk merebus air (dikuanitifikasi berdasarkan
Setelah melakukan metode CBA untuk mengkuantifikasi dampak
proporsi dari casual daily unskilled wage rate)
pengembangan proyek terhadap lingkungan sosial ekonomi, pemerintah ABC
• Penghematan biaya listrik/bahan bakar untuk merebus air menemukan bahwa masih ada beberapa komponen yang sulit untuk
§ Dose response: mengamati beberapa hal yang terjadi di level dikuantifikasi. Oleh sebab itu diperlukan metode threshold analysis untuk
produksi/bisnis, seperti: menilai komponen-komponen tersebut secara kualitatif.
Sementara itu kebutuhan layanan air bersih juga muncul di daerah DEF. Sama
seperti daerah ABC, DEF juga memiliki waduk sendiri yang ingin dimanfaatkan
dalam model KPBU. Namun karena memiliki keterbatasan anggaran dan
sumber daya untuk melakukan pengumpulan data-data kuantitatif, maka
pemerintah daerah DEF melakukan identifikasi proyek dengan metode Cost
Effectiveness Analysis. Pemerintah daerah ini mengadopsi data-data kuantitatif
yang sudah dimiliki pemerintah daerah ABC, yakni dalam bentuk:
Terdapat enam hal yang perlu dilakukan untuk menghitung ketersediaan ruang fiskal bagi penyediaan infrastruktur, yakni:
Mengestimasi Melakukan estimasi atas proyeksi biaya fiskal dari tiap-tiap inisiatif proyek
Biaya infrastruktur.
Dengan metode pair wise comparison, diharapkan proses penilaian dapat menjadi lebih objektif.
Cara utamanya adalah dengan melakukan perbandingan secara berpasang-pasangan. Sebagai contoh pada level 2 di faktor Desirability, terdapat 4 subfaktor
yang diyakini berpengaruh. Keempat subfaktor tersebut dinilai secara berpasang-pasangan, dimana pengguna diminta memilih mana subfaktor yang dirasa lebih
penting daripada subfaktor lainnya. Contohnya adalah sebagai berikut:
Hal tersebut dilakukan di semua faktor pada semua level (level 1, 2, 3 jika dalam contoh).
Kriteria yang dipilih memberi pengaruh yang sedikit Sebagai contoh, dari hasil di samping dapat dilihat bahwa risiko
3 Moderate importance dukungan kerangka peraturan bersifat lebih kuat daripada
lebih besar dibandingkan pilihan lainnya
risiko lain.
4 Moderate plus ** Selain itu dapat dilihat juga mana skema pembiayaan yang
paling tepat, apakah dengan menggunakan APBD/APBN,
Kriteria yang dipilih memberi pengaruh yang lebih BUMN, KPBU, atau B2B.
5 Strong importance
besar dibandingkan pilihan lainnya
Pendekatan Kuantitatif
Analisis VFM kuantitatif memerlukan data yang umumnya belum tersedia di fase perencanaan. Meskipun demikian, perkiraan perhitungan kasar dapat
dilakukan, tetapi akurasinya akan lebih baik apabila dilakukan pada fase penyiapan dan, apa lagi, fase transaksi. Analisis ini dilakukan dengan menghitung Public
Service Comparator (PSC), yaitu biaya yang akan dikeluarkan oleh Pemerintah, selama satu siklus hidup infrastruktur, apabila penyediaannya menggunakan
skema pengadaan barang dan jasa biasa. PSC, selain memperhitungkan estimasi biaya investasi dan operasi, juga memperhitungkan perkiraaan biaya risiko.
Perkiraan biaya risiko adalah perkiraan tambahan biaya proyek akibat adanya kebolehjadian terjadinya suatu risiko dan perkiraan dampak terjadinya risiko.
Konsultasi Publik
• Konsultasi publik adalah proses interaksi antara Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/direksi BUMN/direksi BUMD dengan masyarakat
termasuk pemangku kepentingan untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, Landasan Hukum
akuntabilitas dan efektivitas KPBU.
• Terdapat dua kali pelaksanaan konsultasi publik, yakni pada tahap • PP No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air
perencanaan dan pada tahap persiapan. Minum
• Konsultasi Publik pada tahap perencanaan dilakukan oleh Menteri/Kepala
• Perpres No. 38 Tahun 2015 tentang KPBU dalam
Lembaga/Kepala Daerah/Direksi BUMN/Direksi BUMD untuk mendiskusikan
Penyediaan Infrastruktur
penjelasan dan penjabaran terkait dengan rencana KPBU sehingga diperoleh
hasil sekurang-kurangnya sebagai berikut: • Permen Bappenas No. 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara
1. Penerimaan tanggapan dan/atau masukan dari pemangku kepentingan Pelaksanaan KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur
yang menghadiri Konsultasi Publik; dan
2. Evaluasi terhadap hasil yang didapat dari Konsultasi Publik dan
implementasinya dalam KPBU.
Konsultasi publik berbeda dengan penyuluhan, dimana tujuan dari konsultasi publik adalah untuk mendapatkan informasi, data, perspektif dan argumen dari
masyarakat. Oleh sebab itu konsultasi publik bersifat lebih dua arah dan pencapaiannya dapat diukur dengan kedalaman penggalian masalah serta hasil berupa
mufakat musyawarah.
Informasi dan pilihan kebijakan dimiliki oleh Informasi dan pilihan kebijakan dibagi dan
Kualitas informasi
pemerintah dan ahli disebar ke warganegara
Proses Satu arah dari pemerintah ke warganegara Dua arah dan interaktif/dialogis
Konsultasi publik yang dilakukan di tahap Polling daring diikuti oleh warga yang
Satu kelompok terdiri dari 6-10 warga yang
memiliki keahlian teknis, menerima dampak,
perencanaan perlu bersifat deliberatif, memiliki keahlian teknis; akan menerima
Peserta atau mewakili elemen tertentu bisa dengan
yang kurang lebih berarti melibatkan dampak dari proyek; atau mewakili elemen
atau tanpa kuota. Lalu diskusi jejak pendapat
pertimbangan teliti dan seksama untuk tertentu dalam masyarakat
diikuti 6-10 orang.
mendukung atau mengkritisi suatu
usulan. Untuk itu, konsultasi publik Tiap diskusi berlangsung +/- 90 menit, ada
biasanya diawali dengan pemaparan penyaji yang memaparkan usulan proyek Tiap diskusi berlangsung +/- 90 menit,
usulan proyek (draf studi pendahuluan) Teknik (studi pendahuluan) dan ada fasilitator yang penyaji memaparkan usulan proyek (studi
mengarahkan diskusi agar sesuai objektif pendahuluan) serta hasil dari polling daring.
diskusi.
Terdapat beberapa contoh metode
deliberatif yang dapat diaplikasikan, • Lebih singkat
diantaranya adalah: • Pembahasan dapat lebih detail dan • Lebih merepresentasikan suara
Kelebihan mendalam, sehingga kualitas informasi, masyarakat banyak
• Diskusi Kelompok Terarah/ Focus
data, dan perspektif dapat jadi lebih • Tidak perlu diselenggarakan berkali-kali
Group Discussion yang cukup tajam.
sederhana dan umum dipraktekkan di
Indonesia; dan
• Perlu fasilitator yang piawai di tiap diskusi
• Jejak Pendapat/Deliberative Poll yang • Proses lebih panjang karena ada polling
• Perlu diselenggarakan beberapa kali
lebih kompleks namun hasilnya juga daring
Kekurangan dengan kelompok peserta yang berbeda
efektif dan banyak diaplikasikan di • Hasil polling online tidak lepas dari bias
bila perlu lebih banyak kuantitas
negara-negara lain. perspektif.
Ketika proyek yang diusulkan bersifat sensitif Ketika proyek yang diusulkan tidak bersifat
Contoh waktu atau rentan terhadap ekspektasi publik yang sensitif dan data-datanya dapat diakses oleh
Penggunaan berlebih sehingga persebaran informasi publik tanpa perlu pembatasan persebaran
perlu diminimalisir. informasi.
Yakni presentasi draf studi pendahuluan yang didalamnya tercakup analisa kelayakan ekonomi
sosial; kriteria kepatuhan; kriteria faktor penentu nilai manfaat uang partisipasi badan usaha; dan
analisa komersil (potensi pendapatan) dan skema pembiayaan proyek.
1
6 2
Enam Proses
Konsultasi Publik
Meliputi proses
Pemantauan oleh warga apakah
hasil-hasil KP diakomodir Pelaksanaan Konsultasi Publik registrasi peserta,
pemerintah pembukaan,
presentasi dari
5 3
inisiator acara,
diskusi kelompok
berdasarkan analisis
Pengolahan, pelaporan dan
penyebarluasan hasil-hasil KP yang dilakukan, serta
pleno pembahasan
4 dan penutup.
Hasil-hasil KP tersebut dapat menggambarkan respon dari publik perihal setuju/tidaknya
untuk meneruskan proyek KPBU yang dibahas.
Gambar di atas menunjukkan pilihan alur yang dapat dilalui oleh PJPK dalam mempertimbangkan untuk memanfaatkan fasilitasi dari PDPPI Kementerian
menganggarkan biaya untuk penyiapan dan transaksi Proyek Kerjasama. Pilihan Keuangan atau menggunakan APBD.
pertama adalah melaksanakan penyiapan proyek KPDBU dengan menggunakan
Sedangkan yang ketiga, apabila usulan proyek tersebut menjadi proyek frontier,
APBD. Setelah market sounding dan hasilnya menjanjikan untuk dilanjutkan ke
prioritas atau strategis nasional, maka fasilitasi Kajian Awal Pra Studi Kelayakan
fase transaksi, PJPK memiliki dua pilihan untuk penganggaran. Yang pertama
dari Bappenas atau KP2IP akan digunakan. Pada fase transaksi, fasilitasi PDPPI
adalah dengan tetap menggunakan APBD, yang kedua adalah dengan
Kemenkeu akan digunakan. Meskipun fasilitasi dilakukan pada fase penyiapan
menggunakan fasilitasi dari PDPPI Kementerian Keuangan.
maupun transaksi, ini tidak berarti PJPK tidak menganggarkan apa pun, namun
Pilihan kedua adalah dengan menggunakan fasilitasi Kementerian PUPR untuk anggaran tetap diperlukan untuk keperluan operasional tim teknis / KPBU dan
pembuatan kajian awal pra-studi kelayakan. Dengan demikian penggangaran tim pengadaan.
fase penyiapan akan terbantu dengan anggaran dari fasilitasi Kementerian
PUPR. Pada fase berikutnya, setelah market sounding, PJPK dapat
Bagaimana Cara Menjalankan Market Sounding? Isu Apa Saja Yang Perlu Disampaikan?
Praktik market sounding yang baik adalah dengan membuat memorandum Beberapa informasi penting yang diharapkan dapat diperoleh melalui market
formal berisikan informasi proyek (disebut juga sebagai Project Note atau sounding adalah sebagai berikut:
Project Summary). Dokumen ini mendeskripsikan rincian-rincian proyek dan • Ruang lingkup proyek (tahap awal dari desain infrastruktur dan spesifikasi
menyebutkan juga aspek-aspek yang masih belum pasti (fleksibel) dalam output)
inisiatif tersebut.
• Risiko-risiko yang sudah diidentifikasi (terutama risiko teknikal)
• Besar Capital Expenditure dan Operational Expenditure yang
Transparansi merupakan hal krusial, dimana hambatan-hambatan proyek perlu diekspektasikan
diidentifikasi dan dijelaskan sejak awal. Hal ini penting guna menghindari
• Model bisnis (mekanisme pembayaran, skema pendapatan lainnya, kondisi
masalah-masalah pada tahapan berikutnya, terutama yang berkaitan dengan
dan beban hutang, asumsi pajak dan akuntansi lainnya yang terkait)
masalah legal pada tahap pengadaan.
• Timeline periode pelaksanaan yang diajukan
• Struktur kontrak yang diajukan, termasuk memuat alokasi risiko
Terdapat beberapa pilihan cara untuk melakukan market sounding, antara lain
sebagai berikut:
Tips Mengadakan Market Sounding yang Transparan dan Baik
a. Secara online menampilkan Project Note atau Project Summary.
Perusahaan/pihak yang potensial kemudian dihubungi untuk dimintakan Perlu diketahui bahwa pemberian prioritas terhadap pihak tertentu dapat
pendapat/pandangannya terhadap inisiatif tersebut. Setelah itu dapat memicu kecurigaan terhadap perilaku KKN. Oleh sebab itu isu transparansi
diteruskan dengan membuat Project Open Day dimana para pihak-pihak menjadi krusial, dimana proyek dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
yang berpotensi menjadi mitra tersebut diundang untuk menyaksikan • Mendokumentasikan setiap pertemuan, keputusan dan prosedur;
presentasi dan memberikan feedbacknya secara langsung. • Memberikan publik akses ke setiap dokumentasi terssebut, dimana pihak-
b. Rapat ekslusif juga dapat dilakukan dengan suatu pihak utama yang pihak yang tertarik menjadi mitra juga dapat menyampaikan komentar dan
berpotensi menjadi mitra. Model ini biasanya memberikan hasil yang lebih saran mereka;
efektif, karena tingkat engagement dan feedback yang diberikan dapat • Mengundang institutsi auditor untuk berpartisipasi dalam proses, termasuk
lebih dalam. dalam rapat dengan sektor privat; dan
• Merekam rapat eksklusif (dengan video), untuk penggunaan eksklusif oleh
institusi auditor.
Air: Semua Air yang terdapat pada, di atas atau di bawah permukaan tanah, yang didirikan oleh Badan Usaha pemenang lelang atau ditunjuk
termasuk air laut yang berada di darat. langsung.
Air Baku untuk Air Minum Rumah Tangga (Air Baku): air yang berasal dari Badan Usaha Pelaksana KPDBU (Badan Usaha Pelaksana): Perseroan Terbatas
sumber air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang yang didirikan oleh Badan Usaha pemenang lelang atau ditunjuk
memenuhi baku mutu tertentu sebagai Air Baku untuk Air Minum. langsung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Air Minum: Air Minum Rumah Tangga yang melalui proses pengolahan atau Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur (BUPI): badan usaha yang didirikan oleh
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan Pemerintah dan diberikan tugas khusus untuk melaksanakan
dapat langsung diminum. penjaminan infrastruktur sesuai dengan peraturan perundang-
Air Minum Domestik (Air Minum): Air Minum untuk memenuhi Kebutuhan undangan.
Pokok Air Minum Sehari-hari Air. Badan Usaha untuk Memenuhi Kebutuhan Sendiri (Badan Usaha): Badan Usaha
Air Permukaan: semua Air yang terdapat pada permukaan tanah. berbadan hukum atau tidak berbadan hukum yang bidang usaha
pokoknya bukan merupakan usaha penyediaan Air Minum dan salah
Air Tanah: Air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan di bawah satu kegiatannya menyelenggarakan SPAM untuk kebutuhan sendiri
permukaan tanah. di wilayah usahanya.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD): rencana keuangan tahunan Badan Usaha: Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, badan
daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. usaha swasta yang berbentuk
Badan Usaha Milik Daerah Penyelenggara SPAM (BUMD): badan usaha yang BBWS/BWS (Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai): unit pelaksana
dibentuk khusus untuk melakukan kegiatan Penyelenggaraan SPAM teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah.
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sumber daya air di
Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya (BUMD): badan usaha yang wilayah sungai.
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah.
Belanja Daerah: kewajiban Pemerintah Daerah yang diakui sebagai pengurang
Badan Usaha Milik Negara Penyelenggara SPAM (BUMN): badan usaha yang nilai kekayaan daerah.
dibentuk khusus untuk melakukan kegiatan Penyelenggaraan SPAM
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara. Bendahara Umum Daerah (BUD): pejabat pengelola keuangan daerah yang
bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah.
Cekungan Air Tanah: suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang
tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, keuangan dan kekayaan negara sesuai kewenangan masing-masing
pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung. berdasarkan peraturan perundangundangan dalam rangka
meningkatkan kelayakan finansial dan efektifitas KPBU.
Daerah Aliran Sungai: suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan
dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi Infrastruktur: fasilitas teknis, fisik, sistem, perangkat keras, dan lunak yang
menampung, menyimpan, dan mengalirkan Air yang berasal dari diperlukan untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat
curah hujan ke danau atau laut secara alami, yang batas di darat danmendukung jaringan struktur agar pertumbuhan ekonomi dan
merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan sosial masyarakat dapat berjalan dengan baik.
daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
Izin Penggunaan Sumber Daya Air: izin untuk memperoleh dan/atau
Daftar Rencana KPBU: dokumen yang memuat rencana KPBU yang diusulkan mengambil Sumber Daya Air Permukaan untuk melakukan kegiatan
oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dan telah dilakukan bukan usaha.
penilaiannya oleh Menteri Perencanaan untuk ditetapkan sebagai
Izin Pengusahaan Air Tanah: izin untuk memperoleh dan/atau mengambil Air
rencana KPBU siap ditawarkan dan KPBU dalam proses penyiapan
Tanah untuk melakukan kegiatan usaha.
Dana Pembayaran Ketersediaan Layanan: dana yang dialokasikan dalam APBD
Jaminan Pemerintah: kompensasi finansial yang diberikan oleh menteri yang
dalam rangka pelaksanaan Pembayaran Ketersediaan Layanan untuk
menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang keuangan dan
KPDBU pada setiap tahun anggaran.
kekayaan negara kepada Badan Usaha Pelaksana melalui skema
Daya Air: potensi yang terkandung dalam Air dan/atau pada Sumber Air yang pembagian risiko untuk Proyek Kerja Sama.
dapat memberikan manfaat atau kerugian bagi kehidupan dan
Kebijakan dan Strategi Kabupaten/Kota Penyelenggaraan SPAM (Jakstra SPAM
penghidupan manusia serta lingkungannya.
Kabupaten/Kota): dokumen kebijakan Penyelenggaraan SPAM
Dokumen perencanaan Air Minum jaringan perpipaan dan perencanaan Air Kabupaten/Kota yang menjadi acuan bagi Penyelenggaraan SPAM
Minum bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan Kabupaten/Kota dengan memperhatikan kondisi sosial, ekonomi dan
Air Minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan budaya masyarakat setempat, serta kondisi lingkungan daerah
dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya. sekitarnya.
Dukungan Kelayakan: Dukungan Pemerintah dalam bentuk kontribusi fiskal
yang bersifat finansial yang diberikan terhadap Proyek KPBU/KPDBU
oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang
keuangan dan kekayaan negara.
Dukungan Pemerintah: kontribusi fiskal dan/atau bentuk lainnya yang
diberikan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dan/atau
Kebijakan dan Strategi Nasional Penyelenggaraan SPAM (KSNP SPAM): Daerah selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK), yang
dokumen kebijakan Penyelenggaraan SPAM secara nasional, yang sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber daya Badan Usaha
menjadi acuan dalam penyusunan Kebijakan dan Strategi Provinsi dengan memperhatikan pembagian risiko di antara para pihak.
Penyelenggaraan SPAM dan Kebijakan dan Strategi Kabupaten/Kota
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU): kerjasama antara pemerintah
Penyelenggaraan SPAM.
dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur untuk kepentingan
Kebijakan dan Strategi Provinsi Penyelenggaraan SPAM (Jakstra SPAM umum dengan mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan
Provinsi): dokumen kebijakan Penyelenggaraan SPAM Provinsi yang sebelumnya oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Badan
menjadi acuan bagi Penyelenggaraan SPAM Provinsi dan penyusunan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, yang sebagian atau
Kebijakan dan Strategi Kabupaten/Kota Penyelenggaraan SPAM seluruhnya menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan
dengan memperhatikan kondisi sosial, ekonomi dan budaya memperhatikan pembagian risiko diantara para pihak.
masyarakat setempat, serta kondisi lingkungan daerah sekitarnya.
Konsultasi Publik: proses interaksi antara Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Kebutuhan Pokok Air Minum Sehari-hari: air untuk memenuhi kebutuhan Daerah/direksi Badan
hidup sehari-hari yang digunakan untuk keperluan minum, masak,
Layanan Infrastruktur (Layanan): layanan publik yang disediakan oleh Badan
mandi, cuci, peturasan, dan ibadah.
Usaha Pelaksana selama berlangsungnya masa pengoperasian
Kelompok Masyarakat: kumpulan, himpunan, atau paguyuban yang dibentuk infrastruktur oleh Badan Usaha Pelaksana berdasarkan perjanjian
masyarakat sebagai partisipasi masyarakat dalam Penyelenggaraan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Pelaksana berupa
SPAM untuk memenuhi kebutuhan sendiri. fasilitas teknis, fisik, sistem, perangkat keras, dan lunak yang
diperlukan untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat dan
Kerja Sama Antar Daerah yang selanjutnya disingkat KSAD: kesepakatan antara
mendukung jaringan struktur agar kegiatan ekonomi dan sosial
Gubernur dengan Gubernur atau Gubernur dengan Bupati/Walikota
masyarakat dapat berjalan dengan baik.
atau antara Bupati/Walikota dengan Bupati/Walikota lain yang dibuat
secara tertulis dan menimbulkan hak dan kewajiban. Operasi dan Pemeliharaan: kegiatan dalam rangka menjamin keberlangsungan
fungsi dari sarana dan prasarana SPAM sesuai dengan standar teknis.
Kerja Sama Daerah dengan Pihak Ketiga (KSPK): kesepakatan antara Gubernur,
Bupati/Walikota atas nama Pemerintah Daerah dengan Pelaksana Penyelenggaraan SPAM (Penyelenggara): BUMN, BUMD, UPT, UPTD,
Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) atau Badan Usaha untuk Memenuhi Kebutuhan Sendiri dan Kelompok
sebutan lain, dan badan hukum. Masyarakat.
Kerjasama Pemerintah Daerah dan Badan Usaha yang selanjutnya (KPDBU):
kerjasama antara pemerintah daerah dan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur untuk kepentingan umum. dengan mengacu
pada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Kepala
Pelanggan: masyarakat atau instansi yang terdaftar sebagai penerima layanan Pengelola Sumber Daya Air: institusi yang diberi wewenang untuk
Air Minum dari Penyelenggara yang dilayani dengan sambungan melaksanakan pengelolaan Sumber Daya Air.
individual maupun komunal.
Pengelolaan SPAM adalah kegiatan yang dilakukan terkait dengan
Pelelangan: metode pengadaan Badan Usaha Pelaksana dalam rangka kemanfaatan fungsi sarana dan prasarana SPAM terbangun yang
pelaksanaan KPBU dengan mengikutsertakan sebanyak-banyaknya meliputi operasi dan pemeliharaan, perbaikan, peningkatan sumber
peserta melalui pengumuman secara luas atau undangan. daya manusia, serta kelembagaan.
Pembangunan Baru: kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan sarana Pengelolaan Sumber Daya Air: adalah upaya merencanakan, melaksanakan,
dan prasarana yang sebelumnya tidak ada atau menambah sarana memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber
dan prasarana yang baru. daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya
rusak air.
Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment): pembayaran secara
berkala oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah kepada Badan Pengembangan Kelembagaan adalah kegiatan untuk mewujudkan pelaksanaan
Usaha Pelaksana atas tersedianya layanan Infrastruktur yang sesuai Pengelolaan SPAM yang mengikuti tata kelola perusahaan yang
dengan kualitas dan/atau kriteria sebagaimana ditentukan dalam profesional dan akuntabel.
perjanjian KPBU/KPDBU.
Pengembangan SPAM: kegiatan yang dilakukan terkait dengan ketersediaan
Pemerintah Daerah: kepala daerah sebagai unsur penyelenggara sarana dan prasarana SPAM dalam rangka memenuhi kuantitas,
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan kualitas, dan kontinuitas Air Minum yang meliputi pembangunan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. baru, peningkatan, dan perluasan.
Pemerintah Pusat: Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM): kegiatan dalam rangka
pemerintahan Negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil mengembangkan kemampuan dan kompetensi sumber daya manusia
Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang dalam pelaksanaan Penyelenggaraan SPAM.
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang
Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK): Menteri/Kepala Lembaga/Kepala kewenangan pengguna anggaran untuk melaksanakan tugas dan
Daerah, atau Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah fungsi SKPD yang dipimpinnya.
sebagai penyedia atau penyelenggara infrastruktur berdasarkan
Penggunaan Sumber Daya Air: upaya pemanfaatan Sumber Daya Air untuk
peraturan perundangundangan.
memenuhi kebutuhan bukan usaha
Pengairan / Pengelolaan Sumber Daya Air: upaya merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan
konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan
pengendalian daya rusak air.
Pengusahaan Sumber Daya Air: upaya pemanfaatan Sumber Daya Air untuk dalam ruang lingkup yang tertentu dan berskala mikro serta bersifat
memenuhi kebutuhan usaha. teknis
Peningkatan adalah upaya untuk penambahan kapasitas dan/atau volume dari Perencanaan: kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha untuk merumuskan sesuatu
sarana dan prasarana SPAM yang tersedia baik sebagian maupun dasar tuntunan guna sesuatu tindakan dalam ruang lingkup yang luas
keseluruhan. dan berskala makro, sebagai hasil dari penghubungan dan
pengolahan dari tugas pokok, tugas utama, cetusan, gagasan,
Penjajakan Minat Pasar (Market Sounding): proses interaksi untuk mengetahui
pengetahuan, pengalaman dan keadaan (UU No. 11 Tahun 1974)
masukan maupun minat calon investor, perbankan, dan asuransi atas
KPBU yang akan dikerjasamakan. Perluasan: upaya untuk penambahan cakupan pelayanan SPAM.
Penjaminan Infrastruktur: pemberian jaminan atas kewajiban finansial PJPK Prastudi Kelayakan: kajian yang dilakukan untuk menilai kelayakan KPBU
yang dilaksanakan berdasarkan perjanjian penjaminan. dengan mempertimbangkan sekurang-kurangnya aspek hukum,
teknis, ekonomi, keuangan, pengelolaan risiko, lingkungan, dan
Penunjukan Langsung: metode pemilihan Badan Usaha Pelaksana dalam
sosial.
rangka pelaksanaan KPBU
Proses Dasar Manajemen: serangkaian proses kegiatan yang mencakup
Penyediaan Air Minum: kegiatan menyediakan Air Minum untuk memenuhi
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi dalam rangka
kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,
mengoptimalkan manfaat dan fungsi SPAM.
bersih, dan produktif.
Rekomendasi Teknis: persyaratan teknis yang harus dipenuhi dalam pemberian
Penyediaan Infrastruktur: kegiatan yang meliputi pekerjaan konstruksi untuk
izin.
membangun atau meningkatkan kemampuan infrastruktur dan/atau
kegiatan pengelolaan infrastruktur dan/atau pemeliharaan Seleksi: metode pengadaan Badan Usaha dalam rangka penyiapan KPBU
infrastruktur dalam rangka meningkatkan kemanfaatan infrastruktur. dengan mengikutsertakan sebanyak-banyaknya peserta melalui
pengumuman secara luas atau undangan.
Penyelenggaraan SPAM: serangkaian kegiatan dalam melaksanakan
pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana yang Simpul KPDBU: unit kerja pada tingkat daerah, yang dibentuk baru atau
mengikuti proses dasar manajemen untuk penyediaan Air Minum melekat pada unit kerja atau bagian yang sudah ada, dengan tugas
kepada masyarakat. dan fungsi perumusan kebijakan dan/atau sinkronisasi dan/atau
koordinasi tahap perencanaan dan tahap penyiapan dan/atau
Perbaikan: kegiatan untuk mengembalikan fungsi teknis sarana dan prasarana
pengawasan dan evaluasi tahap penyiapan dan tahap transaksi,
SPAM seperti kondisi semula baik yang disebabkan oleh kerusakan
termasuk manajemen pelaksanaan KPDBU.
atau umur teknis terlampaui.
Perencanaan Teknis: kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha untuk merumuskan
perincian rencana sebagai dasar dan tuntunan guna sesuatu tindakan
Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL): satu kesatuan sarana dan prasarana Unit Pelaksana Teknis Dinas Penyelenggara SPAM (UPTD): unit yang dibentuk
pengelolaan air limbah. khusus untuk melakukan sebagian kegiatan Penyelenggaraan SPAM
oleh Pemerintah Daerah untuk melaksanakan sebagian kegiatan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM): satu kesatuan sarana dan prasarana
teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang
penyediaan Air Minum.
mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa daerah
SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (SPAM BJP): satu kesatuan sarana prasarana kabupaten/kota.
penyediaan Air Minum yang disalurkan atau diakses pelanggan tanpa
Unit Pelaksana Teknis Penyelenggara SPAM (UPT): unit yang dibentuk khusus
sistem perpipaan.
untuk melakukan sebagian kegiatan Penyelenggaraan SPAM oleh
SPAM Jaringan Perpipaan (SPAM JP): satu kesatuan sarana dan prasarana Pemerintah Pusat yang bersifat mandiri untuk melaksanakan tugas
penyediaan Air Minum yang disalurkan kepada pelanggan melalui teknis operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang tertentu
sistem perpipaan. dari organisasi induknya.
Studi Kelayakan (Feasibility Study): kajian yang dilakukan oleh Badan Usaha UPP (Unit Pelayanan Perizinan): unit yang dibentuk khusus pada Direktorat
calon pemrakarsa untuk KPBU atas mekanisme prakarsa Badan Usaha Jenderal Sumber Daya Air dan diberi tugas untuk menjalankan proses
dalam rangka penyempurnaan Prastudi Kelayakan. administrasi izin pengusahaan sumber daya air dan/atau izin
Studi Pendahuluan: kajian awal yang dilakukan oleh Menteri/Kepala penggunaan sumber daya air.
Lembaga/Kepala Daerah/direksi Badan Usaha Milik Negara/direksi Wilayah Sungai: kesatuan wilayah Pengelolaan Sumber Daya Air dalam satu
Badan Usaha Milik Daerah untuk memberikan gambaran mengenai atau lebih Daerah Aliran Sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang
perlunya penyediaan suatu Infrastruktur tertentu serta manfaatnya, luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilo
apabila dikerjasamakan dengan Badan Usaha Pelaksana melalui meter persegi). (BU,DIM)
KPBU.
Sumber Air: tempat atau wadah Air alami dan/atau buatan yang terdapat
pada, di atas, atau di bawah permukaan tanah.
Sumber Daya Air: air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya.
Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah (TKKSD): tim yang dibentuk oleh Kepala
Daerah untuk membantu Kepala Daerah dalam menyiapkan kerja
sama daerah.
Tim Verifikasi Perizinan: kelompok kerja yang mempunyai tugas dalam
melakukan pemeriksaan permohonan izin, pemeriksaan rekomendasi
teknis, dan kelayakan teknis pemberian izin.