Vous êtes sur la page 1sur 10

ANALISIS DAN PILIHAN STRATEGI

A. Proses Pemilihan Strategi


Pemilihan strategi merupakan salah satu proses dalam anajemen strategi. Proses ini juga terdiri dari
proses-proses. Orang-orang yang terlibat pemilihan strategi perlu mempunyai orang orang yang
lengkap mengenai perusahaan dari sisi internal maupun eksternal. Ruang lingkup perusahaan besar
akan semakin kompleks sehingga banyak orang yang perlu dilibatkan. Departem-departemen dalam
perusahaan perlu mewakilkan orangnya dlam proses pemilihan strategi. Orang yang bekerja di
departemen masing-masing yang pastinya paham mengeai apa yang terjadi di dalam departemennya.
Strategi harus dirumuskan tertulis, tidak hanya sekedar dibicarakan atau malah dibayangkan saja.
Strategi - strategi. Yang diajukan dan terkumpul perlu diketahui oleh semua partisipan, strategi –
strategi tersebut kemudian dapat dirangking bedasarkan kemungkinannya untuk dilaksanakan.
Misalnya saja pemberian rangking 1 untuk strategi yang tidak boleh dilaksanakan, rangking 2 untuk
strategi yang bisa dilaksanankan, rangking 3 untuk yang mungkin dilaksanakan, dan rangking 4 untuk
yang harus dilaksanakan.
Setiap perusahaan memiliki caranya masing – masing dalam menerapkan maupun menentukan
strategi apa yang harus dilaksanankan oleh perusahaannya. Ada yang memberikan kewenangan pada
tingkatan fungsional untuk menentukan strateginya masing – masing. Ada pula yang langsung
memberikan komando dari atas, sehingga strategi untuk semua bidang dalam perusahaan ditentukan
langsung di tingkat atas.
Analisis internal maupun analisis eksternal, kedua analisis tersebut merupakan bagian dari proses
pemilihan strategi perusahaan. Informasih – informasih yang didapat dan sudah diolah dalam matrik
EFI, EFE, dan CPM berguna dalam proses selanjutnya dalam pemilihan strategi. Berikut ini bagan
tahapan pemilihan strategi mulai dari tahap input sampai dengan penentuan strategi :

Tahap 1: Tingkat Input


Matrik EFE Matrik CPM Matrik IFE
Tahap 2: Pencocokan
Matrik SWOT Matrik SPACE Matrik BCG Matrik IE Matrik Grand strategi

Tahap 3
Matrik Kuantitatif Perencanaan Strategi

Pada tahapan input, kita mengenal tiga matrik yaitu EFE, CPM, dan juga IFE. Dalam tahap ini
perusahaan memulai untuk memasukan data-data tentang performa atau keadaan perusahaan dan juga
lingkungannya. Meskipun masih dalam tahapan pemasukan informasi namun juga ada bagian
penentuan keputusan berkaitan dengan faktor mana yang memang berpengaruh besar terhadap
perusahaan. Input yang salah akan mengakibatkan kesalahan pada tahapan-tahapan selanjutnya.
Setelah tahap input, selanjutnya adalah tahapan pencocokan ini berkaitan dengan tahapan sebelumnya
yang mendata informasi internal dan eksternal perusahaan. Ada 5 matrik yang bisa digunakan dalam
tahapan ini. Informasi mengenai lingkungan internal dan eksternal nantinya akan mempertemukan
melalui matrik-matrik tersebut. Perusahaan memang diciptakan dengan adanya dua lingkungan
tersebut. Jadi kedua lingkungan tersebut harus dapat disinkronkan sehingga perusahaan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.

B. Teknik Analisis Strategi


1. Matrik SWOT
SWOT merupakan singkatan dari Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats yang beratri
Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman. Keempat kata tersebut berasal dari analisis internal
(kekuatan dan kelemahan) serta analisis eksternal (peluang dan ancaman).
Dari matrik tersebut, pembuat strategi dapat mengembangkan 4 strategi yang berasal dari 4 faktor
dalam SWOT. Keempat strategi tersebut di antaranya:
a. Strategi S-O: strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan guna
memanfaatkan peluang yang ada. Misalnya saja ada peluang pengembangan usaha dan
perusahaan juga sedang mengalami laba yang cukup tinggi.
b. Strategi W-O: strategi ini dilakukan dengan mengatasi kelemahan perusahaan dengan
memanfaatkan peluang yang ada. Misalnya ada pesanan produk dalam jumlah besar
sedangkan kapasitas produksi perusahaan tidak memadai. Strategi yang bisa dilakukan adalah
menambah mesin atau melakukan kerja sama dengan perusahaan lain.
c. Strategi S-T: strategi ini dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan perusahaan dalam
menghadapi ancaman dari luar. Misalnya saja terjadi peniruan produk, perusahaan dapat
menuntut hak cipta yang dimiiki dari produk tersebut.
d. Strategi W-T: strategi ini merupakan strategi untuk bertahan dari ancaman luar sekaligus
mengatasi kelemahan yang dimiiki. Situasi ini merupakan situasi yang terburuk bagi
perusahan. Pilihan strategi yang dilakukan biasanya merger,likuidasi, atau mengumumkan
kebangkrutan.

Meskipun terlihat memperhatikan banyak faktor dan mencocokan faktor-faktor tersebut baru
memunculkan strategi, matrik SWOT ini juga memiliki kelemahan-kelemahan. Kelemahan dari
matrik SWOT antara lain:
a. Panjangnya daftar faktor yang ditampilkan dalam matrik.
b. Kurangnya prioritas faktor karena tidak adanya persyaratan untuk klasifikasi dan evaluasi.
c. Tidak ada kewajiban untuk memverifikasi pernyataan atau aspek berdasarkan data atau
analisis.
d. Analisis yang dilakukan hanya tingkat tunggal, bukan multi-level.
Kelemahan-kelemahan tersebut dapat ditambah lagi dengan adanya subjektivitas dalam
pemilihan faktor yang ditampilkan dalam matrik. Selain itu penggunaan kata-kata yang ambigu
akan menyulitkan untuk pelaksanaanya. Guna mengatasi kelemahan tersebut, pembuatan matrik
SWOT sebaiknya dengan cara bersama-sama atau tukar pikiran antara pihak-pihak yang mengerti
tentang keadaan perusahaan. Masukan dari banyak pihak dapat disaring menjadi faktor-faktor
yang lebih valid.

2. Matrik SPACE
Selain SWOT ada juga matrik SPACE. Matrik SPACE terlihat lebih kompleks daripada matrik
SWOT. Matrik ini terdiri dari 4 kuadran. Masing-masing kuadran memiliki nama sendiri-sendiri.
Keempatnya yaitu strategi agresif, konservatif, defensif, dan kompetitif. Di antara kuadran
tersebut ada 4 garis sumbu yang memisahkan. Garis-garis tersebut juga merepresentasikan
beberapa faktor perusahaan yaitu:
a. FS = Financial Strenght ( Kekuatan Keuangan )
b. CA= Competitive Advebtages ( Keunggulan Kompetitif )
c. ES = Enviromental Stability (Stabilitas Lingkungan )
d. IS = Industry Strenght ( Kekuatan Industri )
3. Matrik BCG
BCG merupakan singkatan dari Boston Consulting Group. BCG sendiri sebenarnya merupakan
perusahaan konsultan manajemen yang berada di Boston. BCG matrik dibuat untuk
memformulasikan strategi dengan mempertimbangkan multi-divisi yang ada di perusahaan.
Matrik BCG menyediakan perusahaan tempat mengatur portofolio bisnis dengan menguji pangsa
pasar perusahaan dan pertumbuhan industri di setiap divisi ke divisi lainnya. Posisi relatif pangsa
pasar didefenisiskan sebagai rasio dari pangsa pasar atau pendapatan sebuah industri
dibandingkan dengan pesaingnya.

1. Matrik BCG
Divisi pada kuadran I ini memiliki posisi market share yang relatif rendah dan berkompetisi
di dalam industri yang tingkat pertumbuhannya tinggi. Usaha pada kuadran ini
disebut questionmark atau tanda tanya, karena memang dipertanyakan posisinya. Perusahaan
perlu mempertimbangkan lagi apakah divisi ini harus dipertahankan atau dilepaskan.
a. Star
b. Cash Cow
c. Dog

2. Matrik Internal-Eksternal
Matrik IE serupa modelnya dengan matrik BCG yang berupa portofolio. Di dalam matrik ini
akan dipadukan antara analisis dalam matrik EFE dan juga matrik IFE.
Pada matrik IE nantinya dapa dibagi menjadi tiga daerah. Pertama, sebuah divisi dapat berada
di daerah I, II, IV. Divisi yang berada pada daerah tersebut dapat di katakan sebagai divisi
yang terindikasi berada di daerah ini antara lain penetrasi pasar, integrasi ke depan, intergrasi
horizontal atau bisa juga melakukan integrasi kebelakang.
Kedua, sebuah divisi dapat berada pada daerah III, V, atau VII. Divisi yang berada pada
daerah tersebut cocok dengan strategi bertahan dan memelihara. Perusahaan dapat
menerapkan strategi seperti pengembangan produk ataupun melakukan penetrasi pasar jika
divisinya berada di daerah tersebut.
Ketiga, sebuah divisi dapat berada ada daerah VI, VII, atau IX. Divisi yang berada pada
daerah ini dapat menerapkan strategi panen atau pelepasan. Divisi tersebut ada baiknya tidak
dipertahankan dengan cara dijual atau diberhentikan operasionalnya.
Bobot total IFE

Bobot Kuat Rata-Rata Lemah


Total
EFE 3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99

Kuat 3,0-4 I II III


Rata-Rata 2,0-2,99 IV V
Lemah 1,0-1,99 VII

Data yang di perlukan dalam pembuatan matrik IE berasal dari skor matrik IFE dan juga
EFE. Selain itu diperlukan juga data performa dari masing-masing divisi dalam perusahaan
terutama penjualan dan keuntungan yang diperolehnya. Data tersebut diperlukan untuk
mengetahui persentase keuntungan yang diperoleh suatu divisi dibandingkan dengan divisi
lainnya.

3. Matrik Grand Strategi


Matrik Grand strategi merupakan salah satu matrik yang bisa digunakan untuk proses
pemilihan strategi. Ada dua dimensi yang terdapat dalam matrik ini yaitu posisi kompetitif
dan pertumbuhan pasar. Berdasarkan dimensi atau faktor tersebut maka sebuah bisnis atau
divisi dapat dikategorikan dalam 4 kuadran. Keempat kuadran tersebut di antaranya:
a. Kuadran I = posisi kompetitif yang kuat dalam pertumbuhan pasar yang cepat
b. Kuadran II = posisi yang lemah dalam pertumbuhan pasar yang cepat
c. Kuadran III = posisi yang lemah dalam pertumbuhan pasar yang lambat
d. Kuadran IV = posisi yang kuat dalam pertumbuhan pasar yang lambat
Sedangkan prinsip dari Grand strategi berupa strategi-strategi sebagai berikut:
a. Strategi pertumbuhan terkonsentrasi, strategi ini fokus pada pertumbuhan pangsa pasar
dalam industri. Strategi ini juga sering disebut juga strategi dominasi pasar. Lingkungan
yang stabil dengan permintaan yang selalu tumbuh membuat strategi ini akan memiliki
resiko yang rendah. Strategi konsentrasi ini dapat menyebabkan pertumbuhan
penggunaan produk pada pelanggan, menarik pelanggan pesaing dan atau menarik
pelanggan baru.
b. Strategi pengembangan pasar, strategi ini dapat berupa menjual produk atau jasa pada
pasar yang baru. Manajer akan bertindak dalam promosi, pembukaan kantor penjualan,
dan membuat aliansi untuk mengoperasikan strategi pengembangan pasar.
c. Strategi pengembangan produk, strategi ini fokus pada memodifikasi produk yang sudah
ada atau mengembangkan produk baru untuk melayani pasar dan pelanggan. Perusahaan
dapat memilih mengembangkan produk yang dapat dijual dengan biaya rendah atau
mengembangkan produk dengan performa yang tinggi, atau mengembangkan produk
dengan kualitas yang tinggi. Dalam beberapa situasi, pengembangan produk dibatasi
oleh dana yang dimiliki perusahaan.
d. Strategi integrasi vertikal, strategi ini berupa integrasi perusahaan dengan perusahaan
lain yang menyediakan bahan baku produk atau yang memproses produk lebih lanjut.
e. Strategi diversifikasi konsentrik, strategi ini merupakan strategi kepercayaan yang fokus
pada pembuatan portofolio bagi bisnis yang terkait.
f. Strategi diversifikasi konglomerat, strategi ini melibatkan kebutuhan atas portofolio
bisnis yang didasari pada kebutuhan atas portofolio bisnis yang didasari pada kriteria
performa keuangan.
g. Strategi integrasi horizontal, strategi ini fokus pada kebutuhan perusahaan dalam pasar
atau pasar yang baru. Perusahaan dapat mengakuisisi atau membeli perusahaan pesaing.
h. Strategi pelepasan, strategi ini berupa penjualan komponen perusahaan atau keseluruhan
perusahaan.
i. Strategi likuidasi, strategi ini berupa penjualan perusahaan atau bagiannya dengan
pelelangan atau membeli swasta.
j. Strategi turnaround, strategi ini digunakan jik perusahaan ingin bertahan dalam hal
keuangan. Strategi ini membutuhkan pengurangan biaya dan juga pengurangan aset.
k. Strategi inovasi, strategi ini berupa membut alat atau proses baru berdasarkan riset dan
eksperimen.
l. Join ventures, dalam strategi ini dua atau lebih perusahaan bekerja sama karena sama-
sama kekurangan komponen sehingga dapat saling melengkapi.

Kuadran II Kuadran I
· Pengembanagan pasar · Pengembangan pasar
· Penetrasi pasar · Penetrasi pasar
· Pengembangan produk · Pengembangan produk
· Integrasi horizontal · Integrasi ke depan
· Divestasi/Pelepasan · Integrasi ke belakang
· Likuidasi · Integrasi horizontal
· Diversivikasi konsentrik

Kuadran III Kuadran IV


· Retrechment/turn-around · Diservikasi konsentris
· Diservikasi konsentris · Diservikasi horizontal
· Diservikasi horizontal · Diversifikasi konglomerat
· Diservikasi konglomerat · Joint venture
· Divestiture/divestasi
· Likuidasi

C. Tahap Pengambilan Keputusan


Setelah melewati tahap analisis strategi melalui berbagai macam matrik yang telah dijelaskan
sebelumnya, selanjutnya adalah tahapan pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil dapat
dilakukan dengan menggunakan matrik QSPM. QSPM merupakan singkatan dari Quantitative
Strategic Planning Matrix. Pada matrik ini akan didaftar alternatif strategi yang sebelumnya muncul
dalam matrik SWOT, IE, SPACE, BCG, dan juga matrik Grand Strategi. Tapi tidak semua strategi
juga akan dimasukan, perlu penyaringan terlebih dahulu sebelum, dimasukan dalam matrik QSPM.
Tahapan dalam pembuatan matrik QSPM yaitu:
a. Daftar faktor kunci eksternal dan internal dalam kolom sebelah kiri.
b. Isi bobot pada setiap faktor tersebut. Bobot tersebut identik dengan yang ada pada matrik EFE
dan IFE.
c. Cocokan dan identifikasi alternatif strategi mana yang sebaiknya diimplementasikan. Strategi
ditulis dalam kolom strategi alternatif.
d. Tentukan skor aktraktif, dengan ketentuan nilai:
1 = tidak atraktif
2 = agak atraktif
3 = cukup atraktif
4 = sangat atraktif
Skor yang ditentukan berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut pada strategi yang akan di
pilih.
e. Hitung total atraktif skor (TAS) dengan mengalikan skor atraktif dengan bobot faktor kunci.
f. Hitung jumlah TAS pada masing-masing kolom strategi. Strategi yang memiliki jumlah TAS
terbesar akan menjadi strategi yang dipilih.
TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK
“ANALISIS INTERNAL DAN EKSTERNAL
PERUSAHAAN”

Disusun oleh:

Putra Sijabat 165020300111046

Akuntansi

Universitas Brawijaya

Malang
RMK ANALISIS PEMILIHAN STRATEGI

Disusun oleh:

Putra Sijabat 165020300111046

Akuntansi

Universitas Brawijaya

Malang

Vous aimerez peut-être aussi