Vous êtes sur la page 1sur 9

Getaran adalah suatu factor fisik yang bekerja pada manusia dengan penjalaran ( Transmission ) dari

pada tenaga mekanik yang berasal dari sumber goyangan ( osilattor ). Getaran kerja adalah getaran
mekanis yang ada ditempat kerja dan berpengaruh terhadap tenaga kerja. Getaran dihasilkan oleh :

- Mesin-mesin diesel, mesin produksi


- Kendaraan-kendaraan, Tractor, truk, bus, tank dll
- Alat-alat kerja tangan ( hand tool ) dengan menggunakan mesin : jack hammer ( pembuka jalan ),
pneumatic hammer ( pabrik besi ), jack lec drill ( pengebor batu gunung, karang dll )

I. Jenis-jenis getaran kerja

1. Getaran Umum ( Whole body vibration )

Getaran ini berpengaruh terhadap seluruh tubuh, dihantarkan melalui bagian tubuh tenaga kerja yang
menopang seluruh tubuh. Misalnya : kaki saat berdiri, pantat pada saat duduk, punggung saat
bersandar, lengan saat bersandar. Getaran ini mempunyai frekwensi 5 – 20 Hz.

2. Getaran Setempat ( Hand arm vibration )

Getaran yang merambat melalui tangan atau lengan dari operator atal yang bergetar. Getaran ini
mempunyai frekwensi 20 – 500 Hz.

II. Pengaruh getaran terhadap tenaga kerja

A. Getaran Umum ( wbv )

Sesusai dengan tingkatnya dapat dibagi menjadi 3 macam :

- Mengganggu kenyamanan kerja


- Mempercepat timbulnya kelelahan kerja
- Menimbulkan gangguan kesehatan tenaga kerja

Penentuan ke 3 macam tersebut berdasarkan 2 faktor yaitu :

a. Tingkat Accelerasi / percepatan getaran


b. Frekwensi getaran

a.1. Tingkat Accelerasi / percepatan getaran

- Mengganggu kenyamanan : 0,01 – 0,1 m/d t 2


- Mempercepat timbulnya kelelahan : 0,1 – 1,1 m/d t 2
- Gangguan kesehatan ; 1 – 10 m/d t 2

Tingkat percepatan ini diperbolehkan dengan batas waktu tertentu misalnya :

-1
– 1,5 m/dt2 : 4 jam
- 1,5 – 3 m/dt2 : 2,5 jam
- 3 – 5 m/dt2 : 1 jam
- 5 – 6 m/dt2 : 25 menit
- 6,3 – 10 m/dt2 : 1 menit

diatas 10 m/dt2 sama sekali tidak diperkenankan

b.1. Frekwensi getaran : berpengaruh terhadap tubuh yaitu :

Sumbu Z : arah kaki kepala atau sebaliknya yaitu 4 – 8 Hz


Sumbu X : arah depan kebelakang atau sebaliknya
Sumbu Y : arah kanan kekiri atau sebaliknya
Sumbu X dan sumbu Y yaitu : 1 – 2 Hz

Gangguan kesehatan yang ditimbulkan Wbv yaitu :

1 Gangguan aliran darah


2 Gangguan syaraf pusat menyebabkan kelemahan degeneratif syaraf.
3 Gangguan metabolisme/ pencernaan / pertukaran oxygen dalam paru-paru
4 Gangguan pada otot atau persendian

Gejala yang timbul yaitu pusing, ngantuk, sakit perut, mual, pegal-pegal, kaki
kesemutan.
Mesin-mesin yang menghasilkan Wbv biasanya berkisar antara 1 – 20 Hz
Efek terhadap gangguan kesehatan berlangsung jangka panjang.

Pada stadium I
Terjadi gangguan perut : kembung, mual, kolik usus
gangguan penglihatan : mata berkunang – kunang
gangguan syaraf : insomnia, gangguan keseimbangan

Pada stadium II

Terjadi gangguan : pada otot / sendi

B. Getaran setempat ( Hav )

Sensitivitas maximum pada frekwensi 12 – 16 Hz.


Gangguan kesehatan yang ditimbulkan adalah WFS ( white fingers syndrome )
Gangguan dapat berupa penyempiten pembuluh darah, gangguan syaraf perifer,
gangguan tulang sendi dan otot. Gejala yang timbul berupa jari-jari pucat dan kaku,
mati rasa terhadap suhu / sentuhan. Terjadinya gejala tersebut memerlukan jangka
waktu 3 – 6 tahun dengan melalui beberapa stadium yaitu :
Stadium I : Ujung jari pucat,rasa kaku pada waktu dingin atau bangun tidur.
Stadium II : Perluasan jari pucat, kesemutan, rasa kaku.
Stadium III : Gejala semakin luas disertai rasa sakit yang hebat.

III Pengertian Getaran

Pada Whole Body Vibration

Tujuan utama dari pengendalian getaran adalah mengurangi banyaknya getaran


dengan meredam resonansi yang timbul tanpa menimbulkan frekwensi resonansi
yang baru , caranya memberi bantalan lunak antara tempat duduk dengan system
suspensi, mengurangi waktu terpapar.

Hand Arm Vibration

Ada 4 cara untuk mengurangi bahaya keterpaparan vibrasi atau Hav

- Dengan meredam peralatan disebelah dalam


- Dengan menyisipkan peredam antara tool housing dan tangan
- Mengoperasikan alat dengan remote controle
- Dengan mengurangi waktu terpapar dengan operator
Dan

Bahaya Getaran Pada Alat Kerja, Pekerja


Berisiko Terkena Hand-Arm Vibration
Syndrome
Dilansir dari gsa.gov, sekitar 2,5 juta pekerja di Amerika Serikat menderita hand-arm
vibration syndrome (HAVS) akibat penggunaan peralatan mekanis yang menimbulkan
getaran setiap harinya di tempat kerja.
Pekerja yang tangannya terpapar alat-alat kerja yang bergetar dalam jangka waktu yang
cukup lama berpotensi besar mengalami gangguan fungsi tangan, salah satunya hand-arm
vibration syndrome (HAVS). Jika dibiarkan, para pekerja yang tangannya terpapar alat-alat
tersebut bisa mengalami kerusakan pembuluh darah, kehilangan sensoris secara permanen,
kerusakan tulang dan otot menjadi lemah.

HAVS adalah penyakit kerja akibat getaran mekanis yang menyerang tangan dan lengan
pekerja. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala vaskuler, neurologi, dan muskuloskeletal
pada jari, tangan, dan lengan yang disebabkan penggunaan alat yang bergetar secara terus-
menerus, seperti penggunaan bor (drill), gerinda, bor listrik, gergaji, dan alat penghancur
beton (jackhammer).

Gejala-gejala HAVS:

Gejala vaskuler

Gejala ini dikenal sebagai fenomena Raynaud. Gejala vaskuler ditandai dengan pemucatan
jari (jari-jari memutih) dan menjadi dingin, jari-jari tersebut kemudian berubah warna jadi
kebiruan akibat kurangnya suplai oksigen, dan kemudian jari-jari tersebut jadi memerah.
Perubahan warna ini tidak selalu dialami para penderita. Namun, keluhan tidak nyaman, jari
pucat dan dingin tetap muncul.

Sumber: brushdestructor.com
Lamanya gejala bisa berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam. Gejala tersebut dapat
muncul bila dirangsang oleh udara dingin atau pekerja menyentuh benda dingin. Kondisi ini
dapat menimbulkan keluhan seperti kesemutan, kram, atau nyeri. Nyeri pada tangan biasanya
timbul pada malam hari, terkadang rasa nyeri menjalar sampai lengan bawah, siku, dan leher,
serta rasa nyeri yang dirasakan bisa mengakibatkan sulit untuk menggenggam dan mengepal.

Gejala sensorineural

Gejala sensorineural yang timbul meliputi rasa baal dan/ atau kesemutan pada satu atau lebih
jari. Tingkat gejala sensorineural yang dirasakan setiap penderita bisa berbeda. Pada gejala
ringan, rasa baal atau kesemutan pada jari sifatnya hilang timbul. Namun, jika gejala
berlangsung lebih dari satu jam, Anda perlu mewaspadainya.

Gejala yang dirasakan penderita bisa bertambah parah bila paparan terhadap alat bergetar
terus berlanjut dalam jangka waktu yang lama.

Mengapa pekerja bisa terkena HAVS?


Pekerja yang sehari-harinya menggunakan atau mengoperasikan peralatan atau mesin yang
menimbulkan getaran berisiko besar terkena HAVS. Getaran yang berasal dari peralatan atau
mesin tersebut akan ditransmisikan kepada tangan dan lengan pekerja. Bila pekerja terpapar
getaran secara terus-menerus, efek getaran dapat menimbulkan gangguan atau kelainan dalam
peredaran darah dan saraf, kerusakan ada persendian dan tulang, memengaruhi konsentrasi
kerja dan mempercepat kelelahan.

Efek getaran yang dirasakan pekerja bisa berbeda-beda tergantung dari intensitas getaran,
frekuensi getaran, dan durasi getaran atau lamanya penggunaan alat. Semakin lama pekerja
menggunakan peralatan atau mesin yang bergetar dan semakin cepat getarannya, maka
semakin tinggi pula risiko pekerja tersebut terkena HAVS.

Siapa saja yang berisiko terkena HAVS?

HAVS biasanya dialami oleh seseorang yang bekerja di industri:

 Konstruksi dan pemeliharaan jalan raya atau jalur kereta api


 Konstruksi dan pembongkaran bangunan
 Kehutanan
 Pengecoran logam
 Manufaktur
 Pertambangan
 Perakitan dan perbaikan kendaraan bermotor
 Sarana publik (misalnya air, gas, listrik, telekomunikasi)
 Pembuatan dan perbaikan kapal.

Risiko HAVS juga bisa dialami pekerja yang sehari-harinya menggunakan atau
mengoperasikan alat-alat bergetar atau mesin bergetar seperti alat penghancur beton, gergaji
mesin, mesin bor, mesin gerinda, impact wrench, palu/ pahat listrik, dan peralatan mekanis
lainnya.

Perlu Anda ketahui, pekerja semakin berisiko tinggi terkena HAVS jika secara rutin
mengoperasikan:

 Palu/pahat listrik atau bor listrik lebih dari 15 menit per hari
 Mesin berputar atau penggunaan peralatan/ mesin yang bergetar lainnya selama lebih dari 1
jam per hari.

Mengapa HAVS bisa berbahaya?


Frekuensi getaran yang merambat melalui tangan dan lengan akibat penggunaan peralatan
yang bergetar biasanya berkisar antara 20-500 Hz. Frekuensi paling berbahaya adalah pada
128 Hz. Meski begitu, frekuensi getaran antara 5-20 Hz juga sebetulnya sudah
membahayakan pekerja jika penggunaan alat kerja dilakukan secara rutin dalam jangka
waktu lama.

Paparan getaran pada tangan yang disebabkan peralatan atau mesin yang bergetar dalam
waktu singkat memang tidak akan berpengaruh, namun dalam jangka waktu yang lama akan
menimbulkan gangguan atau kelainan berupa:

 Kelainan pada peredaran darah dan syaraf. Kerusakan syaraf akan mengakibatkan
berkurangnya kepekaan pada motorik dan gangguan pada ketangkasan.
 Angioneurosis jari-jari tangan. Biasanya terjadi di daerah dingin, penderita akan merasakan
kebal pada jari-jari tangan saat bekerja atau sesaat setelah melakukan pekerjaan.
 Gangguan tulang, sendi, dan otot.

Jika dibiarkan, HAVS bisa membahayakan hidup pekerja. Efek HAVS ini bisa menyebabkan
menurunnya kualitas hidup pekerja karena penderita menjadi sulit berkonsentrasi, cepat lelah,
sensibilitasnya jadi berkurang, otot menjadi lemah, kehilangan koordinasi dari tangan,
keterampilan berkurang, hingga kehilangan sensoris secara permanen.

Apa upaya yang harus dilakukan untuk mencegah HAVS?


Dilansir dari hse.gov.uk, ada beberapa upaya pencegahan HAVS yang bisa dilakukan pekerja
di antaranya:

 Mendesain ulang alat-alat yang bergetar untuk meminimalisasi paparan pada tangan dan
lengan. Bila pendesainan ulang tidak memungkinkan, Anda bisa mengurangi efek getaran
dengan cara meredam getaran (damping). Damping adalah suatu mekanisme untuk
meredam getaran dengan cara menempelkan suatu sistem resonansi pada sumber getaran.
 Gunakan alat-alat yang bergetar tidak lebih dari 2 jam (tergantung nilai percepatan getaran).
Energi yang dipindahkan oleh suatu getaran tergantung pada lama pemaparan. Untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit akibat getaran terhadap pekerja, maka ILO
tahun 1978 menganjurkan waktu pemaparan tidak lebih dari 2 jam. Sedangkan di Indonesia,
peraturan mengenai batas waktu pemaparan getaran tertuang dalam Kepmenaker No: KEP-
51/MEN/ 1999 tentang nilai ambang batas faktor fisika di tempat kerja.

Nilai percepatan pada frekuensi


Jumlah waktu pemaparan per hari dominan
kerja
(m/ det²)
4 jam dan kurang dari 8 jam 4
2 jam dan kurang dari 4 jam 6
1 jam dan kurang dari 2 jam 8
kurang dari 2 jam 12

Tabel batas waktu pemaparan getaran pada tangan dan lengan pekerja

Nilai ambang batas (NAB) getaran untuk pemaparan lengan dan tangan di atas menunjukkan
bahwa semakin besar nilai percepatan getaran, maka waktu pemaparan per hari kerja yang
diperbolehkan semakin kecil. NAB getaran alat kerja baik kontak langsung atau tidak pada
lengan dan tangan pekerja ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/ det²).

 Gunakan alat-alat kerja yang tepat untuk setiap pekerjaan. Tujuannya agar pekerja bekerja
lebih efisien, cepat, dan mengurangi paparan getaran pada tangan dan lengan.
 Lakukan pemeriksaan pada alat-alat kerja secara berkala. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari peningkatan getaran yang disebabkan oleh kesalahan atau pemakaian umum
dan menjaga efek getaran pada alat tetap minimum.
 Pastikan mesin pemotong tetap terjaga ketajamannya. Sebab, alat-alat yang tumpul akan
menimbulkan getaran lebih kuat dibandingkan alat-alat yang terjaga ketajamannya.
 Lakukan istirahat 10 menit setiap jam selama menggunakan alat-alat yang bergetar. Pekerja
yang menggunakan alat-alat yang bergetar perlu mengambil waktu istirahat untuk
menghindari paparan getaran secara terus menerus.
 Lakukan pemeriksaan kesehatan pra kerja. Pekerja yang ditempatkan pada pekerjaan yang
berisiko tinggi terkena HAVS perlu melakukan pemeriksaan kesehatan pra kerja dan perlu
diperiksa oleh dokter yang memahami diagnosis dan penanganan terhadap HAVS. Pekerja
yang memiliki riwayat sirkulasi darah abnormal, Raynaud's Syndrome, atau pekerja yang
pernah mendapat gejala HAVS sama sekali tidak boleh bersentuhan dengan alat yang
bergetar apapun.
 Gunakan sarung tangan dengan multi lapisan dan berbahan kenyal (karet, karet busa, plastik
busa, wol) atau menggunakan sarung tangan anti getaran bila memungkinkan.
 Jagalah tangan Anda tetap hangat dan kering. Bila tangan Anda basah atau dingin, segera
keringkan dan gunakan sarung tangan sebelum terpapar getaran. Pekerja yang terpapar
udara dingin biasanya lebih rentan terkena HAVS.
 Hindari memegang alat-alat yang bergetar secara kuat. Semakin kuat memegang, maka
semakin kuat getaran yang disalurkan ke jari-jari dan tangan. Bila memungkinkan, selain
memegang dengan ringan, pekerja bisa memegangnya dengan posisi tangan bervariasi.
 Letakkan alat-alat yang bergetar di tempat yang tepat dan operasikan hanya bila perlu dan
dengan kecepatan yang minimum untuk mengurangi paparan getaran.
 Pastikan Anda mendapatkan pelatihan dan memahami tentang bahaya getaran dan
pengendaliannya.
 Hindari merokok bila Anda bekerja dengan alat-alat yang bergetar setiap harinya. Pekerja
yang merokok lebih rentan terkena HAVS daripada mereka yang tidak merokok. Hal ini
disebabkan karena tembakau dapat memengaruhi aliran darah dan pekerja yang terkena
HAVS dengan merokok biasanya menderita lebih parah.
 Lakukan langkah-langkah pengendalian yang sudah diatur oleh perusahaan untuk
mengurangi risiko HAVS.

Nilai Ambang Batas Bahaya dari Paparan Getaran Mekanis


Getaran Mekanis didefinisikan sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat
mekanis, yang sebagian dari getaran tersebut sampai kepada tubuh pekerja, sehingga
menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan. Besarnya getaran dipengaruhi oleh
intensitas getaran, frekuensi getaran, dan durasi getaran. Getaran mekanis dapat beresonansi
dengan tubuh, apabila frekuensi getaran sama dengan frekuensi alami tubuh manusia, maka
resonansi tersebut dapat mempengaruhi konsentrasi kerja, mempercepat terjadinya kelelahan,
dan menimbulkan gangguan kesehatan mata, syaraf, otot, dan lain sebagainya
(Wignjosoebroto,2003).

Berdasarkan paparan pada anggota tubuh manusia, getaran mekanis dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu Whole Body Vibration (WBV) dan Hand Transmitted Vibration (HTA).
WBV terjadi apabila getaran diterima oleh seluruh bagian tubuh, melalui kaki yang menapak
pada permukaan lantai, dan melalui punggung yang bersandar pada tempat duduk. Gejala
yang ditunjukkan oleh paparan WBV adalah rasa ketidaknyamanan, dan penurunan aktivitas
kerja. Selain itu, WBV dapat menyebabkan rasa mual dan gangguan sistem pencernaan, rasa
pusing dan gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, gangguan sistem sirkulasi,
gangguan sistem pernafasan, gangguan sistem metabolisme, dan gangguan sistem kerangka
dan otot.

Sedangkan, Hand Transmitted Vibration (HTV) terjadi jika getaran diterima oleh tangan,
akibat pemakaian peralatan yang bergetar, misalnya penggunaan gergaji rantai, mesin potong
rumput, gerinda tangan, dan palu. HTV beresiko menyebabkan gangguan sistem sirkulasi
darah telapak tangan, misalnya fenomena Raynoud yaitu keadaan mati rasa yang diawali dari
gejala berupa pucat dari ujung jari yang bertambah parah jika berada pada lingkungan yang
dingin, gangguan syarat yang diawali dengan gejala berupa kesemutan, kerusakan pada
persendian dan tulang, serta melemahnya kekuatan otot-otot pada jari-jari (Griffin, 1990).

Aturan tentang nilai ambang batas getaran dibuat untuk menjaga kondisi pekerja dari resiko
yang ditimbulkan oleh getaran mekanis. Aturan standar mengenai getaran yang diakui secara
internasional adalah ISO 2631-1 yang dikeluarkan oleh Organisasi Standar International yang
berpusat di Jenewa. ISO 2631-1 merupakan standar yang menunjukkan tingkat resiko
paparan getaran berdasarkan nilai percepatan getaran dan nilai Value Dose Vibration (VDV).
Nilai percepatan getaran dihitung dengan metode root mean square, dan digunakan sebagai
kriteria untuk mengukur tingkat resiko yang disebabkan oleh getaran yang bersifat stabil dan
terus menerus. Sedangkan, nilai Value Dose Vibration (VDV) digunakan sebagai ukuran
untuk mengukur getaran yang bersifat benturan seketika.

Tabel 1. Tingkat Resiko Terhadap Paparan Getaran (ISO 2631-1)

Total Value Dose


Tingkat Nilai percepatan Vibration (VDV)
Keterangan
Resiko getaran r.m.s (m/s2)
(m/s1.75)
Paparan getaran masih di bawah zona
‘‘Health Guidance Caution Zone
Low < 0,45 <0,85 (HGCV)’’. Kasus penyakit akibat kerja
belum pernah ditemui pada nilai
percepatan getaran ini.
Paparan getaran berada di zona HGCV.
Moderate 0,45 – 0,90 8,5 – 17
Terdapat potensi resiko kesehatan kerja.
Paparan getaran berada di atas zona
High > 0,90 > 17 HGCV. Resiko kesehatan kerja sering
terjadi pada tingkat ini.

Sedangkan, peraturan nasional yang dikeluarkan pemerintah Indonesia adalah Kepmenaker


NO : KEP–51/MEN/I999, tentang nilai ambang batas faktor fisika di tempat kerja. Peraturan
ini dibuat untuk melindungi pekerja dari resiko getaran mekanis. Peraturan ini mengatur
secara khusus tentang getaran yang merambat melalui tangan (Hand Transmitted Vibration).

Tabel 2. Nilai Ambang Batas Getaran pada Lengan dan Tangan (Kepmenaker NO : KEP–
51/MEN/I999)

Jumlah waktu kerja per hari Nilai percepatan pada frekuensi dominan
kerja (m/s2)
4 jam dan kurang dari 8 jam 4
2 jam dan kurang dari 4 jam 6
1 jam dan kurang dari 2 jam 8
kurang dari 2 jam 12

Keputusan menteri ini memberikan informasi bahwa semakin besar nilai percepatan getaran,
maka waktu kerja yang diperbolehkan semakin kecil. Pada pekerjaan normal dengan kerja
delapan jam, paparan getaran dibatasi sebesar 4 m/s2.

Vous aimerez peut-être aussi