Vous êtes sur la page 1sur 22

PRESENTASI BISNIS

OLEH
KELOMPOK 3

I Made Dany Yadnyapawita 1607532095


Ni Wayan Ardyanti 1607532101
Ni Putu Ayu Gita Purwiti Dewi 1607532109
Ni Made Leny Pebriyaningrum 1607532117
Ketut Putri Pramesti Dewi 1607532127
Putu Venny Yunita 1607532142

PROGRAM NON REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................1
1.3 TUJUAN PENULISAN...........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1 PERSIAPAN PRESENTASI...................................................................2
2.2 PENGEMBANGAN PRESENTASI.......................................................6
2.3 SENI PENYAMPAIAN PRESENTASI................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................16
3.1 KESIMPULAN......................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Presentasi bisnis adalah suatu bentuk komunikasi lisan yang berorientasi pada
proposal, yang disajikan dalam suatu lingkungan bisnis kepada peserta presentasi
yang relatif homogen dari berbagai tingkatan. Presentasi bisnis berfungsi untuk
menyampaikan informasi dan mempengaruhi pengambilan keputusan. Berbeda
dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan acara politik,
presentasi lebih sering dibawakan dalam acara bisnis.
Dewasa ini di dunia bisnis memerlukan presentasi bisnis baik dalam kegiatan
internal perusahaan maupun kegiatan eksternal perusahaan, misalnya presentasi
dalam Rapat Umum Pemegang Saham, presentasi kepada calon investor, dan
presentasi kepada calon konsumen.
Namun tidak sedikit orang yang kurang cakap atau tidak memiliki
kemampuan yang baik dalam melakukan presentasi bisnis. Padahal presentasi
bisnis sangat penting dalam menentukan jalannya bisnis suatu perusahaan. Oleh
karena itu, kita harus mengetahui cara yang baik dan benar dalam presentasi
bisnis.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam tugas ini adalah:


1. Bagaimana persiapan presentasi dilakukan?
2. Bagaimana cara pengembangan presentasi?
3. Apa seni penyampaian dalam presentasi?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan yang diharapkan dalam tugas ini adalah:


1. Untuk mengetahui persiapan presentasi.
2. Untuk mengetahui cara pengembangan presentasi.
3. Untuk mengetahui seni penyampaian dalam presentasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERSIAPAN PRESENTASI

Persiapan untuk berbicara atau presentasi relatif sama dengan persiapan


dalam menyusun pesan tertulis yang akan dikirimkan kepada audiens. Persiapan
dimulai dengan menentukan tujuan penulisan pesan, analisis audiens, menentukan
ide pokok, dan mimilih saluran beserta medianya.

Media presentasi menggunakan saluran komunikasi lisan. Mengingat bahwa


pesan harus disampaikan secara lisan, maka perlu dipersiapkan beberapa teknik
komunikasi khusus yang berbeda dengan komunikasi tertulis.

1. Menentukan Tujuan

Di dalam bisnis secara umum, tujuan komunikasi bisa dibedakan menjadi


3 (tiga), yaitu itu memberikan informasi, untuk mempengaruhi (persuasi), dan
untuk memaksa atau memberikan instruksi. Masing-masing tujuan
komunikasi di atas akan menjadi dasar dalam menentukan isi pesan, gaya
presentasi, dan tingkat interaksi antara pembicara dengan audiens.
Tingkat Interaksi

Instruksi

Persuasif

Informatif

Tujuan Presentasi

a. Memberikan informasi

Salah satu tujuan komunikasi bisnis adalah memberikan informasi.


Harapan dari pemberian informasi adalah pemberian umpan balik (feed
back) setelah informasi sampai pada orang yang dituju seperti yang

2
diharapkan pembicara. Misalnya menimbulkan perubahan sikap, pendapat,
perilaku, dan partisipasi.

Dalam proses pemberian informasi, tekanan diletakkan pada


pemilihan saluran yang tepat. Secara umum saluran komunikasi dibedakan
menjadi tiga, yaitu lisan, tertulis, dan elektronik. Untuk mengirimkan
pesan dalam bentuk gambar dipilih saluran eletronik dengan media
televisi, informasi dalam bentuk isyarat bunyi dengan dikirim dengan
media radio atau telepon, dan pesan yang panjang dan tertulis dapat
dikirimkan menggunakan saluran tertulis dengan media surat kabar atau
majalah.

b. Memengaruhi (Persuasif)

Asumsi dasar dalam proses memengaruhi/membujuk adalah bahwa


pembicara-audiens dengan sengaja berkomunikasi untuk saling
memengaruhi. Dalam hal ini, sikap, pendapat, perilaku, dan partisispasi
dapat dipengaruhi.

Presentasi dimulai dengan memberikan fakta-fakta atau gambaran


yang meningkatkan pemahaman audiens tentang masalah/hal yang
dikomunikasikan. Dilanjutkan dengan penyampaian argumentasi/alasan-
alasan yang mendasari pengaruh/bujukan tersebut atau diakhiri dengan
kesimpulan atau rekomendasi tertentu. Dalam hal ini, pembicara mengajak
audiens untuk berpartisipasi dengan mengekspresikan kebutuhan mereka,
menyarankan solusi, dan menyusun kesimpulan atau rekomendasi.

c. Memberikan Instruksi

Pemberian instruksi hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki


wewenang, Misalnya atasan memberikan instruksi kepada bawahannya.
Komunikasi dengan tujuan instruktif terjadi pada interaksi pembicara-
audiens tingkat sedang sampai tingkat rendah. Interaksi sedang terjadi bila
pembica memberikan instruksi-instruksi tindakan yang harus dilakukan ,
alasan tindakan tersebut harus dilalukan, kapan dilakukan, dan bagaimana

3
melakukannya. Sementara itu, interaksi tingkat rendah terjadi jika audiens
tidak memberikan tanggapan (respons), baik dengan pertanyaan maupun
komentar tertentu. Pada tingkat interaksi yang rendah sebagian besar
hasilnya kurang memuaskan. Tidak adanya pertanyaan atau tanggapan
menunjukkan audiens kurang antusias dengan instruksi yang diberikan.

2. Menganalisis Audiens

Secara umum, analisis audiens yang pertama kali dilakukan akan


menyangkut latar belakang seperti pendidikan, usia, pekerjaan, pengalaman,
hobi, dan lain-lain. Dari latar belakang tersebut dapat diketahui kebutuhan
dan keinginan audiens. Pemahaman kebutuhan dan keinginan audiens
selanjutnya akan digunakan untuk menentukan gaya/pendekatan dan isi
presentasi yang tepat. Setelah ditentukan latar belakangnya, kemudian
dianalisis ukuran/jumlah (size), komposisi, dan reaksi. (Bovee & Thill,
1995:593)

Dalam suatu presentasi, jumlah (size) audiens dapat hanya terdiri dari
beberapa orang saja, puluhan orang, atau bahkan ratusan orang. Presentasi
dengan jumlah audiens yang berbeda menuntut penggunaan pendekatan yang
berbeda. Pada presentasi dengan beberapa orang audiens dimungkinkan
adanya diskusi, tanya jawab, dan pengambilan kesimpulan secara bersama-
sama. Namun, presentasi dengan audiens yang semakin banyak akan
menyulitkan dilakukannya pendekatan seperti yang disebutkan tadi. Hal yang
paling mungkin dilakukan adalah pendekatan satu arah.

Hal terakhir dalam analisis audiens adalah bagaimana reaksi audiens


terhadap materi yang dipresentasikan. Secara umum, reaksi audiens bisa
digolongkan menjadi tiga, yaitu menolak, menerima, dan tidak bereaksi.
Sebelum presentasi dimulai, pembicara harus mempersiapkan diri untuk
menghadapi ketiga kemungkinan reaksi audiens tersebut. Meskipun reaksi
audiens dapat diperkirakan/diprediksi sebelumnya, tetapi reaksi mereka atau
sebagian dari mereka kadang-kadang tidak seperti yang diperkirakan. Oleh
karena itu, pembicaraharus mempersiapkan menyadari bahwa reaksi audiens

4
tidak seperti yang semula diperkirakan, pembicara harus segera
menyesuaikan pendekatan yang digunakan dalam presentasi. Dengan
demikian pembicara tidak akan kehilangan pengendalian presentasi itu.

Secara garis besar, perencanaan presentasi sama dengan perencanaan


dalam pesan tertulis. Dimulai dengan menentukan ide pokok/utama,
menyusun garis besar (outline) yang akan dipresentasikan, menentukan
panjang presentasi, dan menentukan gaya/pendekatan.

a. Menentukan Ide Pokok/Utama

Ide pokok merupakan penyingkatan dari keseluruhan presentasi


menjadi satu kalimat deklaratif. Jika tujuan merupakan sesuatu yang
harus diraih atau menjadi sasaran, maka ide pokok adalah cara untuk
mencapai tujuan.

b. Menyusun Garis Besar (Outline)

Langkah kedua dalam merencanakan presentasi adalah menentukan


garis besar atau pokok-pokok pikiran (outline) presentasi. Garis besar
atau pokok pikiran presentasi akan membentuk kerangka pesan yang
akan disampaikan. Setiap pokok pikiran harus mendukung,
menggambarkan, atau memperjelas ide pokok.

c. Memperkirakan Panjang/Lama Presentasi

Waktu untuk presentasi sering kali sangat dibatasi secara ketat.


Dengan demikian pembicara perlu menyusun materi sesuai waktu yang
tersedia. Untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam
suatu presentasi, dapat digunakan kerangka/garis besar presentasi.
Caranya, kerangka/garis besar yang sudah disusun dicoba untuk
dipresentasikan. Pada umumnya, presentasi yang singkat membutuhkan
waktu sekitar 10 menit, sedangkan presentasi yang panjang
membutuhkan waktu sekitar 60 menit. Hal yang perlu diperhatikan, baik
presentasi dalam waktu yang singkat maupun presentasi yang panjang,
adalah bahwa presentasi harus mengandung unsur pendahuluan, isi atau

5
batang tubuh, dan penutup. Jika memungkinkan, dilakukan tanya jawab
dengan audiens.

d. Menentukan Gaya/Pendekatan

Secara umum, presentasi bisa dilakukan dengan pendekatan formal


maupun informal. Presentasi dengan pendekatan formal digunakan untuk
menyampaikan hal-hal yang penting. Misalnya, dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) Direktur mempresentasikan kinerja
perusahaan selama satu tahun. Selain itu, dalam presentasi dengan
audiens yang jumlahnya banyak sebaiknya juga digunakan pendekatan
formal. Untuk presentasi dengan audiens yang jumlahnya sedikit, cukup
digunakan pendekatan informal. Antara pembicara dengan audiens
maupun antara audiens dengan audiens dapat berinteraksi secara
langsung sehingga penggunaan pendekatan informal menjadi lebih
efektif.

2.2 PENGEMBANGAN PRESENTASI

Di dalam presentasi bisnis, audiens pada umumnya sudah siap untuk


mendengarkan apa yang akan dipresentasikan. Seperti halnya laporan tertulis,
sebagian besar presentasi bisnis dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
informasi dari audiensnya. Meskipun presentasi bisnis bisa mengandung unsur
humor, tetapi presentasi bisnis tidak semata-mata dimaksudkan untuk memberi
hiburan. Secara umum, format presentasi terdiri dari 3 bagian yaitu bagian
pembukaan, bagian isi, dan bagian penutup.

1. Bagian Pembuka

Bagian pembukaan berisi/bertujuan mendapatkan perhatian audiens,


membangun kepercayaan diri, dan mempersiapkan audiens. Oleh karena itu,
bagian pembukaan harus dibuat menarik agar audiens tertarik dan siap
menerima presentasi.

6
a. Menarik perhatian audiens

Sebelum pembicara menyampaikan materi presentasi, ia harus dapat


menarik perhatian audiens terlebih dahulu. Mendapatkan perhatian
audiens merupakan faktor penting dalam kesusksesan presentasi. Oleh
karena sebaik apapun persiapan presentasi yang telah dilakukan, tanpa
perhatian dari audiens, presentasi tidak ada maknanya. Faktor penarik
perhatian audiens (umpan) dapat berupa intensitas, gerakan, keakraban,
kebaruan, humor dan ketegangan.

b. Intensitas

Sesuatu yang lain dari hal yang ada di sekitarnya akan menarik
perhatian, contohnya cahaya, suara, bau, dan objek. Cara menarik
perhatian dengan intensitas dapat dilakukan dengan menampilkan objek,
baik melalui OHP maupun viewer, atau menunjukkan objek yang tidak
dibawa atau tidak dimiliki audiens.

c. Gerakan

Objek yang bergerak biasanya lebih menarik daripada objek yang


diam. Seorang pembicara yang tadinya duduk kemudian membuat
gerakan berdiri akan lebih menarik perhatian audiens.

d. Keakraban

Salah satu cara untuk menarik perhatian adalah dengan mengacu pada
keakraban. Jika pembicara dapat mengenali audiens, baik dalam hal
nama, jabatan, atau prestasi, maka pembicara tersebut lebih menarik
perhatian audiens daripada tidak mengenal sama sekali. Hal yang
seringkali ditemui dalam presentasi adalah menyebut beberapa nama atau
jabatan, atau prestasi audiens sebelum membahas materi.

e. Kebaruan

Sesuatu yang baru akan lebih menarik perhatian audiens daripada


sesuatu yang sudah dikenalnya. Pendapat itu bertentangan dengan Bovee

7
& Thill yang menyatakan bahwa audiens akan lebih tertarik untuk
membahas materi yang sudah dipahaminya. Mereka juga mengatakan
bahwa materi yang kurang relevansinya dengan diri audiens akan
menjadi kurang menarik (Bovee & Thill, 1995:601).

f. Humor

Humor akan menarik perhatian audiens karena humor akan


menurunkan ketegangan, baik dari audiens maupun dari pembicaranya.
Namun demikian, humor dalam presentasi bisnis harus relevan dan
dengan cita rasa yang baik. Selain itu, karena humor ini hanya untuk
menarik perhatian audiens, maka jumlahnya relatif kecil.

g. Ketegangan

Situasi yang diciptakan dengan kesan tegang juga dapat menarik


perhatian audiens. Namun demikian, situasi tegang itu sebaiknya segera
diakhiri agar audiens segera menangkap materi dan memberikan umpan
balik, baik dengan pertanyaan maupun dengan komentar-komentar.

h. Membangun kredibilitas

Pembicara yang memiliki kredibilitas tinggi lebih diterima audiens


daripada berkredibilitas rendah. Penampilan yang rapi akan
meningkatkan kredibiltas pembicara. Pada umumnya, orang yang
memiliki kompetensi paling baik dalam materi yang dipresentasikan akan
mendapatkan kredibiltas yang lebih tinggi.

i. Peninjauan audiens

Pada bagian awal presentasi perlu dilakukan peninjauan oleh audiens,


yaitu membiarkan audiens memahami apa yang akan dipresentasikan
dengan membacakan judul presentasi atau membacakan tujuan
presentasi. Pemahaman judul atau tujuan presentasi akan membantu
audiens memahami isi presentasi secara keseluruhan.

2. Bagian Isi (Body)

8
Bagian isi atau sering disebut batang tubuh merupaka bagian terpenting
dari presentasi, sedangkan bagain pembukaan dan penutup merupakan sarana
yang mendukung bagian isi. Pada bagian isi semua latar belakang, pokok
pikiran, alasan-alasan, dan kesimpulan dikemukakan. Oleh karena itu, bagian
isi harus memiliki struktur yang jelas, dengan urutan pembahasan yang
mudah dipahami dan berusaha mempertahankan perhatian audiens.

a. Penekanan struktur/format

Di dalam komunikasi tertulis, struktur penulisan bagian isi lebih


mudah diidentifikasi dengan melihat judul paragraf, jarak antarparagraf,
dan daftar yang ada. Di dalam sebuah presentasi, format/struktur itu
relatif sulit diidentifikasi. Untuk melihat struktur/format presentasi,
audiens dapat menggunakan transisi. Transisi adalah kata-kata atau
kalimat-kalimat yang menghubungkan kalimat-kalimat atau bagian-
bagian dalam presentasi (Curties at.al. 1996:316).sementara untuk
menghubungkan paragraf saru dengan yang lain atau menghubungkan
pokok pikiran satu dengan pokok pikiran yang lain dapat digunakan
transisi, seperti sekarang akan dibahas masalah A, pembahasan kita
sekarang adalah B, selanjutnya akan dibahas pokok pikiran Z, atau
berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil.

b. Urut-urutan bagian isi

Bagian isi harus memiliki irutan yang jelas dan logisuntuk


mempermudah berhubungan dengan pola organisasi pokok pikiran. Pola
organisasi pokok pikiran dapat dibedakan menjadi kronologikal, spasial,
topical, kausal, pemecahan masalah, klimaks, dan antiklimaks.

Apabila pembicara memilih pola organisasi pokok pikiran yang lain,


maka urutan pembahasannya mengikuti pola tersebut. Hal yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana pembicara memilih satu pola organisasi
yang sesuai dengan tujuan, audiens dan situasinya. Dengan demikian,
baik pembicara maupun audiens bisa mencapai tujuan.

9
c. Mempertahankan minat audiens

Apabila di bagian awal pembicara perlu menarik perhatian audiens,


maka pada bagian isi atau batang tubuh, pembicara harus dapat
mempertahankan perhatian audiens. Perhatian pada bagian isi sangat
penting karena di sinilah ide-ide pokok presentasi disampaiakan. Menarik
perhatian pada bagian pembukaan dimaksudkan sebagai pancingan agar
audiens lebih dahulu tertarik dengan presentasinya. Sementara tahap
selanjutnya berada pada isi presentasi.

Berikut beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk


mempertahankan perhatian audiens: menghubungkan topik presentasi
dengan kebutuhan audiens; menggunakan bahasa yang jelas; dan
menjelaskan hubungan antara tujuan presentasi dengan ide-ide pokoknya
(Bovee & Thill, 1995:604).

d. Menghubungkan topik preentasi dengan kebutuhan audiens

Apabila pembicara dapat menghubungkan topik atau pokok pikiran


presentasi dengan kebutuhan audiens, maka dapat dipastikan bahwa
audiens akan memperhatiakn pembicara. Oleh karena audiens memiliki
suatu kebutuhan tertentu, dan pada saat topik yang berhubungan dengan
kebutuhan tersebut dikemukakan, maka mereka memandang mampu
memenuhi kebutuhan tersebut.

e. Menggunakan bahasa yang jelas

Penggunaan bahasa yang tidak jelas akan membuat audiens cepat


bosan. Demikian juga dengan penggunaan istilah khusus (jargon) yang
hanya dipahami oleh kelompok tertentu. Oleh karena itu, gunakan bahasa
yang mudah dipahami atau yang familiar. Usahakan untuk tidak
menggunakan istilah khusus (jargon). Apabila harus menggunakannya,
berikan juga makna dari jargon tersebut.

f. Menjelaskan hubungan topik dengan ide-ide yang familiar

10
Dalam presentasi dengan audiens yang sudah sedikit memahami,
cukup memahami, dan sangat memahami, pembicara erlu
menghubungkan topik dengan ide-ide yang sudah mereka kenal
sebelumnya. Hal tersebut bukan hanya mempermudah audiens dalam
memahami, tetapi juga memungkinkan audiens untuk
menghubungkannya dengan apa yang sudah melekat di dalam ingatan
audiens. Dengan demikian, presentasi akan lebih menarik minat audiens.

3. Bagian Penutup

Bagian penutup harus terstruktur sehingga audiens memahami ide pokok


yang disampaikan. Lebih dari itu, pada bagian ini pembicara harus
memperhatiakan 3 hal yaitu (1) meringkas dan mengulang pokok pikiran; (2)
menggarisbawahi tahap selanjutnya (Bovee & Thill, 1995:604).

a. Meringkas pokok pikiran

Sebelum presentasi ditutup, pembicara harus mengulang pokok pikiran


yang telah dijelaskan dibagian isi. Maksud pembuatan ringkasan pokok
pikiran kemudian membacanya adalah untuk mengingatkan kembali akan isi
presentasi sehingga audiens mampu memahami secara jelas isi dan maksud
presentasi.

b. Menggarisbawahi tahap selanjutnya

Secara umum, tujuan presentasi bisnia adalah menginginkan audiens


untuk melakukan perubahan tertentu, seperti dalam hal sikap, perilaku,
tindakan, nilai, dan kepercayaan. Oleh karen itu, pembicara harus
menekankan tindakan yang harus dilakukan audiens setelah presentasi
berakhir. Tindakan yang diinginkan harus cukup jelas. Jika ada, pertanyaan
biasa diajukan secara bergiliran baru kemudian dijawab. Ada kemungkinan
pertanyaan terlupakan atau kurang dipahami betul intinya sehingga penanya
mungkin kurang merasa puas.

11
2.3 SENI PENYAMPAIAN PRESENTASI

Setelah tujuan bisa ditetapkan dengan baik, langkah selanjutnya adalah


melakukan analisis penerimaan pesan/audiens. Sasaran atau target utama dari
setiap komunikasi adalah penerima atau audiens. Oleh karena itu, analisis
terhadap audiens sangat perlu dilakukan. Audiens dalam studi komunikasi bisa
individu atau organisasi. Audies biasanya memiliki pemahaman yang berbeda –
beda atas pesan yang mereka terima.

1. Penggunaan Visual Aid

Dalam presentasi bisnis yang bersifat formal, pembicara memerlukan visual


aid. Beberapa manfaat penggunaan visual aid adalah:

- Dapat menyederhanakan materi yang kompleks sehingga mudah dipahami


audiens.

- Visual aid dpat membantu, baik pembicara maupun audiens, untuk mengingat
informasi penting dari presentasi itu.

Dimaksudkan untuk menambah atau menciptakan daya tarik presentasi. Setelah


membahas beberapa materi, pembicara kemudian menunjukkan visual aid yang
telah dipersiapkan agar presentasi tidak terasa monoton.

a. Menyusun Visual Aid

Dalam presentasi, pembicara dapat menggunakan dua jenis visual aid, yaitu:

- Visual aid dalam bentuk tulisan (text visual aid).


Pada umumnya, visual aid dalam bentuk tulisan digunakan untuk
menunjukkan suatu kesimpulan presentasi atau untuk menunjukkan garis
presentasi.
- Visual aid dalam bentuk grafik (graphic visual aid).

Visual yang termasuk visual aid grafik antara lain grafik garis, diagram
lingkaran, grafik batang, diagram organisasi, dan diagram peta. Penggunaan
masing-masing visual aid dalam bentuk grafik disesuaikan dengan
kebutuhannya.

12
Untuk menyusun visual aid yang benar-benar dapat membantu presentasi
sehingga didapatkan manfaat-manfaat seperti disebutkan di atas tdaklah mudah.
Oleh karena itu, penyusunannya perlu dilakukan secara hati-hati. Visual aid harus
sederhana. Tujuan penyusunan visual aid yang sederhana adalah agar mudah
dipahami oleh audiens.

b. Memilih Media Visual Aid

Setelah memahami dua bentuk visual aid, yaitu tertulis dan grafik,
selanjutnya adalah memilih media untuk menyampaikannya dalam suatu
presentasi. Media yang dapat digunakan untuk menyampaikan visual aid tersedia
dari yang paling sederhana seperti handout sampai yang modern, yaitu komputer.
Berikut akan dibahas masing-masing media secara singkat.

- Handout

Handout merupakan visual aid yang paling sederhana dan mudah pembuatannya
sehingga banyak digunakan. Media handout memungkinkan pembicara untuk
mempersiapkan, baik visual aid tulisan maupun grafik ke dalam tulisan kemudian
digandakan dan dibagikan kepada audiens (biasanya sebelum presentasi dimulai).
Handout berisikan ringkasan materi presentasi, kesimpulan, dan grafik-grafik
yang membantu pemahaman audiens.

- Papan tulis dan whiteboard


Papan tulis da whiteboard merupakan media visual aid yang sederhana dan
praktis. Dalam suatu presentasi yang dihadiri tidak terlalu banyak orang, media
papan tulis dan whiteboard dapat digunakan. Namun untuk presentasi dengan
audiens yang banyak, tentu saja penggunaan media itu tidak efektif. Contoh
presentasi dengan media papan tulis dan whiteboard adalah presentasi yang
dilakukan oleh Manajer Pemasaran tentang cara-cara memasrkan produk baru
kepada stafnya.

2. Keterampilan Praktis dalam Presentasi

Disamping persiapan dalam hal materi dan media, pembicara perlu


memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

13
presentasi. Kemudian faktor-faktor tersebut disebut keterampilan praktis dalam
presentasi, diantaranya sebagai berikut:

a. Cara berpakaian

Dalam presentasi formal, cara berpakaian menentukan kredibilitas. Cara


berpakaian menunjukkan citra diri orang tersebut. Oleh karena itu, hal ini perlu
diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Berikut beberapa tipsnya:

- Pakaian dipilih yang serasi, baik warna maupun bentuk/modelnya.


- Memperhatikan kelengkapan pakaian, seperti resleting, kaos kaki, sepatu dan
lain-lain.
- Memeriksa kerapian atau kesempurnaan berpakaian, seperti kerah baju,
kancing baju, tali sepatu dan lain-lain.

- Untuk pembicara perempuan, perhatikan penggunaan make up. Make up tidak


perlu tebal, dan tidak boleh juga tidak memakai make up sama sekali karena
akan terlihat citra kurang profesional.

b. Pandangan mata

Untuk menunjukkan etika dan kewibawaan, pembicara harus memandang ke


arah audiens. Pandangan mata menyapu seluruh audiens, tetapi kalau sedikit,
pembicara dapat memandang satu-persatu, tetapi tidak boleh lama, dan juga tidak
dibenarkan mamandang ke lantai, ke atap, atau pada cacatan secara terus menerus
pada saat berbicara.

- Presentasi dengan sikap tubuh berdiri

Sikap tubuh pada saat presentasi adalah berdiri tegak dengan kaki sedikit
terbuka. Tujuannya agar dapat berdiri dengan kokoh, tetapi sedikit terbuka.
Tangan bisa digunakan untuk menekankan pembicaraan,dan dapat pula untuk
mengatur jalannya presentasi, misalnya menulis di papan tulis, membuka file
presentasi, atau yag lain. Sikap yang harus dihindari adalah memasukkan tangan
ke dalam saku atau melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu secara terus-
menerus, seperti memegang dasi, taplak meja atau bahkan menggaruk-garuk
kepala.

14
- Suara

Suara merupakan faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, harus
mendapatkan perhatian besar. Agar presentasi dapat berjalan dengan baik, maka
pembicara harus berlatih. Latihan mencakup mengeluarkan suara dengan jelas,
tidak menoton, dengan tekanan yang tepat dan bersemangat.

- Suara jelas dan keras

Pengucapan kata harus jelas agar makna mudah ditangkap. Selain itu, kata-kata
juga harus diucapkan cukup keras agar dapat didengar oleh seluruh audiens.

- Suara tidak menoton

Kalimat harus diberi tekanan-tekanan tertentu agar suara tidak menoton. Kata-
kata tertentu yang dirasa penting diberi tekanan yang lebih keras dan kata lain
dapat lebih lemah.

- Suara bersemangat

Suara yang bersemangat lebih tercermin pada pengucapan yang bersemangat.


Presentasi tidak akan menarik jika pengucapan kata-katanya tidak dilakukan tanpa
semangat. Selain itu, pembicara juga harus menghindari pengucapan kata dengan
bergumam dan merendahkan suara di akhir kalimat.

- Bahasa
Dalam presentasi, pembicara menggunakan bahasa yang baku atau bahasa
formal. Pada setiap kalimat dipilih struktur bahasa yang sederhana dan singkat
agar mudah dipahami. Hindari penggunana bahasa sehari-hari, karena akan
menurunkan tingkat formalitas presentasi. Hindari pulaPenggunaan jargon karena
tidak semua audiens mamahaminya.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Persiapan Presentasi

Persiapan untuk berbicara atau presentasi relatif sama dengan persiapan


dalam menyusun pesan tertulis yang akan dikirimkan kepada audiens. Persiapan
dimulai dengan menentukan tujuan penulisan pesan, analisis audiens, menentukan
ide pokok, dan mimilih saluran beserta medianya.

Media presentasi menggunakan saluran komunikasi lisan. Mengingat bahwa


pesan harus disampaikan secara lisan, maka perlu dipersiapkan beberapa teknik
komunikasi khusus yang berbeda dengan komunikasi tertulis.

1. Menentukan Tujuan

Di dalam bisnis secara umum, tujuan komunikasi bisa dibedakan menjadi 3


(tiga), yaitu itu memberikan informasi, untuk mempengaruhi (persuasi), dan untuk
memaksa atau memberikan instruksi. Masing-masing tujuan komunikasi di atas
akan menjadi dasar dalam menentukan isi pesan, gaya presentasi, dan tingkat
interaksi antara pembicara dengan audiens.

a. Memberikan informasi
b. Memengaruhi (Persuasif)

c. Memberikan Instruksi

2. Menganalisis Audiens

Secara umum, analisis audiens yang pertama kali dilakukan akan menyangkut
latar belakang seperti pendidikan, usia, pekerjaan, pengalaman, hobi, dan lain-
lain. Dari latar belakang tersebut dapat diketahui kebutuhan dan keinginan
audiens. Pemahaman kebutuhan dan keinginan audiens selanjutnya akan
digunakan untuk menentukan gaya/pendekatan dan isi presentasi yang tepat

Secara garis besar, perencanaan presentasi sama dengan perencanaan dalam


pesan tertulis. Dimulai dengan menentukan ide pokok/utama, menyusun garis

16
besar (outline) yang akan dipresentasikan, menentukan panjang presentasi, dan
menentukan gaya/pendekatan.

a. Menentukan Ide Pokok/Utama


b. Menyusun Garis Besar (Outline)
c. Memperkirakan Panjang/Lama Presentasi

d. Menentukan Gaya/Pendekatan

Pengembangan Presentasi
Di dalam presentasi bisnis, audiens pada umumnya sudah siap untuk
mendengarkan apa yang akan dipresentasikan. Seperti halnya laporan tertulis,
sebagian besar presentasi bisnis dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
informasi dari audiensnya. Meskipun presentasi bisnis bisa mengandung unsur
humor, tetapi presentasi bisnis tidak semata-mata dimaksudkan untuk memberi
hiburan. Secara umum, format presentasi terdiri dari 3 bagian yaitu bagian
pembukaan, bagian isi, dan bagian penutup.

1. Bagian Pembukaan

Bagian pembukaan berisi/bertujuan mendapatkan perhatian audiens,


membangun kepercayaan diri, dan mempersiapkan audiens. Oleh karena itu,
bagian pembukaan harus dibuat menarik agar audiens tertarik dan siap menerima
presentasi.

a. Menarik perhatian audiens


b. Intensitas
c. Gerakan
d. Keakraban
e. Kebaruan
f. Humor
g. Ketegangan
h. Membangun kredibilitas

i. Peninjauan audiens

2. Bagian Isi (Body)

17
Bagian isi atau sering disebut batang tubuh merupaka bagian terpenting dari
presentasi, sedangkan bagain pembukaan dan penutup merupakan sarana yang
mendukung bagian isi. Pada bagian isi semua latar belakang, pokok pikiran,
alasan-alasan, dan kesimpulan dikemukakan.

a. Penekanan struktur/format
b. Urut-urutan bagian isi
c. Mempertahankan minat audiens

d. Menghubungkan topik preentasi dengan kebutuhan audiens


e. Menggunakan bahasa yang jelas.

f. Menjelaskan hubungan topik dengan ide-ide yang familiar

3. Bagian Penutup

Bagian penutup harus terstruktur sehingga audiens memahami ide pokok


yang disampaikan. Lebih dari itu, pada bagian ini pembicara harus
memperhatiakan 3 hal yaitu (1) meringkas dan mengulang pokok pikiran; (2)
menggarisbawahi tahap selanjutnya; dan (3) menutup dengan pesan positif (Bovee
& Thill, 1995:604).

Seni Penyampaian Presentasi


1. Penggunaan Visual Aid

a. Menyusun Visual Aid

Dalam presentasi, pembicara dapat menggunakan dua jenis visual aid, yaitu:

- Visual aid dalam bentuk tulisan (text visual aid)

- Visual aid dalam bentuk grafik (graphic visual aid).

b. Memilih Media Visual Aid

Setelah memahami dua bentuk visual aid, yaitu tertulis dan grafik,
selanjutnya adalah memilih media untuk menyampaikannya dalam suatu

18
presentasi. Media yang dapat digunakan untuk menyampaikan visual aid tersedia
dari yang paling sederhana seperti handout sampai yang modern, yaitu komputer.

- Handout

- Papan tulis dan whiteboard

2. Keterampilan Praktis dalam Presentasi

Disamping persiapan dalam hal materi dan media, pembicara perlu


memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
presentasi. Kemudian faktor-faktor tersebut disebut keterampilan praktis dalam
presentasi, diantaranya sebagai berikut:

a. Cara berpakaian

b. Pandangan mata

19
DAFTAR PUSTAKA

Bovee, L. Courtland dan John V. Thill. 1995. Business Communication Today.


Fourth Edition. New York: McGraw-Hill, Inc.

Bovee, L. Courtland dan John V. Thill. 2002. Komunikasi Bisnis, Buku Pertama,
Edisi Bahasa Indonesia, Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia.

Bovee, L. Courtland dan John V. Thill. 2003. Komunikasi Bisnis, Buku Kedua,
Edisi Bahasa Indonesia, Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia.

Curties, B. dan et.al. 1996. Komunikasi Bisnis dan Profesional. Jakarta: Rosda
Jayaputra.

Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI.

20

Vous aimerez peut-être aussi