Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PROPOSAL KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Purwokerto
Disusun Oleh:
PROPOSAL KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Purwokerto
Disusun Oleh:
A. Latar Belakang
Usia sekolah menurut WHO (World Health Organization) yaitu golongan
yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya 7-12 tahun.
Di usian inilah individu mulai lebih mudah dikenali seperti pertumbuhan dan
perkembangan, pola aktivitas, kebutuhan zat gizi, perkembangan kepribadian,
dan asupan makanan (Yatim, 2005)
Masalah gizi di Indonesia kini semakin menjadi masalah ganda yang artinya
di Indonesia terdapat dua masalah gizi yaitu kekurangan gizi dan kelebihan
gizi. Kekurangan gizi dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit infeksi
dan kelebihan angka kecukupan gizi dengan akumulasi lemak tubuh yang
berlebih dapat meningkatkan risiko menderita penyakit degenerative seperti
stroke, penyakit jantung, dan obesitas (Kemenkes R I, 2016). World Health
Organitation (WHO 2010) berpendapat bahwa kelebihan berat badan
(Overweight) dan kegemukan (Obesity) merupakan factor resiko penyebab
kematian ke-5 di dunia. Jika Overweight terus menerus dibiarkan maka akan
berakibat pada obesitas. Kita tahu bahwa angka obesitas di Indonesia dan di
dunia sangat tinggi.
Organisasi kesehatan dunia menyatakan bahwa pada tahun 2015 terdapat 42
juta anak mengalami kelebihan berat badan, angka tersebut naik 31 juta dari
tahun 2000. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tersebut akan terus
meningkat. Jika kecenderungan tersebut berlanjut maka jumlah anak yang
mengalami kelebihan berat badan akan meningkat menjadi 70 juta pada tahun
2025 (WHO, 2016). Tahun 2013 prevalensi obesitas da di Indonesia pada
anak usia 5–12 tahun sebesar 18,8%, 13–15 tahun sebesar 10,8%, dan 16–18
tahun sebesar 7,3% (Riskesdas, 2013). Penelitian di Arab Saudi terhadap 197
anak sekolah laki-laki usia 9–14 tahun, hasilnya menunjukkan 24,9% obesitas
dan 15,2% kegemukan. Penelitian di tujuh negara Eropa, yaitu Italia, Jerman,
Belanda, Rumania, Bulgaria, Lithuania, and Turki menunjukkan bahwa dari
5.206 anak sekolah umur 6–11 tahun 15,6% kegemukan dan 4,9% obesitas.
Angka obesitas pada anak di Indonesia pada tahun 2016 sebanyak 11,5% dan
berada pada urutan ke-21 di dunia (WHO Global Nurition Report, 2016).
Data hasil pemantauan status gizi (PSG) mencatat bahwa 1,6% anak usia 059
bulan mengalami kegemukan dengan prevalensi tertinggi di Jakarta dan Bali
(3,3%) kemudian Kepulauan Riau (3,0%) dan Papua (2,7%) (Kemenkes,
2016). Pada wilayah Jawa Tengah tahun 2016, jumlah kunjungan puskesmas
dan jaringannya yang dilaporkan tercatat 18.734.668 orang, dari jumlah
tersebut yang dilakukan pengukuran obesitas dilaporan sebanyak
1.938.628.orang atau 10,38 persen, terdiri dari laki-laki 616.867 orang atau
7,55 persen dan perempuan 1.321.761 orang atau 12,51 persen. Dari hasil
pengukuran obesitas diperoleh persentase obesitas sebesar 28,97 persen
dengan rincian pada laki-laki sebesar 24,04 persen dan perempuan sebesar
31,28 persen. Dari karesidenan Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan
Banjarnegara, Kabupaten Banyumas menempati peringkat ke 2 setelah
Kabupaten Cilacap dengan presentase obesitas yang tinggi. Berikut datanya
pada tabel 1.1 (Dinkes Jawa Tengah, 2016).
Laki
Kabupaten Frekuensi Perempuan Total Presentase
Laki
Kab. Cilacap 227.176 3.699 5.892 9.591 14,47
Kab. Banyumas 422.141 2.511 4.741 7.252 13,31
Kab. Purbalingga 259.555 467 2.176 2.643 10,73
Kab. Banjarnegara 776.222 - - - -
Sumber: Data Program dan Profil Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Jawa
Tengah (Dinkes Jawa Tengah, 2016)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penulisan