Vous êtes sur la page 1sur 8
A. Latar Belakang Masalah Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tanfangan tersebut bukan saja dalam’ menghadapi dampak ‘ransformassosiel budaya tetapi juga kesiapan dri mengikutilju pertumbuhan yang eat (akselerasi) dev itmu pengetahuan dan veknotogi Globalisasi mempengaruhi sendi-sendi Kehidupan negara dan’ masyarakat, Identitas diri bangsa ‘menjadi terancam, Nilai-nilai dan Pandangan hidup yang Pada fai dan pandangan, bidup baru yang belum tentu sesuai dengan karakter dan budaya bangsa. Globalisasi ‘mulanya dujunjung tinggi dapat terkikis dan digeser oleh nilai- ‘enuntut manusia menguasai imu pengetahuan dan teknologi bagi keberhasilan Pembenguran. Di mana keberhasilan pembangunan akan meningkatkan kualitas ‘ehidupan masyaraket dan kernampuan daya sang bangsa di dalam stuasi Komp dunia. Untuk mengatasi tantangan tersebut bangsa Indonesia _melaksanakan embangunan yang meletakkan pembangunan sektor pendidikan pada posit sigtegis embanguin nasional, Pembangunan pendidikan menjadi sangat penting artinya Kerena hanya) melalui pendidikanlah, pembangunan karakieF bangsa (charaéver building) dan penanamat nla-silai lunar bangsa dapat dlakukae, Hal ini posta agar Gapatmenjadi fer (penyaring) dalam menghadspi seyala. bene. pengaruh ‘ransformasi sosial budaya. Selan itu pendidikan juga dapat menjadi wahena untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia schingga ‘tercipta manusia Pembengunan yang mampu beradeptasi dengan perubahan yang terjadi tampa Kehilangan jatidiri dan memanfaatkan Kecakepanaya (intelektual profesionalisme) bagi pembangunian Sampai satu dasawarsa terakhir penghiyjung abad ke-20, dunia pendidikan kita belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Fenomena itu ditandai dari rendahnya rut lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang tidak tuna, ata Genderung tambal sulam, bahkan lebih berorentasi proyek. Akibatnya, seringkali hasil Pendidikan mengecewakan masyarakat, Mereka terus mempertanyakan televansi Pendidikan dengan kebuluhan masyarakat dalam ginamika Kebutuhan ekonomi, Polotiksosial dan budaya. Kualitas tulusan pendidikan kurang_sesuai dengan Kebutuban pasar fenaya kerja dan pembangunan, baik industri, perbankan, ‘eleKomonikasi, maupun pasar tenaga kerja sektor lainnya yang cenderung ‘menggugat cksistensi sekolah. Bahian SDM yang disigpkan melalui pendidikan ‘chagal generasi penerus belum sepenuhnya. memuaskan bila dilhat dari sepi aka, moral jti divi bangsa dalam kemajemukan budaya bangsa (Syafuruddin.2002;29) Kondisi tersebut menyebabkan sebahagian masyarakat menjadi_pesimis ‘srtialap sekolah. Ada anggapan bahwa pendidikan tidak lagi mampu menciptakan mobilitas sosial mereka secara vertical, arena sekolah tidak menjanjikan pekerjaan yang layak, Sekolah kurang menjamin masa depan anak yang baik, Permasdlahan Pendidikan (erus berkembang. Syafaruddin (2002; 14) merinci beberapa pemmasalahan Pendidikan sebagai berikut Faktor yang menyebabkan mutu pendidikan kita rendah terletak pada unsure unsur dari sistem pendidikan itu sendiri, kurikulum, sumberdaya kefenagaan, sarana dan fasiltas, manajemen sekolah, pembiayaan pendidikan, dan kepemimpinan. Masalah yang dikemukakan di atas _menyangiut persoalan manajemen Pendidikan yang perlu mendapat pethatien Karena berpengaruh terhadap output Pendidikan, Kayan persoalan tersebut tentunya terkait dengim sekolah sebagai institusi yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Sekolah sebagai organisasi menganut sistem dan dikenal dengan sistem input ~Proses- output- dan outkam, Keberhasilannya diukur berdasarkan pencapaian tujuan Pendidikan dan moral atau sikap kerja, akan tergantung bagaimana komponen atau sumber daya yang ada (materi, kurikulum, tenaga edukatif dan non edukatif serta Gana), Sumber daya manusia memegang peranan sentral dalam pencapai tujuan, Kepuasan kerja yang diperoleh akan turut ‘Mmenentukan baik buruknya hasil. Pada saat ini, tesdapat kecenderungan untuk menunjuk guru sebagai salah sat faktor penyebab minimnya kualitas fulusan sekolah, Kritikan mulai dari ketidak ‘mampuan guru dalam mendidik dan mengajarilmu kepada anak didiknya sampai kepada efehtvitas kerja guru (Ki Supriyoko, harian Kompas 9 juli 2002), ‘Masalah efektivita kerja tampaknya cukup berpenganih terhadap basil kerja guru . Guru dengan efehtvitas Kerja yang positif akan memiliki komitmen yang Penuh pada organisasi dan menunjukkan keterlibatan kerja, Adanya komitmen ini mmendorong guru menerima fujuan dan nilaicnitai organisasi, Penerimaan tujuan dan nilat-nilai organisasi akan membuat guru merasa bertanggung jawab untuk turut serta mewujudkan tujuan tersebut dalam bentuk Partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan

Vous aimerez peut-être aussi