Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
2018
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah penyalahgunaan NAPZA semakin banyak
dibicarakan baik di kota besar maupun kota kecil di seluruh
wilayah Republik Indonesia. Peredaran NAPZA sudah sangat
mengkhawatirkan sehingga cepat atau lambat penyalahgunaan
NAPZA akan menghancurkan generasi bangsa atau disebut
dengan lost generation (Joewana, 2014). Faktor individu yang
tampak lebih pada kepribadian individu tersebut; faktor keluarga
lebih pada hubungan individu dengan keluarga misalnya kurang
perhatian keluarga terhadap individu, kesibukan keluarga dan
lainnya; faktor lingkungan lebih pada kurang positifnya sikap
masyarakat terhadap masalah tersebut misalnya ketidak pedulian
masyarakat tentang NAPZA (Hawari, 20012).
Berdasarkan hasil temuan Tim Kelompok Kerja Pemberantasan
Penyalahgunaan Narkoba Departemen Pendidikan Nasional
menyatakan sebanyak 70% pengguna narkoba di Indonesia
adalah anak usia sekolah. Angka itu menunjukkan persentase
pengguna narkoba di kalangan usia sekolah mencapai 4% dari
seluruh pelajar di Indonesia. Data Pusat Laboratorium Terapi dan
Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan,
selama tahun 2004, sedikitnya 800 siswa SD mengonsumsi
narkoba. Padahal, tahun 2003 jumlah pengguna narkoba yang
berusia kurang dari 15 tahun hanya 173 orang. Ironisnya,
pengkonsumsi narkoba dari kalangan siswa SD yang rata-rata
berusia tujuh tahun hingga 12 tahun itu berasal dari kelas ekonomi
menengah ke atas, terpelajar dan berprestasi di sekolah. Lebih
dari 50% siswa SD yang mengonsumsi narkoba itu berdomisili di
Jakarta. Disusul kota-kota lain, seperti Bali, Medan, Palu dan
Surabaya (Jehani & Antoro, 20014).
Dampak yang terjadi dari faktor-faktor di atas adalah individu
mulai melakukan penyalahgunaan dan ketergantungan akan zat.
Hal ini ditunjukkan dengan makin banyaknya individu yang dirawat
di rumah sakit karena penyalahgunaan dan ketergantungan zat
yaitu mengalami intoksikasi zat dan withdrawal. Peran penting
tenaga kesehatan dalam upaya menanggulangi penyalahgunaan
dan ketergantungan NAPZA di rumah sakit khususnya upaya
terapi dan rehabilitasi sering tidak disadari, kecuali mereka yang
berminat pada penanggulangan NAPZA (DepKes, 20013).
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di atas, maka perlunya
peran serta tenaga kesehatan khususnya tenaga keperawatan
dalam membantu masyarakat yang sedang dirawat di rumah sakit
maupun masyarakat yang tidak dirawat di RS untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat tentang perawatan dan
pencegahan kembali penyalahgunaan NAPZA pada klien. Untuk
itu dirasakan perlu perawat meningkatkan kemampuan merawat
klien NAPZA di lingkungan sekitar dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan dan melakukan alternatif
penembuhan napza pada masyarakat.
B. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dan jenis-jenis napza dan metode
penyembuhan napza untuk masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian NAPZA