Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Hampir sama proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untuk
memahami sifat – sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia
dan mahkluk hidup pada umumnya. Reaksi – reaksi kimia biasanya
berlangsung antara dua campuran, bukannya antara dua zat murni. Banyak
reaksi kimia yang dikenal baik di dalam laboraturium ataupun didalam
industri.
1.2 Tujuan
- Mengetahui pembuatan larutan dari bahan cair dan padat.
- Mengetahui berbagai cara menyatakan konsentrasi.
- Mengetahui konsentrasi larutan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
b. Campuran heterogen adalah penggabungan yang tidak merata antara dua zat
tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang
lainnya tidak sama diberbagai bagian bejana. Dalam campuran heterogen
masih ada bidang batas antara dua komponen atau mengandung lebih dari 1
fasa (Syukri, 1999).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu
disebut larutan jenuh. Sebelum suatu larutan mencapai titik jenuh, larutan tersebut
diuapkan tidak jenuh. Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut.
Yang seharusnya dapat melarut pada temperatur tersebut. Larutan demikian
disebut sebagai larutan lewat jenuh. Banyaknya zat terlarut yang dapat
menghasilkan larutan jenuh dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur
konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada zat itu, molekul
pelarut, temperatur, dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak
komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua
komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat
terlarut (Syukri, 1999).
Jenis larutan berdasarkan zat terlarut dan pelarutnya, larutan dibedakan menjadi
Sembilan yaitu:
1. Larutan gas dalam gas
Contoh: Udara
2. Larutan gas didalam cairan
Contoh: Air terkarbonisasi
3. Larutan gas dalam padatan
Contoh: Hidrogen dalam logam
4. Larutan cairan dalam gas
Contoh: Uap air diudara.
5. Larutan cairan dalam cairan
Contoh: Alkohol dalam air
6. Larutan cairan dalam padatan
Contoh: Air dalam kayu
7. Larutan padat dalam gas
Contoh: Aroma
8. Larutan padat dalam cairan
Contoh: Air gula
9. Larutan padat dalam padatan.
Contoh: Baja campuran besi dan karbon
(Khopkar, 2003)
Konsenterasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan
atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam
sejumlah volume (berat, mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul
satuan konsenterasi yaitu:
1. Fraksi mol: Perbandingan dari jumlah mol dari suatu komponen dengan
zat terlar ut
jumlah total mol dalam larutan. Memiliki rumus x
zat terlar ut zat pelarut
(Syukri, 1999).
3. Molalitas: Jumlah mol solute per satu kilogram solvent. Molalitas biasanya
ditulis dengan m. Dimisalkan suatu larutan bertuliskan 6,0 m HCl dibaca
mol zat terlar ut
6,0 molal. Molalitas dinyatakan dalam rumus m
kg pelarut
(Syukri, 1999).
4. Normalitas: Jumlah gram ekuivalen solute per liter larutan. Biasanya diisi
dengan hufur besar N. Dimisalkan suatu larutanulisan 0,25 N KMnO4
dibaca 0,25 Normal. Normalitas dinyatakan dalam rumus
ekuivalen zat terlar ut (Syukri, 1999).
N
L larutan
5. Persen: Persen dari solute dapat dinyatakan sebagai persen berat atau
persen volume. Sebagai contoh 3% berat adalah 3 gram H2O2 tiap 100
gram. Sedangkan 1% volume adalah satuan larutan yang dibuat dari 1 ml
alkohol dan solvent di tambahkan hingga volume menjadi 100ml.
w gram terlarut
% x 100% (menyataka n persen berat gram larutan)
w gram larutan
w gram terlarut
% x 100% (menyataka n persen larutan) (Achmad, 2001).
w gram larutan
Air berperan sebagai pelarut universal karena air merupakan zat yang
mampu melarutkan dan mengurai banyak zat. Suatu zat yang larut dalam
air berarti zat tersebut merata dalam air. Sebagian zat hanya larut saja
dalam air dan tidak terurai (Syukri, 1999).
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
- Larutan Na2S2O3 0,2 M
- Larutan Na2S2O3 0,1M
- Larutan HCl 0,1 M
- Larutan HCl 0,2 M
- Larutan HCl 0,3 M
- Tisu
- Kertas
- Kertas label
4.2 Reaksi
4.2.1 Pembuatan larutan dengan bahan zat padat
NaCl(s) + H2O(l) Na+ + Cl- +H2O
4.3 Perhitungan
4.3.1 Larutan NaCl
- Molaritas
gr 1000
M x
Mr P
1 1000
M x
58,5 10
M 0,17M
- Fraksi Mol
gr
nt t
Mrt
1
nt
58,5
n t 0,017mol
m 1
VNaCl 0,46ml
p 2,16
Vlarutan VNaCl VH 2O
VH 2O 100 0,46
VH 2O 99,54ml
m
VH 2o
p
m
VH 2o
1
m H 2o 1x99,54
m H 2o 99,54
gr p
np
Mrp
99,54
np
18
n p 5,53mol
nt
Xt
nt np
0,017
Xt
0,017 5,53
0,017
Xt
5,7
X t 0,003
- Persen
1 gr
% b/v x100%
100 gr
1%
- Fraksi Mol
ρV 1,84
nt x1
Mr 98
1,84
nt x1
98
n t 0,018mol
m 1
VH 2o 0,46ml
p 2,16
Vlarutan VH 2SO 4 VH 2O
VH 2O Vlarutan VH 2SO 4
VH 2O 100 1
VH 2O 99 ml
m
VH 2O
ρ
m ρ.V
m 1 x 99
m 99ml
gr p
np
Mrp
99
np
18
n p 5,5mol
nt
Xt
nt np
0,018
Xt
0,018 5,5
0,018
Xt
5,518
X t 0,003
4.3 Pembahasan
Pada praktikum pembuatan larutan kali ini dilakukan dengan dua kali
percobaan. Pada percoban pertama dilakukan palarutan dengan nilai tertentu
dimana padatan NaCl digunakan sebagai zat yang terlarut. Percobaan ini
dilakukan untuk membuat larutan dengan volume 100 ml. Pada percobaan ini
NaCl yang dibutuhkan adalah 1 gr. Kemudian NaCl ditimbang dengan
menggunkan neraca analitik. Pada saat NaCl ditimbang dengan menggunakan
neraca analitik, kaca arlogi digunakan sebagai wadah untuk NaCl agar dapat
ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Selanjutnya NaCl yang telah
ditimbang dipindahkan dan dimasukan kedalam gelas kimia dan ditambahkan
50 ml aquadest. Kemudian aduk larutan tersebut dengan menggunakan
batang pengaduk hingga NaCl larut dalam aquadest. Selanjutnya larutan
tersebut dimasukan kedalam labu takar 100 ml dan ditambahkan aquadest
hingga lengkungan pada bagian bawah permukan larutan sejajar dengan batas
pada leher labu takar 100 ml. Kemudian lap sisa aquadest berupa titik yang
menempel pada leher labu takar. Homogenkan larutan tersebut dengan cara
dibolak – balikan labu takar agar larutan benar – benar tercampur dengan
sempurna.
Pada percobaan kedua, bahan yang digunakan adalah H2SO4 berupa zat cair.
Pada percobaan ini dibutuhkan 1ml larutan H2SO4. Mula – mula aquadest 50
ml dimasukan kedalam gelas kimia 100 ml kemudian ditambahkan 1ml
H2SO4. Larutan tersebut kemudian diaduk dan selanjutnya dipindahkan
larutan yang telah tercampur tersebut kedalam labu takar 100 ml. Bilas gelas
kimi yang sebelumnya digunakan dan tambahkan aquadest hingga cekungan
yang berada pada bagian bawah permukan larutan sejajar dengan garis batas
pada dinding labu takar. Kemudian dikeringkan sisa – sisa aquadest yang
masih menempel pada dinding leher labu takar. Kemudian larutan tersebut
dihomogenkan agar tercampur sempurna.
Dari kedua percobaan yang telah dilakukan didapati konsentrasi pada larutan
NaCl dan H2SO4. Untuk larutan NaCl didapatkn molrits sebesar 0,17M
dengan fraksi mol 0,003 dan persen b/v didapatkan 1%. Sedangkan untuk
larutan H2SO4 didapatkan molaritas sebesar 0,184M dengan fraksi mol
sebesar 0,003.
Pada praktikum kali ini terdapat perbedaan antara percobaan pertama dengan
percobaan kedua. Perberdaan tersebut terletak pada bahan yang digunakan
dimana pada percobaan pertama digunakan NaCl berupa padatan dan pada
percobaan kedua digunakan H2SO4 berupa cairan. Selain itu perbedaan antara
percobaan pertama dengan percobaan kedua terletak pada zat terlarut dimana
pada percobaan pertama yang merupakan zat terlarut adalah NaCl sedangkan
pada percobaan kedua yang menjadi zat terlarut adalah H2SO4. Perbedaan
keduanya juga terletak pada prosedur percobaan dimana pada percobaan
pertama aquadest dimasukan setelah NCl terlebih dahulu berada dalam gelas
kimia sedangkan pada percobaan kedua aquadest dimasukan kedalam gelas
kimia sebelum H2SO4.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa :
- Pembuatan larutan dari bahan padatan, hal pertama yang haru dilakukan
adalah pelarutan terlebih dahulu sebelum dicampur dengan air. Begitu juga
dengan pelarutan dari bahan cairan harus dilakukan pengenceran namun
hal ini hanya berlaku untuk cairan yang bersifat pekat.
- Cara – cara untuk menyatakan konsentrasi ada bebrapa cara seperti dengan
mencari molaritasnya, molalitas, fraksi mol, dan perbandingan massa serta
perbandingan volume.
- Konsentrasi yang didapatkan dari pelarutan NaCl adalah molaritas sebesar
0,17 M, Fraksi mol 0,003, dan persen volume NaCl pada larutan sebesar
1%. Pada pelarutan H2SO4 adalah molaritas sebesar 0,184 M dan Fraksi
mol sebesar 0,003.
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya digunakan bahan lain seperti HCl,
NaOH, gula dan lain – lain. Agar dapat memahami lebih banyak tentang
pembuatan larutan dan menentukan konstentrasi dengan cara lainnya.
DAFTAR PUSTAKA