Vous êtes sur la page 1sur 11

1.

Defenisi Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai
parenkim paru (Mansjoer, 2000). Menurut Price (2005) pneumonia adalah peradangan pada
parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu infeksi.
Pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru, bronkiolus respiratorius dan
alveoli, menimbulkan konsolidasi jaringan paru sehingga dapat mengganggu pertukaran
oksigen dan karbon dioksida di paru-paru.
2. Etiologi
a. Bakteri
Pneumonia bakterial dibagi menjadi dua bakteri penyebabnya yaitu
1. Typical organism
Penyebab pneumonia berasal dari gram positif berupa :
- Streptococcus pneumonia : merupakan bakteri anaerob facultatif. Bakteri patogen ini
ditemukan pneumonia komunitas rawat inap di luar ICU sebanyak 20-60%, sedangkan
pada pneumonia komunitas rawat inap di ICU sebanyak 33%.
- Staphylococcus aureus : bakteri anaerob fakultatif. Pada pasien yang diberikan obat
secara intravena (intravena drug abusers) memungkan infeksi kuman ini menyebar
secara hematogen dari kontaminasi injeksi awal menuju ke paru-paru. Kuman ini
memiliki daya taman paling kuat, apabila suatu organ telah terinfeksi kuman ini akan
timbul tanda khas, yaitu peradangan, nekrosis dan pembentukan abses. Methicillin-
resistant S. Aureus (MRSA) memiliki dampak yang besar dalam pemilihan antibiotik
dimana kuman ini resisten terhadap beberapa antibiotik.
- Enterococcus (E. faecalis, E faecium) : organism streptococcus grup D yang
merupakan flora normal usus. Penyebab pneumonia berasal dari gram negatif sering
menyerang pada pasien defisiensi imun (immunocompromised) atau pasien yang di
rawat di rumah sakit, di rawat di rumah sakit dalam waktu yang lama dan dilakukan
pemasangan endotracheal tube.
Contoh bakteri gram negatif dibawah adalah :
- Pseudomonas aeruginosa : bakteri anaerob, bentuk batang dan memiliki bau yang
sangat khas.
- Klebsiella pneumonia : bakteri anaerob fakultatif, bentuk batang tidak berkapsul. Pada
pasien alkoholisme kronik, diabetes atau PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
dapat meningkatkan resiko terserang kuman ini.
- Haemophilus influenza : bakteri bentuk batang anaerob dengan berkapsul atau tidak
berkapsul. Jenis kuman ini yang memiliki virulensi tinggu yaitu encapsulated type B
(HiB)
2. Atipikal organism
Bakteri yang termasuk atipikal ada alah Mycoplasma sp. , chlamedia sp. , Legionella sp.
b. Virus
Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui droplet, biasanya
menyerang pada pasien dengan imunodefisiensi. Diduga virus penyebabnya adalah
cytomegalivirus, herpes simplex virus, varicella zooster virus.
c. Fungi
Infeksi pneumonia akibat jamur biasanya disebabkan oleh jamur oportunistik,
dimana spora jamur masuk kedalam tubuh saat menghirup udara. Organisme yang
menyerang adalah Candida sp. , Aspergillus sp. , Cryptococcus neoformans.
3. Manifestasi klinis
Gejala khas adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk (baik non produktif atau
produktif atau menghasilkan sputum berlendir, purulen, atau bercak darah), sakit dada karena
pleuritis dan sesak. Gejala umum lainnya adalah pasien lebih suka berbaring pada sisi yang
sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Pemeriksaan fisik didapatkan retraksi atau
penarikan dinding dada bagian bawah saat pernafasan, takipneu, kenaikan atau penurunan
taktil fremitus, perkusi redup sampai pekak menggambarkan konsolidasi atau terdapat cairan
pleura, ronki, suara pernafasan bronkial, pleural friction rub.
4. Pemeriksaan penunjang dan diagnostic
1. Pemeriksaan Radiologi : Thorak foto mendeteksi
a. adanya penyebaran ( missal dari lobus kebronkhial ),
b. multiple abses / infiltrate, empiema ( staphylococcus)
c. penyebaran atau lokasi infiltrasi ( bacterial)
d. penyebaran extensive nodul infiltrate ( sering kali viral )
e. pada pneumonia mycoplasma chest- X ray mungkin bersih.
2. Test Fungsi Paru
Volume paru mungkin menurun ( kongesti dan kolaps alveolar ), tekanan saluran udara
meningkat dan kapasitas pemenuhan udara menurun, hypoksemia.
Tes Fungsi Paru Terdiri atas :
a. Test Ventilasi (digunakan alat SPIROMETER, PEAK FLOW METER (Mini Wright Peak
Flow Meter), Bodyplethysmograph.
b. Test kapasitas diffusi, dengan alat Alveo-Diffusion Tester.
c. Uneven Ventilation dengan Capnograph.
Instrumen/peralatan-peralatan diatas termasuk peralatan utama/ Induk, namun untuk
operasional masih memerlukan alat-alat pendukung lainnya, seperti X – Y RECORDER
dllnya.
3. Laboratorium.
a. Darah lengkap ( Complete blood count – CBC) : leukositosis biasanya timbul,meskipun
nilai pemeriksaan sel darah puth ( leukosit / WBC) rendah pada infeksi virus )
b. LED meningkat, ada tanda infeksi
c. Pemeriksaan elektrolit natrium dan kalium untuk mengetahui adanya keseimbangan
cairan elektrolit dan asam- basa darah. Elektrolit sodium dan klorida mungkin rendah
karena pada pasien dengan pnumonia didapatkan mual muntah sehingga dapat
ditemukan kekurangan cairan dan elektrolit.
d. Test serologi : membantu dalam membedakan diagnosis pada organisme secara spesifik
e. Kultur sputum dan darah (pewarnaan gram ) didaptkan dengan needle biopsy, aspirasi
transtrakheal fiberoptic bronchoscopy,atau biopsy paru – paru terbuka untuk
mengeluarkan organisme penyebab. Lebih dari satu organisme dapat ditemukan seperti
diplococcus pneumonia, staphylococcus aureus, A. Hemplytic Streptococcus dan
hemophylus influenza
f. Analisis gas darah dan pulse oximetry : abnormalitas mungkin timbul tergantung dari
luasnya kerusakan paru- paru. ( Soemantri,2008: 70)

5. Penatalaksanaan medis dan keperawatan


1) Pemberian terapi :
a. Antibiotika yang sesuai seperti yang ditetapkan oleh hasil pewarnaan.
b. Penisilin G merupakan antibiotika pilhan untuk infeksi oleh Streptococcus
.Pneumonia.,Medikasi efektif lainnya termasuk Eritromisin, klndamisin, sefalosporin
generasi kedua dan ketiga, Trimetoprim sulfametoksazol ( bactrim , TMP-SMZ).
c. Bronchodilator seperti aminophylin dan mukolitik berfungsi untuk memperbaiki
drainase secret dan distribusi ventilasi.
d. Simptomatik : antipiretik diberikan untuk menurunkan panas akibat reaksi infeksi,
analgesic diberikan untuk mengurangi nyeri akibat peradangan, biasanya pada
penuomonia diadapatkan nyeri dada.
2) Pemberian oksigen yang adequate untuk menurunkan perbedaan oksigen di alveoli – arteri
dan mecegah hypoksia selluler.
3) Pemberian cairan intra vena untuk pemenuhan hidrasi tubuh dan pengaturan keseimbangan
cairan elektrolit dan asam- basa darah.
4) Pemberian nutrisi yang adequate diet TKTP ( bila tidak ada kontra indikasi ): pemberian
nutrisi yang adekuat membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi sehingga
infeksi tidak semakin parah.
5) Istirahat tirah baring dan posisi semi fowler /fowler: memaksimalkan ekspansi paru
sehingga dapat mengurangi sesak.
6. Komplikasi
a. Pneumonia ekstrapulmoner, pneumonia pneumokokus dengan bakteriemi.
b. Pneumonia ekstrapulmoner non infeksius gagal ginjal, gagal jantung, emboli paru dan
infark miokard akut.
c. ARDS ( Acute Respiratory Distress Syndrom)
d. Komplikasi lanjut berupa pneumonia nosokomial
e. Sepsis
f. Gagal pernafasan, syok, gagal multiorgan
g. Penjalaran infeksi (abses otak, endokarditis)
h. Abses paru
i. Efusi pleura
7. WOC
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Data Fokus
a. Identitas
Usia: bayi dan anak kecil lebih rentan terkena penyakit ini karena respon imunitas mereka
masih belum berkembang dengan baik (price,2005:804)
Tempat tinggal Pneumonia atipikal banyak terjadi pada tempat dengan kondisi hidup
yang padat (Wong, 2003:460).
b. Keluhan utama : batuk, sesak nafas, nyeri dada, demam, anoreksia, menggigil, nyeri kepala,
malaise.
c. Riwayat penyakit sekarang :
Batuk, demam timbul secara mendadak, tidak berkurang dengan obat batuk. Pada awal
mula batuk tanpa secret, tetapi selanjutnya akan berkembang menjadi batuk produktif,
dengan mucus purulen kekuningan, kehijauan, kecoklatan atau kemerahan sering berbau
busuk. Selanjutnya diikuti demam tinggi, lemas, nyeri kepala dan frekwensi pernafasan
cepat.
d. Riwayat penyakit dahulu.
Adanya riwayat infeksi saluran nafas atas ( ISPA)
Riwayat penyakit yg menurunkan daya tahan tubuh :AIDS.
Riwayat pemakaian antibiotika yang lama, immunosupresif, dan radiasi
Klien yg dirawat dengan menggunakan alat medis life support seperti ventilator dengan
pemasangan trakheostomi, selang endotrakheal.
Riwayat alergi ;obat, makanan.
e. Riwayat kesehatan keluarga
f. Riwayat menderita pneumonia, infeksi saluran nafas, DM.
g. Riwayat Psikososial
Kecenderungan keluarga akan mengalami kecemasan terkait dengan kondisi : panas,
sesak, nyeri saat bernafas, batuk-batuk, malas makan.
h. Kebutuhan dasar
Nutrisi sering terjadi mual, muntah, anorexia terkait dengan mucus yg berbau busuk
yang dapat menyebabkan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Aktivitas : intoleransi aktivitas, karena kurangnya suplai oksigen.
Istirahat : kecenderungan tidur menggunakan bantal lebih dari satu, atau tidur dengan
posisi semi fowler/ fowler untuk memudahkan bernafas.
i. Pemeriksaan Fisik.
1. B1 = breath = system pernafasan.
a. Bentuk dada simetris, expansi paru tertinggal pada paru yg mengalami konsolidasi,
retaksi intercostalis ringan sampai berat pernafasan cuping hidung dan penggunaan
otot bantu nafas tergantung derajat sesak.
b. fremitus vocal meningkat pada area konsolidasi,
c. suara nafas : ronkhi basah dan halus, whezing.
d. perkusi dinding thorak ; redup pada area konsolidasi.
e. Frekwensi nafas : cepat dan dangkal takut nafas dalam karena nyeri pleuritik.
f. Tanda sianosis perifer ( kulit ) dan sianosis central : mukosa bibir, wajah
2. B2 = Blood = system hemodinamik.
a. Denyut nadi cepat ( takhicardia) dan lemah, suhu hypertemia, tekanan darah normal
b. Bunyi jantung regular diapex ICS 4-5 midklavkularis sinistra.
c. Vena jugularis ada bendungan bila ada komplikasi cor- pulmonal
d. Perkusi : batas jantung tidak mengalami pergeseran.
e. Pada hypoksemia berat terdapat tanda cyanosis, CRT lambat.
f. Turgor
3. B3 = brain ( system neurology )
Pada pneumonia berat didapatkan penurunan kesadaran, wajah / expresi wajah klien
meringis kesakitan, meregang, menggeliat.
4. B 4 = Bladder ( system perkemihan )
Ada / tidak distensi kandung kemih
5. B5 = bowel ( system gastrointestinal )
Auscultasi bising usus terdengar lemah akibat immobilisasi
6. B 6 = Bone ( system musculoskeletal )
Kekuatan otot normal
2. Pengkajian dengan fungsional Gordon
a. Pola Fungsi Kesehatan
Persepsi terhadap kesehatan - manajemen kesehatan
Menggunakan tembakau (merokok): ( ) tidak ( ) berhenti ( ) ya (1 pak/hari, 2 pak/hari)
Alkohol: … tgl terakhir …jumlah …jenis … lama mengkonsumsi
Alergi (obat, makanan, lainnya … tdk … ya … reaksi)
b. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri
Skor : 0 (mandiri), 1 (dibantu sebagian), 2 (perlu bantuan orang lain), 3 (perlu bantuan
oranglain dan alat), 4 (tergantung/ tidak mampu)
c. Pola istirahat dan tidur
Waktu Tidur :
Jumlah :
Frekuensi:
Kalitas (sering terbangun)
Insomnia : … tidak … ya
Somnabulisme : … tidak … ya
d. Pola nutrisi
Diet khusus
Anjuran diet sebelumnya : … ya … tidak
Nafsu makan: …normal …meningkat …menurun
Mual: … muntah ...stomatitis
BB naik turun 6 bulan terakhir: ...tidak …iya
Kesulitan menelan : ( ) tidak ( ) iya … cairan … makanan padat
Riwayat masalah kulit / kesulitan penyembuhan : ( ) tidak ( ) iya
e. Pola eliminasi
Kebiasaan BAB: ...kali/hari ...tgl terakhir BAB : ( ) normal ( ) konstipasi ( ) diare ( )
inkontinen ( ) lainnya
Kebiasaan BAK: ( ) normal ( ) frekuensi ( ) disuria ( ) nokturia ( ) tidak bisa ditahan,
hematuria, retensi
Lakontinent : ( ) tidak ( ) ya ( ) total ( ) siang ( ) malam ( ) kadang -kadang ( ) kesulitan
menahan. Tidak sampai di toilet
Penggunaan bantuan: ( ) tidak ( ) ya ( ) kateter
f. Pola kognitif- perceptual
Status mental : sadar ( ) afasia ( ) orientasi ( ) bingung ( ) tidak ada respon
Bicara : normal ( ) gagap ( ) afasia ( ) bloking
Bahasa yang digunakan : ( ) daerah ( ) Indonesia ( ) lainnya
Kemampuan membaca : ( ) bisa ( ) tidak ( ) Mengartikan : ( )bisa ( ) tidak
Kemampuan interaksi : ( ) sesuai ( ) tidak ( ) sebutkan
Pendengaran : ( ) normal ( ) terganggu (kanan/kiri) ( ) tuli (kanan/kiri) ( ) tinnitus
(kanan/kiri) ( ) alat bantu pendengaran
Penglihatan : ( )normal ( )pakai kacamata, lensa kontak, ( )terganggu (kanan/kiri)
Buta (kanan/kiri) ( )lainnya sebutkan
Vertigo : ( )tidak ( )ya
Manajemen nyeri :
g. Pola konsep diri
Body image : ( ) tdk terganggu ( ) terganggu ( ) sebutkan
Ideal diri: ( ) tdk terganggu ( ) terganggu ( ) sebutkan
Harga diri: ( ) tdk terganggu ( ) terganggu ( ) sebutkan
Peran: ( ) tdk terganggu ( ) terganggu ( ) sebutkan
Identitas diri: ( )tdk terganggu ( )terganggu ( )sebutkan
h. Pola koping
Masalah utama selama masuk RS (keuangan, perawatan diri, lainnya)
Kehilangan /perubahan yang terjadi sebelumnya : ( ) tdk ( ) ya
Takut terhadap kekerasan : ( ) tdk ( ) ya ( ) siapa
Pandangan terhadap masa depan : ( ) pesimis/optimis
i. Pola seksualitas –reproduksi
Menstruasi terakhir :
Masalah menstruasi : ( ) tdk ( ) ya
Perawatan payudara setiap bulan : ( ) ya ( ) tdk
Pola seks selama masuk RS :
j. Pola peran – hubungan
Status perkawinan :
Pekerjaan :
Kualitas bekerja ( ) sebulan berhenti ( )tidak bekerja
Sistem dukungan : ( ) pasangan ( )tetangga/teman ( )tidak ( )lainnya
Dukungan keluarga selama masuk RS
h. Pola nilai dan kepercayaan
Agama
Larangan agama : ( ) tidak ( ) ya
Permintaan rohaniawan selama masuk RS : ( ) tidak ( )ya

3. Perumusan diagnosa (NANDA), NOC, NIC


NO NANDA NOC NIC
1. Bersihan jalan Status pernafasan : 1. Manajemen jalan nafas
nafas tidak efektif kepatenan jalan nafas 2. Penghisapan lender pada jalan
Criteria hasil : nafas
Frekuensi pernapasan dalam 3. Manajemen jalan nafass buatan
batas normal 4. Peningkatan (manajemen)
Irama pernafasan dalam batuk
batas normal 5. Monitor pernafasan
Kemampuan dalam 6. Bantuan ventilasi
mengeluarkan secret dalam 7. Terapi oksigen
batas normal 8. Pengaturan posisi
9. Fisioterapi dada
10. Pencegahan aspirasi
2. Intoleran Aktivitas Toleransi Aktifitas 1. Terapi aktivitas
Kriteria Hasil : 2. Manajemen energi
Saturasi Oksigen ketika 3. Manajemen lingkungan
beraktivitas tidak terganggu 4. Bantuan perawatan diri
Frekuensi napas ketika 5. Manajemen lingkungan :
beraktivitas tidak terganggu kenyamanan
Kemudahan bernapas ketika 6. Terapi oksigen
beraktivitas tidak terganggu 7. Peningkatan latihan : latihan
kekuatan
8. Peningkatan keterlibatan
keluarga
9. Relaksasi otot progresif
10. Peningkatan tidur
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan : Perifer 1. Manajemen asam basa
perfusi jaringan Kriteria Hasil : 2. Monitor asam basa
perifer Suhu kulit ujung kaki dan 3. Manajemen elektrolit / cairan
tangan normal 4. Monitor cairan
Edema perifer tidak ada 5. Manajemen nutrisi
Muka pucat tidak ada 6. Terapi oksigen
Kerusakan kulit tidak ada 7. Manajemen hipovolemia
8. Manajemen hipervolemia
9. Manajemen sensasi perifer
10. Pengecekan kulit

4. Evaluasi

Vous aimerez peut-être aussi