Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2.1 Defenisi
2.2.1 terjadi secara spontan. Biasanya pemerkosa sudah mempunyai niat, tindakan
perkosaan dilakukan tergantung kesempatan
2.2.2 pelaku bukn orang asing. Pelaku pemerkosaan sering kali adalah orang yang
sudah dikenal, seperti teman, pacar, tetangga, atau saudara.
2.2.3 bukan hanya terjadi padang orang dewasa. Perkosaan juga dialami anak-anak,
remaja, dan orang tua.
2.2.4 bukan hanya terjadi ditempat sepi. Kebanyakan kasus perkosaan terjadi ditempat
yang aman termasuk dirumah, tempat kerja, atau sekolah.
2.2.6 tidak hanya dilakukan penderita gangguan jiwa, tetapi juga laki-laki normal.
2.2.7 Bukan hanya dilakukan laki-laki yang berstatus sosial ekonomi rendah. Semua
laki-laki bisa menjadi pemerkosa tampa memperdulikan tingkat sosiaal ekonomi, pendidikan,
pekerjaan, atau penampilan
3.3.1.2 Perkosaan oleh pacar (dating rape). Perkosaan terjadi ketika korban
berkencan dengan pacarnya, sering kali diawali dengan cumbuan yang diakahiri dengan
pemaksaan hubungan seks.
3.3.1.3 Perkosaan dalam pernikahan (marital rape). Biasanya terjadi terhadap
istri yang punya ketergantungan sosial ekonomipada suami : berupa pemaksaan hubungan
yang tidak dikehendaki oleh pihak istri.
3.3.2 Perkosaan oleh orang asing perkosaan jenis ini sering kasi disertai dengan tindak
kejahatan lain, seperti perampokan, pencurian, penganiayaan ataupn pembunuhan.
2.4.1 kekurangan pada fisik dan mental, adanya suatu penyakit atau permasalahan
berkaitan dengan visik sehingga perempuan dudu diatas kursi roda bisu, tuli, buta, atau
keterlambatan mental. Mereka tidak mampu mengadakan perlawanan.
2.4.2 Pengungsi, imigran, tidak mempunyai rumah anak jalan atau gelandangan, di
daerah peperangan.
Tindak perkosaan membawa dampak emosional dan fisik pada korbannya. Secara
emosional, korban perkosaan bisa mengalami :
2.5.9. merasa diri tidak normal, kotor, berdosa, dan tidak berguna.
2.5.2. Merasa lelah, tidak ada gairah, sulit tidur, dan sakit kepala
2.5.3. Selalu ingi muntah
2.6 tindakan yang harus dilakukan bila terjadi perkosaan dengan kekerasan, dan lainnya
2.6.1. jangan membersihkan diri atau mandi karena sperma, serpihan kulit atau rambut pelaku
yang bisa dijadikan barang bukti akan hilang.
2.6.2. simpan pakaian, barang-barang lain, seperti kancing atau sobekan baju pelaku yang
bisa dijadikan barang bukti
2.6.3. segera melapor polisi terdekat dengan membawa bukti-bukti tersebut, sebaiknya
disertai pihak keluarga atau teman.
2.6.4. segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan surat keterangan yang
menyatakan adanya tanda-tanda persetubuhan secara paksa(visum).
2.6.5. yakinkan diri korban perkosaan bukanlah orang yang bersalah, tetapi pelaku
perkosaanlah yang harus dihukum. Korban berhak untuk melaporkan pelaku agar bisa
dihukum sesuai dengan kejahatan yang dilakukannya.
2.7.1. menumbuhkan kepercayaan diri bahwa hal ini terjadi bukan kesalahannya
2.8.2 Bersikap tegas, tujukkan sikap dan tingkah laku percaya diri
2.8.5 Berpakaian sewajarnya yang memudahkan untuk lari atau mengadakan perlawanan.
Jangan memakai terlalu banyak perhiasan.
2.8.6 Sediakan selalu senjata pribadi, seperti korek api, deodorant spray (semprot), payung
dan sebagainya didalam tas.
2.8.7 Apabila bepergian kesuatu tampat, harus sudah menegetahui alamat lengkap, dena dan
jalur kendaraan.
2.8.10 Jangan mudah percaya pada orang yang mengajak berpergian ke suatu tempat yang
tidak kenal.
Pastikan jendela, pintu kamar, rumah, mobil sudah terkuci bila sedang berada didalamnya.