Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LUKA BAKAR
DISUSUN OLEH:
SITI NURTIANI
NIM. 1710053181
TINGKAT 3A
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan
morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus
sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut.
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat
meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat dalam perawatan luka dan
tehnik rehabilitasi yang lebih efektif semuanya dapat meningkatkan rata-rata
harapan hidup pada sejumlah klien dengan luka bakar serius.
Di Amerika di laporkan sekitar 2 sampai 3 juta penderita setiap tahunnya
dengan jumlah kematian 5-6 ribu kematian pertahun, sedangkan di Indonesia
belum ada laporan tertulis.
Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta pada tahun 1998 di laporkan 107
kasus luka bakar yang dirawat, dengan angka kematian 37,38% sedangkan di
Rumah Sakit Dr. Sutomo Surabaya pada tahun 2000 dirawat 106 kasus luka
bakar, kematian 26,41% (Rohmanazzam, 2008).
B. Tujuan
1. Umum
Agar mahasiswa dapat memperoleh gambaran tentang asuhan
keperawatan pada klien dengan luka bakar.
2. Khusus
a. agar diperoleh gambaran tentang konsep dasar penyakit luka bakar
meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi, menifestasi klinis,
pemeriksaaan diagnostik, penatalaksanaan dan komplikasi.
b. Agar diperoleh gambaran tentang konsep dasar keperawatan pada luka
bakar meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat membuat analisa data, dapat merumuskan diagnosa
keperawatan, membuat rencana asuhan keperawatan
2. Bagi Akademik
Sebagai acuan dalam menerapkan asuhan keperawatan pada klien ”Luka
Bakar”.
BAB II
TINJAUAN TEORI
b. Kelenjar Apokrin
Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora dan bermuara
pada folikel rambut. Kelenjar ini memproduksi keringat yang
keruh seperti susu yang diuraikan oleh bakteri menghasilkan bau
khas pada aksila.
c. Kelenjar Ekrin
Kelenjar ini terdapat disemua kulit. Melepaskan keringat
sebagai reaksi peningkatan suhu lingkunagn dan suhu tubuh.
Kecepatan eksresi keringat dikendalikan oleh saraf simpatik.
3. Fungsi Kulit :
a. Fungsi Adaptasi:
Kulit sebagai adaptor terhadap rangsangan antara lain
temperatu, tekanan, fisik dan kimia
b. Fungsi Transmisi:
Kulit dapat berfungsi sebagai alat sensorik karena adanya
akhiran saraf
c. Fungsi Proteksi :
Melindungi dari benda luar (benda asing, invasi bakteri),
melindungi dari trauma yang terus menerus, mencegah keluarnya
cairan yang berlebihan, dan memproduksi melanin yang mencegah
kerusakan kulit dari sinar UV.
d. Fungsi Metabolisme:
Sebagai tempat metaboisme lemak, sintesa vitamin D dan
penyimpanan serum pada lapisan dermis
B. Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang sdisebabkan oleh panas, arus
listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
lebih dalam (Dr. Soetomo, 2001).
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan
radiasi ( Moenajat, 2001).
C. Etiologi
Luka bakar dapat disebabkan oleh panas, sinar ultraviolet, sinar X,
radiasi nuklir, listrik, bahan kimia, abrasi mekanik. Luka bakar yang
disebabkan oleh panas api, uap atau cairan yang dapat membakar merupakan
hal yang lasim dijumpai dari luka bakar yang parah.:
1. Luka Bakar Termal
Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau
kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya.
2. Luka Bakar Kimia
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan
kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak
dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri karena
zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena kontak
dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan
rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang
industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia
diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia.
3. Luka Bakar Elektrik
Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan
dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka
dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang
elektrik itu sampai mengenai tubuh.
4. Luka Bakar Radiasi
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber
radioaktif. Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan
radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan
terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat
terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar
radiasi.
D. Patofisiologi
Termal (panas) terjadi pada kerusakan kulit , penguapan meningkat, menyebabkan
vasodilatasi pembuluh darah kapiler, sehingga terjadi ekstravasasi cairan tubuh ,
ekstravasasi cairan tubuh menyebabkan tekanan onkotik menurun, hal tersebut
menyebabkan cairan ekstravaskular menurun , sehingga terjadi hipovolemia dan
hemokonsentrasi, karena volume cairan menurun , volume cairan menurun
menyebabkan gangguan sirkulasi makro sehingga terjadi gangguan perfusi organ
penting (otak).
Etiologi(thermal, air panas, api, kimia, asam, alkali, radiasi, elektrik dll.)
luka bakar
vaskular
Kompensasi
I. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksaan luka bakar dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Penanganan luka bakar ringan
Perawatan dibagian emergensi terdapat luka bakar minor meliputi :
managemen nyeri, profilaksis tetanus dan perawatan luka tahap awal.
a.Managemen nyeri
Managemen nyeri sering kali dilakukan dengan pemberian dpsis
ringan, seperti morphine atau mepedifine, dibagian emergensi.
Sedangkan analgetik oral diberikan untuk digunakan oleh pesien rawat
jalan.
b. Profilaksis tetanus
Petunjuk untuk pemberian profilaksis tetanus adalah sama pada
penderita LB baik yang ringan maupun yang injuri lainnya. Pada klien
yang pernah mendapat imunisasi tetanus tetapi tidak dalam waktu lima
tahun terakhir dapat diberikan boster tetanus toxoid. Untuk klien yang
tidak diimiunisasi dengan tetanus human immune globulin dan
karenanya harus diberikan tetanus toxoid yang pertama dari
sertangkaian pemberian imunisasi aktif dengan tetanus toxoid.
c. Perawatan luka
Perawatan luka untuk LB ringan terdiri dari membersihkan luka,
yaitu debridemen jaringan yang mati : membuang zat yang merusak
(zat kimia, dll) dan pemberian atau penggunaan krim atau salep
antimikroba topikal dan balutan secara steril. Selain itu perawat juga
bertanggung jawab memberikan pendidikan tentang perawatan luka
dirumah dan manifestasi klinis dari infeksi agar klien dapat segera
mencari pertolongan. Pendidikan lain yang diperlukan adalah tentang
pentingnya melakukan ROM (Range OF Mation) secara aktif untuk
mempertahankan fungsi sendi agar tetap normal dan untuk
menurunkan pembentukan edema.
2. Penanganan Luka Bakar Berat
Untuk klien dengan luka yang luas maka penanganan pada bagian
emergensi akan meliputi reevaluasi ABC (jalan nafas, kondisi pernafasan,
sirkulasi) dan trauma lain yang mungkin terjadi : resusitasi cairan
(penggantian cairan yang hilang), pemasangan kateter urin, pemasangan
NGT.
a. Reevaluasi jalan napas, kondisi pernapasan, sirkulasi dan trauma lain
yang mungkin terjadi. Menilai kembali keadaan jalan napas, kondisi
pernapasan dan sirkulasi untuk lebih memastikan ada tidaknya
kegawatan dan untuk memastikan penanganan secara dini.
b. Resusitasi cairan (penggantian cairan yang hilang).
Bagi klien dewasa dengan LB lebih dari 15%, maka resusitasi
cairan intravena umumnya diperlukan. Pemberian intravena perifer
dapat diberikan melalui kulit yang tidak terbakar pada bagian
proksimal dari ekstremitas yang terbakar. Sedangakan untuk klien
yang mengalami LB yang cukup luas atau pada klien dimana tempat-
tempat untuk pemberian IV yang terbatas, maka dengan pemassangan
kanul pada vena sentral (seperti subklavia, jugularis internal/eksternal,
atau femoral) oleh dokter mungkin diperliukan. Luas atau persentasi
luka bakar harus ditentukan dan kemudian dilanjutkan dengan
resusitasi cairan. adapun cara perhitungan resusitasi cairan adalah sbb :
% BSA x BB x 4.
c. Pemsangan kateter urine
Pemasangan kateter harus dilakukan untuk mengukur produksi
urine setiap jam. Output urine merupakan indikator yang reliable untuk
menentukan keadekuatan dari resusitasi cairan.
d. Pemasangan NGT
Pemasangan NGT bagi klien LB 20%-25% atau lebih perlu
dilakukan untuk mencegah emesis dan mengurangi resiko untuk
mencegah terjadinya aspirasi. Disfungsi gastro intestinal akibat dari
ileus dapat terjadi umumnya pada klien tahap dini setelah LB. Oleh
karena itu semua pemberian cairan melalui oral harus dibatasi pada
waktu itu.
J. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
a. Hemoglobin : menurun
b. Hematokrit : menurun
c. trombosit : menurun
d. SDP : Leukositosis
e. GDA : Penurunan PaO2/peningkatan PaCO2
4. Foto Rontgen Dada : membantu memastikan cedera inhalasi asap.
5. EKG
K. Komplikasi
1. Infeksi. luka yang terbuka menyebabkan memudahkan kuman patogen
masuk kedalam tubuh.
2. Kehilangan anggota tubuh atau cacat fisik.
3. Sepsis. keadaan terinfeksi oleh mokroorganisme yang menghasilkan pus.
4. Gangguan fungsi organ.
5. Gangguan psikologis terhadap perubahan keadaan citra tubuh (cacat
permanen)
6. Syok hipovolemik.
7. Kontraktur. pengerutan jaringan otot atau parut yang menyebabbkan
deformitas
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Doengus (2000) diagnosa keperawatan yang bisa
ditegakkan pada klien dengan luka baker adalah :
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi trakeobronkial, edema
mukosa dan hilangnya kerja silia (inhalasi asap).
b. Defisit volume cairan b.d peningkatan permeabilitas kapiler dan
perpindahan cairan dari ruang intravaskular keruang intertitial.
c. Resiko tinggi infeksi b.d perubahan primer tidak adekuat : kerusakan
perlindungan kulit, jaringan traumatik.
d. Nyeri b.d kerusakan kulit/jaringan, pembentukan edema, manipulasi
jaringan cidera.
e. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d status
hipermetabolik (sebanyak 50 % - 60% lebih besar dari proporsi normal
pada cedera berat) atau metabolisme protein.
f. Kerusakan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskular, nyeri/tak
nyaman, penurunan kekuatan, tahanan.
g. Kerusakan integritas kulit b.d trauma : kerusakan permukaan kulit
karena destruksi lapisan kulit (parsial/luka bakar dalam)
h. Gangguan citra tubuh (penampilan peran) b.d krisis situasi : kejadian
traumatik peran klien tergantung, kecacatan dan nyeri.
3. Rencana Asuhan Keperawatan
Adapun perencanaan keperawatan pada klien dengan luka bakar
dijelaskan oleh Doengus (2000) dibawah ini :
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi trakeobronkial, edema
mukosa dan hilangnya kerja silia (inhalasi asap).
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif.
Kriteria Hasil : Menunjukkan bunyi napas jelas, frekuensi
pernapasan dalam rentang normal, tidak sianosis.
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri:
1. Kaji reflek menelan 1. Dugaan cedera inhalasi
2. Awasi frekuensi,irama sianosis, 2. Menunjukkan ditres pernafsan/
kedalaman pernafasan. edema.
3. Tinggikan kepala tempat tidur. 3. Meningkatkan ekspansi paru
Hindari penggunaan bantal optimal/fungsi pernapasan.
dibawah kepala sesuai dengan
indikasi.
4. Dorongan nafas dalam/batuk 4. Meningkatkan ekspansi paru,
dan perubahan posisi sering. memobilisasi, dan drainase sekret.
5. Hisapan lendir pada perawatan 5. Membantu mempertahankan jalan
ekstrim. nafas bersih.
6. Awasi 24 jam keluaran cairan. 6. Meningkatkan resiko edema paru.
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Berikan O2 sesuai indikasi. 1. O2 memperbaiki hipoksemia.
2. Awasi/gambaran seri GDA. 2. Data dasar penting untuk
3. Kaji ulang isi ronsen. pengkajian lanjut status pernafasan.
4. Berikan fisioterapi dada. 3. Menunjukkan atelektasis/endema
paru.
4. Mengalirkan aliran area dependen
paru
b. Defisit volume cairan b.d peningkatan permeabilitas kapiler dan
perpindahan cairan dari ruang intravaskular keruang intertitial.
Tujuan : Perbaikan keseimbangan cairan.
Kriteria hasil : Haluaran urine adekuat, tanda vital stabil (suhu,
TD, RR, N), membran mukosa lembab.
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Awasi TTV. 1. Pedoman penggantian cairan.
2. Awasi haluaran urine. 2. Untuk menyakinkan rata- rata
haluaran urine 30 – 50 ml/jam.
3. Timbang BB setiap hari. 3. Penggantian cairan tergantung BB
pertama dan perubahan selanjutnya.
4. Ukur lingkaran ekstremitas yang 4. Memperkirakan luas odema/
terbakar tiap hari. perpindahan cairan.
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Pasang kateter urine. 1. Memungkinkan ketat fungsi ginjal.
2. Berikan penggantian cairan IV 2. Menggantikan cairan/elektrolit yang
yang dihitung. hilang.
3. Awasi pemeriksaan laborator 3. Mengidentifikasi kehilangan darah.
4. Berrikan obat sesuai indikasi 4. Mungkin diindikasikan untuk
Mis : Diuretik, contoh manitol meningkatkan haluaran urine dan
(Osmitrol). mencegah nekrosis.
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. tutup luka sesegera mungkin 1. suhu tubuh berubah dan
kecuali perewatan luka bakar gerakan udara dapat
metode pemajanan pada udara menyebabkan nyeri hebat pada
terbuka pemajanan ujung saraf
2. tinggikan ekstremitas luka 2. peninggian mungkin di
bakar secara periodik perlukan pada awal untuk
3. kaji keluhan nyeri, perhatikan menurunkan pembentukan
lokasi/ karakter dan intensitas edema
(skala 0-10) 3. mengidentifikasi terjadinya
4. dorong ekpresi perasaan tentang komplikasi
nyeri 4. pernyataan memungkinkan
5. tingkatkan periode tanpa pengungkapan emosi dan dapat
gangguan menigkatkan mekanisme
koping
5. kekurangan tidur dapat
meningkatkan persepsi
nyeri/kemampuan koping
menurun
Kolaborasi : kolaborasi :
1. berikan analgesik 1. metode IV sering di gunakan
(nerkotik dan non pada awal untuk
nerkotik) sesuai memaksimalkan efek obat
indikasi
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. auskultasi bising usus 1. ileus sering berhubungan
2. pertahankan jumlah kalori dengan periode pasca luka
ketat,timbang tiap hari,kaji bakar,tetapi biasanya dalam 46-
ulang persen area 48 jam dimana makanan oral
permukakn tubuh dapat di mulai
terbuka/luka tiap minggu 2. pedoman tetap untuk
3. berikan makanan dalam memasuki kalori
porsi kecil sedikit tapi 3. membantu mencegah distensi
sering gaster/ketidaknyamanan dan
4. berikan kebersihan oral meningkatkan pemasukan
sebelum makan 4. mulut bersih mengkatkan rasa
dan membantu nafsu makan
yang baik
Kolaborasi : kolaborasi :
1. rujuk ke ahli diet 1. berguna dalam membuat
2. berikan makanan sedikit kebutuhan nutrisi individu dan
melalui selang enterik bila mengidentifikasi rute yang
di butuhkan tepat
2. memberikan makanan bila
pasien tidak mampu untuk
mengkonsumsi kebutuhan
kalori total harian
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Berikan tempat tidur yang 1. Mencengah tekanan lama pada
nyaman jaringan
2. Bersihkan dan tutup luka 2. Untuk menurunkan jaringan
bakar dengan cepat parut dan infeksi
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
Pra operasi 1. Memberikan informasi dasar
1. Kaji /catat tentang kebutuhan penanaman
ukuran,warna,kedalaman kulit dan kemungkinan petunjuk
luka,perhatikan jaringan tentang sirkulasi pada area graft.
nekrotik dan kondisi di sekitar 2. Menyiapkan jaringan untuk
luka. penanaman dan menurunkan
2. Berikan perawatan luka bakar resiko infeksi/ kegagalan draft
yang tepat dan terkontrol
infeksi
Pasca operasi Pasca operasi
3. Tinggikan area draft bila 3. Menurunkan
mungkin/tepat pembengkakan/pembatasan
4. Pertahankan balutan diatas resiko pemisahan draft
area draft baru dan atau sisi 4. Area mungkin di tutupi oleh
donor sesuai indikasi con : bahan dengan permukaan tembus
berlubang,petroleum,tak pandang tak reatif untuk
berekat mmenghilangkan robekan dari
epitel baru /melindungi jaringan
sembuh
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Siapkan /bantu prosedur 1. Graf kulit diambil dari kulit
bedah balutan orang itu sendiri atau orang
biologis.con : hemograft meninggal (donor mati)
(alograft) digunakan untuk penutupan
2. Heterograft sementara pada luka bakar luas
sampai kulit orang itu siap di
tanam.tes graft
2. Kulit graft mungkin dari
binatang dengan penggunaan
yang sama untuk heterograft
yang berlubang
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Kaji makna 1. Episode traumatik mengakibatkan
kehilangan/perubahan pada perubahan tiba-tiba,membuat
pasien/orang terdekat perasaan kehilangan pada
2. Terima dan akui ekspresi kehilangan aktual /yang di
frustasi,ketergantungan rasakan
marah,perhatiakn perilaku 2. Penerimaan perasaan sebagai
menarik diri respon normal terhadap apa yang
3. Persikap realitis dan positif terjadi perbaikan
selama pengobatan,pada 3. Meningkatkan kepercayaan dan
penyuluhan kesehatan,dan mengadakan hubungan antara
menyusun tujuan dalam pasien dan perawat
keterbatasan 4. Kata – kata penguatan dapat
4. Berikan penguatan positif mendukung terjadinya koping
terhadap kemajuan dan positif
dorong usaha untuk mengikuti
tujuan rehabilitasi
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Rujuk terapi fisik,konsul 1. Membantu dalam identifikasi
pskiatrik,con : layanan cara untuk meningkatkan
sosial ,psikologis sesuai /mempertahankan kemandirian
kebutuhan
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Kasus Pemicu
Tn.N usia 43th, agama islam, suku bangsa melayu, pekerjaan buruh
bangunan. tempat tinggal jln.mawar no.33 simpang IV sipin,jambi.klien
masuk ruang bedah RSD raden mattaher jambi tanggal 20-02-2010 dengan
alasan luka bakar akibat tersiram air panas.dari hasil pengkajian di peroleh
data klien terbaring di tempat tidur .Terdapat luka bakar pada paha atas kiri
dan kanan. Paha kanan dan kiri tampak merah dan melepuh. Klien mengeluh
nyeri pada daerah luka bakar.badan terasa lemah pada ekstremitas bawah
tampak tegang.tingkat kesadaran composmestis dari pemeriksaan fisik di
peroleh : TD 110/80 mmHg,N 90 x/i,RR 26 x/i,S 37,2ºC. Konjungtiva tampak
anemis, mukosa bibir tampak kering. Kapilarevil 4 detik. Dari hasil
pemeriksaan laboratorium HB : 11,4gr%, Lk : 28.300ml 3, HT : 49%,
Trombosit :101.000/ml3. Dan saat di diagnosa luka bakar grade 2. keterangan
dari keluarga klien di dapatkan bahwa tidak ada anggota keluarga yang
mengalami luka bakar
B. Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Ds : trauma : kerusakan Kerusakan
klien masuk RS dengan permukaan kulit integritas kulit
alasan luka baakibat karena destruksi
tersiram air panas lapisan kulit
Do : (parsial/luka bakar
Paha kanan dan kiri dalam)
tampak merah dan
melepuh
pada estremitas bawah
tampak tegang
luka bakar grade 2
2 Ds : kerusakan nyeri
klien mengeluh nyeri kulit/jaringan
pada daerah luka bakar
Do :
pada ekstremitas bawah
tampak tegang
N 90x/i
26 x/i
3 Ds : nyeri/tak nyaman Kerusakan
Kien mengatakan mobilitas fisik
badannya terasa lemah
Do :
Klien tampak terbaring
di tempat tidur
Terdapat luka bakar
paha kiri dan kanan
Paha tampah merah dan
melepuh
Ekstremitas bawah
tampak tegang
4 Ds : - perubahan primer Resiko tinggi
Do : tidak adekuat : infeksi
S 37,2 ºC kerusakan
Leukosit 28.000 ml³ perlindungan kulit
C. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri/tak nyaman d.d klien masuk RS
dengan alasan luka bakar akibat tersiram air panas, paha tampak merah
dan melepuh, pada estremitas bawah tampak tegang, luka bakar grade
1&2.
2. Nyeri b.d kerusakan kulit/jaringan d.d klien mengeluh nyeri pada daerah
luka bakar ,pada ekstremitas bawah tampak tegang,N 90x/i,26 x/i.
3. Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri/tak nyaman d.d Kien mengatakan
badannya terasa lemah,Klien tampak terbaring di tempat tidur, Terdapat
luka bakar paha kiri dan kanan,Paha tampah merah dan
melepuh,Ekstremitas bawah tampak tegang.
4. Resiko tinggi infeksi b.d perubahan primer tidak adekuat : kerusakan
perlindungan kulit d.d S 37,2 ºC,Leukosit 28.000 ml³.