Vous êtes sur la page 1sur 13

A.

Definisi fungsi perorganisasian


a. Definisi Perorganisasian
Dalam hal ini dijelaskan oleh Terry (1973:297) sebagai tokoh
manajemen, yaitu: “Organizing is the establishing of effective behevioral
relationship among persons, so that they may work together efficientlty
and gain personal satisfaction in doing selected tasks under given
enviromental conditions for the purpose of achieving some goal or
objective”.

Dari kutipan diatas di jelaskan bahwa, pengorganisasian


merupakan usaha penciptaan hubungan tugas yang jelas antar personalia,
sehingga dengan demikian setiap orang dapat bekerja bersama-sama dalam
kondisi yang baik untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Pendapat senada dikemukakan oleh Sutisna (1989), bahwa


mengorganisasi adalah suatu kegiatan menyusun struktur dan membentuk
hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai
tujuan bersama. ( H. Muhammad Rifa’i & Muhammad Fadli, 2013)

b. Definisi Fungsi Perorganisasian


Koontz dan O’Donnel (1972: 48) menyebutkan “Organizing
involves the establishment of an intentional structure of roles through
determination and enumeration of the activities required to achieve the
goals of an enterprise and each part of it, the groupingof these
activities, the assignment of such groups activities to manager, the
delegation of authority to carry them out and provision for
coordination of authority and informational relationship horizontally
and vertically in the organization structure”.

Kutipan di atas memberi arti bahwa fungsi pengorganisasian


meliputi penetapan struktur, pembegian tugas dan wewenang, yang
bertujuan untuk mempelancar alokasi sumberdaya dengan kombinasi
yang tepat untuk mengimplementasikan rencana dalam mencapai
tujuan organisasi.
Selanjutnya Koonzt dan O’Donnel (1972:49) mengemukakan,
bahwa konsep pokok yang medasari fungsi pengorganisasian adalah:
“Span of management and authority”, di mana menurut mereka “Span
of management is the number of immediate subordinates report to a
manager”, artinya rentang tugas dan wewenang dibatasi oleh jumlah
bawahan yang melapor pada atasan tertentu.
( H. Muhammad Rifa’i & Muhammad Fadli, 2013)

B. Bentuk Organisasi
Salah satu usaha untuk menjamin adanya fleksibilitas dalam rangka
pengembangan organisasi, maka bentuk organisasi harus diusahakan
sesederhana mungkin.Dalam perkembangannya sampai sekarang ini pada
pokoknya ada empat (4) macam bentuk organisasi yang masing-masing
mempunyai kebaikan dan keburukkanya. Keempat macam bentuk itu
ialah:
1. Organisasi Lini
Organisasi Lini adalah bentuk organisasi yang didalamnya tedapat
garis wewenan yang berhubungan langsung secara vertikal antara
atasan dengan bawahan. Setiap kepala unit mempunyai tanggung
jawab untuk melaporkan kepada kepala unit satu tingkat diatasnya.
Ciri- Ciri organisasi Lini Adalah
1) Jumlah karyawan sedikit
2) Selain top manajer, manajer di bawahnya hanya sebagai pelaksana
3) Sarananya terbatas
4) Hubungan antara atasan dan bawahan bersifat langsung.
5) Bentuk lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan
adalah sebagai top manajer. Untuk lebih jelasnya tentang hal ini
dapat terlihat pada gambar berikut ini.
2. Organisasi Lini dan Staf.
Organisasi lini dan staff adalah suatu bentuk organisasi dimana
pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dan sepenuhnya
dari pucuk pimpinan ke kepala bagian di bawahnya serta masing-
masing pejabat. Manajer ditempatkan satu atau lebih pejabat staf yang
tidak mempunyai wewenag memerintah tetapi sebagai penasihat,
misalnya mengenai masalah kearsipan, keuangan personel dan
sebagainya.
Ciri-ciri organisasi lini dan staff adalah:
1) Hubungan atasan dan bawahan tidak seluruhnya secara langsung.
2) Karyawan banyak
3) Organisasi besar
4) Ada dua kelompok kerja dalam organisasi sehingga ditekankan
adanya spesialisasi yaitu: personel lini dan personel staf.
3. Organisasi Fungsional
Adalah suatu organisasi dimana wewenang dari pemimpin tertinggi
dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai bagian yang
mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para
pelaksana yang mempunyai keahlian khusus.
Ciri- ciri Organisasi fungsional adalah sebagai berikut:
1) Organisasi kecil
2) Didalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staff ahli.
3) Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
4) Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
5) Pengawasan dilakukakn secara ketat
4. Organisasi Fungsional dan garis
Organisasi Fungsional dan garis adalah bentuk organisasi dimana
wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian
di bawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian
dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang koordinasinya tetap
diserahkan kepada kepala bagian.
Ciri- cirinya adalah sebagai berikut:
1) Tidak tampak adanya pembedaan tugas pokok dan bantuan
2) Spesialisasi secara praktis pada pejabat fungsional
3) Pembagaian kerja dan pelimpahan wewenang tidak membedakan
tingkat eselon
( H. Muhammad Rifa’i & Muhammad Fadli, 2013)

C. Teori Organisasi
Teori organisasi adalah suatu konsepsi, pandangan, tinjauan,
ajaran, pendapat atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi
sehingga dapat lebih berhasil bahkan pada gilirannya organisasi dapat
mencapai sasaran yang ditetapkan, adapun yang dimaksud masalah itu
sendiri adalah segala sesuatu yang memerlukan pemecahan dan
pengambilan keputusan.
Masalah yang dihadapi oleh organisasi sangat kompleks dari setiap
masalah organisasi yang sangat kompleks itu memunculkan berbagai
kajian untuk lebih memahami efektifitas organisasi. Dari usaha intelektual
itu kemudian berkembanglah berbagai teori organisasi dengan berbagai
kaidah dan rumusnya.
Ada 9 macam teori organisasi yaitu teori organisasi klasik, teori
organisasi birokrasi, teori organisasi human relations, teori organisasi
perilaku, teori proses, teori organisasi kepemimpinan, teori organisasi
fungsi, teori organisasi pembuatan keputusan dan teori organisasi
kontingensi.
1. Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi klasik disebut juga teori organisasi tradisional,
teori organisasi spesialisasi, atau teori struktural. Ada 10 macam
prinsip organisasi diantaranya : (1) prinsip penetapan tujuan yang
jelas; (2) prinsip kesatuan perintah; (3) prinsip keseimbangan; (4)
prinsip pendistribusian pekerjaan; (5) prinsip rentangan
pengawasan; (6) prinsip pelimpahan wawasan; (7) prinsip
departementasi; (8) prinsip penetapan pegawai yang tepat; (9)
prinsip koordinasi dan (10) prinsip pemberian balas jasa yang
memuaskan.
2. Teori Birokrasi
Pada dasamya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa
untuk mencapai tujuan, organisasi harus menjalankan strategi
sebagai berikut:
a) Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus
b) Prinsip hierarki atau bawahan hanya bertanggung jawab kepada
atasannya langsung.
c) Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan
dilindungi dari pemberhentian sewenang-wenang dan yang
demikian disebut prinsip loyalitas.
d) Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu,
tidak membeda-bedakkan status sosial, tidak pilih kasih.
Strategi ini dinamakan prinsip impersonal
e) Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan
menurut suatu sistem tertentu berdasarkan kepada data
peraturan yang abstrak. Strategi ini dinamakan prinsip
uniformitas
3. Teori Human Relations
Teori ini disebut juga teori hubungan kemanusiaan, teori
hubungan antara manusia, teori hubungan kerja kemanusiaaan atau
the human relations theory. Suatu hubungan dikatakan hubungan
kemanusiaan apabila hubungan tersebut dapat memberikan
kesadaran dan pengertian sehingga pihak lain merasa puas.
Pengertian tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
hubungan manusia secara luas dan secara sempit. Dalam arti luas
hubungan kemanusiaan adalah hubungan antara hubungan
seseorang dengan orang lain yang terjadi dalam suatu situasi dan
dalam semua bidang kegiatan atau kehidupan untuk mendapatkan
suatu kepuasan hati.
4. Teori Organisasi perilaku
Teori ini disebut merupakan suatu teori yang memandang
organisasi dari segi perilaku anggota organisasi. Teori ini
berpendapat bahwa baik atau tidaknya, berhasil tidaknya organisasi
mencapai sasaran yang telah ditetapkan berasal dari para
anggotanya.
5. Teori Organisasi Proses
Suatu teori yang memandang organisasi sebagai proses
kerjasama antara kelompok orang yang tergabung dalam suatu
kelompok formal. Teori ini memandang organisasi dalam arti
dinamis, selalu bergerak dan didalamnya terdapat pembagian tugas
dan prinsip-prinsip yang bersifat umum (Universal).
6. Teori Organisasi Kepemimpinan
Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi
mencapai tujuan tergantung sampai seberapa jauh seorang
pemimpin mampu mempengaruhi para bawahan sehingga mereka
mampu bekerja dengan semangat yang tinggi dan tujuan organisasi
dapat dicapai secara efisien dan efektif, adapun sedikitnya kajian
atas teori organisasi yang berhubungan dengan masalah
kepemimpinan dapat dibedakan atas:
a) Teori Otokratis
b) Teori Demokrasi
c) Teori kebebasan (Teory laissez fairre)
d) Teori Patnernalisme
e) Teori Personal atau pribadi.
f) Teori Non-Personal
7. Teori Organisasi Fungsi
Fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang harus
dijalankan oleh seseorang yang mempunyai kedudukan sebagai
pemimpin atau manager guna mencapai tujuan organisasi.
Sekelompok kegiatan yang menjadi fungsi seorang pemimpin atau
manager terdiri dari kegiatan menyusun perencanaan (Planning),
pengorganisasian (Organizing), pemberian motifasi atau bimbingan
(Motivating), pengawasan (Controlling), dan pengambilan
keputusan (Decision making).
8. Teori Pengambilan Keputusan
Teori ini berlandaskan pada adanya berbagai keputusan yang
dibuat oleh para pejabat disetiap tingkatan, baik keputusan di
tingkat puncak yang memuat ketentuan pokok atau kebijaksanaan
umum, keputusan di tingkat menengah yang memuat program-
progam untuk melaksanakan keputusan adminitratif, maupun
keputusan di tingkat bawah.
9. Teori Kontingensi (Teori Kepentingan)
Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa pengelolaan
organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila pemimpin
organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu
yang sedang dihadapi dan setiap situasi harus dianalisis sendiri.
Dari semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap paling
lengkap atau paling sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling
mengisi dan saling melengkapi. Teori dianggap baik dan tepat apabila
mampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan lingkungan dan
mampu memperhitungkan situasi-situasi tertentu.

D. Budaya Organisasi
Pemaparan tentang pengertian budaya dan organisasi sebagaimana telah
dikemukakan sebelumnya tentu saja tidak serta merta dapat disatukan
begitu saja. Namun demikian dapat dilihat esensi dari masing-masing term
yang membentuk
a. pengertian budaya organisasi.
Menurut Osborne & Plastrik (2000), budaya organisasi adalah
seperangkat perilaku, perasaan, dan kerangka psikologis yang
terinternalisasi sangat mendalam dan dimiliki bersama oleh anggota
organisasi.
Definisi lain dikemukakan Robbins (2002: 247), bahwa budaya
organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh
anggota-anggota organisasi; suatu sistem dari makna bersama.
b. Uraian dimensi budaya organisasi. Pada bagian sebelumnya sepintas
dikemukakan pengertian budaya organisasi, Sweeney & McFarlin
(2002: 334) menyatakan budaya organisasi mengacu kepada cara
hidup (way of life) organisasi/perusahaan. Berbagai pengertian lainnya
ada yang lebih menekankan pada sistem nilai bersama
(sharing8values), yang tumbuh dan berkembang dalam sebuah
organisasi, yang dijadikan acuan seluruh anggota sebuah organisasi
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Pengertian bersama,
shared meaning, anggota-anggota organisasi untuk berperilaku sama
baik di dalam maupun di luar organisasi merupakan inti dari budaya
organisasi (Sigit, 2003).
Dari berbagai pengertian budaya organisasi yang telah dikemukakan,
kemudian muncul pertanyaan, bagaimana budaya organisasi
terbentuk? Jawaban atas pertanyaan tersebut secara skematis dapat
dilihat dalam gambar 1 berikut ini.
Manajemen
puncak

Filsafat dari pendiri Kriteria Budaya


organisasi Seleksi Organisasi

Sosialisasi

Terbentuknya budaya organisasi sebagaimana dideskripsikan dalam gambar


diatas, menurut Robbins (2002: 262), berawal dari filsafat pendiri organisasi
(mereka mempunyai visi mengenai bagaimana seharusnya organisasi itu),
budaya asli diturunkan dari filsafat pendirinya, yang kemudian berpengaruh
terhadap kriteria yang digunakan dalam mempekerjakan
anggota/karyawannya. Tindakan manajemen puncak juga mempunyai dampak
besar dalam pembentukan budaya organisasi (melalui apa yang mereka
katakan dan lakukan) dan seringkali menentukan iklim umum dari perilaku
yang dapat diterima dan yang tidak. Bagaimana anggota/karyawan harus
disosialisasikan akan tergantung, baik pada tingkat sukses yang dicapai dalam
mencocokan nilai-nilai anggota/karyawan baru dengan nilai-nilai organisasi
dalam proses seleksi maupun pada preferensi manajemen puncak akan
metode-metode sosialisasi. Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas,
masalah nilai dan karakteristik budaya organisasi, akan penulis paparkan
dalam bagian-bagian berikut ini.(Chairul furqon, 2010)

E. Job Description (Uraian Jabatan)


Menurut Yoder (2010) mengatakan uraian jabatan adalah mengikhtisarkan
fakta-fakta yang diberikan oleh analisis jabatan dalam susunan yang
sistematis. Uraian jabatan merupakan garis-garis besar yang ditulis dan
dimaksudkan untuk memberikan penjelasan tentang fakta-fakta yang
penting dari jabatan yang diberikan.
F. Kedisiplinan Pegawai
Hasibuan dalam Subekhi dan Jauhar (2012:39), fungsi manajemen sumber
daya manusia terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian.
1) Perencanaan, merupakan perencanaan tenaga kerja secara efektif serta
efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu
terwujudnya tujuan.
2) Pengorganisasian, yaitu kegiatan untuk mengorganisasi semua
karyawan
dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi
wewenang,
integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi (organization chart).
3) Pengarahan, adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau
bekerjasama dan bekerja efektif dan efisien dalam membantu
tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.10
4) Pengendalian, adalah kegiatan pengendalian semua karyawan agar
menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan
rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan,
perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan dan menjaga situasi
lingkungan pekerjaan.
5) Pengadaan, merupakan proses penarikan, seleksi, penempatan,
orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan.
6) Pengembangan, yaitu proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis,
konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
7) Kompensasi, adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung
uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang
diberikan kepada perusahaan.
8) Pengintegrasian, merupakan kegiatan untuk mempersatukan
kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan agar tercipta
kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan.
9) Pemeliharaan, merupakan kegiatan untuk memelihara atau
meningkatkan
kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau
bekerjasama sampai pensiun.
10) Kedisiplinan, adalah fungsi MSDM yang terpenting dan kunci
terwujudnya
tujuan karena tanpa disiplin yang baik, maka tujuan perusahaan akan
sulit tercapai.
11) Pemberhentian, yaitu putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu
perusahaan. Pemeberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan,
keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun dan sebab
lainnya.

Pada penjelasan diatas dapat diketahui bahwa fungsi-fungsi manajemen


sumber daya manusia dilaksanakan untuk memenuhi tujuan kedua pihak,
yaitu tercapainya kepuasan dan kesejahteraan karyawannya dan
tercapainya tujuan yang diinginkan oleh perusahaan secara efektif dan
efisien.
RESUME
KONSEP FUNGSI PERORGANISASIAN
Resume ini Disusun unruk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Keperawatan
Dosen Pengampu : Ns. Dedep Nugraha, M.Kep

Kelas S16 A

Oleh Kelompok 6:

1. Monita Sukma Ningtyas (S16041)


2. Muhamad Amirul Rasyid (S16042)
3. Niken Ayuk Putri Utami (S16043)
4. Nindi Saputri (S16044)
5. Septiana Lestari (S16045)
6. Novia Ambarwati (S16046)
7. Nur Aeni Khasanah (S16047)
8. Nur Kholis (S16048)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2018
DAFTAR PUSTAKA

Furqon, Chairul. 2010. Budaya Organisasi. Artikel

Rifa’i, Muhammad dan Muhammad Fadhli. 2013. Manajemen Organisasi.


Bandung

Vous aimerez peut-être aussi