Vous êtes sur la page 1sur 4

Partus lama

1. Pengertian
Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah
berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir. Dilatasi serviks di kanan
garis waspada persalinan aktif
2. Faktor penyebab
Menurut Saifudin AB, (2007: h 185) Pada prinsipnya persalinan lama
dapat disebabkan oleh

a. His tidak efisien (in adekuat)

b. Faktor janin (malpresenstasi, malposisi, janin besar)

Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex

(presentasi bokong, dahi, wajah, atau letak lintang). Malposisi adalah

posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik

referansi. Janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi

kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus macet. (Saifudin AB,

2007 : h 191)

c. Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor)

Panggul sempit atau disporporsi sefalopelvik terjadi karena bayi

terlalu besar dan pelvic kecil sehingga menyebabkan partus macet. Cara

penilaian serviks yang baik adalah dengan melakukan partus percobaan

(trial of labor). Kegunaan pelvimetre klinis terbatas. (Saifudin AB, 2007 : h

187)

3. Faktor lain (Predisposisi)

a. Paritas dan Interval kelahiran (Fraser MD, 2009 : 432)

b. Ketuban Pecah Dini


c. Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya

ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi

pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya

melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan

37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi

lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan. (Sujiyatini,

2009 : h 13).

Pada ketuban pecah dini bisa menyebabkan persalinan

berlangsung lebih lama dari keadaan normal, dan dapat

menyebabkan infeksi. Infeksi adalah bahaya yang serius yang

mengancam ibu dan janinnya, bakteri di dalam cairan amnion

menembus amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh

korion sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan

janin. (Wiknjosastro, 2007 : h )

KPD pada usia kehamilan yang lebih dini biasanya disertai

oleh periode laten yang lebih panjang. Pada kehamilan aterm

periode laten 24 jam pada 90% pasien. ( Scott RJ, 2002 : h

177)

4. Gejala klinik partus lama

Menurut chapman (2006 : h 42), penyebab partus lama adalah :

a. Pada ibu :

1) Gelisah

2) Letih
3) Suhu badan meningkat

4) Berkeringat

5) Nadi cepat

6) Pernafasan cepat

7) Meteorismus

8) Didaerah sering dijumpai bandle ring, oedema vulva, oedema serviks,

cairan ketuban berbau terdapat mekoneum

b. Janin :

1) Djj cepat, hebat, tidak teratur bahkan negative

2) Air ketuban terdapat mekoneum kental kehijau-hijauan, cairan berbau

3) Caput succedenium yang besar

4) Moulage kepala yang hebat

5) Kematian janin dalam kandungan

6) Kematian janin intrapartal

5. Penanganan partus lama menurut Saifudin AB (2007 : h 186) adalah :

a. False labor (Persalinan Palsu/Belum inpartu)

Bila his belum teratur dan porsio masih tertutup, pasien boleh pulang.

Periksa adanya infeksi saluran kencing, KPD dan bila didapatkan adanya

infeksi obati secara adekuat. Bila tidak pasien boleh rawat jalan.

b. Prolonged laten phase (fase laten yang memanjang)

Diagnosis fase laten memanjang dibuat secara retrospektif. Bila his

berhenti disebut persalinan palsu atau belum inpartu. Bilamana kontraksi

makin teratur dan pembukaan bertambah sampaim 3 cm, dan disebut fase
laten. Dan apabila ibu berada dalam faselaten lebih dari 8 jam dan tak ada

kemajuan, lakukan pemeriksaan dengan jalan melakukan pemeriksaan

serviks :

1) Bila didapat perubahan dalam penipisan dan pembukaan serviks, lakukan

drip oksitosin dengan 5 unit dalam 500 cc dekstrose (atau NaCl) mulai

dengan 8 tetes permenit, setiap 30 menit ditambah 4 tetes sampai his

adekuat (maksimal 40 tetes/menit) atau berikan preprat prostaglandin,

lakukan penilaian ulang setiap 4jam. Bila ibu tidak masuk fase aktif

setelah dilakukan pemberian oksitosin, lakukan secsio sesarea.

2) Bila tidak ada perubahan dalam penapisan dan pembukaan serviks serta

tak didapat tanda gawat janin, kaji ulang diagnosisnya kemungkinan ibu

belum dalam keadaan inpartu.

3) Bila didapatkan tanda adanya amnionitis, berikan induksi dengan

oksitosin 5U dan 500 cc dekstrose (atau NaCl) mulai dengan 8 tetes

permenit, setiap 15 menit ditambah 4 tetes sampai adekuat (maksimal 40

tetes/menit) atau berikan preprat prostaglandin, serta obati infeksi dengan

ampisilin 2 gr IV sebagai dosis awal dan 1 gr IV setiap 6 jam dan

gentamicin 2x80 mg.

Vous aimerez peut-être aussi