Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
(JSIT INDONESIA)
VISI JSIT INDONESIA
Menjadi pusat penggerak dan pemberdaya Sekolah Islam Terpadu di Indonesia menuju sekolah
efektif dan bermutu.
ANGGARAN DASAR
JARINGAN SEKOLAH ISLAM TERPADU INDONESIA
(JSIT INDONESIA)
MUQADDIMAH
Tugas penting sekolah yang harus diperankan pada kondisi bangsa yang dilanda krisis
multi dimensi ini adalah membentuk sumberdaya manusia yang berkualitas demi terwujudnya
kepemimpinan masa depan yang kuat. Pencapaian target ini sansgat ditentukan oleh efektifitas
penyelenggaraan dan pengelolaan sekolah itu sendiri. Sebagaimana pesan Allah SWT: “..Dan
tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa…..” (Al-Qur'an: Al-
Maaidah ayat 2).
Oleh karena itu meningkatkan kualitas sekolah merupakan salah satu komitmen penting
para aktivis pendidikan dalam kaitannya dengan kepedulian peningkatan kualitas sumberdaya
manusia masa depan. Segala faktor yang mendukung untuk terciptanya efektifitas tersebut
menjadi tuntutan yang mesti diadakan, dan itu semua menuntut perhatian dan keterlibatan
seluruh pihak dari setiap elemen masyarakat ini.
Disisi lain, kerjasama efektif antara Sekolah-Sekolah Islam Terpadu ini diharapkan juga dapat
menjalankan peran untuk mempengaruhi kebijakan pendidikan nasional demi kemaslahatan
penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Forum atau organisasi yang akan memungkinkan
terjadinya kerjasama antar sekolah – sekolah tersebut menjadi tuntutan yang tak terelakkan,
dan dengan ini Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia (JSIT INDONESIA) diharapkan dapat
merealisasikan tujuan dan cita – cita tersebut.
Dengan harapan sebagaimana tersebut di atas itulah, maka dengan Rahmat Allah SWT
sekolah-Sekolah Islam Terpadu di seluruh wilayah Indonesia berhimpun dalam wadah
organisasi Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia (JSIT INDONESIA) dengan berpedoman
pada Anggaran Dasar sebagai berikut:
BAB I
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama “Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia” dan disingkat “JSIT
INDONESIA”
Pasal 2
Kedudukan
Pasal 3
Waktu
1. JSIT INDONESIA didirikan pada tanggal 31 Juli 2003 bertepatan dengan ……..1424H di
Yogyakarta
2. JSIT INDONESIA melaksanakan kegiatan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
BAB II
Pasal 4
Asas
Pasal 5
Sifat
JSIT INDONESIA bersifat nirlaba, independen, terbuka, dan siap bekerjasama dengan pihak
manapun selama mendatangkan maslahat dan manfaat bagi anggota dan berkesesuaian
dengan visi dan misi JSIT INDONESIA
Pasal 6
Bentuk
Pasal 7
Fungsi
JSIT INDONESIA menjalankan fungsi sebagai :
BAB III
Pasal 8
Visi
Menjadi pusat penggerak dan pemberdaya Sekolah Islam Terpadu di Indonesia menuju sekolah
efektif dan bermutu.
Pasal 9
Misi
Pasal 10
Tujuan
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 11
1. Anggota JSIT INDONESIA adalah unit sekolah dari jenjang prasekolah – perguruan tinggi
yang menjadikan Islam sebagai ciri khas sekolahnya yang memenuhi persyaratan
organisasi, menyetujui dan mendukung Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
JSIT INDONESIA
2. Persyaratan dan prosedur keanggotaan JSIT INDONESIA diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 12
1. JSIT INDONESIA dibentuk dalam kepengurusan pusat, regional wilayah dan daerah
1. Pengurus Pusat ialah kesatuan organisasi dan kepemimpinan yang berada di tingkat
nasional
2. Pengurus regional adalah fungsi koordinatif yang menjadi bagian dari pengurus pusat
4. Pengurus Wilayah ialah kesatuan organisasi dan kepemimpinan yang berada di tingkat
provinsi
4. Pengurus Daerah ialah kesatuan organisasi dan kepemimpinan yang berada di tingkat
kota/kabupaten
5. Wilayah yang belum memiliki daya dukung, kepengurusan berada dalam struktur wilayah
yang terdekat atau yang paling mudah dalam koordinasi dan komunikasi
6. Ketentuan tentang hubungan struktural dan fungsional antara Pengurus Pusat, Pengurus
Wilayah dan Pengurus Daerah ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga
Pasal 13
Struktur Kewenangan
1. Musyawarah Nasional (MUNAS) adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi JSIT
INDONESIA yang berwenang untuk:
a. Menetapkan dan atau mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Pasal 14
Pasal 15
Hak suara dan hak bicara dalam musyawarah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
Pasal 16
Bentuk dan jenis-jenis rapat yang bersifat teknis operasional diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga
Pasal 17
Pimpinan Organisasi
1. Pengurus Pusat
a. Pengurus Pusat adalah pimpinan tertinggi dalam organisasi JSIT INDONESIA
b. Pengurus Pusat dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional untuk masa jabatan 3
(tiga) tahun
c. Pengurus Pusat terdiri dari Pengurus Harian Pusat dan ketua regional yang diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga
2. Pengurus Wilayah
a. Pengurus Wilayah memimpin organisasi JSIT INDONESIA di provinsi dan melaksanakan
kebijakan yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat
b. Pengurus Wilayah dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Wilayah untuk masa jabatan
3 (tiga) tahun
c. Pengurus Wilayah disahkan dan dilantik oleh Pengurus Pusat dengan Surat Keputusan
d. Pengurus Wilayah terdiri dari Pengurus Harian Wilayah yang diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga
3. Pengurus Daerah
a. Pengurus Daerah memimpin organisasi JSIT INDONESIA di Kabupaten/Kota dan
melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh Pengurus Wilayah
b. Pengurus Daerah dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Daerah untuk masa jabatan 3
(tiga) tahun
c. Pengurus Daerah disahkan oleh Pengurus Wilayah dengan Surat Keputusan
d. Pengurus Daerah terdiri dari pengurus Harian Daerah yang diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga
Pasal 18
2. Tata cara pembentukan dan mekanisme kerja Dewan Pembina diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga.
BAB VI
KEUANGAN
Pasal 19
Sumber Keuangan
1. Iuran Anggota
3. Usaha yang sah dan tidak bertentangan dengan asas, sifat dan tujuan organisasi serta tidak
melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia
Pasal 20
Pengelolaan Keuangan
1. Pengelolaan keuangan dilakukan secara profesional, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan
2. Ketentuan pengelolaan keuangan diatur dalam Peraturan yang akan ditetapkan tersendiri
Pasal 21
BAB VII
Pasal 22
2. Atribut dan kelengkapan organisasi lainnya, diatur dalam Peraturan yang akan ditetapkan
tersendiri
BAB VIII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 23
1. Peraturan-peraturan yang ada tetap berlaku selama belum diadakan perubahan dan tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar ini
BAB IX
PENUTUP
Pasal 24
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga adalah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain
2. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga
(JSIT INDONESIA)
BAB I
Pasal 1
Arti nama
2. Sekolah Islam Terpadu adalah lembaga penyelenggara pendidikan formal tingkat dasar dan
menengah yang menjadikan Islam sebagai landasan filosofis, konsepsional, operasional; dan
menumbuhkan seluruh potensi fitrah peserta didik yang didukung oleh penyelenggara
pendidikan, orangtua, masyarakat, pemerintah, dan lingkungan.
Pasal 2
BAB II
Pasal 3
Sasaran
Untuk mencapai tujuan JSIT INDONESIA dirumuskan sasaran berikut :
3. Terjalinnya kerjasama yang sinergis dengan pihak-pihak yang terkait dengan riset pendidikan,
penentu kebijakan pendidikan, sumber dana, dan imtak/iptek
Pasal 4
Sarana
Dalam mewujudkan tujuan dan sasarannya JSIT INDONESIA menggunakan cara dan sarana yang
tidak bertentangan dengan norma-norma hukum dan kemaslahatan umum, antara lain: forum
komunikasi, seminar, forum silaturahim, sarasehan, pendidikan dan pelatihan, riset dan
pengembangan, website, milis, ekshibisi, aksi dan advokasi.
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 5
Persyaratan Anggota
1. Sekolah Islam Terpadu dan sekolah lainnya yang menjadikan Islam sebagai landasan filosofis,
konsepsional dan operasional dari jenjang prasekolah – perguruan tinggi
2. Menyetujui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta berpartisipasi dalam mencapai
tujuan dan kegiatan JSIT INDONESIA.
3. Mendapat rekomendasi sekurang-kurangnya dari 2 (dua) anggota JSIT INDONESIA
4. Mengajukan permohonan dan menyatakan secara tertulis kesediaan menjadi anggota
5. Bersedia mentaati peraturan yang berlaku
6. Keanggotaan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 dan 2 Anggaran Dasar pasal 9
diwakili oleh kepala sekolah atau pengelola pendidikan yang disetujui oleh pengurus
yayasan yang dituangkan secara tertulis diatas materai yang syah.
Pasal 6
Prosedur Penerimaan Anggota
1. Permohonan untuk menjadi anggota harus diajukan secara tertulis melalui Pengurus
Daerah/Wilayah terdekat di mana calon anggota yang bersangkutan berdomisili
2. Pengurus Daerah/Wilayah setelah meneliti persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon anggota
tersebut, harus memberitahukan keputusannya secara tertulis selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan sejak surat permohonan tersebut diterima secara lengkap
3. Kepada anggota yang diterima diberikan Kartu Tanda Anggota yang diterbitkan oleh Pengurus
Pusat
Pasal 7
1. Berhak mendapatkan supervisi ke arah penyelenggaraan Sekolah Islam Terpadu yang efektif
dan bermutu. yang disertai dengan sertifikasi JSIT INDONESIA
2. Berhak mendapatkan pembelaan sesuai dengan aturan hukum dan undang-undang yang
berlaku
3. Berhak mendapatkan segala informasi yang bermanfaat bagi pemberdayaan sekolah
4. Berkewajiban mentaati AD/RT dan peraturan serta tata tertib organisasi
5. Berkewajiban menyampaikan segala informasi yang bermanfaat bagi pemberdayaan sekolah
kepada pengurus JSIT
6. Berkewajiban membayar iuran anggota yang ditentukan dengan peratran tersendiri.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 8
Pengurus Pusat
4. 4 Setiap kepengurusan dilengkapi dengan divisi TK, SD, SMP dan SMA PT
Pasal 9
Pengurus Wilayah
1. Pengurus Harian sekurang-kurangnya terdiri dari: satu orang Ketua, satu orang sekretaris dan
satu orang Bendahara
2. Untuk Pelaksanaan tugas Pengurus Harian dapat membentuk bidang-bidang kerja sesuai dengan
yang dibutuhkan
Pasal 10
Pengurus Daerah
1. Pengurus Harian sekurang-kurangnya terdiri dari satu orang ketua, satu orang sekretaris, satu
orang bendahara.
Pasal 11
Dewan Pembina
1. Pengertian
Dewan Pembina adalah lembaga/unsur pembantu Pimpinan Pusat JSIT INDONESIA yang di
dalamnya berhimpun para pakar di bidang pendidikan, agama dan ilmu pengetahuan dan
memiliki perhatian terhadap perkembangan sekolah Islam di Indonesia.
3. Struktur Kepengurusan
Pasal 12
Syarat Kepengurusan
2. Sehat jasmani-rohani
3. Praktisi/pakar/pemerhati pendidikan.
BAB V
Pasal 13
Musyawarah Nasional
1. Musyawarah Nasional (Munas) adalah forum pengambilan kebijakan tertinggi dalam Organisasi
JSIT INDONESIA yang diadakan atas undangan Pengurus Pusat dan dilaksanakan sekali dalam 3
(tiga) tahun yang dihadiri oleh : Peserta Munas, Peninjau Munas dan Undangan Munas
2. Peserta Munas terdiri dari: Pengurus Harian Pusat, Pengurus Harian Wilayah, Pengurus Harian
Daerah
3. Peninjau Munas terdiri dari: utusan yang ditunjuk oleh Pengurus Daerah atau Wilayah, Seluruh
Dewan Pembina, dan anggota Pengurus Pusat
4. Undangan Munas adalah peserta yang diundang oleh Pengurus Pusat untuk menghadiri acara
pembukaan dan/atau penutupan Munas
a. Hak Suara dan Hak Bicara hanya dimiliki oleh peserta Munas
b. Hak Bicara dimiliki oleh Peninjau Munas
c. Undangan Munas tidak memiliki Hak Suara maupuan Hak Bicara
Pasal 14
Musyawarah Wilayah
1. Musyawarah Wilayah (Muswil) adalah forum pengambilan kebijakan tertinggi di tingkat Wilayah
dalam organisasi JSIT INDONESIA yang diadakan atas undangan Pengurus Wilayah dilaksanakan
sekali dalam 3 (tiga) tahun dan dihadiri oleh: Peserta Muswil, Peninjau Muswil dan Undangan
Muswil
2. Peserta Muswil terdiri dari: Seluruh Pengurus Wilayah, seluruh Pengurus Harian Daerah di
wilayah tersebut
3. Peninjau Muswil terdiri dari: tokoh-tokoh masyarakat yang dipandang tepat oleh Pengurus
Wilayah dan dua orang utusan dari Pengurus Pusat
4. Undangan Muswil adalah peserta yang diundang oleh Pengurus Wilayah untuk menghadiri acara
pembukaan dan/atau penutup Muswil
Pasal 15
Musyawarah Daerah
1. Musyawarah Daerah (Musda) adalah forum pengambilan kebijakan tertinggi di tingkat Daerah
dalam organisasi JSIT INDONESIA yang diadakan atas undangan Pengurus Daerah dilaksanakan
sekali dalam 3 (tiga) tahun dan dihadiri oleh:
a. Peserta Musda
b. Peninjau Musda dan
c. Undangan Musda
4. Undangan Musda adalah peserta yang diundang oleh Pengurus Daerah untuk menghadiri acara
pembukaan dan/atau penutup Musda
Pasal 16
1. Forum pengambilan kebijakan luar biasa adalah forum pengambilan keputusan yang
dilaksanakan untuk membicarakan masalah-masalah yang luar biasa, yang waktu dan sifatnya
tidak dapat ditangguhkan sampai berlangsungnya forum pengambilan kebijakan seperti
tercantum dalam Bab ini
2. Forum pengambilan kebijakan luar biasa terdiri dari Munas luar biasa, Muswil luar biasa dan
Musda luar biasa
3. Forum pengambilan kebijakan luar biasa dilaksanakan atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3
dari jumlah Pengurus JSIT INDONESIA dibawah jenjang tersebut
4. Peserta forum pengambilan kebijakan luar biasa sama dengan peserta forum pengambilan
kebijakan biasa yang tersebut dalam Bab ini
6. Seluruh ketentuan dalam forum pengambilan kebijakan seperti di Bab ini berlaku untuk forum
pengambilan kebijakan luar biasa
Pasal 17
Musyawarah Kerja
1. Jenis-jenis musyawarah
a.2 Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam jangka waktu antar Mukernas dan
menjabarkan hasil Munas
a.3 Mengevaluasi Kinerja pengurus selama masa waktu periode rakernas sebelumnya
a.4 Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan program kerja JSIT INDONESIA
a.5 Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan materi-materi Munas untuk yang akan
datang
Pasal 18
Pengambilan Keputusan dalam Munas, Muswil, dan Musda dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
setengah tambah satu dari jumlah peserta terdaftar
Pasal 19
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam munas, Muswil, dan musda diutamakan dengan musyawarah
mufakat, namun jika musyawarah mufakat tidak tercapai dilakukan pemungutan suara(voting)
BAB VI
KEUANGAN
Pasal 20
Sumber Pembiayaan
1. Iuran Anggota yang besarnya ditetapkan oleh Pengurus Pusat dengan memperhatikan kondisi
wilayah/daerah
4. Infaq dari hasil usaha yang didapat ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dan tidak
mengikat
5. Pendapatan dari usaha yang dihasilkan dari berbagai proyek komersil JSIT INDONESIA
Pasal 21
Pengelolaan Keuangan
1. Pembiayaan organisasi ditetapkan dalam anggaran tahunan yang disahkan oleh rapat kerja
Pengurus
BAB VII
SANKSI ORGANISASI
Pasal 22
Sanksi Organisasi
1. Yang bersangkutan nyata-nyata menurut pengamatan dan penilaian pengurus telah melanggar
AD/ART dan ketentuan-ketentuan organisasi lainnya
2. Melakukan tindakan yang tidak terpuji yang dapat merusak nama baik JSIT INDONESIA
Pasal 23
Bentuk-Bentuk Sanksi
1. Teguran tertulis diberikan oleh Pengurus JSIT INDONESIA kepada yang melanggar
2. Pemberhentian Sementara/Skorsing
a. Pemberhentian sementara anggota JSIT INDONESIA ditetapkan oleh rapat harian
Pengurus Daerah
b. Pemberhentian sementara anggota Pengurus JSIT INDONESIA ditetapkan oleh Ketua JSIT
INDONESIA jenjang di atas kepengurusan yang bersangkutan
3. Pemberhentian Tetap
a. Pemberhentian tetap anggota JSIT INDONESIA ditetapkan oleh rapat pleno Pengurus
Daerah dan disetujui oleh Pengurus Pusat
b. Pemberhentian tetap anggota Pengurus JSIT INDONESIA ditetapkan oleh ketua JSIT
INDONESIA jenjang di atasnya
Pasal 24
Pasal 25
Pembatalan Status Anggota
2. Atas permintaan sendiri, berdasarkan rapat keputusan unit sekolah/yayasan yang menaunginya
BAB VIII
Pasal 26
1. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga JSIT INDONESIA hanya dapat dilakukan
oleh Musyawarah Nasional
2. Rencana Perubahan pada ayat 1 pasal ini dapat diajukan oleh Pengurus Pusat atau Pengurus
Wilayah atau Pengurus Daerah
4. Pengurus Pusat JSIT INDONESIA menyampaikan salinan rencana perubahan pada ayat 3 pasal ini
kepada Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah
5. Rencana perubahan pada ayat 3 pasal ini hanya dapat diagendakan dalam Musyawarah Nasional
apabila disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) peserta
Pasal 27
PEMBUBARAN
1. Pembubaran JSIT INDONESIA hanya dapat dilakukan dalam suatu Musyawarah Nasional yang
diadakan khusus untuk maksud tersebut
2. Harta kekayaan dan segala hak milik JSIT INDONESIA akan diserahkan kepada badan-badan sosial
atau perkumpulan-perkumpulan lainnya yang ditetapkan oleh Musyawarah Nasional
BAB IX
ATURAN TAMBAHAN DAN PENUTUP
Pasal 28
Aturan Tambahan
1. Jika struktur Pengurus Daerah atau Pengurus Wilayah belum memungkinkan terbentuk, maka
kepengurusan berada dalam koordinasi daerah/wilayah terdekat
2. Setiap anggota JSIT INDONESIA dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga JSIT INDONESIA
3. Setiap anggota dan Pengurus harus mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga JSIT
INDONESIA
Pasal 29
Penutup
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga akan diatur
dalam ketetapan tersendiri
(JSIT INDONESIA)
ASPEK ORGANISASI
5. Meningkatkan peran JSIT Indonesia dalam pengambilan kebijakan pendidikan sesuai dengan
level kepengurusan masing-masing.
ASPEK PEMBERDAYAAN
c. Mengukur Mutu Output (lulusan) SIT agar terlihat komparasi dan kompetisi SIT tingkat
internasional
g. Memfasilitasi mutasi dan rotasi guru dan siswa antar Sekolah Islam Terpadu
ASPEK KOMUNIKASI
a. Mengintensifkan komunikasi antar SIT melalui pembentukan forum kepala sekolah di tingkat
nasional, regional, wilayah dan daerah.
ASPEK KEMITRAAN
d. Organisasi Profesi
e. LSM Pendidikan
ASPEK DANA
d. Membuat pedoman segala bentuk usaha yang menggunakan fasilitas dan atau difasilitasi JSIT
REKOMENDASI MUNAS I
JSIT INDONESIA
A. INTERNAL
1. Agar Pengurus Pusat segera menyelesaikan dan menyosialisasikan standar mutu SIT
2. Agar pengurus wilayah menfasilitasi berdirinya minimal satu SIT di 75 % kabupaten/kota
di wilayahnya
B. EKSTERNAL
c. Mendesak pemerintah untuk memberikan perhatian yang sama tehadap seluruh sekolah
yang dikelola oleh pemerintah dan masyarakat dalam hal : kuota sertifikasi guru, RSBI,
dll.
g. Mendesak kepada Presiden terpilih untuk memilih Menteri Pendidikan Nasional yang
memiliki kriteria profesional, bervisi pendidikan yang jelas, kredible dan memiliki
integritas yang tinggi