Vous êtes sur la page 1sur 1

Data paper :

(Muñoz Gielen, Maguregui Salas, & Burón Cuadrado, 2017)

Menarik untuk mengetahui bagaimana dinamika hubungan antara perubahan


intitusional, faktor-faktor finansial dan lingkungan dengan hasil-hasil pendekatan
pemerintah (legitimasinya, efektifitas dan efisiensinya serta prinsip-prinsip keadilannya)
di pengembangan wilayah yang menggunakan LVC dengan beragam model. Saya
sangat setuju jika dalam penerapan kebijakan LVC mempertimbangkan untuk
mengadvokasi kepentingan publik lewat intervensi perencanaan (legitimasi demokratis),
memudahkan pelaksanaannya (efektivitas), mengurangi risiko keuangan untuk badan
publik (efisiensi), dan memenuhi sosial dan utilitarian konsep keadilan (keadilan).
Secara umum ada 2 model instrumen LVC yaitu model LVC langsung dan
model LVC tidak langsung. Saya sangat tertarik dengan model langsung karena
sepertinya lebih fair, terutama yang tidak menggunakan instrumen pajak dalam
pengambilan value-nya. Prinsip dari model ini adalah semua keuntungan kenaikan nilai
lahan pada hakikatnya dimiliki oleh masyarakat bukan pemilikan lahan pribadi oleh
karenanya harus dikembalikan. Model langsung ini adalah pungutan secara langsung
(dapat berupa kewajiban pengembang atau pajak) kepada pemilik dan pengembang
lahan yang mendapat anugrah kenaikan nilai lahan/properti akibat adanya investasi
infrastruktur atau regulasi tata guna lahan.
Sedangkan model tidak langsung berdasarkan alasan bahwa pemilik atau
pengembang lahan harus memperhitungkan biaya mitigasi dari dampak pembangunan
yang mereka lakukan terhadap kepentingan masyarakat umum.
Paper ini juga menyebutkan dua teknik penarikan pungutan LVC; mekanisme
pajak dan obligasi pengembang (kewajiban pengembang). Pada kewajiban pengembang
dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dengan atau tanpa negosiasi kepada pemerintah.
Contoh dengan negosiasi, exaction di USA, development charge di Kanada, planing
obligation di UK, participation di France, exploitatiebijdrage dan bijdrage ruimtelijke
ontwikkeling di Netherlands, dan compromisos complementarios di Spanyol.
Modifikasi pendekatan tata kelola pengembangan lahan terkait dengan
instrumen LVC kewajiban pengembang, kadang dipengaruhi kelembagaan suatu daerah.
Contoh nya berkembangnya perangkat NDO pada pengembangan lahan di Inggris dan
spanyol sekarang ini berujung kepada tuntutan akan transparansi dan akuntabilitas yang
pada gilirannya menyebabkan banyaknya peraturan dan kebijakan muncul untuk
menjamin hal tersebut.
Adanya transparansi dapat meningkatkan legitimasi LVC, sehingga dapat
mengurangi terjadinya konflik antar stakeholder dan meningkatkan efektifitas
pengembangan dengan pendekatan pasif. Hal ini terjadi di Inggris dan Spanyol.
Kemungkinan ada variabel/faktor lain (selain kelembagaan, keuangan, dan
lingkungan) yang dapat mempengaruhi hasil-hasil dari pendekatan pemerintah untuk
pengembangan lahan, seperti faktor parktek tata kelola yang baik.

Muñoz Gielen, D., Maguregui Salas, I., & Burón Cuadrado, J. (2017). International
comparison of the changing dynamics of governance approaches to land development
and their results for public value capture. Cities, 71(Supplement C), 123-134.
doi:https://doi.org/10.1016/j.cities.2017.05.012

Vous aimerez peut-être aussi