Vous êtes sur la page 1sur 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DAMPAK PENGELOLAAN SAMPAH YANG TIDAK BAIK TERHADAP


KESEHATAN DI RT 4 RW IV KELURAHAN ANDURING KECAMATAN
KURANJI KOTA PADANG

TANGGAL 27 OKTOBER 2018

OLEH :

KELOMPOK E`18
1. Ihya Maghfirah
2. Hikmawani Anas
3. Ilham Thohir
4. Yudit Deasinta A.
5. Fadhilah Nurkhairani
6. Intan Fahraini
7. Faradilla Lorenza
8. Elfa Dhela Miranda
9. Balqis Qisty
10. Nofrianti Riska

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI SARJANA
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2018

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Bahasan : Dampak Pengelolaan Sampah yang Tidak Baik Terhadap
Kesehatan
Hari /tanggal : Sabtu/ 27 Oktober 2018
Pukul : 20.00 – 20.30 WIB
Sasaran :Seluruh warga di RT 1 RW IV Kelurahan Anduring Kecamatan
Kuranji
Tempat : Masjid Al-Ikhlas RT 02 Kelurahan Anduring

A. LATAR BELAKANG
Sampah merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi
oleh negara-negara berkembang maupun negara-negara maju di dunia, termasuk
Indonesia. Permasalahan sampah bukan lagi sekedar masalah kebersihan dan
lingkungan saja, akan tetapi sudah menjadi masalah sosial yang berpotensi
menimbulkan konflik. Sistem pengolahan sampah di Indonesia umumnya masih
terbilang tradisional ini seringkali akhirnya berubah menjadi praktek
pembuangan sampah secara sembarangan tanpa mengikuti ketentuan teknis di
lokasi yang sudah ditentukan (Damanhuri, 2010).
Persampahan merupakan isu penting khususnya di daerah perkotaan,
dimana jumlah penduduk di daerah perkotaan yang cukup banyak dan relatif
padat. Kehidupan manusia dengan semua aktivitasnya tidak terlepas dengan
namanya sampah. Karena sampah merupakan hasil efek samping dari adanya
aktivitas manusia baik berupa aktivitas rumahan maupun aktivitas industri.
Seiring dengan perkembangan waktu, jumlah penduduk di suatu tempat
tentunya akan semakin bertambah dan perkembangan teknologi pun semakin
canggih serta pertumbuhan industri juga cukup pesat sehingga banyak
menghasilkan sampah dalam berbagai macam.
Hasil winshield survey pengelolaan sampah yang belum efektif, terlihat
sampah berserakan di depan rumah dan ada juga yang bertumpukan di samping
rumah, di jalan dan di got.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan warga di RT 1 RW IV
Kelurahan Anduring Kecamatan Kuranji Padang mengetahui dan
memahami tentang bahaya sampah terhadap kesehatan.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan warga mampu :
a. Menjelaskan pengertian sampah
b. Menjelaskan pemilihan sampah yang benar
c. Menjelaskan syarat tempat sampah yang baik
d. Dampak sampah terhadap kesehatan

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik
Penyuluhan tentang bahaya sampah terhadap kesehatan

2. Sasaran / Target
Seluruh warga di RT 1 RW IV Kelurahan Anduring Kecamatan Kuranji
Kota Padang.

3. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi

4. Media Dan Alat


1. Infokus
2. Laptop
3. Leaflet
5. Waktu Dan Tempat
Hari / Tanggal : Minggu/ 27 Oktober 2018
Jam : 20.00 s.d 20.30 WIB
Tempat : Masjid Al-Ikhlas Kelurahan Anduring Kecamatan
Kuranji Kota Padang
6. Pengorganisasian dan Uraian Tugas
a. Penanggung Jawab :Ilham Thohir
Tugas :Mengkoordinir persiapan dan pelaksanan
kegiatan
b. Moderator : Balqis Qisty
Tugas :
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa dan pembimbing
3) Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
4) Menjelaskan kontrak waktu dan bahasa
5) Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri
6) Mengarahkan alur diskusi
7) Memimpin jalannya penyuluhan
8) Meyimpulkan penyuluhan
9) Menutup acara

c. Presenter : Yudit Deasinta A.


Tugas :
1) Mempresentasikan materi
2) Mengevaluasi peserta tentang materi yang diberikan

d. Observer : Hikmawani Anas


Tugas :
1) Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
2) Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
e. Fasilitator :
1. Ihya Magfirah
2. Fadhilah Nurkhairani
3. Intan Fahraini
4. Faradilla Lorenza
5. Nofrianti Riska
Tugas :
1) Memotivasi peserta agar berperan aktif
2) Membuat absensi penyuluhan
3) Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan
penyuluhan

f. Dokumentasi : Elfa Dhela Miranda


Tugas :
Mendokumentasikan kegiatan penyuluhan

7. Setting Tempat

Keterangan:
: Moderator : Peserta
: Penyaji : Media
:Pembimbing : Fasilitator : Observer

D. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode
Pembukaan 3 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Cerama
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan h dan
3. Menjelaskan topik, tujuan dan Tanya
penyuluhan memperhatikan Jawab
4. Kontrak waktu dan bahasa 3. Mendengarkan
dan
memperhatikan
Penyajian 20 1. Menggali pengetahuan 1. Menjawab Cerama
menit pasien tentang bahaya pertanyaan dan h dan
sampah terhadap kesehatan memperhatikan Tanya
2. Menjelaskan materi: 2. Memperhatikan Jawab
a. Pengertian sampah 3. Mengajukan
b. Pemilihan sapah yang pertanyaan
benar 4. Mengemukakan
c. Syarat tempat sampah yang pendapat
baik 5. Mendengarkan
d. Dampak sampah terhadap
kesehatan
3. Memberikan kesempatan
peserta untuk bertanya
4. Memberikan kesempatan
peserta lain untuk menjawab
5. Memberikan reinforcement

Penutup 7 menit 1. Bersama peserta 1. Bersama-sama Tanya


menyimpulkan atau menyimpulkan Jawab
merangkum kembali apa
yang telah disampaikan
2. Mengevaluasi pengetahuan 2. Menjawab
peserta tentang materi yang pertanyaan
telah disampaikan
3. Penyerahan/ pembagian 3. Menerima
leaflet leaflet
4. Melakukan terminasi 4. Memperhatikan
5. Memberi salam untuk 5. Menjawab
menutup pertemuan salam

E. EVALUASI
No Kriteria Evaluasi Ya Tidak
1. Evaluasi Struktur :
a. Peserta hadir di tempat pelaksanaan pada
waktu yang telah ditentukan
b. Alat dan media sesuai dengan rencana
c. Persiapan telah dilakukan minimal sehari
sebelum pelaksanaan penyuluhan
2. Evaluasi Proses :
a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 5
orang
b. Media yang digunakan adalah leaflet dan
laptop/ powerpoint/LCD
c. Waktu penyuluhan adalah 30 menit
d. Presentator diharapkan menguasai materi
dengan baik
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan
ruangan saat kegiatan penyuluhan
berlangsung
f. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti
kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi hasil
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan
diharapkan 50% peserta mampu menyebutkan :
a. Pengertian sampah
b. Pemilahan sampah yang benar
c. Syarat tempat sampah yang baik
d. Dampak sampah terhadap kesehatan
LAMPIRAN MATERI

BAHAYA SAMPAH TERHADAP KESEHATAN

A. PENGERTIAN SAMPAH
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan
dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih
bisa dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar (Nugroho, 2013).

B. PEMILIHAN SAMPAH YANG BENAR


Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 tahun 2012
tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga, pemilahan sampah yang benar ialah melalui kegiatan
pengelompokan sampah menjadi paling sedikit 5 (lima) jenis sampah yang
terdiri atas:
a. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah
bahan berbahaya dan beracun;
contoh : metal yang berisi bahan kimia, bola lampu lampu, sisa botol
aerosol dari pembersih lantai, baterai
b. sampah yang mudah terurai;
contoh : sisa makanana
c. sampah yang dapat digunakan kembali;
contoh : karet, plastik, botol aqua, botol gelas, kaleng-kaleng susu dan
lain-lain.
d. sampah yang dapat didaur ulang; dan
contoh : kertas, karton, kardus, kayu
e. sampah lainnya.

C. SYARAT TEMPAT SAMPAH YANG BAIK


Tempat penyimpanan/bak sampah harus memenuhi syarat antara lain:
tidak berkarat, kedap air, tertutup, mudah dibersihkan, tidak mudah rusak,
berkualitas tinggi, dan alasnya harus dijaga supaya tidak mudah berlubang.
D. DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN
Menurut Astriani (2009) sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit antara lain:
1. Penyakit Kulit
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh
negatif terhadap kesehatan salah satunya adalah gangguan penyakit kulit.
Beberapa penyebab dari gangguan kulit tersebut adalah karena jamur,
parasit atau suhu udara lingkungan udara lembab seperti pada sampah
yang bertumpukan.
Kejadian penyakit kulit di Indonesia masih tergolong tinggi dan
menjadi permasalahan yang cukup berarti. Hal tersebut karena kurangnya
kesadaran dan ketidakpedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar
yang menyebabkan penularan penyakit kulit sangat cepat (Pardiansyah,
2015).
Gejala utama yang dirasakan pada penderita diantaranya gatal,
alergi, kulit melepuh, kulit meradang, perih, keluar nanah, muncul
kemerahan pada wajah, lutut, tangan dan kaki, tetapi tidak menutup
kemungkinan kemerahan muncul di daerah lain, daerah yang terkena akan
terasa sangat kering dan panas pada area tersebut, kulit meradang,
bentol/bintik merah seperti jerawat, kulit meradang, panas pada area
tersebut, perih, dan keluar nanah (Dyan, 2018).

2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)


ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut,
istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa inggris Acute Respiratory
Infection (ARI). Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian
dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran atas) hingga
alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus,
rongga telinga tengah dan pleura.
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak,
karena system pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian penyakit
batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali pertahun,
yang berarti seorang balita rata- rata mendapat serangan batuk pilek
sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.
Tanda dan gejala ISPA : Demam (≥38°C) atau ada riwayat demam,
batuk, sesak/nafas cepat.

3. Cacingan
Tumpukan sampah basah (garbage) mengandung telur- telur
cacing (cacing Trichinella spiralis, Ascaris Lumbricoides, Oxyuris
vermecularis, dll.).
Gejala cacingan secara umum, seperti:
a. Wajah agak pucat, lesu dan kurang bergairah
b. Kurus dan perut agak buncit
c. Berat badan tidak naik-naik meski nafsu makan tidak berkurang
d. Pada anak (bayi) tampak gelisah di malam hari dan sering-garuk pantat
(bagian anus)
e. Sering mengalami gangguan lambung, mulas, diare, atau sulit buang
air besar (seperti gejala penyakit maag)
f. Sering batuk
(Dyan, 2018).

4. DBD (Demam Berdarah Dengue)


Nyamuk Aedes suka bersarang pada genangan air. Sampah dari
barang-barang seperti kaleng, kantong plastik, pecahan gelas/botol
menjadi tempat genangan air jika hujan turun, tempat ini sangat disenangi
nyamuk Aedes sebagai tempat berkembangbiaknya.
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus. Di Indonesia merupakan
wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air (Kemenkes,
2018)..
Gejala yang akan muncul seperti ditandai dengan demam
mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan menifestasi
perdarahan seperti mimisan atau gusi berdarah serta adanya kemerahan di
bagian permukaan tubuh pada penderita (Kemenkes, 2018).
Pada umumnya penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) akan
mengalami fase demam selama 2-7 hari, fase pertama: 1-3 hari ini
penderita akan merasakan demam yang cukup tinggi 400C, kemudian pada
fase ke-dua penderita mengalami fase kritis pada hari ke 4-5, pada fase ini
penderita akan mengalami turunnya demam hingga 370C dan penderita
akan merasa dapat melakukan aktivitas kembali (merasa sembuh kembali)
pada fase ini jika tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat dapat
terjadi keadaan fatal, akan terjadi penurunan trombosit secara drastis
akibat pemecahan pembuluh darah (pendarahan). Di fase yang ketiga ini
akan terjadi pada hari ke 6-7 ini, penderita akan merasakan demam
kembali, fase ini dinamakan fase pemulihan, di fase inilah trombosit akan
perlahan naik kembali normal kembali (Kemenkes, 2018).

5. Diare, Typhus Abdominalis, Disentri, Kolera


Lalat dan Kecoak/lipas merupakan vektor penularan penyakit
saluran pencernaan (perut) seperti: diare karena bakteri, disentri amoeba,
Cholera, Typhus abdominalis.
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi
lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali
dalam 24 jam (Juffrie, 2010).
Cholera adalah penyakit usus halus yang akut dan berat, sering
mewabah yang mengakibatkan banyak kematian. Masa tunasnya berkisar
antara beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala utamanya adalah
muntaber, dehidrasi, dan kolaps dapat terjadi dengan cepat. Sedangkan
gejala cholera yang khas adalah tinja yang menyerupai air cucian
beras,tetapi sangat jarang ditemui, sehingga cholera klasik jarang didapat.
Namun demikian keganasan cholera tidak menjadi berkurang karenanya ;
orang dewasa dapat meninggal dalam waktu setengah sampai dua jam,
disebabkan dehidrasi (Rahayu, 2009).
Thyphus abdominalis sama dengan cholera, thypus juga
merupakan penyakit yang menyerang usus halus. Penyebabnya adalah
Salmonella typhi, terdapat di seluruh dunia, dengan reservoir manusia
pula. Beda dengan cholera, angka kematian. Thypus berkisar antara 10 %
sebelum penemuan antibiotika dan menurun sampai 2%-3% setelahnya.
Gejala utama adalah panas yang terus menerus dengan taraf kesadaran
yang menurun, terjadi 1-3 minggu (rata-rata 2 minggu) setelah infeksi.
Kasus thypus yang tidak spesifik juga banyak ditemui,terutama diantara
anakanak penularan dapat terjadi dari orang ke orang, atau tidak langsung
dari makanan, minuman yang terkontaminasi bakteri.
Disentri amoeba disebut juga amoebasis disebabkan oleh
E.histolyyica,suatu protozoa. Penyakit ini didapat di seluruh dunia dalam
bentuk endemie. Gejala utamanya adalah tinja yang tercampur darah dan
lender. Berbeda dari Dysenterie basillaris, dysentirie ini tidak
menyebabkan dehidrasi. Penyakit ini sering pula ditemukan dengan gejala
yang nyata, sehingga seringkali menadi khronis. Tetapi apabila tidak
diobati dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti abses hati, radang
otak, dan perforasi usus.
DAFTAR PUSTAKA

Dyan, Dyanmita Putri, dkk. 2018. Klasifikasi Penyakit Kulit Pada Manusia
Menggunakan Metode Binary Decision Tree Support Vector Machine
(BDTSVM) (Studi Kasus: Puskesmas Dinoyo Kota Malang). Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-
964X Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hlm. 1912-1920 http://j-ptiik.ub.ac.id
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 1912

Haaker, DA, Levett, PN. 2015. Leptospirosis in Humans. Current topics in


microbiology and immunology (italic). 387. pp. 65–97.

Kemenkes. 2018. Demam Berdarah Dengue (DBD)


http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/pdf.php?id=1-
17042500004

Nugroho Panji, 2013. Panduan Membuat Kompos Cair. Jakarta: Pustaka baru
Press

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 tahun 2012 tentang


Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga

Rahayu, Tutiek. 2009. Penyakit-Penyakit Akibat Pengelolaan Sampah Yang Tidak


Tepat. Jakarta: Pustaka baru Press

Vous aimerez peut-être aussi