Vous êtes sur la page 1sur 1

Dheo Wardhana 1507122073 Defrizal 1507123593

Harpian Surya 1507117600 Fauzan 1507123760


SOAL:WADUK PLTA PB SUDIRMAN DAN PERMASALAHAN
1.1 Sedimentasi Pada Waduk
Perubahan penampang melintang sungai ke penampang melintang waduk yang lebar
menyebabkan berkurangnya kecepatan aliran sungai serta daya angkut aliran terhadap sedimen
yang terdiri atas material halus yang melayang dalam air waduk (suspended load) dan material
kasar ( bed load ). Material kasar yang bergerak di dekat dasar sungai ( bed load ) akan
mengendap lebih awal di bagian hulu waduk yang disebut delta. Sedimen layang ( suspended
load ) akan terbawa lebih jauh di waduk dan mengendap kurang lebihnya merata di dasar
waduk, menyebabkan berkurangnya kapasitas waduk. Secara umum ada tiga kemungkinan
untuk mengatasi sedimentasi waduk, yaitu Menjaga/mempertahankan agar sedimen yang
masuk waduk serendah mungkin (minimization of sediment inflow ), Menjaga agar sedimen
yang masuk tetap dalam suspensi dan melepasnya ke hilir sebelum sedimen sempat mengendap
( sediment sluicing ) dan Mengeluarkan sedimen yang telah mengendap ( sediment extraction.
(Krisetyana, 2008)
1.2 Pengeluaran Sedimen Dari Dalam Waduk
Pada prinsipnya terdapat 4 kondisi sedimen yang akan dikeluarkan dari dalam waduk yaitu
Sedimen belum mengendap dalam waduk ( masih melayang ), Sedimen sudah mengendap
dalam waduk, Pengeluaran sedimen dengan metode Flushing, Pengeluaran sedimen Dengan
Metode Dredging. (Krisetyana, 2008)
2. Kualitas air
Parameter kualitas air memberikan gambaran tentang kesehatan badan perairan. Kesehatan
perairan dapat dipengaruhi oleh kagiatan dari sekitarnya. Kualitas air juga dapat
memperlihatkan pencemar dominan dari aktivitas yang ada, sehingga dapat diupayakan upaya
pencegahan dan pengendalian pencemaran. Parameter yang berada di atas baku mutu adalah
turbiditas (kekeruhan), BOD, COD, deterjen, minyak lemak dan E.coli. Kekeruhan disebabkan
oleh partikel tersusupensi maupun terlarut yang berasal dari partikel tanah, bahan organik dan
anorganik, alga dan organisme mikroskopik lainnya. Kekeruhan yang tinggi menyebabkan
berkurangnya estetika sehingga berpengaruh pada kondisi waduk untuk rekreasi. (Marisi, et al,
2016)
3. Kuantitas air
Semakin meningkatnya kekurangan air dan konflik antar pemakai tentang penggunaan air yang
terjadi terutama pada musim kemarau di daerah-daerah rawan air meskipun siklus curah hujan
relative sama dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena disatu sisi pasokan air alamiah (curah
hujan) relatif sama tapi kualitas air yang secara alamiah mengalir di sungai menurun akibat
menurunnya fungsi resapan dari DAS serta pencemaran air sungai akibat prilaku bahwa sungai
adalah tempat pembuangan segala macam sampah dan limbah yang paling gampang. Disisi
lain, kebutuhan air semakin meningkat akibat pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan
ekonomi, sehingga telah terjadi ketidak seimbangan antara pasokan air dan kebutuhan akan
air.
4. Pengoperasian Waduk
Ditinjau dan segi penggunaan waduk terdapat 2(dua) jenis waduk yaitu waduk eka guna (single
purpose) dan waduk serbaguna (multi purpose). Waduk eka guna minsalnya waduk khusus
untuk irigasi, waduk khusus untuk pembangkit tenagalistrik, waduk khusus untuk pengendalian
banjir dan sebagainya. Sedangkan waduk serbaguna adalah saw waduk unwk berbagai
keperluan. Seperti untuk inigasi, pembangkit tenaga listrik tenaga air, pengendalian banjir,
perikanan, dantempat rekreasi. Operasi waduk multi purpose meliputi bermacam-macam
interaksi antara tujuan tujuan tersebut, yang terkadang saling melengkapi tetapi sering juga
saling bertentangan. Pengoperasian biasa digunakan untuk PLTA dan irigasi

Krisetyana, H. (2008). Tingkat Efisiensi Penggelontaoran Endapan Sedimen di Waduk PLTA


PB. Sudirman. Semarang: Universitas Diponegoro.
Marisi, et al. (2016). Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati, Jakarta Pusat. JTL Vol. 8 No.
2, 155-169.

Vous aimerez peut-être aussi