Vous êtes sur la page 1sur 11

PENGARUH LOBI PADA STANDAR AKUNTANSI,

PENGERTIAN DAN CONTOH KONSEKUENSI EKONOMIS STANDAR


AKUNTANSI
(SAP 6)
TEMU 3

OLEH:
KELOMPOK 11

1. NI KOMANG ITA MONIKA (18)


2. NI NENGAH WITRI ASTITI (21)
3. PUTU AYU PRAMESTI (22)

PROGRAM S1 REGULER PAGI


2018

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ 1


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
PETA KONSEP ........................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4
1. Pengaruh Lobi pada Standar Akuntansi ............................................................................. 4
2. Pengertian dan Contoh Konsekuensi Ekonomis Standar Akuntansi ................................. 5
2.1 Pengertian Konsekuensi Ekonomis Standar Akuntansi .............................................. 5
2.2 Contoh Konsekuensi Ekonomis Standar Akuntansi ................................................... 7
SIMPULAN .............................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

2
PETA KONSEP
1. Penggunaan 2. Tanggapan dipandang 3. Kekurangan 4. Masih sedikitnya
tanggapan tertulis sebagai suara atau vote data mengenai referensi penelitian
sebagai ukuran lobi yang berarti cenderung tanggapan mengenai lobi
padahal lobi yang tidak memperhatikan konstituen atas konstituen di
sebenarnya lebih substansi. eksposure draft. Indonesia.
sering dilakukan lewat
jalur non formal.
the Interest Group Pengaruh lobi
keterbatasan penelitian Theory yang menyatakan konstituen tergantung
keberadaan penyusun dengan standarnya.
standar tidak terlepas dari
Tidak berpengaruh pada
pengaruh konstituen yang
PSAK 08 dan PSAK 38,
berpengaruh rendah pada memperjuangkan
Mengukur pengaruh
PSAK 51 dan kepentingannya melalui
lobi yakni melalui
berpengaruh sedang pada penerbitan standar.
jumlah tanggapan
PSAK 57. tertulis atas suatu
PENGARUH LOBI eksposure draft standar
Pada Ikatan Akuntan akuntansi
Indonesia (IAI)

STANDAR AKUNTANSI

KONSEKUENSI EKONOMIS Contoh Di Amerika Serikat dalam


bidang bisnis, asosiasi
industri, dan pemerintah yang
Konsekuensi ekonomi merupakan mencoba mempengaruhi, atau
Pengertian konsep yang menyatakan bahwa, telah mempengaruhi, standar
pilihan kebijakan akuntansi dapat akuntansi yang disusun oleh
mempengaruhi nilai perusahaan Accounting Principles Board
SFAS 8
meskipun bertentangan dengan (APB) dan pendahulunya the
implikasi teori pasar modal efisien. Committee on Accounting
Tidak memiliki Pilihan kebijakan akuntansi Procedure (CAP).
pengaruh arus memiliki konsekuensi ekonomi
kas langsung. bagi pamakai laporan keuangan, 1. Pembukuan laporan
Dalam teori walaupun tidak secara langsung keuangan asing dalam
pasar efisien, mempengaruhi aliran kas mata uang lokalnya.
harga saham perusahaan.
2. Laporan keuangan ini
perusahaan ditranslasikan ke dalam
multinasional SFAS 52 Metode translasi
yang diperlukan pembukuan mata uang
yang fungsional menggunakan
terpengaruh metode temporal (kecuali
tidak akan 3. Laporan mata uang fungsional
mata uang lokal adalah
dipengaruhi oleh ditranslasikan ke dollar US mengunakan
mata uang fungsional).
kerugian dan metode tarif sekarang (kecuali mata uang
keuntungan fungsionalnya adalah dollar US).
pertukaran.

3
PEMBAHASAN
1. PENGARUH LOBI PADA STANDAR AKUNTANSI
Umumnya pelobian dalam regulasi akuntasi sangat berpengaruh pada saat
pengambilan keputusan di dalam standar akuntansi yang akan dibuat. Pelobian yang
dimaksud dalam arti yang sesungguhnya berguna untuk melindungi kepentingan umum,
namun dalam praktiknya pelobian ada juga yang berguna untuk memenuhi kepentingan
pribadi atau kelompoknya.
Aktivitas lobi kepada dewan standar akuntansi berlaku pada setiap negara dan
jurisdiksi. IASB (International Accounting Standards Board) memperoleh lobi yang kuat
dari uni Eropa, negara-negara G20 dan belakangan juga dari Asia-Oceania sehingga
mempengaruhi standar yang mereka buat. IFRS Foundation memilih seorang “politikus”
untuk menjadi ketua IASB menggantikan Sir David Tweedie karena melihat beratnya
kegiatan politik yang harus dijalani oleh IASB untuk meyakinkan banyak negara dalam
mengadopsi IFRS. Semua orang yang membaca profil Hans Hoogervorst sebagai ketua
IASB per Juli 2011 dapat segera menduga bahwa Hans diangkat bukan karena
kemampuan teknik akuntansinya. Dugaan tersebut semakin diperkuat jika mendengar
pidato-pidato Hans di forum resmi IASB yang jarang menyentuh level teknis akuntansi.
Agar mampu menyeimbangkan teknikal akuntansi pimpinan IASB, maka diangkatlah Ian
Mackintosh dengan kompetensi teknikal akuntansi tinggi sebagai wakil ketua IASB.
Proses penyusunan standar merupakan proses politik yang di dalamnya terdapat
berbagai pengaruh terhadap penyusun standar (Hodges & Mellett, 2002). Tindakan yang
paling dapat diamati untuk mengukur pengaruh lobi yakni melalui jumlah tanggapan
tertulis atas suatu eksposure draft standar akuntansi. Hal tersebut sejalan dengan the
Interest Group Theory yang menyatakan keberadaan penyusun standar tidak terlepas dari
pengaruh konstituen yang memperjuangkan kepentingannya melalui penerbitan standar
(Scott, 2000). Di Indonesia standar akuntansi dikenal dengan nama Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(DSAK) melalui due process procedure yang memungkinkan keterlibatan konstituen.
Berdasarkan survey ke Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) maka data yang tersedia di
IAI hanya tanggapan tertulis atas 4 PSAK yaitu PSAK 8, PSAK 38, PSAK 51 dan PSAK
57. Penelitian ini menemukan pengaruh lobi konstituen terhadap penyusunan PSAK
adalah rendah (hanya 12,88 % tanggapan yang diakomodasi), namun jika dilihat dari
masing-masing PSAK hasilnya bervariasi yaitu tidak berpengaruh pada PSAK 08 dan
PSAK 38, berpengaruh rendah pada PSAK 51 dan berpengaruh sedang pada PSAK 57.
4
Kelompok yang paling banyak memberikan tanggapan berdasarkan hasil penelitian
selanjutnya menunjukkan adalah KAP bukan pembuat laporan keuangan. Hal ini diduga
karena terdapat pandangan pelaku bisnis mengenai standar yang merupakan tanggung
jawab IAI. Selanjutnya, melalui uji beda proporsi tidak ditemukan perbedaan pengaruh
antar konstituen dengan the Interest Group Theory. Kemudian juga tidak ditemukan
perbedaan pengaruh antara tanggapan yang bersifat substantif dengan tanggapan yang
bersifat bahasa. Justru perbedaan pengaruh ditemukan antar standar yang artinya
pengaruh lobi konstituen tergantung dengan standarnya. Berikut ini merupakan
keterbatasan penelitian, diantaranya:
1) Penggunaan tanggapan tertulis sebagai ukuran lobi padahal lobi yang sebenarnya
lebih sering dilakukan lewat jalur non formal.
2) Tanggapan dipandang sebagai suara atau vote yang berarti cenderung tidak
memperhatikan substansi.
3) Kekurangan data mengenai tanggapan konstituen atas eksposure draft.
4) Masih sedikitnya referensi penelitian mengenai lobi konstituen di Indonesia.
Perusahaan yang memiliki tujuan tertentu melakukan lobi pemerintah untuk
membuat standar yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Hubungan personal (perusahaan)
dapat menghindari prosedur birokratis yang panjang dan mahal dalam situasi tertentu.
Informasi-informasi yang dibutuhkan perusahaan dalam membantu pencapaian tujuan
akan sangat sulit digunakan apabila kondisi politik, hukum, dan ekonomi negara lemah.
Jika keadaan demikian, perusahaan dan politisi melakukan kesepakatan dengan proses
lobi. Proses lobi tidaklah lepas dalam proses politik karena dalam proses politik, pihak-
pihak tertetu yang memiliki kepentingan tersendiri melakukan lobi untuk membuat
standar yang nantinya membantu perusahaan mencapai tujuannya.
2. PENGERTIAN DAN CONTOH KONSEKUENSI EKONOMIS STANDAR
AKUNTANSI
2.1 Pengertian Konsekuensi Ekonomis Standar Akuntansi
Konsekuensi ekonomis (economic consequences) merupakan salah satu konsep
yang menegaskan pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi atau memberi
dampak pada nilai perusahaan meskipun bertentangan dengan implikasi teori pasar
modal efisien. Gagasan mengenai konsep ini adalah kebijakan akuntansi perusahaan
dan perubahannya sangat penting bagi manajemen Kebijakan ini berdampak pada
perilaku bisnis, pemerintah, dan kreditur dalam membuat keputusan. Meski tidak
secara langsung mempengaruhi aliran kas perusahaan, pilihan kebijakan akuntansi
5
memiliki konsekuensi ekonomi bagi pemakai laporan keuangan. Berikut ini alasan
pemahaman konsep konsekuensi ekonomis tentang pilihan kebijakan akuntansi adalah
penting:
1) Konsep tersebut menarik dalam kebenarannya. Banyak kejadian-kejadian
menarik dalam penerapan akuntansi berasal dari konsekuensi ekonomi.
2) Saran bahwa kebijakan akuntansi tidak penting bertentangan dengan
pengalaman akuntan. Banyak akuntansi keuangan berfokus pada diskusi dan
argumen tentang kebijakan akuntansi mana yang harus dipakai dalam kondisi
yang berbeda. Konsep konsekuensi ekonomi konsisten dengan pengalaman
dunia nyata.
3) Terdapat konsekuensi ekonomi yang menimbulkan pertanyaan tentang alasan
mereka ada. Hal ini muncul dari kontrak yang disetujui oleh perusahaan,
khususnya kontrak kompensasi eksekutif dan kontrak hutang.
Konsekuensi Ekonomi SFAS 8
Manajemen perusahaan-perusahaan multinasional diintervensi dalam proses
penyusunan standar yang berhubungan dengan translasi pertukaran asing. Reaksi
manajemen Massey-Ferguson adalah tipikal dan konsisten dengan dampak
konsekuensi ekonomi yang dideskripsikan oleh Zeff. Intervensi pemilik manajemen
mampu membuat FASB mundur dan SFAS 8 dengan alternatif yang lebih dapat
diterima secara politik. Dalam istilah Zeff hal ini disebut altemnatif yang lebih
"delicately balanced". Meskipun dukungan dapat dipertimbangkan untuk SFAS 8
dalam teori ekonomi, namun SFAS 8 tidak memiliki pengaruh arus kas langsung.
Dalam teori pasar efisien, harga saham perusahaan multinasional yang terpengaruh
tidak akan dipengaruhi oleh kerugian dan keuntungan pertukaran; yaitu nilai pasar
saham ini tidak boleh terpengaruh oleh metode tertentu yang digunakan untuk
konversi pertukaran asing atau dengan kata lain, tidak boleh ada konsekuensi
ekonomi.
Review SFAS 52
FASB memutuskan untuk menguji ulang akuntansi untuk translasi mata uang
asing sebagai hasil dari penyebarluasan fokus yang sama dengan yang ditimbulkan
oleh manajemen Massey-Ferguson di tahun 1979. Hasilnya dikeluarkan SFAS 52
pada bulan Desember 1981. Terdapat beragam metode translasi yang diperlukan
dalam SFAS 52. Tahap pertama adalah pembukuan laporan keuangan asing dalam
mata uang lokalnya. Tahap kedua, laporan keuangan ini ditranslasikan ke dalam
6
pembukuan mata uang fungsional menggunakan metode temporal (kecuali mata uang
lokal adalah mata uang fungsional). Tahap ketiga, laporan mata uang fungsional
ditranslasikan ke dollar US mengunakan metode tarif sekarang (kecuali mata uang
fungsionalnya adalah dollar US). Penyesuaian translasi yang muncul dalam dua kasus
pengecualian - operasi asing yang terintegrasi dan ekonomi inflasi tinggi harus
dimasukkan dalam pendapatan bersih kini dalam SFAS 52, seperti dalam SFAS 8.
Kritik SFAS 8 dan SFAS 52
Menurut SFAS 52, tujuan dasar translasi mata uang asing adalah untuk
menyediakan informasi yang secara umum cocok dengan dampak ekonomi yang
diharapkan dari perubahan tarif pada arus kas dan ekuitas perusahaan. Tujuan ini
dikatakan masuk akal dan konsisten dengan SFAS 1 dalam Kerangka Konseptual
FASB.SFAS 52 juga mengacu pada kritik pervasif bahwa translasi dalam SFAS 8
tidak mencerminkan kenyataan yang mendasari operasi asing.
Dampak yang dihasilkan dalam SFAS 8 adalah tidak ada kerugian atau
keuntungan pada aktiva nonmoneter yang dicatat dalam SFAS 8 ketika tarif
pertukaran asing berubah karena aktiva tersebut ditranslasikan pada tarif historis. Jadi,
SFAS 8 konsisten dengan teori paritas daya beli, paling tidak berhubungan dengan
aktiva nonmoneter. Hal ini juga dianggap bahwa SFAS 8 konsisten dengan teori
paritas tingkat bunga, paling tidak sejauh konsentrasi pada kewajiban bersih moneter.
Dalam paritas tingkat bunga, nilai mata uang asing akan melemah dalam pasar
pertukaran asing jika tingkat bunga ekonomi asing akan turun relatif terhadap tingkat
bunga di negara lain. Tingkat bunga yang lebih rendah pada ekonomi asing berarti
bahwa perusahaan yang dikonsolidasi dapat membayar kembali kewajiban bersih
moneternya dan meminjam kembali pada tingkat bunga yang lebih rendah; yaitu,
perusahaan tersebut mendapat keuntungan (asumsikan tak ada penalti untuk
pembiayaan ulang). Oleh karena itu, pemasukan keuntungan dan kerugian translasi
pada kewajiban bersih moneter dalam SFAS 8 juga dianggap konsisten dengan teori
paritas tingkat bunga. Sulit untuk menilai apakah hal ini konsisten dengan translasi
SFAS 8 pada aktiva nonmoneter pada tarif historis karena teori paritas tingkat bunga
tidak membuat hubungan langsung antara tingkat harga dalam ekonomi asing dan
tarif pertukaran
2.2 Contoh Konsekuensi Ekonomis Standar Akuntansi
Seorang tokoh akuntansi yang paling persuasif dengan konsekuensi ekonomi,
Stephen A. Zeff, memperkenalkan konsep economic consequences dalam artikelnya
7
tahun 1978 yang berjudul “The Rise of Economic Consequences”. Zeff (1978)
mendefinisikan economic consequences sebagai dampak laporan akuntansi terhadap
perilaku pengambilan keputusan bisnis, pemerintah, dan kreditor. Esensi definisi
tersebut bahwa laporan akuntansi dapat mempengaruhi (affect) keputusan nyata oleh
manajer dan pihak lain, tidak hanya sekedar menggambarkan (reflecting) hasil
keputusan yang dibuat. Zeff mendokumentasikan beberapa contoh di Amerika Serikat
dalam bidang bisnis, asosiasi industri, dan pemerintah yang mencoba mempengaruhi,
atau telah mempengaruhi, standar akuntansi yang disusun oleh Accounting Principles
Board (APB) dan pendahulunya the Committee on Accounting Procedure (CAP).
Economic consequences merupakan konsep yang menyatakan bahwa, pilihan
kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai perusahaan meskipun bertentangan
dengan implikasi teori pasar modal efisien. Pilihan kebijakan akuntansi memiliki
konsekuensi ekonomi bagi pamakai laporan keuangan, walaupun tidak secara
langsung mempengaruhi aliran kas perusahaan. ATAS
Inti dari konsekuensi ekonomi (economic consequences) yaitu kebijakan
akuntansi dan perubahan kebijakan akuntansi tersebut merupakan suatu permasalahan
(matter), terutama permasalahan bagi manajemen, namun apabila hal tersebut
merupakan permasalahan bagi manajemen, kebijakan akuntansi juga menjadi
permasalahan bagi investor yang memiliki perusahaan karena manajer dapat
mengubah hasil operasi operasi perusahaan sesungguhnya dengan melakukan
perubahan kebijakan akuntansi. Konsekuensi ekonomi (economic consequences)
muncul akibat dari perusahaan melakukan kontrak seperti kompensasi eksekutif
(executive compensation) dan kontrak utang (debt contract). Kebijakan akuntansi
yang digunakan dapat merupakan sumber informasi yang penting bagi investor.
Manajer dapat menggunakan sumber informasi berupa pilihan kebijakan akuntansi
yang dipilih untuk digunakan sebagai sinyal tentang informasi dalam dari perusahaan.
Teori pasar modal efisien gagal menjelaskan perilaku pasar. Berdasarkan teori
pasar modal efisien, suatu perubahan akuntansi direaksi oleh pasar hanya apabila
perubahan akuntansi tersebut berpengaruh terhadap arus kas perusahaan. Konsekuensi
ekonomis (economic consequences) diperlukan agar mengetahui respon pasar atas
perubahan kebijakan akuntansi meski perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak
berpengaruh secara langsung terhadap arus kas. Oleh karena itu, konsekuensi
ekonomi (economic consequences) merupakan salah satu anomali pasar modal efisien.

8
Teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) merupakan penjelasan
terhadap adanya economic consequences.

9
SIMPULAN
Mengukur pengaruh lobi yakni melalui jumlah tanggapan tertulis atas suatu eksposure
draft standar akuntansi. Hal tersebut sejalan dengan the Interest Group Theory yang
menyatakan keberadaan penyusun standar tidak terlepas dari pengaruh konstituen yang
memperjuangkan kepentingannya melalui penerbitan standar. Berdasarkan survey ke Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) hasilnya tidak berpengaruh pada PSAK 08 dan PSAK 38,
berpengaruh rendah pada PSAK 51 dan berpengaruh sedang pada PSAK 57.
Konsekuensi ekonomi merupakan konsep yang menyatakan bahwa, pilihan kebijakan
akuntansi dapat mempengaruhi nilai perusahaan meskipun bertentangan dengan implikasi
teori pasar modal efisien. Pilihan kebijakan akuntansi memiliki konsekuensi ekonomi bagi
pamakai laporan keuangan, walaupun tidak secara langsung mempengaruhi aliran kas
perusahaan. SFAS 8 tidak memiliki pengaruh arus kas langsung. Dalam teori pasar efisien,
harga saham perusahaan multinasional yang terpengaruh tidak akan dipengaruhi oleh
kerugian dan keuntungan pertukaran; yaitu nilai pasar saham ini tidak boleh terpengaruh oleh
metode tertentu yang digunakan untuk konversi pertukaran asing atau dengan kata lain, tidak
boleh ada konsekuensi ekonomi.
Terdapat beragam metode translasi yang diperlukan dalam SFAS 52. Tahap pertama
adalah pembukuan laporan keuangan asing dalam mata uang lokalnya. Tahap kedua, laporan
keuangan ini ditranslasikan ke dalam pembukuan mata uang fungsional menggunakan
metode temporal (kecuali mata uang lokal adalah mata uang fungsional). Tahap ketiga,
laporan mata uang fungsional ditranslasikan ke dollar US mengunakan metode tarif sekarang
(kecuali mata uang fungsionalnya adalah dollar US).
Menurut SFAS 52, tujuan dasar translasi mata uang asing adalah untuk menyediakan
informasi yang secara umum cocok dengan dampak ekonomi yang diharapkan dari
perubahan tarif pada arus kas dan ekuitas perusahaan. Sedangkan SFAS 8 adalah tidak ada
kerugian atau keuntungan pada aktiva nonmoneter yang dicatat dalam SFAS 8 ketika tarif
pertukaran asing berubah karena aktiva tersebut ditranslasikan pada tarif historis. SFAS 8
konsisten dengan teori paritas tingkat bunga. Dalam paritas tingkat bunga, nilai mata uang
asing akan melemah dalam pasar pertukaran asing jika tingkat bunga ekonomi asing akan
turun relatif terhadap tingkat bunga di negara lain.
Seorang tokoh akuntansi yang paling persuasif dengan konsekuensi ekonomi,
Stephen A. Zeff mendokumentasikan beberapa contoh di Amerika Serikat dalam bidang
bisnis, asosiasi industri, dan pemerintah yang mencoba mempengaruhi, atau telah
mempengaruhi, standar akuntansi yang disusun oleh Accounting Principles Board (APB) dan
pendahulunya the Committee on Accounting Procedure (CAP).

10
DAFTAR PUSTAKA

Aderay. (2017, 15 Oktober). “Pengaruh Lobi ada Standar Akuntansi”. Tulisan pada
https://www.scribd.com/document/361607426/Pengaruh-Lobi-Pada-Standar-Akuntansi
[diakses pada 2 Oktober 2018]
Prayogi, Dewi. (2018). “Konsekuensi Ekonomis Standar Akuntansi SAP 6” Tulisan pada
https://www.academia.edu/35157605/Konsekuensi_Ekonomis_Standar_Akuntansi_SAP_
6[diakses pada 2 Oktober 2018]
Suwardjono.2005.Teori Akuntansi : Perekayasaan Pelaporan Keuangan.Yogyakarta : BPFE.

11

Vous aimerez peut-être aussi