Vous êtes sur la page 1sur 4

Paper’s issue: ADIC-161

OPTIMALISASI AMDAL (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN) UNTUK


MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI ACEH

Eliza Eka Nurmala1 and Suyud Warno Utomo2


1
Mahasiswa Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia, Depok, Indonesia, 16424/ eliza.eka.nurmala@gmail.com
2
Pusat Penelitian sumberdaya Manusia dan Lingkungan Hidup, Program Pasca Sarjana
Jakarta, osh_utomo@yahoo.com Comment [H1]: Sesuaikan dengan format
ADIC2011 (lihat template)
Abstract Comment [H2]: Abstrak
Wilayah aceh yang terbentang sepanjang lajur patahan membuat ujung barat
pulau Sumatera ini rawan bencana terutama bencana gempa alam. Setelah
diguncang tsunami dasyat tahun 2004, kawasan Aceh kembali dihentak
dengan gempa berkekuatan 5sr pada tahun 2010. Wilayah Aceh yang
berada dipesisir pantai juga tidak terhindar dari bencana banjir baik akibat air
sungai yang meluap maupun air laut yang meninggi. Dengan karakteristik
rawan bencana ini bukan berarti pembangunan di Aceh harus berhenti. Aceh
harus tetap bangkit dengan segala potensi yang ada.

Pembangunan Aceh saat ini sudah sewajarnya menggunakan system


pembangunan bekelanjutan. Dikhawatirkan, proses pembangunan yang
sedang berjalan saat ini tidak memperhitungkan karakteristik wilayah Aceh
yang rawan bencana sehingga dapat membahayakan warganya baik proses
pembangunan maupun pasca pembangunan. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan adalah dengan
optimalisasi proses amdal.

Menurut PP no.27 tahun 1999, Amdal adalah kajian mengenai dampak besar
dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Pada dasarnya, amdal sudah diterpakan di Indonesia tapi pada
kenyataannya belum secara optimal dilakukan. Padahal, analisis-analisis ini
yang dilakukan selama proses amdal dapat digunakan untuk meminimalisir
dampak pembangunan dan menjadi alat mitigasi kasus bencana. Diperlukan
upaya dan komitmen lebih untuk mewujudkan amdal baik dari pemerintah
maupun masyarakat

Dengan mengoptimalisasikan proses amdal dalam setiap perencanaan


pembangunan diwilayah Aceh diharapkan pembangunan dapat berjalan di
Aceh dan kesejahteraan dapat kembali rakyat Aceh rasakan, baik dimasa
kini maupun berpuluh-puluh tahun nanti. Comment [H3]: Abstrak merupakan paragrap
tunggal.
Sesuaikan dengan format ADIC2011 (lihat template)
Keywords: Aceh, amdal, pembangunan, bencana

1. PERMASALAHAN Comment [H4]: Sesuaikan dengan format


Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng utama yaitu Australia, Eurasia dan Comment [H5]: - Awal paragraph tidak indent..
Pasifik dan beberapa lempeng lainnya seperti Sangihe, Maluku dan Halmahera. - Antara sub bab dan paragrap dipisahkan dengan
Keberadaan lempeng ini mempengaruhi akitvitas gunung berapi dan kegempabumian di satu baris kosong.
- Antara paragraph satu dan berikutnya diselang satu
Indonesia. Kondisi ini menyebabakan Indonesia menjadi Negara yang memiliki tingkat baris (sesuaikan dengan template)
kerawanan bencana kedua setelah Jepang.
Pada tahun 2010 menurut laporan Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB)[], Comment [H6]: Tambahkan referensi
bencana di Indonesia terjadi sekitar 644 kejadian bencana. Jumlah orang meninggal
mencapai 1.711. Menderita dan hilang sekitar 1.398.923 orang. Rumah rusak berat 14.639
unit, rusak sedang 2.830 unit dan rusak ringan 25.03o.
Dari 644 kejadian bencana tersebut, sekitar 81,5% atau 517 kejadian bencana adalah
bencana hidrometerologi. Sedangkan bencana geologi seperti gempabumi, tsunami dan
gunung meletus masing-masing terjadi 13 kali (2%), 1 kali (0,2%) dan 3 kali (0,5%). Namun
jumlah kerugian yang ditimbulkan oleh bencana geologi tersebut besar. Kerugian yang
ditimbulkan oleh bencana selama tahun 2010 cukup besar.
Beberapa kerugian dan kerusakan akibat bencana yang sudah dihitung dengan
menggunakan metode Damage and Lossess Assessment oleh BNPB dan Bappenas
menunjukkan kerugian yang cukup besar. Kerugian dan kerusakan bencana banjir bandang
Wasior mencapai Rp 208,6 miliar, Mentawai Rp 315 miliar dan Merapi lebih dari Rp 4,1
trilyun []. Total kerugian dan kerusakan akibat bencana dari 644 kejadian di Indonesia Comment [H7]: Tambahkan refensi
diperkirakan lebih dari Rp 15 trilyun rupiah1 Comment [H8]: Sesuaikan format (lihat
template)

Fig. 1 Peta Indeks Rawan Bencana di Provinsi Aceh [] Comment [H9]: Tambahkan referensi :sumber
gambar.
Unutuk wilayah Fig.1 Jika dilihat dari peta hasil analisis dari Badan Nasional Comment [H10]: hapus
Penanggulangan Bencana (Fig. 1), seluruh wilayah Aceh tidak ada yang memiliki tingkat Comment [H11]: ditambah
kerawanan rendah. Hanya ada 5 kabupaten yang memiliki tingkat kerawanan sedang,
Comment [H12]: hapus
selebihnya seluruh wilayah Aceh terletak diwilayah dengan kerawanan tingkat tinggi.
Dengan kondisi seperti ini, bukan berarti aceh tidak bisa melakukakan pembangunan.
Pembangunan di Aceh masih bisa dilaksanakan. Tapi dengan sebuah perencanaan yang Comment [H13]: hapus
matang dan sistematis. Comment [H14]: hapus

2. Pengertian AMDAL Comment [H15]: Sesuaikan dg format


Menurut Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, Analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) adalah kajian Comment [H16]: a
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
Amdal di rumuskan pertama kali dalam NEPA (National Environment Policy Act (NEPA)
tahun 1969 [] dan pada tahun 1970 untuk pertama kalinya perangkat AMDAL diperkenalkan. Comment [H17]: tambahkan referensi
Di Indonesia sendiri kebijakan terkait AMDAL pertamakali tertuang pada Undang-Undang no
4/1982 tentang ketentuan pokok mengenai lingkungan hidup.
Prosedur AMDAL terdiri dari :
Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat
Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL (scoping)
Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL Proses penapisan atau kerap
juga disebut proses seleksi kegiatan wajib AMDAL, yaitu menentukan apakah suatu
rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak.

3. Manfaat dan Kegunaan AMDAL Comment [H18]: Sesuaikan dg format


AMDAL diperlukan untuk menghindari dan meminimalisasi dampak lingkungan
sehingga terwujud pembangunan yang berkelanjutan. Dengan melakukan AMDAL,
consensus penduduk yang terkena dampak juga bisa terjalin sejak awal. Survey, prakiraan Comment [H19]: konsensus
dan evaluasi gangguan juga bisa dilakukan lebih dulu, hal ini membuat keanekaragamaan
ekosisteme, hubungan alam dan manusia serta hubungan global Comment [H20]: ekosistem

4. Kondisi implementasi Comment [H21]: Sesuaikan dg format


Adanya laporan yang direlease oleh Kementerian Lingkungan Hidup yang mengakui Comment [H22]: dirilis
bahwa 78 persen amdal di Indonesia bermasalah membuktikan bahwa penerapan AMDAL
di Indonesia belum optimal fungisnya. Untuk wilayah aceh sindiri ditemukan banyak
perusahaan yang tidak melengkapi dokumen ada mobilnya
Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR NAD-Nias) terhadap proyek-proyek selama
masa rehab dan rekon, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Aceh bekerja
sama dengan Aceh Goverment Transformation Programme-United Nations Development
Programme (AGTP-UNDP) melakukan monitoring dan sosialisasi Amdal ke sejumlah
kabupaten/kota di Aceh.2 Comment [H23]: Sesuaikan dengan format
Walaupun telah banyak diketahui manfaat penerapan AMDAL, namun pada kenyataan
dilapangan masih ditemukan penerapan AMDAL yang lemah. Hal ini mungkin disebabkan
oleh minimnya kesadaran atas urgnesi pengawas
Kesadaran
Bagi pelaku pembangunan, AMDAL terkadang hanya dinilai sebagai suatu
bentuk perizinan saja. Para pelaku tidak memikirkan mengurangi dampak
pembangunan,
Lemahnya pengawasan
Setelah dokumen AMDAL selesai dibuat, saatnya pengawasan. Pengawasan
berarti menilai apakah proses pembangunan yang dilakukan sudah sesuai dengan
komando dihari pertama
Tenaga yang bisa analisis amdal
Data Bidang Tata Lingkungan, Kantor Menteri Lingkungan Hidup
menyebutkan Lebih dari 75 persen dokumen amdal yang dinilai oleh Komisi Penilai
AMDAL di Kabupaten/Kota berkualitas buruk hingga sangat buruk. Salah satu
penyebab buruknya kualitas AMDAL karena banyak penyusunan studi AMDAL yang
tidak dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli di bidangnya3 Comment [H24]: Sesuaikan dengan format

5. Solusi Comment [H25]: Sesuaikan dengan format


Untuk mengoptimalkan penerapan AMDAL di Aceh, diperlukan beberapa perubahan
antara lain:
Sosialisasi urgensi AMDAL, penerapan amdal dan regulasi kepada seluruh lapisan
masyarakat.
Denda dan hukuman bagi yang melanggar AMDAL
Apresiasi bagi yang menjalankan AMDAL

Sumber: Comment [H26]: Sesuaikan dg format yang tela


diberikan pada website ADIC2011 (lihat template).

Comment [H27]: -Semua referensi diketik


1 dengan 10 pt Arial font dan dinomorkan sesuai
http://www.bnpb.go.id/irw/berita.asp?id=240 Sumber : Pusdatinmas Tanggal : 31/12/2010 diakses tanggal 6
dengan urutannya didalam teks.
Januari 2010 pukul 11:10am. DR. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Kalau referensi tidak ada didalam teks tidak perlu
Jakarta, 30 Desember 2010 dibuat dalam daftar pustaka.
(lihat contoh pada template)

2
http://www.serambinews.com/news/view/26761/bapedal-lakukan-monitoring-amdal . diakses tanggal
6jan10 pukul 11.35 by yun/yos Mon, Mar 22nd 2010, 11:36 Bapedal Lakukan Monitoring Amdal

3
http://www.rizwanhamdi.com/?p=89 diakses tanggal 7 januari 2010 6.52am.

Vous aimerez peut-être aussi