Vous êtes sur la page 1sur 22

ASKEP TEORI INFEKSI JAMUR (TINEA)

“Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KMB II”

Dosen Pembimbing:

Zaenal Amirudin

Disusun Oleh:

Antik Mufidatus Shofa (P1337420316060)


Nahar Willy Harso (P1337420316070)
Meriana Sukmawati (P1337420316073)
Fariz Akbar Prasetyo (P1337420316076)
Puput Novita Sari (P1337420316083)
Widi Astuti (P1337420316086)
M. Badrudin (P1337420316097)
Hanifah Khairunnisa (P1337420316100)
Salsabila Al Mukarromah (P1337420316110)

Kelas 2 Reguler B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN

2018
LAPORAN PENDAHULUAN
TINEA

A. Pengertian
Dermatofitosis (Tinea) adalah infeksi jamur dermatofit (species microsporum,
trichophyton, dan epidermophyton) yang menyerang epidermis bagian superfisial
(stratum korneum), kuku dan rambut. Microsporum menyerang rambut dan
kulit. Trichophyton menyerang rambut, kulit dan kuku. Epidermophyton menyerang kulit
dan jarang kuku (Sutomo, 2007). Infeksi jamur di daerah superficial pada kulit biasanya
disebut dengan dermatophytosis atau biasanya, kurap. Infeksi jamur terjadi ketika rentan
adanya kontak host yang datang dengan organisme. Organisme dimana adanya transmisi
langsung dengan kontak pada binatang atau infeksi pada orang lain atau dengan benda
mati seperti pada sisir, sarung bantal, handuk dan topi.
B. Macam-macam berdasarkan lokasi tubuh yang dipengaruhi
Tinea pedis adalah infeksi jamur di telapak kaki dan kaki. Juga berada diantara jari
kaki dan/ di kuku jari. Tinea pedis merupakan infeksij amur yang paling di temukan.
Infeksi ini sering menjangkit para remaja dan dewasa muda kendati dparat antifungus
topical dapat terjadi pada setiap kelompok usia serta kedua jenis kelamin. Tinea pedis
terutama prevalen pada mereka yang sering mandi pada tempat mandi umum atau
berenang di kolam renang.( MacKie, 1991). Maka dari itu sering disebut kaki atlet
karena sebagian besar biasanya infeksi tinea terjadi pada atlet, ini adalah sebagian besar
infeksi tinea yang terjadi. Lesi yang bervariasi dari skala ringan sampai menyakitkan
adanya fisura disertai drainase dan biasanya diikuti dengan adanya pruritus dan bau
busuk. infeksi ini sering terjadi di kronis dengan tanda yang lebih sering terlihat di
musim panas, yang tidak dapat dihindari dimana pada saat ketika kaki berkeringat di
sepatu.
Tinea capitis adalah sebuah infeksi jamur di daerah kulit kepala di daerah rambut.
Adanya lesi ini mengakibatkan adanya keabu-abuan, disekitar, adanya daerah yang
mengalmi kebotakkan, sering diikuti dengan erythema dan crusting. Rambut rontok
biasanya permanen. Tinea capitis lebih sering terjadi pada anak dan dewasa.
Tinea corporis adalah infeksi jamur di badan. Jamur. Hal inilah yang
menyebabkan adanya beberapa perbedaan jamur, dan lesi dapat bervariasi disebabkan
oleh organisme. Sebagian besar adanya lesi dan tambalan sirkular besar dengan
mengangkat pingiran vesicle berwarna merah merah disekitar dari vesikel, papula, atau
pustules. Ditunjukkan dengan adanya pruritus dan erythema.
Tinea versicolor adalah infeksi jamur di dada belakang atas, dan kadang-kadang di
lengan. Lesi ini berwarna kuning, merah muda dan coklat di lapisan kulit.. adanya
penambalan ini tidak mempunyai pigmen dan tidak berwarna coklat sawo matang
mempunyai saat diungkapkan dengan sinar ultraviolet.
Tinea kruris adalah infeksi jamur dimana tumbuh yang dapat terjadi di lipatan
paha dan bokong. Seringkali dipanggil”jock itch” maka dar itu tinea kruris berhubungan
dengan tinea pedis dan dapat terjadi pada orang yang aktif dalam berolahraga,obesitas
dan menggunakan pakaian dalam yang ketat.
Tinea unguium (onikomikosis) Merupakan infeksi jamur kronis pada kuku jari
kaki tangan. Penyakit jamur kuku biasanya disebabkan oleh spesies TRICHOPHYTON(T.
rubrum. T. mentagrophytes ) atau candida albicans. Biasanya tinea unguium disertai
dengan infeksi jamur yang lama pada kaki. Kuku menjadi tebal, rapuh dan tidak
mengkilap. Kemudian akan tertimbun debris pada ujung bebas kuku, dan akhirnya
lempeng kuku akan terlepas. Karena sifat kronis penyakit ini, keseluruhan kuku dapat
hancur.
C. Anatomi dan Fisiologi Kulit
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi
permukaan tubuh.Pada permukaan kulit terdapat kelenjar keringat dan kelenjar mukosa.
1. Lapisan kulit
a. Epidermis
 Stratum Korneum
Lapisan ini terdiri dari banyak lapisan tanduk (keratinasi), gepeng,
kering, tidak berinti, inti selnya sudah mati, dan megandung zat keratin.
 Stratum Lusidum
Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah sel-sel sudah
banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan
tembus sinar.
Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.
Dalam lapisan terlihat seperti suatu pipa yang bening, batas-batas sel sudah
tidak begitu terlihat disebut stratum lusidum.
 Stratum Granulosum
Lapisan ini terdiri dari 2-3 lapis sel pipih seperti kumparan dengan inti
ditengah dan sitoplasma berisi butiran (granula) keratohiali atau gabungan
keratin dengan hialin. Lapisan ini menghalangi benda asing, kuman dan bahn
kimia masuk ke dalam tubuh.
 Stratum Spinosum/Stratum Akantosum.
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai
0,2 mm terdiri dari 5-8 lapisan. Sel - selnya disebut spinosum karena jika
dilihat di bawah mikroskop, sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya
polygonal/banyak sudut dari mempunyai tanduk (spina).
Lapisan ini berfungsi untuk menahan gesekan dan tekanan dari luar.
Bentuknya tebal dan terdapat di daerah tubuh yang banyak bersentuhan atau
menahan beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal telapak kaki.
Disebut akantosum sebab sel-selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk
tersebut ada hubungan antara sel yang lain yang disebut intercelulair bridges
atau jembatan interselular.
 Stratum Basal/Germinativum
Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak dibagian basal/basis,
stratum germinativum menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan
sel-sel induk.Bentuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Di
dalamnya terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna.Sel
tersebut disusun seperti pagar pagar (palisade) dibagian bawah sel tersebut
terdapat suatu membran disebut membran basalis, sel-sel basalis dengan
membran basalis merupakan batas terbawah dari pada epidermis dengan
dermis.
b. Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi
oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis. Di
dermis mulai terdapat adanya sel lemak.
Dermis terdiri dari 2 lapisan:
 Bagian Atas/ Pars Papilaris/ Stratum Papilar
 Bagian Bawah/Retikularis /Stratum Retikularis
Batas antara pars papilaris dengan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai
ke subkutis. Baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari serabut-serabut
yaitu serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut retikulus.
Kegunaan serabut kolagen untuk memberikan kekuatan kepada kulit. Serabut
elastik untuk memberikan kelenturan pada kulit, sedangkan retikulus terdapat
terutama disekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatan pada alat
tersebut.
c. Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan diantara
gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini
bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti
cincin.
Lapisan lemak ini disebut perikulus adiposus, yang tebalnya tidak sama pada tiap-
tiap tempat dan juga pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama.
Guna perikulus adiposus adalah :
 Shok breker = pegas
Bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit.
 Isolator panas
Untuk mempertahankan suhu, penimbun kalori, dan tambahan untuk kecantikan
tubuh.
Di bawah subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.
2. Jaringan Kulit
Kulit disebut juga integumen atau kutis yang tumbuh dari dua macam jaringan
yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat
(penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam).
3. Kelenjar-kelenjar kulit.
Kelenjar kulit meliputi kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar mamae.
a. Kelenjar Sebasea
Kelenjar ini berhubungan dengan folikel rambut yang bermuara dalam sebuah
folikel rambut. Kelenjar yang tidak berhubungan dengan folikel rambut bermuara
langsung ke permukaan kulit seperti yang terdapat pada glans penis, labium
minus, dan kelenjar tarsalia pada kelopak mata.
Kelenjar ini terletak dalam dermis dan tidak terdapat pada kulit telapak kaki dan
tangan. Perkembangan dan pertumbuhan kelenjar sebasea terutama terjadi selama
pubertas di bawah kontrol hormon.Sekresi sebum terjadi terus menerus dan
bermanfaat untuk pemeliharaan kesehatan kulit.
b. Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat adalah kelenjar tubular bergelung yang tidak bercabang,
terdapat pada seluruh kulit kecuali pada dasar kuku, batas bibir, glans penis dan
gendang telinga. Kelenjar ini paling banyak terdapat pada telapak tangan dan kaki.
Terdapat 2 macam kelenjar keringat yaitu kelenjar keringat ekrin dan apokrin.
 Kelenjar Keringat Ekrin
Tersebar diseluruh kulit tubuh, kecuali pada penis bagian dalam dan telinga luar,
telapak tangan, telapak kaki dan dahi. Badan kelenjar terdapat diantara perbatasan
kulit ari (epidermis) dan kulit dermis. Salurannya berkelok-kelok keluar dan
berada pada lapisan jangat yang berjalan lurus ke pori-pori keringat.
 Kelenjar Keringat Apokrin
Kelenjar keringat yang besar dan hanya dapat ditemukan pada ketiak, kulit putting
susu, kulit sekitar alat kelamin dan dubur.
Kelenjar ini terletak lebih dalam dan saluran keduanya berbelok-belok kemudian
lurus menuju epidermis dan bermuara pada folikel rambut.
c. Kelenjar Payudara (Glandula Mamae).
Glandula mamae termasuk kelenjar kulit karena berasal dari lapisan
ektodermal yang secara fungsional termasuk sistem reproduksi. Kelenjar ini
terletak di atas fasia pektoralis superfisilis yang dihubungkan dengan perantaraan
jaringan ikat longgar dan jaringan lemak. Kelenjar ini melekat erat dengan kulit
diatasnya. Disekitar putting susu (papila mamae) terdapat reticulum kutis yang
tumbuh dengan baik dan dinamakan ligamentum suspensorium. Ke dalam putting
susu bermuara 15-20 duktuli laktiferus.
Disekitar papilla mamae terdapat areala mamae yang mengandung kelenjar
sebasea montgomeri (glandula areola mammae) yang berfungsi untuk melindungi
dan melicinkan putting susu pada waktu bayi mengisap. Pada wanita yang tidak
hamil dan tidak menyusui, alveoli tampak kecil dan padat berisi sel-sel granular.
Pada waktu hamil, alveoli akan membesar dan sel-sel membesar.
4. Pigmentasi Kulit
Warna kulit ditentukan oleh faktor warna kulitnya sendiri. Kandungan karoten
(pigmen) darah pada pembuluh darah, dermis memberikan warna kemerahan dan
kandungan pigmen melanin memberikan bayangan coklat.
Melanin terletak di dalam lapisan basal dan bagian bawah lapisan taju yang dibuat
oleh epidermis khusus yaitu melanosit yang bertebaran diantara keratinosit lapis basal
dan lapis taju dalam folikel rambut dan jaringan ikat dermis. Perbedaan warna kulit
disebabkan oleh karena perbedaan jumlah dan ukuran melanosom di dalam
keratinosit.
Pigmentasi kulit tergantung dari berbagai faktor yaitu keturunan, hormon, dan
lingkungan. Faktor genetik mempengaruhi ukuran satuan melanin epidermis. Hormon
pemacu malanosit MSH (Melanosit Stimulating Hormon) merangsang perpindahan
melanosom ke dalam cabang-cabang sitoplasma melanosit dan keratinosit. Faktor
lingkungan seperti ultraviolet meningkatkan kegiatan enzim melanosit serta
meningkatkan produksi melanin dan penimbunannya di dalam keratinosit sehingga
kulit menjadi coklat.
5. Pembuluh Darah
Pembuluh darah kulit terdiri dari 2 anyaman pembuluh darah nadi yaitu:
a. Anyaman Pembuluh Nadi Kulit Atas atau Luar
Anyaman ini terdapat antara stratum papilaris dan stratum retikularis, dari
anyaman ini berjalan arteriole pada tiap-tiap papilla kori.
b. Anyaman Pembuluh Darah Nadi Kulit Bawah atau Dalam
Anyaman ini terdapat antar korium dan subkutis, anyaman ini memberikan
cabang-cabang pembuluh nadi kea lat-alat tambahan yang terdapat di korium.
Dalam hal ini percabangan juga membentuk anyaman pembuluh nadi yang
terdapat pada lapisan subkutis. Cabang-cabang ini kemudian akan menjadi
pembuluh darah balik/vena yang juga akan membentuk anyaman, yaitu anyaman
pembuluh darah balik yang ke dalam.
Peredaran darah dalam kulit adalah penting sekali oleh karena diperkirakan 1/5
dari darah yang beredar malalui kulit. Disamping itu pembuluh darah pada kulit
sangat cepat menyempit/melebar oleh pengaruh atau rangsangan panas, dingin,
tekanan sakit, nyaeri dan emosi, penyempitan dan pelebaran ini terjadi secara
reflek.
6. Saraf Kulit
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan permukaan
yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saaf sensorik.Ujung saraf motorik berguna
untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit, sedangkan saraf sensorik
berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau kulit. Pada kulit
ujung-ujung, saraf sensorik ini membentuk bermacam-macam kegiatan untuk
menerima rangsangan.
Ujung-ujung saraf yang bebas untuk menerima rangsangan sakit/nyeri banyak
terdapat di epidermis, disini ujung-ujung sarafnya mempunyai bentuk yang khas yang
sudah merupakan suatu organ.
7. Pelengkap Kulit
1. Kuku
Kuku merupakan lempeng yang membentuk pelindung pembungkus permukaan
dorsal falang terkhir jaringan dan jari kaki. Strukturnya berhubungan dengan
dermis dan epidermis.
 Struktur kuku
Alat kuku berpoliferasi membentuk matriks kuku, epidermis yang tepat di
bawahnya menjadi dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas dan
diapit oleh lipatan kulit yang merupakan dinding kuku. Lempeng kuku terdiri
dari sisik epidermis yang menyatu erat dan tidak mengelupas. Badan kuku
berwarna bening sehingga kelihatan kemerahan karena ada pembuluh kapiler
darah di dalam dasar kuku.
Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke permukaan lempeng
kuku sebagai epikondrium atau kutikula.
Bagian dari kuku, terdiri dari:
 Ujung kuku atas ujung batas.
 Badan kuku yang merupakan bagian yang besar.
 Akar kuku (radik).
 Pertumbuhan kuku
Dengan bertambahnya sel-sel baru dalam akar, kuku menghasilkan geseran
lambat lempeng kuku di atas dasr kuku. Laju pertumbuhan kuku rata-rata 0,5
mm perminggu.
2. Rambut
Rambut merupakan benang keratin elastic yang berkembang dari epidermis
dan tersebar disekujur tubuh kecuali telapak kaki dan telapak tangan, permukaan
dorsal falang distal, lingkung lubang dubur dan urogenital. Setiap rambut
mempunyai batang yang bebas dan akan yang tertanam dalam kulit.
Akar rambut dibungkus oleh folikel rambut yang berbentuk dari bagian yang
bersal dari epidermis (epitel) dan bagian yang berasal dari dermis (jaringan ikat).
 Struktur rambut:
 Medula
Merupakan bagian tengah rambut yang longgar terdiri dari 2-3 lapis sel
kubis yang mengkerut satu sam lain, dan dipisahkn oleh ruang berisi udara.
 Korteks
Merupakan bagian utama rambut yang terbentuk dari beberapa lapis sel
gepeng, panjang, dan berbentuk gelombang yang membentuk keratin keras.
 Kutikula
Terdapat pada permukaan, selapis sel tipis, jernih dan kutikula tidak berinti,
kecuali yang terdapat pada akar rambut.
 Folikel rambut
Folikel rambut merupakan selubung yang terdiri dari sarung jaringan
ikat bagian luar (sarang akar dermis) yang berasal dari dermis dan sarung akar
epitel bagian dalam berasal dari epidermis. Folikel yang mengembung
membentuk bulbus rambut dan berhubungan dengan papilla di tempat
persatuan akar rambut dan selubungnya.
 Sarung Akar Asal Dermis
Lapisan paling luar berkas serat kolagen kasar yang berjalan memanjang
sesuai dengan lapisan reticular dermis.
Lapisan tengah lebih tebal sesuai dengan lapisan papilla dermis. Sarung akar
rambut luar mempunyai selapis sel polygonal yang menyerupai sel-sel stratum
spinosum epidermis.
Sedangkan sarung akar rambut dalam merupakan sarung berat tanduk yang
membungkus akar rambut yang sedang tumbuh, menghasilkan keratin lunak,
juga ditemukan pada epidermis.
8. Fungsi Kulit
Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin
kelangsungan hidup secara umum yaitu:
a. Fungsi Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis,
misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan
iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar
ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya
bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang
berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit turutberperan
dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning
(pengobatan dengan asam asetil).
Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang
impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air. Di samping itu terdapat lapisan
keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman
kulit terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum yang menyebabkan
keasaman kulit antara pH 5-6,5. Ini merupakan perlindungan terhadap infeksi
jamur dan sel-sel kulit yang telah mati melepaskan diri secara teratur.
b. Fungsi absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan
yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak.
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi
tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan, dan metabolisme. Penyerapan dapat
berlangsung melalui celah diantara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui
saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.
c. Fungsi kulit sebagai pengatur panas
Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini
karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur
panas, medulla oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu visceral 36-37,5
°C untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari
arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas
dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan
cairan pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut,
kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh
tidak dikeluarkan).
Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat, kontraksi otot, dan
pembuluuh daarh kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan
kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskular dipengaruhi oleh saraf
simpatis (asetilkolin).
d. Fungsi ekskresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa
metabolism dalam tubuh berupa NaCl, urea, asamurat, dan amonia. Sebum yang
diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan
berminyak yang melindungikulit) ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit
tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan
keasaman pada kulit.
e. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Respons
terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin
diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papilla dermis dan markel
renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis. Serabut saraf sensorik
lebih banyak jumlahnya didaerah yang erotik.
D. Etiologi
1. Infeksi (Epidermophyton floccosum, namun dapat pula oleh Trichophyton rubrum,
Trichophyton mentagrophytes, dan Trichophyton verrucosum)
2. Kelembaban
3. Diabetes mellitus
4. Immunodeficiencies
5. Nutritional deficiencies
6. Kehamilan
7. Peningkatan umur
8. Iron deficiencies.
E. Diagnostik test
1. Kultur dari kulit yang dikerok, kuku di dikerok atau di rambut
2. Pengujian dengan mikroskop, dengan cara pengambilan lesi dengan cara dikerok.
Hasil kerokan lalu disiapkan dengan larutan 10% potassium hydroxide (KOH) untuk
mengetahui adanya spora dan filaments (hyphae) dari jamur.
3. Observasi pada kulit dengan menggunakan sinar ultraviolet (wood’s lamp). Jika ada
jamur spora akan dikuti dengan fluoresce berwarna biru-hijau.
F. Penatalaksanaan
Infeksi jamur di kulit dapat diatasi dengan topical atau pengobatan sistematik anti jamur.
Implikasi keperawatan untuk pengobatan antijamur dengan ditunjukkan pada pengobatan
yang terdaftar.
1. Tinea capitis
Mencuci rambut dengan shampoo dua sampai tiga kali dalam seminggu. Penggunaan
topical antijamur dapa membuat tidak aktifnya organisme di rambut. Dan
memerlukan griseofulvin(fulvicin), sebuah agent anti jamur, Preparat topical tidak
dapat menyembuhkan namun dapat di pakai untuk menghilangkan keaktifan
mikroorganisme yang sudah terdapat pada rambut.
2. Tine pedis
Diatasi dengan merendam kaki di larutan burrow’s, larutan potassium permanganate
atau larutan salin yang dapat menghilangkan crusts dan scales. Anti jamur topical
digunakan didaerah yang terinfeksi beberapa minggu.
3. inea kruris
Menggunakan terapi topical selama tiga sampai empat minggu. Infeksi yang ringan
dapat diobati dengan preparat topical seperti klotrimazol, mikonazol atau haloprogin
selama sedikitnya 3 hingga 4 minggu untuk memastikan eradikasi total infeksi
tersebut. Preparat griseofulvin oral diperlukan untuk infeksi yang lebih parah.
Beberapa kasus dapat menggunakan obat oral griseofulvin.
4. Tinea korporis (penyakit jamur badan)
Preparat antifungus topical dapat dioleskan pada lokasi yang sempit. Preparat
griseofulvin oral di berikan pada kasus infeksi jamur yang luas. Efek samping
griseofulvin mencakup fotosensitivitas, ruam kulit , sakit kepala dan ual.
Ketokonazol yaitu suatu prefarat antifungus, memberikan harapan yang nyata bagi
pasien yang menderita infeksi jamur(dermatofit) yang kronik, termasuk pasien yang
resisten terhadap griseofulvin.
5. Tinea unguium (onikomikosis)
Griseofulvin biasanya diresepkan dokter sebagai preparat oral yang diminum selama 6
bulan hingga 1 tahun kalau kuku jari tangan turut terkena. Namun, griseofulvin tidak
berkhasiat untuk mengobati infeksi kandida; infeksi ini harus di obati secara topical
dengan ltion amfoterisin-B, mikonozal ataupun preparat lainnya.
G. Promosi Kesehatan dan Pemeliharaan
Pencegahan infeksi kulit, terutama infeksi bakteri dan
jamur, melibatkan menghindari organisme yang terinfeksi dan kebersihan pribadi yang
baik untuk menghapus organisme sebelum infeksi dapat terjadi. (mencuci
tangan dan tidak berbagi barang pribadi dengan orang lain adalah cara terbaik untuk
menghindari kontak dengan beberapa organisme yang paling mudah
menular, termasuk MRSA, Yamamoto & Marten, 2007).
Menyoroti strategi untuk masing-masing pasien dan anggota keluarga untuk
mencegah penyebaran infeksi ke area tubuh lain dan untuk orang lain.
H. Nursing Care
1. Penyakit jamur adalah menular. Jangan berbagi kain linen atau menggunakan barang
pribadi dengan orang lain.
2. Gunakan handuk yang bersih dan cuci baju tiap hari.
3. Gunakan pakaian dalam berbahan katun dan bersih tiap hati.
4. Jamur tumbuh di lingkungan yang basah, seperti berkeringat di kaki. Untuk mencegah
infeksi lebih lanjut:
5. Jangan menggunakan sepatu yang sama di tiap harinya.
6. Jangan gunakan sepatu yang berbahan karet atau plastik.
7. Gunakan kaos kaki ang sesuai dengan kelembaban pada permukaan kulit.
8. Gunakan bedak talek atau gunakan bedak anti jamur yang dijual dua kali sehari.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian
1. Tinea pedis
Pengkajian
Keluhan utama pasien adalah gatal diantara jari-jari kaki. Penderita umnya memiliki
riwayat berenang pada kolam yang digunakan secara umum atau kurangnya higienis
pada kaki. Selain itu, juga dapat ditemukan pada orang yang dalam kehidupan sehari-
hari banyak bersepatu tertutup diserai pperawatan kaki yang buruk, serta para pekerja
dengan kaki yang selalu atau sering basah.
Tinea pedis yang tersering dilihat adalah bentuk interdigitalis. Di antara jari IV dan V
terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis. Kelainan ini dapat meluas ke
bawah jari (subdigital) dan juga ke sela jari yang lain. Oleh karena daerah ini lembap,
maka sering dilihat maserasi. Aspek klinis maserasi berupa kulit putih dan rapuh. Bila
bagian kulit yang mati ini dibersihkan, maka akan terlihat kulit baru, yang pada
umumnya juga telsh diserang oleh jamur. Bentuk klinis ini dapat berlangsung
bertahun-tahun dengan menimbulkan sedikit keluhan atau tanpa keluhan sama sekali.
Pada suatu saat kelainan ini dapat disertai infeksi sekunder oleh bakteri sehingga
terjadi selulitis, limfagitis, limfadenitis, dan dapat pula terjadi erisipelas, yang disertai
gejal-gejal umum. Pada bentuk subakut terlihat vesikel, vesiko-pustul dan kadang
bula. Kelainan ini dapat dimulai pada daerah sela jari, kemudian meluas ke punggung
kaki atau telapak kaki. Isi vesikel berupa cairan jernih yang kental. Setelah pecah,
vesikel tersebut meninggalkan sisik yang berbentuk lingkaran.
2. Tinea Kapitis
a. Pengkajian
Penyakit jamur pada kulit kepala merupakan infeksi jamur menular yang
menyerang batang rambut dan penyebab kerontokan rambut yang sering
ditemukan di antara anak-anak. Secara klinis akan dijumpai sebuah atau beberapa
buah bercak yang bundar, berwarna merah, dan besisik.
Penyakit dimulai dengan adanya papul merah yang kecil di sekitar rambut. Papul
ini melebar dan membentuk bercak, yang menjadi pucat dan bersisik. Keluhan
penderita adalah rasa gatal. Warna rambut menjadi abu-abu dan tidak berkilat lagi.
Rambut mudah patah dan terlepas dari akarnya sehingga mudah dicabut dengan
pinset tanpa rasa nyeri. Semua rambut di daerah tersebut terserang oleh jamur,
sehingga dapat terbentuk alopesia setempat. Tempat-tempat ini terlihat
sebagai grey pacth. Grey pacth yang dilihat di dalam klinik tidak menunujukkan
batas-batas daerah sakit dengan pasti.
Kerion adalah reaksi peradangan yang berat pada tinea kapitis, berupa
pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan sebukan sel radang yang
pada di sekitarnya.
b. Rencana Keperawatan
 Penurunan Respon Pruritus
Infeksi yang ringan dapat diobati dengan preparat topikal seperti klotrimazol,
mikonazol, atau haloprogin selama sedikitnya 3 hingga 4 minggu untuk
memastikan eradikasi total infeksi tersebut. Preparat griseofulvin oral
diperlukan untuk infeksi yang lebih parah.
 Pemenuhan Informasi
Panas, gesekan, dan maserasi (akibat keringat) merupakan predisposisi
timbulnya infeksi jamur. Pasien sebanyak mungkin dianjurkan untuk
menghindari panas, serta kelembapan yang berlebihan dan tidak mengenakan
pakaian dalam dari nilon, pakaian yang ketat, serta baju mandi yang basah.
Daerah lipat paha harus dibersihkan, dikeringkan dengan saksama dan bedaki
dengan preparat topikal antijamur seperti tolnaftat (Tinactin) sebagai tindakan
pencegahan karena infeksi ini cenderung timbul kembali.
3. Tinea Kruris
a. Pengkajian
Lesi kulit dapat terbatas pada daerah genito-krural saja, atau meluas ke daerah
sekitar anus, daerah gluteus dan perut bagian bawah, atau bagian tubuh yang lain.
Kelainan kulit yang tampak pada sela paha merupakan lesi berbatas tegas.
Peradangan pada tepi lebih nyata daripada daerah tengahnya. Efloresensi terdiri
atas bermacam-macam bentuk yang primer dan sekunder (polimorfi). Bila
penyakit ini menjadi menahun, dapat berupa bercak hitam disertai sedikit sisik.
Erosi dan keluarnya cairan biasanya akibat garukan.
b. Dignosis Keperawatan
 Pruritus berhubungan dengan iritasi dermal.
 Kebutuhan pemenuhan informasi berhubungan dengan tidak adekuatnya
sumber informasi, risiko penularan, ketidaktahuan program perawatan dan
pengobatan.
J. Rencana Keperawatan
1. Penurunan Respon Pruritus
Infeksi yang ringan dapat diobati dengan preparat topikal seperti klotrimazol,
mikonazol, atau haloprogin selama sedikitnya 3 hingga 4 minggu untuk memastikan
eradikasi total infeksi tersebut. Preparat griseofulvin oral diperlukan untuk infeksi
yang lebih parah.
2. Pemenuhan Informasi
Panas, gesekan, dan maserasi (akibat keringat) merupakan predisposisi timbulnya
infeksi jamur. Pasien sebanyak mungkin dianjurkan untuk menghindari panas, serta
kelembapan yang berlebihan dan tidak mengenakan pakaian dalam dari nilon, pakaian
yang ketat, serta baju mandi yang basah. Daerah lipat paha harus dibersihkan,
dikeringkan dengan saksama dan bedaki dengan preparat topikal antijamur seperti
tolnaftat (Tinactin) sebagai tindakan pencegahan karena infeksi ini cenderung timbul
kembali.
K. Diagnosis Keperawatan
1. Pruritus b.d. iritasi dermal
 Tujuan: setelah 3× 24 jam terjadi penurunan respons pruritus
 Kriteria evaluasi:
 secara subjektif melaporkan keluhan gatal berkurang.
 Lesi diantara jari kaki berkurang
 Integritas jaringan kulit membaik
Intervensi Rasional
Kaji kondisi lesi pada jari kaki Untuk menilai derajat jaringan kulit akibat
adanya lesi dari tinea pedis
Anjurkan untuk merendam kaki pada larutan Selama fase akut (vesikuler) dapat dlakukan
normal saline perndaman bagian yang sakit dengan larutan
saline atau kalium permanganat untuk
menghilangkan krusta,skuama, serta debris
dan mengurangi inflamsi.
Kolaborasi pemberian antifungus Preparat antifungus topical
(mikonazol,klotrimazol) dioleskan pada
daerah yang terinfeksi. Terapi topical
dilanjutkan selama beberapa minggu
mengingat angka rekurensi yang tinggi.

2. Kebutuhan pemenuhan informasi b.d. tidak adekuatnya sumber informasi, risiko


penularan , ketidaktahuan program perawatan dan pengobatan
 Tujuan : Setelah 1× 24 jam informasi kesehatan terpenuhi.
 Kriteria Evaluasi :
 termotivasi untuk melaksanakan program terapi secara komprehensif.
 Terpenuhninya pengetahuan tentang penyakit, prosedur pengobatan, jadwal
kontrol ke dokter ahli kulit, pencegahan dan perawatan kulit.
 Mengenal perubahan gaya hidup/tingkah laku untuk pelaksanaan program terpai.
 Secara subjektif melaporkan keluhan gatal berkurang.
Intervensi Rasional
Identifikasi sumber-sumber pendukung yang Sumber pendkung seperti keluarga dapat
memungkinkan untuk perawatan di rumah. memberikan dukungan dan pengawasan agar
terlaksananya program perbaikan kulit.
Jelaskan tentang pentingnya pengobatan Pemberian antifungus akan dilanjutkan
antifungus dirumah karena dibutuhkan untuk
mengurangi invasi jamur pada kulit.
Anjurkan untuk selalu menjaga kekeringan Sepatu dan kaus kai merupakan lingkungan
pada kaki. yan menguntungkan bagi hidup jamur, oleh
karena itu, jamur penebab infeksi dapat
ditemukan dalam sepatu atau kaus kai. Oelh
karena kelembapan akan meningkatkan
pertumbuhan jamur, maka pasien harus
diberitahukan untuk menjaga semaksimal
mungkin agar kakinya selalu kering,
termasuk daerah antara jari-jari kaki pada
malam hari utnuk menyerap kelembapan.
Kaus kai harus terbuat dari katun yang
bersifat menyerap karena bahan sintetik
seperti nilon tidak dapat menyerap keringat
seperti halnya katun, sepatu yang berlubang
memudahkan aerasi kaki. Sepatu atau kaus
yang alasnya terbuat dari plastik atau Karet
harus dihindari. Bedak talk atau bedah
antijamur dapat ditaburkan dua kali sehari
untuk menjaga agar kaki tetap kering.
Beberapa pasang sepatu harus disediakan
untuk dikenakan secara bergantian sehingga
sepatu yang sudah dipakai dapat kerimg
sepenuhnya sebelum dikenakan kembali.
Meningkatkan cara hidup sehat seperti intake Meningkatkan sistem imun dan pertahanan
makanan yang baik, keseimbangan antara terhadap infeksi.
aktivitas dan istirahat, monitor status
kesehatan dan adanya infeksi.
Beritahu pasien bahwa mereka dapat Dengan mengetahui kondisi ini, maka perlu
menulari orang lain. diperhatikan tindakan higienis rutin seperti
pemakaian alat pribadi.

3. Diagnosa : Nyeri b.d adanya infeksi oleh jamur dermatofit


 Tujuan : individu menyatakan peredaanrasa nyeri setelah suatu tindakan
 Kriteria hasil : Dalam 1x24 jam derajat nyeri mengalami penurunan.
Intervensi Rasional
Gunakan terapi distraksi, dan metode Terapi distraksi dapat menurunkan derajat
peredaan nyeri lainya nyeri.
Rendam air hangat Memberikan kenyamanan pada bagian yang
terasa nyeri.
Kolaborasi pemberian obat topical maupun Obat topical maupun sistemik untuk
sistemik. menghilangkan jamur
4. Gangguan citra diri b.d perubahan warna pada kuku
 Tujuan : Individu dapat mendemontrasikan penerimaan penampilan
 Kriteria hasil: Setelah dilakukan intervensi, citra diri pasien kembali seperti semula.

Intervensi Rasional
Beri penjelasan tentang perawatan diri atau Mencegah infeksi dan perubahan kuku lebih
pemberi perawatan lanjut
Biarkan individu mengekspresikan perasaan Meringankan beban yang dirasakan
Siapkan orang terdekat terhadap perubahan Agar orang terdekat mampu menerima
fisik dan emosional keadaan pasien.

Soal essay

Kerjakan soal dengan jawaban jawaban yang benar !


1. Apa yang di maksud dengan dermatofitosis (Tinea) ?
Jawab :
Dermatofitosis (Tinea) adalah infeksi jamur dermatofit (species microsporum,
trichophyton, dan epidermophyton) yang menyerang epidermis bagian superfisial
(stratum korneum), kuku dan rambut
2. Sebutkan dan jelaskan bagian dari lapisan – lapisan kulit?
Jawab:
d. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan kulit yang terluar, terdiri dari lapisan sel
yang telah mati yang disebut juga lapisan tanduk.
e. Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi
oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis. Di
dermis mulai terdapat adanya sel lemak.
f. Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan diantara
gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini
bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti
cincin.
3. Sebutkan fungsi kulit dan jelaskan ?
Jawab :
1. Fungsi Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis,
misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan
iritasi (lisol, karbol dan asam kuat).
2. Fungsi absorbs
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi
cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam
lemak.
3. Fungsi kulit sebagai pengatur panas
Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini
karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur
panas, medulla oblongata
4. Fungsi ekskresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau zat
sisa metabolism dalam tubuh berupa NaCl, urea, asamurat, dan ammonia
5. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Respons
terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin
diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papilla dermis dan markel
renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis
4. Sebutkan diagnosa keperawatan pada infeksi jamur yang mungkin muncul !
Jawab :
 Pruritus berhubungan dengan iritasi dermal.
 Kebutuhan pemenuhan informasi berhubungan dengan tidak adekuatnya
sumber informasi, risiko penularan, ketidaktahuan program perawatan dan
pengobatan.
5. Sebutkan tes diagnostic pada infeksi jamur !
Jawab :
1. Kultur dari kulit yang dikerok, kuku di dikerok atau di rambut
2. Pengujian dengan mikroskop, dengan cara pengambilan lesi dengan cara dikerok.
Hasil kerokan lalu disiapkan dengan larutan 10% potassium hydroxide (KOH)
untuk mengetahui adanya spora dan filaments (hyphae) dari jamur.
3. Observasi pada kulit dengan menggunakan sinar ultraviolet (wood’s lamp). Jika
ada jamur spora akan dikuti dengan fluoresce berwarna biru-hijau.
DAFTAR PUSTAKA

Lemone, Priscilla dan Karen Burke, 2006, Medical Surgical Nursing : Critic Thinking
in Client Care I Ed 3, Pearson
Rudolph, Abraham M dkk, 2007, Buku Ajar Pediatri Rudolph Vol. 2, EGC: Jakarta
Ignatavicius dan Workman, 2008, Medical Surgical Nursing Patient Centered
Collaborative Care Vol. 1, Saunders
Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson, 2006, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit,, EGC: Jakarta
Watson, Roger,2002, Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat, EGC: Jakarta
http://www.kalbemed.com/Portals/6/12_183Dermatofitosis.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-epimulyani-6151-2-bab2.pdf

Vous aimerez peut-être aussi