uma
rat Sahar, ee
ear NS
|Assalamualaikum wr wo.
\Ustadz. Bagaimana pandangan syariah terakit kartu poin? Misalnya saya
adalah pelanggan dari produk perusahaan tertentu. Kalau membell dalam
jurniah tertentu, saya akan mendapatkan poin yang bisa citukar dengan
barang atau jasa produk penjual.
(Fulanah- Bogor)
$f G) onisahronii E¥ Rumah Wasatia @ telegram.mefonisahronii G8 www.rumahwasathia.orgar
Kartu poin ini diperkenankan jika poin
(reward) bersumber dari hak / dana
penjual, poin tersebut ditukarkan dengan
barang atau jasa yang halal, dan bukan
rekayasa untuk melakukan transaksi
terlarang.
Kartu poin adalah poin yang diberikan kepada pemegang kartu poin (konsumen /
pelanggan / member) sebagai reward atas transaksinya terhadap produk perusahaan yang
bisa ditukarkan dengan jasa atau barang produk perusahaan.
Misalnya, jika pelanggan konsumen / member membell produk tertentu dar!
perusahaan tertentu (misalnya per transaksi sebesar Ap 20.000), maka akan mendapatkan
poin (1 poin setara dengan satu Rupiah) dan dengan poin tersebut bisa dibeliken jasa atau
barang dari produk perusahaan tersebut sebagai salah satu strategi perusahaan untuk
memperbanyak transaksi dari pelanggan atau konsumen._}
oe
Kesimpulan hukum Int
{bahwa kartu poin Ini
diperkenankan dengan
dhawabit atau batasan) ttu
berdasarkan telaah
terhadap kaidah-kaidah
praktk terlarang dalam
fikih muamalah, keputusan
lembaga otoritas fatwa
nasional dan internasional
terkalt dengan hadlah dan
al hawafiz at-tasyji’lyah.
Kebolehan hukum kartu poin Ini
dengan syarat berikut
Pertama, reward tersebut bersumber dari
hak / dana penjual (perusahaan) bukan
bersumber dari dana pembell, Reward bersumber
dari dana pembeli, misainya kumpulan dana
kepesertaan / membership pembell yang
diperuntukkan untuk reward pembell tertentu
yang telah memenuhl syarat, hal inl tidak
diperbolehkan.
Kedua, tidak ada furan berkala untuk
Mendapatkan reward atau poin, tetap! hanya
dengan regestrasi stau transaksi dalam jumlah
tertentu, maka akan mendapatkan poin, Kriteria
ink untuk memastikan bahwa tidak ada unsur
gharar atau ketidakpastian dalam poln ini,
Ketiga, poln reward tersebut ditukarkan
dengan barang atau jasa yang halal (mubahj.
Pemberian reward ini juga bukan rekayasa atau
modus untuk melakukan penipuan atau transaks!
yang terlarang lainnya terhadap konsumen. Oleh
karena itu, peserta harus memastikan informasi
int kepada produsen agar terhindar dari judi
(transaksi yang terlarang).