Vous êtes sur la page 1sur 29

PENGAUDITAN II

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS


RINCIAN SALDO

KELOMPOK 1:

ANDI MUCHRIZAL ARFANDY R (A31114508)

MANNAWA FARABI (A31114505)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASASSAR

2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Segala puji melebihi luasnya langit dan dalamnya lautan atas segala keagungan-Nya
yang tiada terkira, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya tugas makalah AUDIT II ini dapat
kami selesaikan.

Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak
membantu dalam pembuatan tugas ini, mulai dari penyusunan, pengeditan sampai dengan proses
pencetakan, semoga amal kebaikan saudara-saudari sekalian dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Akhir kata, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi
penyempurnaan tugas ini dan bahan introspeksi kami, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Makassar, 17 September 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Sampul
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN......................................................................................................................................iv
A. Latar Belakang..............................................................................................................................iv
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................v
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................v
BAB II........................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................1
1. PERBANDINGAN SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO DAN
UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO DAN UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN
SERTA PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI.....................................................................1
2. SAMPLING NONSTATISTIK........................................................................................................2
3. SAMPLING UNIT MONETER......................................................................................................7
4. SAMPLING VARIABEL..............................................................................................................13
5. ILUSTRASI PENGGUNA ESTIMASI PERBEDAAN.................................................................17
BAB III........................................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampling adalah proses menerapkan prosedur-prosedur audit pada sampel yang merupakan
bagian dari keseluruhan populasi guna mengambil kesimpulan mengenai total populasi. Teori
sampling mengasumsikan bahwa kualitas yang dimilki sampel yang representatif bisa
diperhitungkan ke populasi
Sampling, pada hakikatnya, adalah proses mempelajari keseluruhan dengan menelaah hanya
sedikit. Pada yang sama, dengan sampling auditor harus menerima risiko bahwa sampel yang
dipilih tidak benar-benar mencerminkan populasi, yakni, bahwa karakteristik yang diproyeksikan
dari sampel tidak sama dengan yang akan ditemukan. Jika keseluruhan populasi atau sampel
dalam jumlah yang lebih besar diaudit.
Sampling, bukanlah akhir tujuan itu sendiri, justru hanya merupakan sarana untuk mencapai
tujuan. Sampel dan hasil sampel hanyalah data mentah data yang harus diberi bobot dan
dipelajari. Data tersebut harus dianalisis materialitasnya, alasan, penyebab, dan dampak aktual
atau potensial. Jadi sampel yang diambil merupakan langkah pertama untuk memberikan opini
audit.
Dengan meningkatnya penggunaan teknologi informasi, auditor harus memutuskan apakah
sampling merupakan cara yang paling efisien dan efektif untuk mendapatkan bukti. Dengan
adanya piranti lunak (software) yang bisa digunakan di keseluruhan perusahaan dan piranti lunak
terintegritas lainnya, seorang auditor bisa memutuskan untuk tidak mengambil sampel dari
populasi melainkan mengaudit 100 persen populasi.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami akan merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa perbedaan sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo dan pengujian
pengendalian serta pengujian subtantif atas transaksi !
2. Jelaskan sampling nonstatistik!
3. Jelaskan sampling unit moneter!
4. Jelaskan sampling variabel

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang penulisan makalah yang telah dijelaskan, maka tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1. Dapat menjelaskan perbedaan sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo dan
pengujian pengendalian serta pengujian subtantif atas transaksi.
2. Dapat menjelaskan sampling nonstatistik.
3. Dapat menjelaskan sampling unit moneter.
4. Dapat menjelaskan sampling variable.

5
6
BAB II
PEMBAHASAN

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN


SALDO

1. PERBANDINGAN SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN


SALDO DAN UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO DAN UNTUK
PENGUJIAN PENGENDALIAN SERTA PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS
TRANSAKSI

Perbedaan utama antara pengujian pengendalian, pengujian substantive atas transaksi, dan
pengujian atas rincian saldo terletak pada apa yang ingin di ukur oleh auditor. Auditor
melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantifatas transaksi :

 Untuk menentukan apakah tingkat pengecualian populasi cukup rendah.


 Untuk mengurangi penilaian resiko pengendalian dan karenannya mengurangi
pengujian atas rincian saldo.
 Untuk perusahaan publik, guna menyimpulkan bahwa pengendalian telah
beroperasi secara efektif demi tujuan audit pengendalian internal atas pelaporan
keuangan.

1
2. SAMPLING NONSTATISTIK

Ada 14 langkah yang diperlukan dalam sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo.

Langkah-Sampling Audit untuk Pengujian Langkah-Sampling Audit untuk Pengujian


atas Rincian Saldo Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Transaksi
Merencanakan Sampel Merencanakan Sampel
1. Menyatakan tujuan pengujian audit 1. Menyatakan tujuan pengujian audit
2. Memutuskan apakah sampling audit dapat 2. Memutuskan apakah sampling audit
audit dapat diterapkan . dapat audit dapat diterapkan .
3. Mendifinisikan salah saji. 3. Mendefinisikan atribut dan kondisi
pengecualian.
4.Mendefinisikan populasi 4. Mendefiniskan populasi
5. Mendefiniskan unit sampling 5. Mendefiniskan unit sampling
6. Menetapkan salah saji yang dapat 6. Menetapkan tingkat pengecualian
ditoleransi yang dapat ditoleransi.
7. Menetapkan risiko yang dapat diterima 7. Menetapkan risiko yang dapat penilian
atas diterima atas penerima yang salah terlalu risiko pengendalian yang (ARACR)
rendah.
8. Mengestimasi salah saji dalam populasi. 8. Mengestimasi tingkat pengecualian
populasi
9. Menentukan ukuran sampel awal 9. Menentukan ukuran sampel awal

Memilih sampel dan Melaksanakan Memilih sampel dan Melaksanakan


Prosedur Audit Prosedur
10. Memilih sampel 10. Memilih sampel
11. Melaksanakan Prosedur Audit 11. Melaksanakan Prosedur Audit

Mengevaluasi Hasil Mengevaluasi Hasil


12. Menggeneralisasi dari sampel ke populasi 12. Menggeneralisasi dari sampel ke
populasi
13. Menganalisis salah saji 13. Menganalisis pengecualian
14. Memutuskan akseptibilitas populasi 14. Memutuskan akseptibilitas populasi

2
2.1 Menyatakan Tujuan Pengujian Audit
Auditor mengambil sa,pel untuk pengujian atas rincian saldo guna menentukan apakah saldo
akun yang sedang diaudit telah dinyatakan secara wajar.

2.2 Memutuskan Apakah Sampling Audit Dapat Diterapkan


Sampling audit dapat diterapkan setiap kali auditor berencana membuat kesimpilan mengenai
populas berdasarkan sampel.

2.3 Mendefinisikan Salah Saji


Karena sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo mengukur salah saji moneter, yaitu
salah saji yang terjadi apabila item sampel disalahsajikan.

2.4 Mendefiniskan Populasi


Dalam pengujian atas rincian saldo, populasi definiskan sebagai item yang membentuk
populasi dolar yang tercatat.

Sampling Berstratifikasi
Bagi kebanyakan populasi, auditor memisahkan populasi ke dalam dua atau lebih
subpopulasi sebelum menerapkan sampling audit. Hal ini disebut sebagai sampling berstratifikasi
(stratified sampling), di mana setiap subpopulasi disebut sebagai strata. Stratifikasi
memungkinan auditor untuk menekankan item populasi tertentu dan mengabaikan yang lain.

2.5 Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi


Auditor menggunakan salah saji yang dapat ditoleransi, untuk menentukan ukuran sampel
dan mengevaluasi hasil sampling nonstatistik. Auditor untuk memulainnya dengan pertimbangan
pendahuluan mengenai materialitas dan menggunakan total tersebut untuk memutuskan salah saji
yang dpat ditoleransi bagi setiap akun

2.6 Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah

3
Resiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah (acceptable risk of incorrect
acceptance= ARIA ) adalah jumlah risiko yang bersedia ditaggung auditor karena menerima
suatu saldo sebagai benar padahal salah saji yang sebenarnya dalam saldo tersebut melampaui
salah saji yang dapat ditoleransi. ARIA mengukur keyakinan yang diinginkan auditor atas suatu
saldo akun. Untuk memperoleh keyakinan yang lebih besar ketika mengaudit suatu saldo akun.
Untuk memperoleh keyakinan yang lebih besar ketika mengaudit suatu saldo, auditor akan
menetapkan ARIA yang lebih rendah. ( Perhatikan bahwa ARIA adalah istilah yang ekuivalen
dengan ARACR (acceptable risk of assessing control risk too low) untuk pengujian
pengendalian dan pengujian sebstantif atas transaksi. Seperti ARACR, ARIA dapat ditetapkan
secara kualitatif (seperti rendah, sedang, atau tinggi).
Ada hubungan terbalik antara ARIA dan ukuran sampel yang diperlukan. Sebuah faktor
penting yang mempengaruhi keputusan auditor mengenai ARIA adalah penilaian risiko
pengendalian dalam model risiko audit. Jika pengendalian internal sudah efektif, resiko
pengendalian dapat dikurangi sehingga memungkinkan auditor untuk meningkatkan ARIA. Pada
gilirannya, hal ini akan mengurangi ukuran sampel yang diperlukan untuk pengujian atas rincian
saldo akun yang berkaitan.

2.7 Mengestimasi Salah Saji dalam Populasi


Biasanya auditor membuat estimasi ini berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan klien
dan dengan menilai risiko inheren, yang mempertimbangkan hasil pengujian pengendalian,
pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis yang telah dilaksanakan. Ukuran sampel
yang direncanakan akan meningkat apabila jumlah saji yang diharapkan dalam populasi
mendekati salah saji yang dapat ditoleransi.

2.8 Menetntukan Ukuran sampai Awal


Jika menggunakan sampling nonstatistik, auditor menetukan ukuran sampel awal dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang telah kita bahas sejauh ini. Untuk membantu auditor
membuat keputusan menyangkut ukuran sampel, auditor seringkali mengikuti pedoman yang
disebabkan oleh kantor akunntannya atau beberapa sumber lainnya.

2.9 Melaksnakan Prosedur Audit


4
Untuk melaksanakan prosedur audit, auditor menerapkan prosedur audit yang tepat pada
setiap item sampel untuk menetukan apakah item tersebut mengandung salah saji. Dalam
konfirmasi piutang usaha, auditor mengirimkan sampel konfirmasi positif. Jika terjadi
nonrespons, mereka akan menggunakan prosedur alternatif untuk menentukan salah saji.

2.10 Menggenerelisasi dari Sampel ke Populasi dan Memutuskan Akseptibilitas Populasi


Auditor harus menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan (1) memproyeksikan salah
saji dari hasil sampel ke populasi dan (2) mempertimbangkan kesalahan sampling serta resiko
sampling (ARIA). Karena itu, auditor harus memproyesikan dari sampel ke populasi.
Langkah pertama adalah menghitung titik estimasi (point estimate). Titik estimasi dapat
dihitung dengan berbagai cara, tetapi pendekatan yang umum adalah mengasumsikan bahwa
salah saji populasi yang belum diaudit adalah proporsional dengan salah saji sampel. Perhitungan
tersebut harus dilakukan untuk setiap strata dan kemudian dijumlahkan, bukan menggabungkan
total salah saji dalam sampel.
Auditor, yang menngunakan sampling nonstatistik tidak dapat mengukur secara formal
kesalahan sampling sehingga harus mempertimbangkan secara subjektif kemungkinan bahwa
salah saji populasi yang sebenarnya melampaui jumlah yang dapat ditoleransi. Auditor
melakukan hal ini dengan mempertimbangkan :
1. Perbedaan antara titik estimasi dan salah saji yang dapat ditoleransi ( yang disebut
perhitungan kesalahan sampling)
2. Sejauh mana item dalam populasi telah diaudit 100 persen.
3. Apakah salah saji cenderung mengoffset atau hanya bersifat satu arah
4. Jumlah salah saji individual
5. Ukuran sampel

2.11 Menganalisis Salah Saji

Auditor harus mengevaluasi sifat dan penyebab setiap salah saji yang ditemukan dalam
pengujian atas rincian saldo. Auditor harus menganalisis salah saji untuk memutuskan apakah
setiap modifikasi model resiko audit memang diperlukan. Dalam paragraph sebelumnya, jika

5
auditor menyimpulkan bahwa kelalaian untuk mencatat retur yang disebabkan oleh lemahnya
pengendalian internal, auditor mungkin perlu menilai kembali resiko pengendalian. Hal tersebut
pada gilirannya akan menyebabkan auditor mengurangi ARIA, yang akan meningkatkan ukuran
sampel yang direncanakan.

2.12 Tindakan yang Diambil Apabila Populasi Ditolak


Jika auditor menyimpulkan bahwa salah saji dalam suatu populasi mungkin lebih besar dari
salah saji yang dapat ditolerensi setelah mempertimbangkan kesalahan sampling, populasi tidak
dianggap dapat diterima. Pada titik tersebut, auditor memiliki beberapa tindakan yang dilakukan

Tidak Mengambil Tindakan Hingga Pengujian atas Bidang Audit Lainnya Telah Selesai
Akhirnya, auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan secara keseluruhan
mengandung salah saji yang material. Jika salah saji yang mengoffset ditemukan pada bagian
audit lainnya, seperti dalam persediaan, auditor dapat menyimpulkan bahwa estimasi salah saji
piutang usaha dapat diterima.

Melaksanakan Pengujian Audit yang Diperluas pada Bidang Tertentu


Jika analisis salah saji menunjukkan bahwa sebagian besar salah saji merupakan Suatu jenis
khusus, mungkin perlu membatasi upaya audt tambahan pada bidang yang menjadi masalah.
Ketika auditor menganalisis bidang masalah dan memperbaikinya dengan menyesuaikan catatan
klien, item sampel yang menyebabkan terisolasinya bidang masalah kemudian dapat ditunjukkan
sebagai sudah “benar”. Sekarang titik estimasi dapat dihitung kembali tanpa melibatkan salah
saji yang telah “dikoreksi”. ( Hal ini hanya berlaku jika kesalahan dapat diisolasi pada suatu
bidang tertentu. Pada umumnya kesalahan harus diproyeksikan ke populasi yang dijadikan
sampel, meskipun klien menyesuaikan kesalahan.) Berdasarkan fakta baru tersebut, auditor juga
akan mempertimbangkan kembali kesalahan sampling dan akseptibilitas populasi.

Meningkatkan Ukuran Sampel


Jika auditor meningkatkan ukuran sampel, kesalahan sampling akan dikurangi jika tingkat
salah saji dalam sampel yang diperluas, jumlah dolarnya, dan arahnya serupa dengan pada

6
sampel awal. Karena itu, meningkatkan ukuran sampel dapat saja memenuhi persyaratkan salah
saji yang dapat ditoleransi auditor.
Meningkatkan ukuran sampel yang cukup untuk memenuhi standar salah saji yang dapat
ditolerensi auditor seringkali mahal, terutama jika perbedaan antara salah saji yang dapat
ditolerensi dan salah saji yang diproyeksikan kecil.

Menyesuaikan Saldo Akun


Jika auditor menyimpulkan bahwa saldo akun mengandung salah saji yang material, klien
mungkin akan bersedia menyesuaikan nilai bukan berdasarkan hasil sampel.

Meminta Klien untuk Mengoreksi Populasi


Dalam beberapa kasus, catatan klien sangat tidak memadai sehingga populasi harus
dikoreksi secara keseluruhan sebelum audit dapat diselesaikan.

Menolak untuk Memberikan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian


Jika auditor yakin bahwa jumlah yang tercatat dalam suatu akun tidak dinyatakan secara
wajar, auditor harus mengikuti setidaknya satu prosedur alternatif sebelumnya atau
mengkualifikasi laporan audit dengan cara yang cepat. Jika auditor yakin bahwa laporan
keuangan sangat mungkin mengandung salah saji yang material, maka mengeluarkan pendapat
wajar tanpa pengecualian merupakan pelanggaran serius terhadap standar auditing.

3. SAMPLING UNIT MONETER

Sampling unit moneter (monetary unit sampling = MUS ) merupakan metode sampling
statistic yang paling umum digunakan untuk pengujian atas rincian saldo karena memiliki
kesederhanaan statistic bagi sampling atribut serta memberikan hasil statistic yang diekspresikan
dalam dolar ( atau mata uang lainnya yang sesuai ). MUS juga disebut sebagai sampling unit
dolar, sampling jumlah moneter kumulatif, dan sampling dengan probabilitas yang proporsiaonal
dengan ukuran.

7
3.1 Perbedaan Antara Sampling Unit Moneter ( MUS ) dan Sampling Nonstatistik
MUS serupa dengan penggunaan sampling nonstatistik. Ke-14 langkahnya juga harus
dilakukan dalam MUS, walaupun beberapa dilakukan dengan cara yang berbeda. Perbedaan
tersebut yaitu:

Definisi Unit Sampling adalah suatu Dolar Individual


MUS memiliki fitur yang penting seperti definisi unit sampling sebagai suatu dolar
individual dalam saldo akun. Dengan berfokus pada dolar individual sebagai unit sampling,
secara otomatis MUS akan menekankan unit fisik yang memiliki saldo tercatat lebih besar.
Karena sampel dipilih berdasarkan doalr individual, akun dengan saldo yang besar memiliki
kesempatan yang lebih besar untuk dimasukkan ketimbang akun dengan saldo yang lebih kecil.
Akibatnya sampling berstratifikasi tidak diperlukan dalam MUS. Stratifikasi itu akan terjadi
secara otomatis.

Ukuran Populasi adalah Populasi Dolar yang Tercatat


MUS tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah item persediaan tertentu memang
ada tetapi belum diperhitungkan. Jika tujuan kelengkapan sangat penting dalam pengujian audit,
tujuan tersebut harus dipenuhi secara terpisah dari pengujian MUS.

Pertimbangan Pendahuluan Mengenai Materialitas Digunakan untuk Setiap Akun dan


Bukan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi
Aspek unik lain dari MUS adalah penggunaan pertimbangan pendahuluan mengenai
materialitas, untuk menentukan secara langsung jumlah salah saji yang dapat ditoleransi ketika
mengaudit setiap akun. Teknik sampling lainnya mengharuskan auditor untuk menentukan salah
saji yang dapat ditoleransi bagi setiap akun dengan mengalokasikan pertimbangan pendahuluan
mengenai materialitas. Hal ini tidak diperlukan jika yang digunakan adalah MUS.

Ukuran Sampel Ditentukan dengan Menggunakan Rumus Statistik


Proses ini akan dibahas secara terpisah setelah membahas 14 langkah sampling untuk
sampling unit moneter ( MUS )
8
Aturan Keputusan Formal Digunakan untuk Memutuskan Akseptabilitas Populasi
Aturan keputusan yang digunakan untuk MUS serupa dengan yang digunakan untuk
sampling nonstatistik, tetapi hal tersebut cukup berbeda dengan pembahasan tentang
keunggulannya.

Pemilihan Sampel Dilakukan dengan Menggunakan PPS


Sampel unit moneter adalah sampel yang dipilih dengan menggunakan probabilitas yang
proporsional bagi pemilihan ukuran sampel (probability proportional to size sample
selection=PPS). Sampel PPS dapat diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak computer,
tabel angka acak, atau teknik sampling sistematis.
Salah satu masalah dalam menggunakan pemilihan PPS adalah bahwa item populasi dengan
saldo tercatat nol tidak memiliki peluang untuk dipilih melalui pemilihan sampel PPS, walaupun
mungkin mengandung salah saji. Demikian juga, saldo berjumlah kecil akibat kurang saji yang
signifikan memiliki kesempatan yang kecil untuk dimasukkan dalam sampel. Masalah ini dapat
diatasi dengan melakukan pengujian audit khusus atas item bersaldo nol dan berjumlah kecil,
dengan mengasumsikan bahwa hal itu perlu ditangani.
Masalah lainnya adalah ketidakmampuan PPS untuk memasukkan saldo negative, seperti
saldo kredit piutang usaha, ke dalam sampel PPS.

Auditor Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi dengan Menggunakan Teknik MUS


Tanpa memandang metode sampling yang dipilih, auditor harus menggeneralisasi dari
sampel ke populasi dengan (1) memproyeksikan salah saji dari hasil sampel ke populasi dan (2)
menentukan kesalahan sampling yang terkait. Ada empat aspek dalam melakukan hal tersebut
dengan menggunakan MUS:
1. Tabel sampling atribut digunakan untuk menghitung hasil.
2. Hasil atribut harus dikonversi ke dalam dolar.
3. Auditor harus membuat asumsi mengenai persentase salah saji setiap item
populasi yang mengandung salah saji.
4. Hasil statistik yang diperoleh jika menggunakan MUS disebut sebagai batas salah
saji (misstatement bounds).
9
3.2 Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi Jika Tidak Ada Salah Saji
yang Ditemukan dengan Menggunakan MUS
Anggaplah bahwa auditor mengkonfirmasi populasi piutang usaha untuk melihat kebenaran
moneternya. Total populasi adalah $1.200.000, dan sampel sebanyak 100 konfirmasi telah
diperoleh. Setelah melakukan audit, tidak ada salah saji yang ditemukan dalam sampel. Auditor
ingin menentukan jumlah lebih saji maksimum dan jumlah kurang saji yang dapat saja terjadi
dalam populasi meskipun sampel tidak mengandung salah saji. Hal tersebut masing-masing
disebut sebagai batas salah saji atas dan batas salah saji bawah.

Persentase Asumsi Salah Saji yang Tepat


Asumsi yang pas bagi persentase salah saji dalam item populasi yang mengandung salah saji
tersebut secara keseluruhan merupakan keputusan auditor. Auditor harus menetapkan persentase
tersebut berdasarkan pertimbangan profesionalnya dalam situasi tersebut. Dalam situasi di mana
tidak ada informasi sebaliknya, sebagian besar auditor yakin bahwa lebih baik mengasumsikan
jumlah 100 persen baik untuk lebih saji maupun kurang saji kecuali ada salah saji dalam hasil
sampel. Pendekatan ini dianggap sangat konservatif, tetapi lebih mudah dijustifikasi ketimbang
asumsi lainnya.

3.3 Menggeneralisasi Ketika Salah Saji Ditemukan


Empat aspek dalam menggeneralisasi dari sampel ke populasi, tetapi penggunaannya telah
dimodifikasi sebagai berikut:

1. Jumlah lebih saji dan kurang saji ditangani secara terpisah dan kemudian
digabungkan. Pertama, batas salah saji atas dan bawah awal dihitung secara terpisah
untuk jumlah lebih saji dan kurang saji dihitung.
2. Asumsi salah saji yang berbeda dibuat untuk setiap salah saji, termasuk salah saji
nol. Jika tidak ada salah saji dalam sampel, asumsinya akan diperlukan sebagai
persentase rata-rata salah saji untuk item populasi yang mengandung salah saji. Setelah
salah saji tersebut ditemukan, auditor dapat menggunakan informasi yang tersedia
tentang sampel untuk menentukan batas salah saji.

10
3. Auditor harus berhadapan dengan lapisan CUER dari tabel sampling atribut.
Auditor melakukan hal ini karena ada asumsi salah saji yang berbeda bagi setiap salah
saji. Lapisan tersebut dihitung dengan terlebih dahulu menentukan CUER dari tabel
untuk setiap salah saji dan kemudian menghitung setiap lapisan.
4. Asumsi salah saji harus dikaitkan dengan setiap lapisan. Metode yang paling
umum untuk mengaitkan asumsi salah saji dengan lapisan adalah mengaitkan secara
konservatif persentase salah saji dolar yang terbesar dengan lapisan yang terbesar.

Sebagian besar pengguna MUS yakin bahwa pendekatan ini terlalu konservatif jika ada
jumlah yang mengoffset. Jika ditemukan jumlah kurang saji, sangatlah logis dan masuk akal
bahwa batas jumlah lebih saji harus lebih rendah ketimbang tidak ada jumlah kurang saji yang
ditemukan, dan sebaliknya. Penyesuaian atas batas untuk mengoffset jumlah dilakukan sebagai
berikut:
1. Titik estimasi salah saji dibuat untuk jumlah lebih saji dan kurang saji.
2. Setiap batas dikurangi sebesar titik estimasi sebaliknya

3.4 Memutuskan Akseptabilitas Populasi dengan Menggunakan MUS


Setelah batas salah saji dihitung, auditor harus memutuskan apakah populasi dapat diterima.
Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan suatu aturan keputusan. Aturan keputusan untuk MUS
adalah sebagai berikut: Jika batas salah saji bawah dan batas salah saji atas berada di antara
jumlah salah saji yang berupa lebih saji dan kurang saji yang dapat ditoleransi, kesimpulan
bahwa nilai buku tidak mengandung salah saji yang material dapat diterima. Jika tidak, ambil
kesimpulan bahwa nilai buku mengandung salah saji yang material.

3.5 Tindakan Jika Populasi Ditolak


Jika satu atau kedua batas salah saji itu berada di luar batas salah saji yang dapat ditoleransi
dan populasi dianggap tidak dapat diterima, auditor memiliki beberapa opsi.

3.6 Menentukan Ukuran Sampel dengan Menggunakan MUS

11
Metode yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel bagi MUS serupa dengan yang
digunakan untuk sampling atribut unit fisik, yang menggunakan tabel sampling atribut.

Materialitas
Pertimbangan pendahuluan tentang materialitas umumnya merupakan dasar bagi jumlah salah
saji yang dapat ditoleransi yang akan digunakan. Jika diperkirakan terjadi salah saji dalam
pengujian non-MUS, salah saji yang dapat ditoleransi akan kurang materialitas dari jumlah
tersebut. Salah saji yang dapat ditoleransi berupa lebih saji atau kurang saji mungkin akan
berbeda.

Asumsi Persentase Rata-rata Salah Saji untuk Item Populasi yang Mengandung Salah Saji
Mungkin ada asumsi yang terpisah untuk batas atas dan bawah, yang juga merupakan
pertimbangan auditor. Hal tersebut harus didasarkan pada pengetahuan auditor mengenai klien
serta pengalaman masa lalu, dan jika lebih kecil dari 100 persen yang digunakan, asumsinya
harus dapat dipertahankan dengan jelas.

Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah (ARIA)


ARIA adalah suatu pertimbangan auditor dan sering kali dicapai dengan bantuan model risiko
audit.

Nilai Populasi yang Tercatat


Nilai dolar populasi diambil dari catatan klien.

Estimasi Tingkat Pengecualian Populasi


Umumnya, estimasi tingkat pengecualian populasi untuk MUS adalah nol, karena MUS
sangat tepat digunakan pada situasi tidak ada salah saji, atau jika hanya sedikit salah saji yang
diperkirakan akan terjadi.
Hubungan Model Risiko Audit dengan Ukuran Sampel untuk MUS
12
MUS akan digunakan dalam melaksanakan pengujian atas rincian saldo. Auditor harus
memahami hubungan ketiga faktor-faktor independen itu dalam model risiko audit, ditambah
prosedur analitis dan pengujian substantif atas transaksi dengan ukuran sampel untuk pengujian
atas rincian saldo. Sampling unit moneter (MUS) memiliki sedikitnya empat fitur yang menarik
bagi auditor:
1. MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item dolar yang
tinggi dari populasi yang sedang diaudit.
2. MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena beberapa item
sampel akan diuji sekaligus.
3. MUS mudah diterapkan.
4. MUS menghasilkan kesimpulan statistik dan bukan kesimpulan nonstatistik.

Terdapat dua kelemahan utama MUS


1. Total batas salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan mungkin terlalu
tinggi untuk digunakan oleh auditor.
2. Sulit untuk memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan
komputer.

Karena semua alasan tersebut, auditor seringkali menggunakan MUS ketika mengharapkan
tidak ada atau sedikit salah saji, menginginkan hasil dolar, dan mencatat data populasi pada file
komputer.

4. SAMPLING VARIABEL

Sampling variable adalah metode statistic yang digunakan oleh auditor. Sampling variable dan
sampling nonstatistik untuk pengujian atas rincian saldo memiliki tujuan yang sama, yaitu
mengukur salah saji dalam suatu saldo akun. Jika auditor menentukan bahwa jumlah salah saji
melampaui jumlah yang dapat ditoleransi, mereka akan menolak populasi dan melakukan
tindakan tambahan.
4.1 Perbedaan antara Sampling Variabel dan Nonstatistik
Penggunaan metode variable memiliki banyak kemiripan dengan sampling nonstatistik. Ke-14
langkah dalam sampling nonstatistik harus dilaksanakan pada metode variable, dan sebagian
besar tidak jauh berbeda.
13
4.2 Distribusi Sampling
Auditor tidak mengetahui nilai rata-rata (mean) salah saji dalam populasi, distribusi jumlah
salah saji, atau nilai yang diaudit. Karakteristik populasi tersebut harus diestimasi dari sampel
yang tentu saja, merupakan tujuan dari pengujian audit. Untuk setiap sampel, auditor menghitung
nilai rata-rata item dalam sampel sebagai berikut:

Setelah menghitung nilai rata-rata item sampel, auditor memplotnya ke dalam distribusi
frekuensi.

4.3 Inferensi Statistik


Jika sampel diambil dari satu populasi dalam situasi audit actual, auditor tidak mengetahui
karakteristik populasi itu dan biasanya, hanya satu sampel yang akan diambil dari populasi
bersangkutan. Pengetahuan mengenai distribusi sampling akan memungkinkan auditor untuk
menarik kesimpulan statistic, atau inferensi statistic ( statistical inferences ), mengenai populasi.
Auditor dapat menyatakan kesimpulan yang dibuatnya dari interval keyakinan dengan
menggunakan inferensi statistic dalam cara yang berbeda. Akan tetapi, mereka harus berhati-hati
untuk menghindari kesimpulan yang tidak benar, mengingat nilai populasi yang sebenarnya
selalu tidak diketahui. Akan tetapi, auditor dapat mengatakan bahwa prosedur yang digunakan
untuk memperoleh sampel dan menghitung interval keyakinan akan menghasilkan interval yang
berisi nilai rata- rata populasi yang sebenarnya dalam persentase tertentu pada saat tersebut.
Singkatnya, auditor mengetahui reliabilitas proses inferensi statistic yang digunakan untuk
menarik kesimpulan. Menghitung interval keyakinan rata-rata populasi dengan menggunakan

logika yaitu sebagai berikut :

4.4 Metode Variabel

14
Auditor menggunakan proses inferensi statistic sebelumnya bagi semua metode sampling
variabel. Setiap metode dibedakan menurut apa yang sedang diukur, ketiga metode variabel
tersebut.

Estimasi Perbedaan
Auditor menggunakan estimasi perbedaan (difference estimation) untuk mengukur estimasi
jumlah salah saji total dalam populasi apabila ada nilai tercatat maupun nilai yang diaudit bagi
setiap item sampel, yang hampir selalu terjadi dalam audit. Estimasi perbedaan sering kali
menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil jika dibandingkan dengan setiap metode lainnya,
dan relative lebih mudah digunakan. Karena alasan tersebut, estimasi perbedaan sering kali
dianggap sebagai metode variabel yang paling disukai

Estimasi Rasio
Estimasi rasio (ratio estimation) serupa dengan estimasi perbedaan kecuali auditor
menghitung rasio antara salah saji dan nilai tercatatnya serta memproduksikan hal ini dengan
populasi untuk mengestimasi total salah saji populasi. Estimasi rasio dapat menghasilkan ukuran
sampel yang jauh lebih kecil ketimbang estimasi perbedaan jika ukuran salah saji populasi
proporsional dengan nilai tercatat item populasi. Jika ukuran setiap salah saji bersifat independen
dengan nilai tercatat, estimasi perbedaan akan menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil.
Sebagian besar auditor lebih menyukai estimasi perbedaan karena lebih sederhana untuk
menghitung interval keyakinan.

Estimasi Rata-rata per Unit


Estimasi rata-rata per unit (mean per unit estimation) auditor berfokus pada nilai yang
teraudit dan bukan pada jumlah salah saji setiap item dalam sampel. Kecuali untuk definisi apa
yang sedang diukur, estimasi rata-rata per unit dihitung dengan cara yang sama seperti estimasi
perbedaan. Titik estimasi nilai yang diaudit sama dengan rata-rata nilai item yang di audit dalam
sampel dikalikan dengan ukuran populasi. Perhitungan interval presisi dilakukan berdasarkan
nilai item sampe yang diaudit dan bukan salah saji. Jika auditor telah menghitung batas
keyakinan atas dan bawah, mereka akan memutuskan akseptabilitas populasi dengan
membandingkan jumlah tersebut dengan nilai buku yang tercatat. Estimasi rata-rata per unit
15
jarang digunakan dalam praktik karena ukuran sampel umumnya jauh lebih besar ketimbang
untuk dua metode sebelumnya.

4.5 Metode Statistik Berstratifikasi


Sampling stratifikasi adalah metode sampling dimana semua unsur dalam total populasi
dibagi menjadi dua atau lebih subpopulasi. Setiap subpopulasi kemudian diuji secara
independen. Perhitungannya dilakukan bagi setiap strata dan kemudian digabung menjadi satu
estimasi populasi secara keseluruhan untuk interval keyakinan populasi secara menyeluruh.
Hasilnya diukur secara statistic. Stratifikasi dapat diterapkan pada estimasi perbedaan, rasio, dan
rata-rata per unit, tetapi paling sering digunakan dengan estimasi rata-rata per unit.

4.6 Risiko Sampling


Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah ( ARIA ) untuk sampling nonstatistik.
Untuk sampling variabel, auditor menggunakan ARIA serta risiko yang dapat diterima atas
penolakan yang salah ( acceptable risk of incorrect rejection = ARIR ).

4.6.1 ARIA
ARIA adalah risiko statistic bahwa auditor telah menerima populasi yang, dalam
kenyataannya, mengandung salah saji yang material. ARIA mendapat perhatian yang besar dari
auditor karena memiliki implikasi hukum yang serius dakam menyimpulkan bahwa saldo akun
telah dinyatakan secara wajar padahal sebenarnya mengandung salah saji dalam jumlah yang
material.
Saldo akun dapat dinyatakan terlalu tinggi atau terlalu rendah, tetapi tidak keduanya ; karena
itu, ARIA merupakan pengujian statistic satu arah. Karena itu, koefisien keyakinan untuk ARIA
berbeda dengan tingkat keyakinan. Tingkat keyakinan = 1 – 2 x ARIA.

ARIR
Risiko yang dapat diterima atas penolakan yang salah ( acceptable risk of incorrect
rejection = ARIR ) adalah risiko statistic bahwa auditor telah menyimpulkan suatu populasi
mengandung salah saji yang material padahal sebenarnya tidak. ARIR hanya akan
16
mempengaruhi tindakan auditor jika mereka menyimpulkan bahwa populasi dinyatakan secara
wajar. Jika auditor menemukan suatu saldo tidak dinyatakan secara wajar, mereka umumnya
akan meningkatkan ukuran sampel atau melaksanakan pengujian lainnya. ARIR baru dianggap
penting jika diperlukan biaya yang tinggi untuk meningkatkan ukuran sampel atau melaksanakan
pengujian lainnya.
ARIA dan ARIR
Keadaan Aktual Populasi
Keputuan Audit Aktual Salah Saji secara Material Salah Saji yang Tidak Material
Menyimpulkan bahwa populasi Kesimpulan yang benar – Kesimpulan yang tidak benar –
mengandung salah saji yang tidak ada risiko risikonya adalah ARIA
material.
Menyimpulkan bahwa populasi Kesimpulan yang tidak Kesimpulan yang benar – tidak
tidak mengandung salah saji yang benar – risikonya adalah ada risiko
material. ARIA

5. ILUSTRASI PENGGUNA ESTIMASI PERBEDAAN

Untuk mengilustrasikan konsep dan metodologi sampling variabel, kita tela memilih estimasi
perbedaan dengan menggunakan pengujian hipotesis karena relative sederhana.

5.1 Merencanakan Sampel dan Menghitung Ukuran Sampel dengan


Menggunakan Estimasi Perbedaan

Menyatakan Tujuan Pengujian Audit


Tujuan pengujian audit adalah untuk menentukan apakah piutang usaha sebelum
mempertimbangkan penyisihan piutang tak tertagih mengandung salah saji yang material.

Memutuskan Apakah Sampling Audit Dapat Diterapkan


Sampling audit diterapkan dalam konfirmasi piutang usaha karena besarnya jumlah piutang
usaha.

17
Mendefinikan Kondisi Salah Saji
Kondisi salah saji merupakan kesalahan klien yang ditentukan melalui konfirmasi setiap akun
atau prosedur alternative.

Mendefinisikan Populasi
Ukuran populasi ditentukan melalui perhitungan. Perhitungan yang akurat jauh lebih penting
dlam sampling variabel karena ukuran populasi mempengaruhi secara langsung ukuran sampel
batas presisi yang dihitung.

Mendefinisikan Unit Sampling


Unit sampling adalah suatu akun dalam daftar piutang usaha.

Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi


Jumlah salah saji yang bersedia diterima auditor merupakan pertanyaan tentang materialitas.

Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima


Audito menetepkan dua risiko :
1. Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah ( ARIA ), ARIA
dipengaruhi oleh risiko audit yang dapat diterima, hasil pengujian pengendalian dan
pengujian substansif atas transaksi, prosedur analitis, dan signifikansi relative piutang
usaha dalam laporan keuangan.
2. Risiko yang dapat diterima atas penolakan yang salah ( ARIR ), ARIR
dipengaruhi oleh biaya tambahan resampling

Mengestimasi Salah Saji dalam Populasi


Estimasi ini memiliki dua bagian :
1. Estimasi titik estimasi yang diharapkan. Auditor memerlukan estimasi dimuka
atas titik estimasi populasi bagi estimasi perbedaan, seperti ketika mereka memerlukan
estimasi tingkat pengecualian populasi untuk sampling atribut.

18
2. Melakukan estimasi deviasi standar populasi dimuka-variabilitis populasi. Untuk
menentukan ukuran sampel awal, auditor memerlukan estimasi di muka atas variasi salah
saji dalam populasi seperti yang diukur oleh deviasi standar populasi.

Menghitung Ukuran Sampel Awal


Ukuran sampel awal dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

5.2 Memilih Sampel dan Melaksanakan Prosedur


Memilih Sampel, karena memerlukan sampel acak ( selain PPS ), auditor harus menggunakan
salah satu metode pemilihan sampel probabilistic guna memilih 100 item sampel untuk
konfirmasi.
Melaksanakan Prosedur Audit, dalam konfirmasi salah saji adalah perbedaan antara respons
konfirmasi dan saldo klien setelah merekonsiliasi semua perbedaan waktu serta kesalahan
pelanggan. Dalam situasi nonrespons, salah saji yang ditemukan dengan prosedur alternative
akan diperlakukan serupa dengan salah saji yang ditemukan melalui konfirmasi.

5.3 Mengevaluasi Hasil


Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi
Secara konseptual, estimasi nonstatistik dan estimasi perbedaan akan melakukan hal yang
sama-menggeneralisasi dari sampel ke populasi. Meskipun kedua metode itu mengukur
kemungkinan salah saji populasi berdasarkan hasil sampel, estimasi perbedaan menggunakan
pengukuran statistic untuk menghitung batas keyakinan. Emapat langkah menggambarkan
perhitungan batas keyakinan ;
1. Menghitung titik estimasi total salah saji. Titik estimasi adalah ekstrapolasi
langsung dari salah saji dalam sampel kesalah saji dalam produksi.
2. Menghitung estimasi deviasi standar populasi. Deviasi standar populasi adalah
ukuran statistic dari variabilitas nilai setiap item dalam populasi. Jika ada sejumlah
besar variasi dalam nilai item populasi, deviasi standar akan lebih besar dibandingkan

19
jika variasinya kecil. Deviasi standar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
interval presisi yang dihitung
3. Menghitunng interval presisi. Interval presisi dihitung dengan menggunakan
rumus statistic. Hasilnya adalah berupa ukuran dolar dari ketidakmampuan memprediksi
salah saji populasi yang sebenarnya karena pengujian didasarkan pada sampel, bukan
pada populasi secara keseluruhan. Pengaruh perubahan setiap factor meskipun factor-
faktor lainnya tetap konstan yaitu :

Jenis Perubahan Pengaruhnya terhadap Interval


Presisi yang Dihitung
Meningkatkan ARIA Menurun
Meningkatkan titik estimasi salah saji Meningkat
Meningkatkan deviasi standar Meningkat
Meningkatkan ukuran sampel Menurun

4. Menghitung batas keyakinan. Auditor menghitung batas keyakinan, yang


mendefinisikan interval keyakinan, dengan mengombinasikan titik estimasi dari total
salah saji dan interval presisi yang dihitung pada tingkat keyakinan yang diinginkan.

Menganalisis Salah Saji


Auditor harus mengevaluasi salah saji untuk menentukan penyebab setiap salah saji dan
memutuskan apakah perlu memodifikasi model risiko audit.

Memutuskan Akseptabilitas Populasi


Jika menggunakan metode statistic, maka untuk memutuskan apakah suatu populasi dapat
diterima auditor bergantung pada aturan keputusan sebagai berikut :
1. Jika interval keyakinan dua sisi untuk salah saji sepenuhnya berada dalam salah
saji yang dapat ditoleransi berupa plus dan minus, terima hipotesis bahwa nilai buku
tidak disalahsajikan dalam jumlah yang material.
2. Jika terjadi sebaliknya, terima hipotesis bahwa nilai buku disalahsajikan dalam
jumlah yang material.

Analisis

20
Penggunaan ARIR yang kecil akan menyebabkan ukuran sampel menjadi lebih besar
ketimbang jika ARIR-nya sebesar 100 persen. Auditor dapat menggunakan ARIR untuk
mengurangi kemungkinan harus meningkatkan ukuran sampel jika deviasi standar atau titik
estimasi lebih besar dari yang diharapkan.

5.4 Tindakan Jika Hipotesis Ditolak


Jika satu atau kedua batas keyakinan terletak diluar rentang salah saji yang dapat ditoleransi,
populasi dianggap tidak dapat diterima. Tindakan yang akan diambil auditor adalah sama seperti
untuk sampling nonstatistik, kecuali estimasi yang lebih baik terhadap salah saji populasi telah
dibuat. Jika interval presisi yang dihitung melampaui salah saji yang dapat ditoleransi, auditor
tidak akan mengharuskan pembukuan disesuaikan.

21
BAB III
PENUTUP

Perbedaan utama antara pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan
pengujian atas rincian saldo terletak pada apa yang ingin diukur oleh auditor. Pada pengujian
pengendalian auditor mengukur keefektifan operasi pengendalian internal, sedangkan pada
pengujian substantif atas transaksi auditor mengukur tidak hanya keefektifan pengendalian
namun juga kebenaran moneter transaksi dalam sistem akuntansi. Dan pada pengujian atas
rincian saldo apa yang diukur adalah apakah jumlah saldo akun mengandung salah saji yang
material.

Terdapat 14 langkah dalam sampling non statistik untuk pengujian atas rincian saldo. Bagi
kebanyakan populasi, auditor memisahkan populasi ke dalam dua atau lebih subpopulasi
sebelum menerapkan sampling audit atau disebut sampling berstratifikasi ( stratified sampling ).
Ketika melaksanakan sampling audit nonstatistik, auditor menggunakan pertimbangan untuk
menggeneralisasi dari sampel ke populasi guna menentukan apakah sampel dapat diterima.

Sampling unit moneter adalah metode statistik yang paling umum untuk pengujian atas
rincian saldo. Metode ini mendefinisikan unit sampling sebagai setiapndolar dalam saldo akun
yang tercatat, dan akibatnya, akun yang lebih besar lebih mungkin dimasukkan dalam sampel.
Metode sampling statistik variabel mencakup estimasi perbedaan, estimasi rasio, dan estimasi
rata-rata per unit. Metode-metode tersebut membandingkan nilai sampel yang diambil dengan
nilai tercatat untuk mengembangkan estimasi salah saji nilai akun. Penggunaan sampling
variabel diilustrasikan dengan menggunakan estimasi perbedaan.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://imuekonomisherly.blogspot.com/2015/10/sampling-audit-untuk-pengujian-atas.html

https://www.scribd.com/document/248907940/Resume-Sampling-Audit-Untuk-Pengujian-Atas-
Rincian-Bab-17

23

Vous aimerez peut-être aussi