Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KELOMPOK 1:
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Segala puji melebihi luasnya langit dan dalamnya lautan atas segala keagungan-Nya
yang tiada terkira, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya tugas makalah AUDIT II ini dapat
kami selesaikan.
Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak
membantu dalam pembuatan tugas ini, mulai dari penyusunan, pengeditan sampai dengan proses
pencetakan, semoga amal kebaikan saudara-saudari sekalian dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Akhir kata, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi
penyempurnaan tugas ini dan bahan introspeksi kami, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Sampul
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN......................................................................................................................................iv
A. Latar Belakang..............................................................................................................................iv
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................v
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................v
BAB II........................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................1
1. PERBANDINGAN SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO DAN
UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO DAN UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN
SERTA PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI.....................................................................1
2. SAMPLING NONSTATISTIK........................................................................................................2
3. SAMPLING UNIT MONETER......................................................................................................7
4. SAMPLING VARIABEL..............................................................................................................13
5. ILUSTRASI PENGGUNA ESTIMASI PERBEDAAN.................................................................17
BAB III........................................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampling adalah proses menerapkan prosedur-prosedur audit pada sampel yang merupakan
bagian dari keseluruhan populasi guna mengambil kesimpulan mengenai total populasi. Teori
sampling mengasumsikan bahwa kualitas yang dimilki sampel yang representatif bisa
diperhitungkan ke populasi
Sampling, pada hakikatnya, adalah proses mempelajari keseluruhan dengan menelaah hanya
sedikit. Pada yang sama, dengan sampling auditor harus menerima risiko bahwa sampel yang
dipilih tidak benar-benar mencerminkan populasi, yakni, bahwa karakteristik yang diproyeksikan
dari sampel tidak sama dengan yang akan ditemukan. Jika keseluruhan populasi atau sampel
dalam jumlah yang lebih besar diaudit.
Sampling, bukanlah akhir tujuan itu sendiri, justru hanya merupakan sarana untuk mencapai
tujuan. Sampel dan hasil sampel hanyalah data mentah data yang harus diberi bobot dan
dipelajari. Data tersebut harus dianalisis materialitasnya, alasan, penyebab, dan dampak aktual
atau potensial. Jadi sampel yang diambil merupakan langkah pertama untuk memberikan opini
audit.
Dengan meningkatnya penggunaan teknologi informasi, auditor harus memutuskan apakah
sampling merupakan cara yang paling efisien dan efektif untuk mendapatkan bukti. Dengan
adanya piranti lunak (software) yang bisa digunakan di keseluruhan perusahaan dan piranti lunak
terintegritas lainnya, seorang auditor bisa memutuskan untuk tidak mengambil sampel dari
populasi melainkan mengaudit 100 persen populasi.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami akan merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa perbedaan sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo dan pengujian
pengendalian serta pengujian subtantif atas transaksi !
2. Jelaskan sampling nonstatistik!
3. Jelaskan sampling unit moneter!
4. Jelaskan sampling variabel
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang penulisan makalah yang telah dijelaskan, maka tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1. Dapat menjelaskan perbedaan sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo dan
pengujian pengendalian serta pengujian subtantif atas transaksi.
2. Dapat menjelaskan sampling nonstatistik.
3. Dapat menjelaskan sampling unit moneter.
4. Dapat menjelaskan sampling variable.
5
6
BAB II
PEMBAHASAN
Perbedaan utama antara pengujian pengendalian, pengujian substantive atas transaksi, dan
pengujian atas rincian saldo terletak pada apa yang ingin di ukur oleh auditor. Auditor
melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantifatas transaksi :
1
2. SAMPLING NONSTATISTIK
Ada 14 langkah yang diperlukan dalam sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo.
2
2.1 Menyatakan Tujuan Pengujian Audit
Auditor mengambil sa,pel untuk pengujian atas rincian saldo guna menentukan apakah saldo
akun yang sedang diaudit telah dinyatakan secara wajar.
Sampling Berstratifikasi
Bagi kebanyakan populasi, auditor memisahkan populasi ke dalam dua atau lebih
subpopulasi sebelum menerapkan sampling audit. Hal ini disebut sebagai sampling berstratifikasi
(stratified sampling), di mana setiap subpopulasi disebut sebagai strata. Stratifikasi
memungkinan auditor untuk menekankan item populasi tertentu dan mengabaikan yang lain.
2.6 Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah
3
Resiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah (acceptable risk of incorrect
acceptance= ARIA ) adalah jumlah risiko yang bersedia ditaggung auditor karena menerima
suatu saldo sebagai benar padahal salah saji yang sebenarnya dalam saldo tersebut melampaui
salah saji yang dapat ditoleransi. ARIA mengukur keyakinan yang diinginkan auditor atas suatu
saldo akun. Untuk memperoleh keyakinan yang lebih besar ketika mengaudit suatu saldo akun.
Untuk memperoleh keyakinan yang lebih besar ketika mengaudit suatu saldo, auditor akan
menetapkan ARIA yang lebih rendah. ( Perhatikan bahwa ARIA adalah istilah yang ekuivalen
dengan ARACR (acceptable risk of assessing control risk too low) untuk pengujian
pengendalian dan pengujian sebstantif atas transaksi. Seperti ARACR, ARIA dapat ditetapkan
secara kualitatif (seperti rendah, sedang, atau tinggi).
Ada hubungan terbalik antara ARIA dan ukuran sampel yang diperlukan. Sebuah faktor
penting yang mempengaruhi keputusan auditor mengenai ARIA adalah penilaian risiko
pengendalian dalam model risiko audit. Jika pengendalian internal sudah efektif, resiko
pengendalian dapat dikurangi sehingga memungkinkan auditor untuk meningkatkan ARIA. Pada
gilirannya, hal ini akan mengurangi ukuran sampel yang diperlukan untuk pengujian atas rincian
saldo akun yang berkaitan.
Auditor harus mengevaluasi sifat dan penyebab setiap salah saji yang ditemukan dalam
pengujian atas rincian saldo. Auditor harus menganalisis salah saji untuk memutuskan apakah
setiap modifikasi model resiko audit memang diperlukan. Dalam paragraph sebelumnya, jika
5
auditor menyimpulkan bahwa kelalaian untuk mencatat retur yang disebabkan oleh lemahnya
pengendalian internal, auditor mungkin perlu menilai kembali resiko pengendalian. Hal tersebut
pada gilirannya akan menyebabkan auditor mengurangi ARIA, yang akan meningkatkan ukuran
sampel yang direncanakan.
Tidak Mengambil Tindakan Hingga Pengujian atas Bidang Audit Lainnya Telah Selesai
Akhirnya, auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan secara keseluruhan
mengandung salah saji yang material. Jika salah saji yang mengoffset ditemukan pada bagian
audit lainnya, seperti dalam persediaan, auditor dapat menyimpulkan bahwa estimasi salah saji
piutang usaha dapat diterima.
6
sampel awal. Karena itu, meningkatkan ukuran sampel dapat saja memenuhi persyaratkan salah
saji yang dapat ditoleransi auditor.
Meningkatkan ukuran sampel yang cukup untuk memenuhi standar salah saji yang dapat
ditolerensi auditor seringkali mahal, terutama jika perbedaan antara salah saji yang dapat
ditolerensi dan salah saji yang diproyeksikan kecil.
Sampling unit moneter (monetary unit sampling = MUS ) merupakan metode sampling
statistic yang paling umum digunakan untuk pengujian atas rincian saldo karena memiliki
kesederhanaan statistic bagi sampling atribut serta memberikan hasil statistic yang diekspresikan
dalam dolar ( atau mata uang lainnya yang sesuai ). MUS juga disebut sebagai sampling unit
dolar, sampling jumlah moneter kumulatif, dan sampling dengan probabilitas yang proporsiaonal
dengan ukuran.
7
3.1 Perbedaan Antara Sampling Unit Moneter ( MUS ) dan Sampling Nonstatistik
MUS serupa dengan penggunaan sampling nonstatistik. Ke-14 langkahnya juga harus
dilakukan dalam MUS, walaupun beberapa dilakukan dengan cara yang berbeda. Perbedaan
tersebut yaitu:
1. Jumlah lebih saji dan kurang saji ditangani secara terpisah dan kemudian
digabungkan. Pertama, batas salah saji atas dan bawah awal dihitung secara terpisah
untuk jumlah lebih saji dan kurang saji dihitung.
2. Asumsi salah saji yang berbeda dibuat untuk setiap salah saji, termasuk salah saji
nol. Jika tidak ada salah saji dalam sampel, asumsinya akan diperlukan sebagai
persentase rata-rata salah saji untuk item populasi yang mengandung salah saji. Setelah
salah saji tersebut ditemukan, auditor dapat menggunakan informasi yang tersedia
tentang sampel untuk menentukan batas salah saji.
10
3. Auditor harus berhadapan dengan lapisan CUER dari tabel sampling atribut.
Auditor melakukan hal ini karena ada asumsi salah saji yang berbeda bagi setiap salah
saji. Lapisan tersebut dihitung dengan terlebih dahulu menentukan CUER dari tabel
untuk setiap salah saji dan kemudian menghitung setiap lapisan.
4. Asumsi salah saji harus dikaitkan dengan setiap lapisan. Metode yang paling
umum untuk mengaitkan asumsi salah saji dengan lapisan adalah mengaitkan secara
konservatif persentase salah saji dolar yang terbesar dengan lapisan yang terbesar.
Sebagian besar pengguna MUS yakin bahwa pendekatan ini terlalu konservatif jika ada
jumlah yang mengoffset. Jika ditemukan jumlah kurang saji, sangatlah logis dan masuk akal
bahwa batas jumlah lebih saji harus lebih rendah ketimbang tidak ada jumlah kurang saji yang
ditemukan, dan sebaliknya. Penyesuaian atas batas untuk mengoffset jumlah dilakukan sebagai
berikut:
1. Titik estimasi salah saji dibuat untuk jumlah lebih saji dan kurang saji.
2. Setiap batas dikurangi sebesar titik estimasi sebaliknya
11
Metode yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel bagi MUS serupa dengan yang
digunakan untuk sampling atribut unit fisik, yang menggunakan tabel sampling atribut.
Materialitas
Pertimbangan pendahuluan tentang materialitas umumnya merupakan dasar bagi jumlah salah
saji yang dapat ditoleransi yang akan digunakan. Jika diperkirakan terjadi salah saji dalam
pengujian non-MUS, salah saji yang dapat ditoleransi akan kurang materialitas dari jumlah
tersebut. Salah saji yang dapat ditoleransi berupa lebih saji atau kurang saji mungkin akan
berbeda.
Asumsi Persentase Rata-rata Salah Saji untuk Item Populasi yang Mengandung Salah Saji
Mungkin ada asumsi yang terpisah untuk batas atas dan bawah, yang juga merupakan
pertimbangan auditor. Hal tersebut harus didasarkan pada pengetahuan auditor mengenai klien
serta pengalaman masa lalu, dan jika lebih kecil dari 100 persen yang digunakan, asumsinya
harus dapat dipertahankan dengan jelas.
Karena semua alasan tersebut, auditor seringkali menggunakan MUS ketika mengharapkan
tidak ada atau sedikit salah saji, menginginkan hasil dolar, dan mencatat data populasi pada file
komputer.
4. SAMPLING VARIABEL
Sampling variable adalah metode statistic yang digunakan oleh auditor. Sampling variable dan
sampling nonstatistik untuk pengujian atas rincian saldo memiliki tujuan yang sama, yaitu
mengukur salah saji dalam suatu saldo akun. Jika auditor menentukan bahwa jumlah salah saji
melampaui jumlah yang dapat ditoleransi, mereka akan menolak populasi dan melakukan
tindakan tambahan.
4.1 Perbedaan antara Sampling Variabel dan Nonstatistik
Penggunaan metode variable memiliki banyak kemiripan dengan sampling nonstatistik. Ke-14
langkah dalam sampling nonstatistik harus dilaksanakan pada metode variable, dan sebagian
besar tidak jauh berbeda.
13
4.2 Distribusi Sampling
Auditor tidak mengetahui nilai rata-rata (mean) salah saji dalam populasi, distribusi jumlah
salah saji, atau nilai yang diaudit. Karakteristik populasi tersebut harus diestimasi dari sampel
yang tentu saja, merupakan tujuan dari pengujian audit. Untuk setiap sampel, auditor menghitung
nilai rata-rata item dalam sampel sebagai berikut:
Setelah menghitung nilai rata-rata item sampel, auditor memplotnya ke dalam distribusi
frekuensi.
14
Auditor menggunakan proses inferensi statistic sebelumnya bagi semua metode sampling
variabel. Setiap metode dibedakan menurut apa yang sedang diukur, ketiga metode variabel
tersebut.
Estimasi Perbedaan
Auditor menggunakan estimasi perbedaan (difference estimation) untuk mengukur estimasi
jumlah salah saji total dalam populasi apabila ada nilai tercatat maupun nilai yang diaudit bagi
setiap item sampel, yang hampir selalu terjadi dalam audit. Estimasi perbedaan sering kali
menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil jika dibandingkan dengan setiap metode lainnya,
dan relative lebih mudah digunakan. Karena alasan tersebut, estimasi perbedaan sering kali
dianggap sebagai metode variabel yang paling disukai
Estimasi Rasio
Estimasi rasio (ratio estimation) serupa dengan estimasi perbedaan kecuali auditor
menghitung rasio antara salah saji dan nilai tercatatnya serta memproduksikan hal ini dengan
populasi untuk mengestimasi total salah saji populasi. Estimasi rasio dapat menghasilkan ukuran
sampel yang jauh lebih kecil ketimbang estimasi perbedaan jika ukuran salah saji populasi
proporsional dengan nilai tercatat item populasi. Jika ukuran setiap salah saji bersifat independen
dengan nilai tercatat, estimasi perbedaan akan menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil.
Sebagian besar auditor lebih menyukai estimasi perbedaan karena lebih sederhana untuk
menghitung interval keyakinan.
4.6.1 ARIA
ARIA adalah risiko statistic bahwa auditor telah menerima populasi yang, dalam
kenyataannya, mengandung salah saji yang material. ARIA mendapat perhatian yang besar dari
auditor karena memiliki implikasi hukum yang serius dakam menyimpulkan bahwa saldo akun
telah dinyatakan secara wajar padahal sebenarnya mengandung salah saji dalam jumlah yang
material.
Saldo akun dapat dinyatakan terlalu tinggi atau terlalu rendah, tetapi tidak keduanya ; karena
itu, ARIA merupakan pengujian statistic satu arah. Karena itu, koefisien keyakinan untuk ARIA
berbeda dengan tingkat keyakinan. Tingkat keyakinan = 1 – 2 x ARIA.
ARIR
Risiko yang dapat diterima atas penolakan yang salah ( acceptable risk of incorrect
rejection = ARIR ) adalah risiko statistic bahwa auditor telah menyimpulkan suatu populasi
mengandung salah saji yang material padahal sebenarnya tidak. ARIR hanya akan
16
mempengaruhi tindakan auditor jika mereka menyimpulkan bahwa populasi dinyatakan secara
wajar. Jika auditor menemukan suatu saldo tidak dinyatakan secara wajar, mereka umumnya
akan meningkatkan ukuran sampel atau melaksanakan pengujian lainnya. ARIR baru dianggap
penting jika diperlukan biaya yang tinggi untuk meningkatkan ukuran sampel atau melaksanakan
pengujian lainnya.
ARIA dan ARIR
Keadaan Aktual Populasi
Keputuan Audit Aktual Salah Saji secara Material Salah Saji yang Tidak Material
Menyimpulkan bahwa populasi Kesimpulan yang benar – Kesimpulan yang tidak benar –
mengandung salah saji yang tidak ada risiko risikonya adalah ARIA
material.
Menyimpulkan bahwa populasi Kesimpulan yang tidak Kesimpulan yang benar – tidak
tidak mengandung salah saji yang benar – risikonya adalah ada risiko
material. ARIA
Untuk mengilustrasikan konsep dan metodologi sampling variabel, kita tela memilih estimasi
perbedaan dengan menggunakan pengujian hipotesis karena relative sederhana.
17
Mendefinikan Kondisi Salah Saji
Kondisi salah saji merupakan kesalahan klien yang ditentukan melalui konfirmasi setiap akun
atau prosedur alternative.
Mendefinisikan Populasi
Ukuran populasi ditentukan melalui perhitungan. Perhitungan yang akurat jauh lebih penting
dlam sampling variabel karena ukuran populasi mempengaruhi secara langsung ukuran sampel
batas presisi yang dihitung.
18
2. Melakukan estimasi deviasi standar populasi dimuka-variabilitis populasi. Untuk
menentukan ukuran sampel awal, auditor memerlukan estimasi di muka atas variasi salah
saji dalam populasi seperti yang diukur oleh deviasi standar populasi.
19
jika variasinya kecil. Deviasi standar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
interval presisi yang dihitung
3. Menghitunng interval presisi. Interval presisi dihitung dengan menggunakan
rumus statistic. Hasilnya adalah berupa ukuran dolar dari ketidakmampuan memprediksi
salah saji populasi yang sebenarnya karena pengujian didasarkan pada sampel, bukan
pada populasi secara keseluruhan. Pengaruh perubahan setiap factor meskipun factor-
faktor lainnya tetap konstan yaitu :
Analisis
20
Penggunaan ARIR yang kecil akan menyebabkan ukuran sampel menjadi lebih besar
ketimbang jika ARIR-nya sebesar 100 persen. Auditor dapat menggunakan ARIR untuk
mengurangi kemungkinan harus meningkatkan ukuran sampel jika deviasi standar atau titik
estimasi lebih besar dari yang diharapkan.
21
BAB III
PENUTUP
Perbedaan utama antara pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan
pengujian atas rincian saldo terletak pada apa yang ingin diukur oleh auditor. Pada pengujian
pengendalian auditor mengukur keefektifan operasi pengendalian internal, sedangkan pada
pengujian substantif atas transaksi auditor mengukur tidak hanya keefektifan pengendalian
namun juga kebenaran moneter transaksi dalam sistem akuntansi. Dan pada pengujian atas
rincian saldo apa yang diukur adalah apakah jumlah saldo akun mengandung salah saji yang
material.
Terdapat 14 langkah dalam sampling non statistik untuk pengujian atas rincian saldo. Bagi
kebanyakan populasi, auditor memisahkan populasi ke dalam dua atau lebih subpopulasi
sebelum menerapkan sampling audit atau disebut sampling berstratifikasi ( stratified sampling ).
Ketika melaksanakan sampling audit nonstatistik, auditor menggunakan pertimbangan untuk
menggeneralisasi dari sampel ke populasi guna menentukan apakah sampel dapat diterima.
Sampling unit moneter adalah metode statistik yang paling umum untuk pengujian atas
rincian saldo. Metode ini mendefinisikan unit sampling sebagai setiapndolar dalam saldo akun
yang tercatat, dan akibatnya, akun yang lebih besar lebih mungkin dimasukkan dalam sampel.
Metode sampling statistik variabel mencakup estimasi perbedaan, estimasi rasio, dan estimasi
rata-rata per unit. Metode-metode tersebut membandingkan nilai sampel yang diambil dengan
nilai tercatat untuk mengembangkan estimasi salah saji nilai akun. Penggunaan sampling
variabel diilustrasikan dengan menggunakan estimasi perbedaan.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://imuekonomisherly.blogspot.com/2015/10/sampling-audit-untuk-pengujian-atas.html
https://www.scribd.com/document/248907940/Resume-Sampling-Audit-Untuk-Pengujian-Atas-
Rincian-Bab-17
23