Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trombosit ,Trombosit adalah, sel yang terlibat dalam proses hemostasis, dihasilkan dari
megakariosit. Jumlah trombosit darah normal dalam populasi umum adalah 150.000-450.000/
μL, tetapi 5% populasi normal memiliki hitung trombosit di luar rentang nilai normal. Regulator
utama produksi trombosit adalah hormon trombopoietin (TPO), yang terutama disintesis di
hepar. Trombosit berada dalam sirkulasi dengan rerata masa hidup 7-10 hari. Sekitar satu per tiga
jumlah trombosit tinggal di dalam limpa, dan akan meningkat secara proporsional sesuai ukuran
limpa, walaupun jumlah trombosit jarang turun sampai <40.000/μL pada pembesaran limpa.
ITP atau Imun (Idiopatik) Trombositopeni Purpura (Immune Thrombocytopenic
Purpura = Primary Essential Thrombocytopenic Purpura = Purpura Hemmorrhagica = Werlhof’s
Diseases) adalah penyakit purpura disertai dengan penurunan jumlah trombosit. ITP ditemukan
pertama kali pada orang dewasa tahun 1735 oleh Werlhof, dia menemukan seorang pasien yang
mengalami pendarahan mendadak yang spontan seperti petekiae, ekimosis dan pendarahan
membran mukosa.
Pasien ini mengalami remisi spontan dan lengkap, sedangkan penyakit purpura yang
terjadi pada saat itu seperti typhoid fever dan plague tidak mengalami remisi spontan. Pada kasus
ITP terjadi trombositopeni yang diakibatkan oleh meningkatnya destruksi Trombosit karena
reaksi imun. Antibodi yang berperan adalah IgG. Tahun 1951 Harrington menemukan bahwa
transfusi plasma maupun whole blood dari pasien ITP dapat menginduksi trombositopeni pada
orang normal. ITP dapat menyerang anak-anak dan dewasa. ITP pada anak biasanya adalah
bentuk akut yang dapat sembuh spontan dalam beberapa bulan, bentuk kronis didapatkan pada
dewasa dan memiliki onset yang lebih lambat. Pada dewasa ITP didapatkan lebih sering pada
wanita daripada pria dan sering rekuren. Bentuk ITP yang sekunder disebabkan oleh adanya
penyakit hematologik primer seperti leukemia atau kelainan nonhematologik sistemik yang lain.
Trombositopeni adalah penurunan jumlah trombosit yang disebabkan oleh : artifactual
thrombocytopenia, penurunan produksi trombosit, peningkatan destruksi trombosit, dan
distribusi abnormal dari trombosit/pooling (Levine,1998).
Trombositopeni yang terjadi dalam ITP disebabkan oleh peningkatan destruksi trombosit
karena reaksi autoimun. Sistem imun mengenali trombosit sebagai benda asing dan dihancurkan
di limpa serta di hepar. Penghancuran trombosit akan menyebabkan trombositopeni karena
pembentukan antibodi IgG anti-trombosit. ITP menyebabkan pendarahan masif pada : waktu
operasi, kehamilan terutama dengan pre-eklamsia, pendarahan intraserebral, menorrhagia dan
pencabutan gigi.
ITP tidak selalu menyebabkan pendarahan masif, seringkali hanya berupa pendarahan-
pendarahan ringan misal petekiae pada kulit, mukosa mulut, kaki, epistaksis dan gusi berdarah.
Pasien yang sering mengalami pendarahan ringan dapat mengalami anemia karena kehilangan
darah yang terus-menerus. Pasien dengan jumlah trombosit dibawah 10.000/mm3 mempunyai
resiko tinggi terjadi mortalitas dan morbiditas akibat pendarahan yang terjadi (Levine, 1998).
Perjalanan klinis ITP akut bersifat ringan, kurang dari 6 bulan dan dapat sembuh sendiri. ITP
kronis terjadi lebih dari 6 bulan dan memerlukan terapi untuk memperbaiki kondisi
trombositopeninya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang pengertian dari ITP ?
2. Bagaimana Etiologi dan Patofisiologi dari ITP ?
3. Bagaimana Manifestasi klinis ITP ?
4. Bagaimana Komplikasi ITP ?
5. Bagaimana Penatalaksanaan medis ITP ?
6. Bagaimana Pemeriksaan penyakit ITP ?
7. Bagaimana Asuhan Keperawatan klien dengan ITP ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pegertian ITP
2. Mahasiswa bisa mengerti etiologi dan patofisiologi ITP
3. Mahasiswa dapat mengetahui Manifestasi Klinis tentang penyakit ITP
4. Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi penyakit ITP
5. Mahasiswa dapat mengetahui Penatalaksanaan medis penyakit ITP
6. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana Pemeriksaan penyakit ITP
7. Mahasiswa dapat mengetahui Dokumentasi Keperawatan pada ITP
BAB II
PEMBAHASAN
3) ITP Akut
a. Bila perdarahan tidak berat, observasi saja
b. Bila perdarahan berat, beri prednison 60mg/m2/hari selama 1 bulan kemudian di’taper-
off’ dalam waktu 1 minggu , atau globulin i.v. 0,5 g/kg/hari selama 4 hari.
Pada 80% dari penderita jumlah trombosit akan naik dalam 5-7 hari. Setelah satu bulan hasil
pengobatan sebagai berikut :
a. Penderita sembuh permanen, atau
b. Penderita sembuh sementara, kemudian jumlah trombosit menurun lagi, atau
c. Penderita tidak sembuh
80%-85% dari penderita golongan (b) dan (c) akan sembuh dalam 3-6 bulan, yang tidak
sembuh termasuk golongan ITP menahun.
4) ITP Menahun
ITP yang telah berjalan lebih dari 6 bulan diobati sebagai ITP menahun :
a. Bila perdarahan tidak berat , tetap observasi
Anak-anak <10 tahun dapat sembuh dalam 4 tahun
b. Bila perdarahan berat, lakukan splenektomi terutama bila umur anak >10 tahun (bahaya
menoragia)
c. Splenektomi sebaaiknya pada anak >5tahun karena bahaya sepsis splenektomi
berkurang. Bila hasilnya tidak baik, dapat diberi prednison lagi atau obat-obatan
imunosupresan lain.
Catatan :
a. Tranfusi trombosit pada umumnya tidak diberikan berhubung adanya zat anti terhadap
trombosit
b. Splenektomi kadang-kadang dilakukan pada ITP akut dengan dugaan perdarahan otak.
Biasanya dilakukan bersama dengan transfusi trombosit dalam jumlah yang besar.
2) Riwayat Keperawatan
3) Pemeriksaan Fisik
Yang khas adalah trombositopenia. Jumlah trombosit dapat mencapai 0. Anaemia
biasanya normositik dan sesuai dengan jumlah darah. Darah yang hilang bila telah
berlangsusng lama maka dapat berjenis mikrositik hipokromik. Bila sebelumnya terdapat
pendarahan yang cukup hebat, dapat terjadi anemia mikrositik. Leukosit biasanya, tetapi bila
terdapat perdarahan hebat dapat terjadi leukositosis ringan dengan pergeseran ke kiri. Pada
keadaan yang lama dapat ditemukan limfositosis relatif atau bahkan leukopenia ringan.
Dari rincian diatas , maka berikut ini macam pemeriksaanya :
a. Hitung darah lengkap dan jumlah trombosit menunjukan penurunan hemoglobin
hematokrit, trombosit (trombosit di bawah 20000/mm3).
b. Anemia normositik : bila lama berjenis mikrositik hipokrom.
c. Leukosit biasanya : bila terjadi perdarahan hebat dapat terjadi leukositosis ringan
padakeadaan lama : limfositosis relatif dan leukopenia ringan.
d. Sum-sum tulang biasanya tetapi megakariosit muda dapat bertambah dengan maturation
arrest pada stadium megakariosit.
e. Masa perdarahan masa pembekuan, retraksi pembekuan abnormal, protombin
consumtion memendek tes RL (+).
4) Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang
diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan penurunan kapasitas
pembawa oksigen darah.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
5. Kurang pengetahuan pada keluarga tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan salah interpretasi informasi.
6. Resiko tinggi perdarahan berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit.
7. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perdarahan dibawah kulit.
5) Perencanaan Keperawatan
3 Gangguan Setelah
dilakukan Kaji / perubahan (seperti
awasi
pemenuhan asuhan keperawatan frekuensi takipnea, dispnea,
kebutuhan oksigen selama 3 x 24 jam pernafasan, penggunaan otot
berhubungan diharapkan pasien kedalaman dan aksesoris) dapat
dengan penurunan dapat mengurangi irama. menindikasikan
kapasitas pembawa disstres Tempatkan pasien berlanjutnya
pernafasan
oksigen darah. dengan kriteria hasil pada posisi yang keterlibatan /
Mempertahankan nyaman. pengaruh
pola
pernafasan Beri posisi dan pernafasan yang
normal / efektif Bantu ubah posisi membutuhkan
secara periodic. upaya intervensi.
Bantu dengan teknik
memaksimalkan
nafas dalam. ekspansi paru,
menurunkan kerja
pernafasan dan
menurunkan resiko
aspirasi.
memaksimalkan
ekspansi paru,
menurunkan kerja
pernafasan dan
menurunkan resiko
aspirasi.
.membantu
meningkatkan difusi
gas dan ekspansi
jalan nafas kecil
4 Intoleransi Setelah
dilakukan Kaji
kemampuan mempengaruhi
aktivitas asuhan keperawatan pasien untuk pilihan intervensi
berhubungan selama 3x24 jam melakukan manifestasi
dengan kelemahan. diharapkan pasien aktivitas normal, kardiopulmonal dari
dapat meningkatkan catat laporan upaya jantung dan
partisipasi dalam kelemahan, paru untuk
aktivitas dengan keletihan. emmbawa jumlah
kriteria hasil pasin mempengaruhi oksigen ke jaringan.
dapat menunjukkan pilihan intervensi. meningkatkan
peningkatan Berikan lingkungan istirahat untuk
toleransi aktivitas. tenang. menurunkan
Ubah posisi pasien kebutuhan oksigen
dengan perlahan tubuh.
dan hipotensi postural /
pantau
terhadap pusing. hipoksin serebral
menyebabkan
pusing, berdenyut
dan peningkatan
resiko cedera.
5 Kurang Setelah Berikan informasi
dilakukan Berikan informasi
pengetahuan pada asuhan keperawatan tentangITP. tntang ITP.
keluarga tentang selama 1 x 24 jam Diskusikan Diskusikan
kondisi dan diharapkan pasien kenyataan bahwa kenyataan bahwa
kebutuhan dapat memahami terapi tergantung terapi tergantung
pengobatan dan menerima pada tipe dan pada tipe dan
berhubungan terhadap program beratnya ITP. beratnya ITP.
dengan salah pengobatan Tinjau tujuan dan
yang ketidak tahuan
interpretasi diresepkan dengan persiapan untuk meningkatkan
informasi. kriteria hasil pasien pemeriksaan stress.
Faham akan diagnostic. merupakan
prosedur
dignostik Jelaskan bahwa kekwatiran yang
dan rencana darah yang diambil tidak diungkapkan
pengobatan. untuk pemeriksaan yang dapat
laboratorium tidak memperkuat
akan memperburuk ansietas pasien /
ITP. keluarga.
B. Saran
1. Sebagai Calon Perawat harus memantau setiap perkembangan yang terjadi pada pasien yang
menderita ITP.
2. Sebagai Calon Perawat harus bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain, seperti tenaga
kesehatan yang bekerja di laboratorium yaitu untuk memerikasa jumlah trombosit pasien.
3. Sebagai Calon Perawat harus menerapkan komunikasi asertif terapeutik guna menurunkan
tingkat kecemasan pasien. Tanpa pengobatan, karena sembuh secara spontan.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani Wiwik, Andi sulistyo Hariwibowo 2008, Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.
Harianto Agus.,dkk.: Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak 1994,
Surabaya : Fakultas kedokteran Universitas Airlangga surabaya.
http://repository.maranatha.edu/1473/3/0210072_Chapter1.pdf
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/6-1-3.pdf
http://www.kalbemed.com/Portals/6/07_217Trombositopenia%20dan%20Berbagai%20Penyeba
bnya.pdf