Vous êtes sur la page 1sur 19

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

“Asuhan kebidanan antenatal komunitas”

Dosen Pengampu : Rohmi Handayani,S.ST.,M.Keb

Disusun oleh :
1. Rizka Irmamei (P27224015032)
2. Ana Asriani (P27224016058)
3. Anna Fitriyani (P27224016060)
4. Indah Pratiwi (P27224016077)
5. Irma Ratna W (P27224016078)
6. Liana Nurfitasari (P27224016080)
7. Yati Efendi (P27224016101)

D-III Reguler A Semester V

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA


2018/2019
2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu ( cummunitas/ comunis )


yang berarti kesamaan, public atau banyak. Komunitas mempunyai arti
masyarakat terbatas yang mempunyai persamaan nilai, perhatian yang
merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan
norma dan nilai yang telah melembaga. Misalnya kelompok ibu hamil, ibu
nifas, kelompok bayi dan keompok balita.( Effendi, 1998 ) Pelayanan
kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas
dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang
diberikan di rumah sakit.Pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan
keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.Asuhan kebidanan
komunitas adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan, khususnya
dalam pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana.

Asuhan kebidanan di komunitas salah satunya asuhan antenatal.


Asuhan antenatal adalah asuhan kesehatan oleh tenaga kesehatan (dokter
spesialis kebidanan, dokter umum, bidan) untuk ibu selama masa
kehamilannya, sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal
(Rhezvolution, 2009). Pelayanan Antenatal sangat penting untuk mendeteksi
sedini mungkin komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil
selama kehamilan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanapelayanan antenatal di komunitas ?
2. Apa saja standar pelayanan minimal alat antenatal ?
3. Apa saja standar pelayanan minimal tempat ?

3
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja standar pelayanan antenatal di komunitas
2. Standar pelayanan minimal alat antenatal
3. Standar pelayanan minimal tempat

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Standar Pelayanan Antenatal di Komunitas


Standar pelayanan asuhan antenatal di komunitas merupakan bagian
dari ruang lingkup pelayanan kebidanan yaitu standar 3 - standar 8. Standar
tersebut meliputi :

Standar 3 :Identifikasi ibu hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat


secara berkala untuk penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara
dini dan secara teratur. Hasil yang diharapkan adalah :

1. Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan.


2. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan
kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan
hamil.
3. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum
kehamilan 16 minggu.

Standar 4: Pemeriksaan dan pematauan antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.Pemeriksaan


meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk
menilai apakah perkembangan berlangsung normal.Bidan juga harus
mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS/infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan
penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh
puskesmas.Mereka harus dapat mencatat data yang tepat pada setiap

5
kunjungan.Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil
tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

Hasil yang diharapkan adalah:

1. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama


kehamilan.
2. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.
3. Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan.
4. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya
kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan.
5. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kedaruratan.

Standar 5 : Palpasi abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan


palpasi untuk meperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah,
memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala ke dalam rongga
panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

Hasil yang diharapkan adalah :

1. Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik.


2. Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan.
3. Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain, serta merujuknya
sesuai dengan kebutuhan.

Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan/atau


rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

6
Hasil yang diharapkan adalah :

1. Ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk.


2. Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia.
3. Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR.

Standar 7 :Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada


kehamilandan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

Hasil yang diharapkan adalah :

1. Ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat perawatan yang memadai


dan tepat waktu.
2. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat preeklamsia.

Standar 8 : Persiapan persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami/keluarganya


pada trimester III memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman
dan suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping
persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan
gawat darurat. Bidan mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap
rumah ibu hamil untuk hal ini.

Hasil yang diharapkan adalah :

1. Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan


yang bersih dan aman.
2. Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan memadai dengan
pertolongan bidan terampil.
3. Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin jika
perlu.
4. Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan

7
STANDAR MINIMAL ASUHAN ANTENATAL 10 T

Sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar


yaitu “10 T” meliputi :

1. Timbang berat badan (T1)

2. Ukur tekanan darah (T2)

3. Tentukan/nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas ) (T3)

4. Ukur tinggi fundus uteri (T4)

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin ( DJJ ) (T5)

6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid


apabila diperlukan ( T6)

7. Pemberian imunisasi TT (T7)

8. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T8)

9. Tes terhadap penyakit menular (T9)

10. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)

Dalam penjelasannya sebagai berikut :

1. Timbang Berat Badan

Salah satu indikator untuk melihat kesejahteraan ibu dan janin


adalah dengan mengukur berat badan, tekanan darah,dan tinggi fundus
uteri ibu setiap kali kunjungan.

Kunjungan dilakukan :

a. Sampai 28 minggu : 4 minggu sekali


b. 28 - 36 minggu : 2 minggu sekali
c. Diatas 36 minggu : satu minggu sekali

8
2. Ukur Tekanan Darah

Mengukur tekanan darah untuk deteksi dini seperti adanya


preeklamsi dan eklamsi

3. Ukur lingkar lengan atas


Mengukur lingkar lengan atas untuk deteksi dini status gizi pada
ibu hamil.Tujuannya untuk mengetahui Kekurangan Energi Kronik
.batas minimal LILA pada ibu hamil adalah 23,5 cm
4. Ukur Tinggi Fundus Uteri

Untuk memantau perkembangan janin

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin ( DJJ )

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan


selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika pada trimester III
bagian bawah janin bukan kepala, atau atau kepala janin belum masuk
ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah
lain.Penilaian DJJ dilakukan dilakukan pada akhir trimester I dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.DJJ lambat kurang dari 120
kali/menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/ menit menunjukan
adanya gawat janin.

6. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus


Toksid (TT) bila diperlukan

Pelayanan antenatal 10 T yang berkualitas di puskesmas, juga


dilakukan imunisasi TT untuk mencegah terjadinya tetanus
neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT.Pada saat kontak
pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi T-nya.Pemberian
imunisasi TT pada ibu hamil, sesuai dengan status imunisasi T ibu
saat ini.Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi T2 agar

9
mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus.Ibu hamil dengan
status imunisasi T5 (TT Long Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT
lagi.

7. Imunisasi TT
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka
kematian bayi atau neonatus yang disebabkan oleh tetanus TT1 diberikan
saat ANC pertama, dilanjutkan TT 2 setelah 4 minggu dari TT1.
Diharapkan bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum
(3 tahun).
Dengan pemberian imunisasi TT diharapkan bayi yang dilahirkan akan
terlindung dari tetanus neonatorum dalam kurun waktu 3 tahun. Dalam
memberikan imunisasi TT, harus dikaji tentang status imunisasi TT ibu
yaitu : usia/tahun kelahiran WUS (mencari riwayat imunisasi bayi)
8. Tablet Fe
Diberikan untuk mencegah anemia dalam kehamilan. Setiap tablet
mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500µg.
Pemberian dimulai dengan dosis satu tablet sehari pada saat ibu tidak
merasa mual, dan pemberian selama kehamilan minimal sebanyak 90
tablet.
9. Tes terhadap PMS
Ibu hamil merupakan kelompok resiko tinggi terhadap PMS.Melakukan
pemeriksaankonfirmatif dengan tujuan untuk mengetahui etiologi yang
pasti tentang ada atau tidaknya penyakit menular seksual yang diderita ibu
hamil, sangat penting karena PMS dapat menimbulkan morbiditas dan
mortalitas baik kepada ibu maupun bayi yang dikandung/dilahirkan.Upaya
diagnosis yang dilakukan adalah dengan melakukan diagnosis pendekatan
gejala, memberikan terapi sesuai dengan gejala yang muncul, dan
memberikan konseling untuk rujukan.

10
10. Temu wicara dalam rangka proses rujukan
Ditujukan untuk ibu hamil dengan msalah kesehatan atau komplikasi yang
memerlukan rujukan, yang dimaksudkan untuk memberikan konsuultasi
atau melakukan kerja sama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan
adalah :
a. Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan
pilihan yang tepat untuk konsultasi.
b. Melampirkan kartu kesehatan ibu hamil beserta surat rujukan.
c. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat
hasil rujukan.
d. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan.
e. Memberikan layanan atau asuhan antenatal.
f. Perencanaan dini jika tidak aman bagi ibu melahirkan di rumah.
g. Menyepakati diantara pengambil keputusan dalam keluarga tentang
rencana kelahiran.
h. Persiapan atau pengaturan transpportasi dan biaya untuk ke tempat
persalinan.

B. Standar Pelayanan Minimal Alat Antenatal

Standar peralatan dalam asuhan antenatal meliputi perlatan steril dan


tidak steril, bahan-bahan habis pakai, formulir yang disediakan dan obat-
obatan.

No Jenis Alat Jumlah

A. PERALATAN TIDAK STERIL

1 Tensimeter 1

2 Stetoskop binocular 1

3 Stetoskop monocular 1

11
4 Timbangan dewasa 1

5 Timbangan bayi 1

6 Pengukur panjang bayi 1

7 Thermometer 2

8 Oksigen dengan regulator 1

9 Ambubag dengan masker resusitasi 1/1


(ibu+bayi)
10 Pengisap lendir 2

11 Lampu/sorot 1

12 Penghitung nadi (jam dengan jarum detik) 1

13 Sterilisator 1

14 Bak instrument dengan tutup 2

15 Palu reflex 1

16 Alat pemeriksa Hb (Sahli) 1

17 Set pemeriksaan urine (protein+reduksi) 1

18 Pita pngukur 1

19 Sarung tangan karet untuk mencuci alat 2 pasang

20 Apron 2 pasang

21 Masker 1 dus

22 Pengaman mata 2

23 Sarung tangan kaki plastic Sesuai kebutuhan

12
24 Semprit disposable Sesuai kebutuhan

25 Tempat kotoran/sampah 3

26 Tempat kain kotor Sesuai kebutuhan

27 Tempat plasenta Sesuai kebutuhan

28 Pot Sesuai kebutuhan

29 Piala ginjal/bengkok besar dan kecil 2/2

30 Sikat, sabun ditempatnya 2

31 Kertas lakmus 1 set

32 Semprit gliserin 1

33 Gunting verband 1

34 Gelas ukur 500 ml 1

35 Spatula lidah logam 1

36 Perlengkapan pakaian bayi Sesuai kebutuhan

37 Perlengkapan pakaian ibu Sesuai kebutuhan

B. PERALATAN STERIL (DTT)

1 Klem pean 2

2 ½ klem kocher 2

3 Korentang 2

4 Gunting tali pusat 2

5 Gunting benang 2

13
6 Gunting episiotomy 2

7 Kateter karet/metal 2/2

8 Pinset anatomi pendek dan panjang 1/1

9 Tenakulum/kocher tang 2/2

10 Pinset bedah 2

11 Speculum cocor bebek dan sims 1/1

12 Mangkok metal kecil 2

13 Pengikat tali pusat Sesuai kebutuhan

14 Pengisap lender 1

15 Tampon tang 2

16 Tampon vagina Sesuai kebutuhan

17 Pemegang jarum 2

18 Jarum kulit dan otot Sesuai kebutuhan

19 Sarung tangan Sesuai kebutuhan

20 Benang sutra+catgut Sesuai kebutuhan

21 Doek steril (kain steril) 6

C PERALATAN STERIL (DTT) Sesuai kebutuhan

1 Kapas

2 Kain Kassa

3 Plester

14
4 Handuk

5 Pembalut wanita

D PERALATAN PENCEGAHAN INFEKSI

1 Wadah anti tembus untuk pembuangan tabung 1


suntik dan jarum
Tempat untuk sampah terkontaminasi basah
dan kering dalam tempat terpsah
2 Ember untuk menyiapkan larutan klorin 3

Ember plastic tertutup untuk dekontaminasi 1


peralatan
3 Ember plastic dan sikat untuk membersihkan 2
dan mencuci peralatan
4 DTT set untuk merebus dan/atau mengukus

5 Tempat penyimpanan peralatan bersih yang 2


tertutup rapat
Wadah anti tembus untuk pembuangan tabung 1
suntik dan jarum
6 Tempat untuk sampah terkontaminasi basah
dan kering dalam tempat terpsah
7 Ember untuk menyiapkan larutan klorin 2

E FORMULIR YANG DISEDIAKAN Sesuai Kebutuhan

1 Formulir informed consent

2 Formulir ANC

3 Formulir Partograf

15
4 Formulir Persalinan/nifas dan KB

5 Buku Register: ibu, bayi, anak, KB

6 Formulir Laporan

7 Formulir Rujukan

8 Formulir Surat Kelahiran

9 Formulir Surat Kematian

10 Formulir Surat Keterangan Cuti Bersalin

11 Formulir Permintaan Darah

12 Buku KIA

F OBAT=OBATAN

1 Golongan roborantia (vitamin B6 dan B


kompleks)

2 Tablet zat besi

3 Vaksin TT

4 Kapsul Yodium

5 Obat KB

16
C. Standar Pelayanan Minimal Tempat

Menurut DepkesRI tahun 1997, tempat pemberian pelayanan antenatal


care dapat bersifat statis dan aktif meliputi:

1. Puskesmas atau puskesmas pembantu


2. Pondok bersalin desa
3. Posyandu
4. Rumah penduduk (pada kunjungan rumah)
5. Rumah sakit pemerintah/ swasta
6. Rumah sakit bersalin
7. Tempat praktik swasta (bidan dan dokter)
Tempat untuk praktik bidan mandiri terpisah dari ruangan keluarga
terdiri dari:

a. Ruang tunggu
b. Ruang pemeriksaan
c. Ruang persalinan
d. Ruang rawat inap
e. WC/kamar mandi
f. Ruang pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Standar pelayanan asuhan antenatal di komunitas merupakan bagian


dari ruang lingkup pelayanan kebidanan.Sebagai calon bidan hendaknya
mengetahui standar pelayanan yang baik pada setiap asuhan baik dalam dunia
praktik di lapangan maupun dalam komunitas di masyarakat.Dalam kasus ini
lebih ditekankan pada asuhan dalam konteks antenatal di komunitas.Dimana
melibatkan banyak pihak sebagai klien.Oleh sebab itu, perlu persiapan yang
matang dalam pelayanan asuhan antenatal di komunitas agar tetap sesuai
dengan standar yang berlaku di dunia kesehatan.

B. Saran

Sebagai calon bidan yang akan terjun di masyarakat secara langsung,


perlu diperhatikan dalam kesesuaian pelayanan antenatal dengan standar
pelayanan yang berlaku di dunia kesehatan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sedyaningsih, Endang Rahayu. 2010. PERATURAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1464/MENKES/PER/X/2010. Menteri
Kesehatan

Rita Yulifah dan Tri Johan.2014.Asuhan Kebidanan Komunitas.Jakarta:Salemba


Medika

Runjanti.2013.Asuhan Kebidanan Komunitas.Jakarta:Buku Kedokteran EGC

Pudiastuti Ratna.2011.Buku Ajar Kebidanan Komunitas.Yogyakarta:Nuha Medika

https://henikustarini.wordpress.com/2017/01/28/pelayanan-antenatal-10-t-yang-
berkualitas-di-puskesmas/

Diakses pada jam 11.45 WIB tanggal 13 September 2018

https://www.scribd.com/document/328694755/Asuhan-Antenatal

Diakses pada jam 11.30 WIB tanggal 13 September 2018

19

Vous aimerez peut-être aussi