Vous êtes sur la page 1sur 1

KOMPETENSI VS.

KAPABILITAS

Batu – Setidaknya hadir sejumlah 60 widyaiswara pertanian perwakilan masing-masing UPT Balai
Pelatihan Pertanian seluruh Indonesia di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu. Mereka
melakukan konsolidasi dalam forum rutinan Temu Profesi dan Workshop Nasional Widyaiswara
Pertanian di BBPP Batu selama 5 hari, mulai kemarin (27/8). Di hari pertama peserta mendapatkan
pencerahan tentang Capability-Based Training (CBT) dari pakar Universitas Negeri Malang (UM), Dr.
Henry Praherdhiono, pemilik website http://teknologipendidikan.org.

Kompetensi ditambah kapasitas menjadi kapabilitas. Lebih mudahnya untuk memahami antara
kompeten dan kapabel, perumpamaannya seperti sebuah program studi (prodi) atau jurusan di
sebuah fakultas di suatu perguruan tinggi. Jika akreditasi BAN-PT suatu prodi atau jurusan itu
nilainya C, maka itu dianggap sebagai kompeten (diambang batas) sedangkan yang nilainya di bawah
C dianggap belum kompeten dan oleh Ditjend Dikti tidak boleh beroperasi dan merekrut mahasiswa
lagi. Kapabel itu jika suatu prodi atau jurusan mendapatkan nilai akreditasi A. Para dosen, tenaga
kependidikan dan sarana prasarana pendidikan di prodi tersebut telah terpenuhi dan sangat
menunjang kegiatan belajar mengajar. Henry menjelaskan.

Jika seorang peserta diklat teknis pengolahan daging, bisa membuat nuget ayam, bisa disebut
peserta tersebut sudah kompeten. Jika peserta diklat tersebut tidak hanya bisa membuat nuget
ayam tapi bisa berinovasi dalam pengemasan yang atraktif dan kreatif dalam pemasaran offline atau
online, maka peserta diklat tersebut disebut sudah kapabel.

Perumpamaan lebih lanjut, misal di Universitas Negeri Malang (UM), ijazah kelulusan itu legalitas
kompetensi sedangkan surat keterangan pendamping ijazah (SKPI) itu legalitas untuk kapabilitas.

Kapabilitas itu tidak bisa berlaku general sedangkan yang bisa berlaku general itu kompetensi.
Kapabilitas itu kekhasan lokal atau nilai tambah dari masing-masing UPT Pelatihan Pertanian. Yang
distandardkan atau digeneralkan itu strategi atau SOP atau perangkat atau proses untuk mencapai
suatu kapabilitas. Misalkan dicapai melalui e-training atau blended training.

Vous aimerez peut-être aussi