Vous êtes sur la page 1sur 11

AKUNTANSI PERBANKAN & LPD

EKA 334 A2
DOSEN: Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE,M.M.,Ak.,CPA

RMK
SAP 11
“PENDAPATAN DAN BEBAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA
(LPD)”

DISUSUN OLEH:
OLEH KELOMPOK 4:

(1607531036) Ni Wayan Desi Antari (04)


(1607531037) Ni Wayan Nataliantari (05)
(1607531046) Ida Ayu Yuni Pramitha (07)
(1607531053) Ni Kadek Indah Permata Sari (11)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018

1
11.1. PENDAPATAN PADA LPD
11.1.1. Pengertian Pendapatan
Menurut PSAK No. 23 paragraf 6, pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu
periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal.
Menurut SFAC No.6, pendapatan adalah arus masuk atau penambahan lainnya
pada aktiva suatu satuan usaha atau penyelesaian kewajiban-kewajibanya (atau
kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, pemberian jasa, atau
kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama atau pusat dari satuan usaha yang
berkesinambungan.
Menurut FASB yang dikutip oleh harahap (1999:58) definisi pendapatan
adalah arus masuk atau peningkatan nilai asset dari suatu entity atau penyelesaian
kewajiban dari entity atau gabungan dari penyerahan/ produksi barang, pemberian
jasa atas pelaksana kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan
yang sedang berjalan.
Dari definisi di atas, maka pendapatan akan diakui dalam laporan laba rugi
kalau kenaikan manfaat ekonomi pada masa depan yang berkaitan dengan
peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur
dengan andal. Ini berarti bahwa pengakuan pendapatan terjadi bersamaan dengan
pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban (misalnya kenaikan bersih
aktiva yang timbul dari penjualan barang atau jasa atau penurunan kewajiban yang
timbul dari pembebasan pinjaman).
11.1.2. Konsep Pendapatan
Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses
pendapatan yaitu konsep proses pembentukan pendapatan (Earning Process) dan
proses realisasi pendapatan (Realization Process).
1) Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)
Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya
pendapatan. Konsep ini berdasrkan pada asumsi bahwa semua kegiatan
opoerasi yang diperlukan dalam rangka mencapai hasil, yang meliputi semua
tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun pengumpulan piutang,
memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan

2
perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan
kegiatan produksi.
2) Proses realisasi pendapatan (realization process)
Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau
terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak
penjualan. Jadi, pendapatan dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi,
yaitu pada saat barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan.
Jika, kontrak penjualan mendahului produksi barang atau jasa maka
pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum terjadi proses
penghimpunan pendapatan.
11.1.3. Penilaian Pendapatan
Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat
digunakan untuk menentukan berapa rupiah yan diperhitungkan dan dicatat
pertama kali dalam suatu transaksi atau berapa jumlah rupiah yang harus
diletakkan pada suatu akun dalam laporan keuangan.
Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:
1) Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau
setara kas) yang dibayar ssebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan
untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan.
2) Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas)
yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh
sekarang.Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) :
Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara
aktiva yang sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly
disposal).
3) Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk bersih
dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan
dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.
11.1.4. Kriteria Pengakuan Pendapatan
Pengakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial Accounting Standard
Board (FASB) ada dua kriteria yaitu sebagai berikut:
1) Pendapatan baru diakui jika jumlah pendapatan terealisasi atau cukup pasti
akan segera terealisasi.

3
2) Pendapatan baru dapat diakui jika pendapatan tersebut sudah terbentuk atau
terhimpun.
11.1.5. Metode Pencatatan Pendapatan
Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai
berikut: metode berbasis kas (cash basis method) dan metode aberbasis akrual
(accrual basis method).
1) Metode cash basis yaitu suatu system dimana pendapatan belum diakui
sebelum pendapatan tersebut belum diterima. Metode ini banyak digunakan
pada perusahaan kecil dan orang-orang yang menjual jasa, pada umumnya
adalah orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.
2) Metode accrual basis yaitu dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah
terjadi hak tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan
metode ini adalah karena metode ini sangat teliti dalam pengukuran
keuntungan (dalam laporan laba rugi) dan neraca selisih.

Maka Pendapatan LPD biasanya dicatat secara accrual basic, yakni setiap
pendapatan akan dibukukan sebagai pendapatan apabila telah jatuh tempo dan
bukan pada saat uang diterima. Pendapatan operasional adalah semua pendapatan
yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha LPD. Berikut merupakan
yang termasuk pendapatan operasional LPD.
1) Hasil Bunga
Yang dimasukkan ke dalam rekening ini adalah pendapatan bunga dari
pinjaman yang diberikan LPD.
2) Ongkos Administrasi
Merupakan pendapatan administrasi yang diterima LPD untuk setiap realisasi
pinjaman.
3) Pendapatan Operasional Lainnya
Pendapatan lainnya yang merupakan hasil langsung dari kegiatan LPD yang
tidak dapat digolongkan ke dalam butir a dan b di atas.

11.1.6. Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan


Berdasarkan PSAK No. 31 bahwa pengakuan dan pengukuran pendapatan
sebagai berikut :
1) Pendapatan bunga untuk aktiva produktif yang digolongkan performing
diakui secara akrual.
2) Pendapatan bunga untuk aktiva produktif yang digolongkan
nonperforming tidak diakui sebagai pendapatan periode berjalan sejak

4
aktiva tersebut dinyatakan nonperforming dan hanya diakui apabila
pendapatan tersebut telah diterima secara tunai.
3) Pada saat aktiva produktif digolongkan sebagai non performing:
a) Bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan.
b) Pembatalan dilakukan dengan membuat jurnal balik sebesar bunga
yang telah diakui tetapi belum tertagih dan pembatalan tersebut
akan mengurangi pendapatan bunga yang telah diakui.
4) Bunga dari aktiva produktif nonperforming yang tidak diakui sejak aktiva
produktif dinyatakan nonperforming diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan mengenai komitmen dan kontijensi.
5) Penghentian perhitungan bunga aktiva produktif nonperforming
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan perkreditan LPD.
6) Penghapusbukuan aktiva produktif yang tergolong nonperforming (macet)
hanya dapat dilakukan jika LPD mempunyai penyisihan yang cukup.
7) Seluruh penerimaan dari kredit diragukan dan macet diakui terlebih dahulu
sebagai pengurang pokok kredit.
8) Penerimaan kredit yang telah dihapusbuku diakui sebagai penyesuaian
penyisihan kerugian kredit sebesar pokok kredit.

11.2. BEBAN PADA LPD


11.2.1. Pengertian Beban
Biaya (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar/berkurangnya aktiva/terjadinya kewajiban dan
tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Biaya bunga LPD diakui secara akrual basis dan dinilai sebesar jumlah yang
menjadi kewajiban LPD, termasuk beban lain yang dikeluarkan dalam rangka
penghimpunan dana seperti hadiah. Biaya operasional adalah semua biaya yang
berkaitan langsung dengan kegiatan LPD yang terdiri dari :
1) Biaya bunga

5
Yang termasuk dalam pos ini adalah biaya bunga atas dana-dana yang berasal
dari bank/BPR lain dan pihak ketiga bukan bank, yang dirinci sebagai berikut.
a. Kepada bank-bank lain yaitu biaya bunga atas dana-dana yang
berasal dari bank yang dirinci atas :
a) Simpanan berjangka
b) Pinjaman yang diterima
c) Lainnya
b. Kepada pihak ketiga bukan bank :
a) Simpanan berjangka yaitu bunga yang dibayarkan kepada
nasabah untuk bunga deposito.
b) Tabungan, yaitu bunga yang dibayarkan kepada nasabah
untuk bunga tabungan, angka ini dapat diambil dari Nota
Bunga Tabungan.
c) Lainnya diisi bunga lain-lain dan insentif nasabah. Bunga
lain-lain misalnya bunga pinjaman dari bank. Sedangkan
insentif nasabah adalah pembayaran insentif kepada yang
dapat melunasi pinjaman dan hasil bunga tepat pada
waktunya.
2) Biaya Tenaga Kerja
Yaitu gaji pokok, upah, beserta tunjangan-tunjangan yang dibayar
kepadpengurus LPD baik yang berstatus tetap maupun tidak tetap sebelum
dikurangi
dengan pajak pendapatan/upah dan potongan-potongan lainnya.
1) Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan
Yaitu biaya pemeliharaan dan perbaikan yang dikeluarkan oleh LPD atas
gedung/rumah-rumah, mesin, alat-alat pengangkutan milik LPD.
2) Biaya Penyusutan
a. Aktiva tetap dan inventaris yaitu penyusutan yang diperhitungkan
atas benda tersebut.
b. Piutang yaitu penyusutan yang diperhitungkan atas piutang terhadap
debiturnya.
3) Biaya Barang dan Jasa dari Pihak Ketiga
Yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan LPD sehubungan dengan penerimaan/
pemakaian barang-barang/jasa-jasa pihak ketiga.
4) Biaya Operasional Lainnya
Yaitu biaya operasional yang tidak termasuk salah satu pos dari pos a
sampai dengan pos e di atas.
11.2.2. Pengakuan dan Pengukuran Beban
Dalam PSAK 31 paragraf 27 dan paragraf 28 disebutkan bahwa beban bunga
diakui secara akrual. Beban yang dimaksud di sini adalah beban dalam kegiatan

6
perkreditan, antara lain, terdiri dari beban bunga dan beban lain yang dikeluarkan
dalam rangka penghimpunan dana, seperti hadiah, premi atau diskonto dari
kontrak berjangka dalam rangka pendanaan dan biaya/premi program penjaminan.

Berikut ini merupakan contoh laporan perincian laba/rugi

DAFTAR PERINCIAN LABA/RUGI

Nama BPR/LDKP :
Kantor pelapor :
Laporan pada akhir bulan :
Rekening-rekening Jumlah (Rp)
A. Pendapatan Operasional
1. Hasil Bunga
a. Dari bank lain
i. Giro
ii. Simpanan berjangka
iii. Pinjaman yang diberikan
iv. Lainnya
b. Dari pihak ketiga bukan bank
i. Pinjaman yang diberikan
ii. Lainnya
2. Pendapatan operasional lainnya

B. Biaya Operasional
1. Biaya Bunga
a. Kepada bank lain
i. Simpanan berjangka
ii. Pinjaman yang diterima
iii. Lainnya
b. Kepada pihak ketiga bukan bank
i. Simpanan berjangka
ii. Tabungan
iii. Lainnya
2. Biaya tenaga kerja

7
3. Pemeliharaan dan perbaikan
4. Penyusutan:
a. Aktiva tetap dan inventaris
b. Piutang
5. Barang dan jasa dari pihak ketiga
6. Biaya operasional lainnya

C. 1. Laba operasional
2. Rugi operasional

D. Pendapatan non-operasional

E. Biaya non-operasional

F. 1. Laba non-operasional
2. Rugi non-operasional

G. 1. Laba tahun berjalan


2. Rugi tahun berjalan

H. 1. Laba tahun-tahun yang lalu


2. Rugi tahun-tahun yang lalu

I. Pajak penghasilan

J. 1. Jumlah laba
2. Jumlah rugi

8
Contoh Beban dan Pendapatan pada LPD yang terdapat pada Laporan Laba
Rugi:

9
Sumber: LPD Desa Serongga

DAFTAR REFERENSI

10
Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kota Denpasar. 2006. Pedoman
Pembinaan LPD Kota Denpasar

Bellaimanda, “ Materi tentang Pendapatan”


http://bellaimandashefira.blogspot.com/2016/05/teori-akuntansi-konsep-
pendapatan.html diakses pada Minggu, 3 November 2018

Suartana, I Wayan. 2009. Aristektur Pengelolaan Risiko Pada Lembaga


Perkreditan Desa (LPD). Udayana University Press: Bali

Laporan Laba Rugi LPD Desa Serongga

11

Vous aimerez peut-être aussi