Vous êtes sur la page 1sur 11

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

Dosen Pembimbing : DR. LESTARI SUDARYANTI.,DR.,M.KES

Oleh :
Novita Puji Elsa
NIM : 151611913080

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
Jurnal 1

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU DALAM


PEMAKAIAN DISPOSABLE DIAPERS PADA BATITA DENGAN
KEJADIAN RUAM POPOK

1. Design Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain
penelitian cross sectional
2. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemakaian
disposable diapers pada batita dengan kejadian ruam popok?
3. Tujuan dan Manfaat
Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemakaian
popok sekali pakai pada batita dengan kejadian ruam popok di wilayah
posyandu Kelurahan Meteseh.
4. Hipotesis
Adanya hubungan antara pengetahuan ibu, perilaku ibu dalam pemakaian
diapers pada batitanya dengan kejadian ruam popok di wilayah posyandu
kelurahan Meteseh.
5. Populasi
Ibu yang memakaikan disposable diapers pada batita di wilayah posyandu
kelurahan Meteseh.
6. Sampel dan Besar Sampel
Sampel : batita yang memakai disposable diapers mengalami ruam popok di
wilayah posyandu kelurahan Meteseh.
7. Variabel
1. Variabel kontrol : lamanya pemakaian disposable diapers.
2. Variabel pengganggu : merk disposable diapers
3. Variabel independent : tingkat pengetahuan ibu, perilaku ibu dalam
pemakaian disposable diapers
4. Variabel dependent : ruam popok pada batita
8. Definisi operasional variabel
1. Tingkat pengetahuan ibu
pengetahuan ibu dalam perawatan perianal yang baik dapat menurunkan
angka kejadian ruam popok pada batita di suatu populasi.
2. Perilaku ibu dalam pemakaian disposable diapers
perilaku yang benar dalam perawatan perianal dapat menurunkan angka
kejadian ruam popok pada batita di suatu populasi
3. Ruam popok pada batita
Ruam popok merupakan salah satu masalah kulit berupa iritasi dan
inflamasi pada area popok, yaitu lipat paha, perut bawah, pantat, dan
anogenital

a. Kriteria inklusi yaitu Ibu yang memiliki batita usia (3 bulan- 3 tahun)
yang menggunakan popok sekali pakai. yang hadir pada saat dilakukan
pengambilan data dan telah mengisi informed consent dan bersedia
mengisi kuesioner, Ibu yang sehat secara mental dan fisik dan bersedia
batitanya di observasi pada saat penelitian berlangsung.
b. Kriteria ekslusi yaitu Ibu yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap.
Jurnal 2

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT PENDERITA TB PARU


DENGAN PENULARAN PENYAKIT TB PARU DALAM KELUARGA

1. Design Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
Survey Analitik, dengan pendekatan case control.
2. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan perilaku hidup sehat penderita tb paru dengan
penularan penyakit tb paru dalam keluarga?
3. Tujuan dan Manfaat
Diketahuinya kejadian penularan penyakit TB Paru dalam keluarga, di
Tanjung Uban, Diketahuinya perilaku hidup sehat penderita TB Paru,
Diketahuinya hubungan perilaku hidup sehat penderita TB Paru dengan
kejadian penularan penyakit TB Paru.
4. Hipotesis
Tidak ada hubungan antara perilaku hidup sehat penderita TB Paru dengan
kejadian penularan penyakit TB Paru dalam keluarga di Tanjung Uban.
5. Populasi
semua penderita TB Paru aktif yang telah mendapatkan pengobatan di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Uban.
6. Samel dan Besar Sampel
Sampel : penderita TB paru dalam keluarga yang memiliki riwayat penularan
TB paru dan yang tidak memiliki riwayat penularan TB paru di Tanjung
Uban.
7. Variabel
1. Variabel kontrol : penyakit TB paru
2. Variabel pengganggu : lingkungan tempat tinggal
3. Variabel independent : perilaku hidup sehat penderita TB paru
4. Variabel dependent : penularan penyakit TB Paru
8. Definisi Operasional Variabel
1. perilaku hidup sehat penderita TB paru
perilaku hidup sehat dapat mempertinggi resiko terjadinya penularan
penyakit TB Paru, dalam artian bahwa penderita TB Paru (+) yang
memiliki perilaku hidup sehat yang buruk berpeluang 1,714 kali terjadi
penularan penyakit TB Paru dalam keluarganya.
2. penularan penyakit TB Paru
Pada responden dengan riwayat penularan penyakit TB Paru, terdapat
40% responden memiliki perilaku hidup sehat yang buruk, dan 60%
responden memiliki perilaku hidup sehat yang baik.

a. Kriteria inklusi : anggota keluarga yang memiliki penyakit TB paru dan


memiliki riwayat penularan TB paru maupun yang tidak memiliki rwayat
penularan TB paru.
b. Kriteria ekslusi : anggota keluarga yang tidak memiliki penyakit TB
paru.
Jurnal 3

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DAN TINGKAT


EKONOMI KELUARGA NELAYAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI
KELURAHAN AIR TAWAR BARAT KOTA PADANG

1. Design Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross
sectional.
2. Rumusan Masalah
Apakah ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Tingkat Ekonomi
Keluarga Nelayan dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Air Tawar Barat
Kota Padang
3. Tujuan dan Manfaat
Menentukan hubungan tingkat pengetahuan ibu dan tingkat ekonomi keluarga
nelayan dengan status gizi balita di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang
4. Hipotesis
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dan tingkat ekonomi keluarga
dengan status gizi balita.
5. Populasi
Ibu yang memiliki anak usia 1 – 5 tahun di Kelurahan Air Tawar Barat Kota
Padang
6. Samel dan Besar Sampel
Sampel : Ibu yang memiliki anak usia 1 – 5 tahun dari keluarga nelayan di
Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang
7. Variabel
1. Variabel kontrol : tingkat pengetahuan dan tingkat ekonomi
2. Variabel Pengganggu : jenis pekerjaan dn tempat tinggal
3. Variabel independent : tingkat pengetahuan, tingkat ekonomi keluarga
4. Variabel dependent : status gizi yang dinyatakan berdasarkan berat badan
terhadap tinggi badan (BB/TB)
8. Definisi Operasional Variabel
1. tingkat pengetahuan ibu
Orang tua yang memiliki pendidikan yang tinggi lebih berorientasi pada
tindakan preventif, tahu lebih banyak tentang masalah kesehatan, dan
memiliki status kesehatan yang lebih baik.14 Semakin tinggi pendidikan
ibu diharapkan ibu memiliki pengetahuan yang lebih baik dalam
mengasuh anak
2. tingkat ekonomi keluarga
Tingkat ekonomi keluarga merupakan suatu penentu status gizi yang
dapat mempengaruhi status gizi balita.
3. status gizi balita
status gizi yang dinyatakan berdasarkan berat badan terhadap tinggi badan
(BB/TB) sesuai dengan pedoman ringkas antropometri dan penentuan gizi
keputusan menteri 2011. BB/TB dinyatakan dalam Standar Deviasi (SD)

a. Kriteria inklusi : ibu yang memiliki anak balita dan berasal dari keluarga
yang bekerja sebagai nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang
b. Kriteria ekslusi : ibu yang memiliki anak balita yang tidak berasal dari
keluarga nelayan dan tidak bertempat tinggal di Kelurahan Air Tawar
Barat Kota Padang
Jurnal 4

HUBUNGAN KEJADIAN CARCINOMA CERVICIS UTERI DENGAN


UMUR, STATUS PERKAWINAN, DAN PARITAS DI RSUP DR KARIADI
SEMARANG PERIODE JANUARI -MARET 2011.

1. Design Penelitian
Sampel penelitianini adalah penelitian analitik dengan pendekatan
retrospektif.
2. Rumusan Masalah
Apakah ada Hubungan Kejadian Carcinoma Cervicis Uteri dengan Umur,
Status Perkawinan, dan Paritas di RSUP Dr Kariadi Semarang Periode
Januari -Maret 2011.
3. Tujuan dan Manfaat
Untuk mengetahui hubungan kejadian carcinoma cervicis uteri dengan umur,
status perkawinan, dan paritas di RSUP Dr. Kariadi Semarang periode Januari
- Maret 2011
4. Hipotesis
Apakah ada Hubungan Kejadian Carcinoma Cervicis Uteri dengan Umur,
Status Perkawinan, dan Paritas di RSUP Dr Kariadi Semarang Periode
Januari -Maret 2011.
5. Populasi
Pasien rawat inap ruang ginecology RSUP Dr. Kariadi Semarang periode
Januari – Maret 2011
6. Samel dan Besar Sampel
Sampel : pasien rawat inap ruang ginecology RSUP Dr. Kariadi Semarang
periode Januari – Maret 2011 yang pernah dilakukan biopsi cervix uteri.
7. Variabel
1. Variabel kontrol : umur, status perkawinan, dan paritas
2. Variabel pengganggu : jenis penyakit
3. Variabel independent : umur, status perkawinan, dan paritas
4. Variabel dependent : Kejadian Carcinoma Cervicis Uteri

8. Definisi Operasional Variabel


1. umur, status perkawinan, dan paritas
- dengan bertambahnya umur, maka semakin lama pula seseorang
terpapar dengan bahan karsinogen.
- wanita yang kawin cenderung terkena carcinoma cervicis uteri karena
status perkawinan berkaitan dengan dengan lingkungan sosial,
kebiasaan hidup, usia perkawinan, tingkat fertilitas, dan dengan sifat
reproduksi
- Kategori paritas yang banyak ditempati pasien adalah multipara dan
grande multipara (58,1 % ). Penderita carcinoma cervicis uteri yang
memiliki paritas > 3 sebanyak 75,0 %.
2. Kejadian Carcinoma Cervicis Uteri
Carcinoma cervicis uteri merupakan masalah kesehatan dimana angka
kejadian dan angka kematian dari kanker ini masih tinggi.

a. Kriteria inklusi : pasien rawat inap di ruang ginekologi RSUP Dr. Kariadi
Semarang periode Januari – Maret 2011 yang pernah dilakukan biopsi
cervix uteri.
a. Kriteria ekslusi : pasien yang tidak dirawat di ruang ginekologi RSUP
Dr. Kariadi Semarang.
Jurnal 5
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DAN TINGKAT
PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK
PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN GODEAN

1. Design Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan
crosssactional.
2. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan tingkat pendidikan ibu dan tingkat pendapatan
keluarga dengan status gizi anak prasekolah dan sekolah dasar di kecamatan
Godean.
3. Tujuan dan Manfaat
Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dan tingkat pendapatan
keluarga dengan status gizi anak prasekolah dan sekolah dasar di kecamatan
Godean.
4. Hipotesis
Adanya hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan tingkat pendapatan
keluarga dengan status gizi anak prasekolah dan sekolah dasar di kecamatan
Godean.
5. Populasi
Anak prasekolah dan sekolah dasar Muhammadiyah di kecamatan Goedean,
Sleman.
6. Samel dan Besar Sampel
Sampel : anak yang terpilih secara randem menjadi subjek penelitian.
7. Variabel
1. Variabel kontrol : tingkat pengetahuan, tingkat pendapatan keluarga
2. Variabel pengganggu : tingkat pendidikan menjadi variabel pengganggu
karena tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan status gizi,
karena ibu dengan tingkat pendidikan rendah dapat mengakses informasi
dari bebrabagi media dengan adanya perkembangan teknologi.
3. Variabel independent : tingkat pengetahuan, tingkat pendapatan keluarga
4. Variabel dependent : status gizi

8. Definisi Operasional Variabel


1. tingkat pengetahuan
pengetahuan yang baik akan mempengaruhi pola konsumsi makanan
sehingga akan terjadi status gizi yang baik.
2. tingkat pendapatan keluarga
pendapatan keluarga sangat mempengaruhi terhadap konsumsi makanan
sehari-hari, apabila pendapatan rendah maka makanan yang dikonsumsi
tidakmwmpertimbangkan nilai gizi, tetapi nilai materi yang menjadi
pertimbangan.
3. status gizi
status gizi yang baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh
memperoleh cukup zat – zat gizi yang digunakan secara efisien.

a. Kriteria inklusi : semua anak prasekolah dan sekolah dasar di kecamatan


Godean.
b. Kriteria ekslusi : semua anak yang tidak bersekolah di sekolah dasar
kecamatan Godean.

Vous aimerez peut-être aussi