Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
THERMAL PROPERTIES
DISUSUN OLEH :
KELAS : III A
Puji syukur tercurah kepada Allah SWT atas taufik, hidayah, berkat dan
rahmat-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan
kita Rasulullah SAW, keluarganya, sahabatnya serta para pengikutnya hingga
akhir zaman.
Bahan kontribusi dan korosi ini adalah mata kuliah dengan bobot 2SKS
yang terdapat pada mata kuliah Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
1. Dosen pembimbing
2. Semua pihak
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
1.3 ..........................................................................
1.4 ..............................
1. 5..............................................................
1.6 .........................................................................
A. Kesimpulan ......................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti Sifat Termal?
2. Apa saja Jenis - jenis dari sifat termal ?
3. Bagaimana aplikasi dari sifat termal ?
4. Apa contoh kasus dari sifat termal ?
C. Tujuan
1. Mengetahui arti Sifat termal
2. Mengetahui jenis-jenis dari sifat termal
3. Mampu menyelesaikan masalah terhadap kasus yang ada dari sifat termal
tersebut
4. Meningkatkan pemahaman mahasiswa dan mampu menerapkannya
dikehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
Sifat termal dapat juga didefinisikan sebagai sifat yang menunjukkan respon
material tarhadap panas yang diterima suatu bahan / material.Untuk mengetahui
sifat termal suatu bahan , mak perlu dibedakan anatara temperatur / suhu dengan
kandungan kalor.
Temperatur / suhu adalah tinggi rendahnya (level) termal dari suatu aktivitas,
sedangkan kandungan kalor adalah besarnya energi thermal.
Dengan E adalah energi internal adatan yaitu total energi yang ada dalam
padatan baik dalam bentuk ibrasi atom maupun energi kinetik elektron bebas.
H = E +Pv
Jika perubahan volume juga bis a diabaikan maka kapasitas panas pada
tekanan konstan daapat dianggap sama dengan kapasitas panas pad volume
konstan.
Panas specifik adalah kapasitas panas per satuan massa per derajat K ,yang
juga sering dinyatakan sebagai kapasitas panas per derajat K.Untuk membedakan
dengan kapasitas panas yang ditulis dengan huruf besar (Cv danCp),maka panas
spesifik ditulis dengan huruf kecil ( cv dan cp ).
Panas spesifik juga dapat diartikan sebagai jumlah panas yang diperlukan
untuk menaikkan suhu dari suatu bahan bermassa m sebesar satu derajat
dinamakan panas jenis dari bahan tersebut .Sehingga ,jika panas sejumlah Q
ditambahkan ke suatu bahan bermassa m yang mempunyai panas jenis c,
perubhan suhu ∆𝑡 = Tawal – Takhir.
Suatu benda dapat mengalami muai termal yaitu pemuaian yang dialami
bahan ketika mengalami perlakuan termal.Besarnya pemuaian bahan / material
ditentukan oleh jenis benda,ukuran benda mula-mula ,dan besarnya kalor yang
diberikan .Pemuaian ini dapatbmengakibatkan pertambahan panjang dan
pertambahan volume yang dipengaruhi oleh koefisien muai panjang dan koefisien
muai volume suatu zat. Daya hantar panas ( Thermal conductivity ) merupakan
kemampuan suatu material.atau bahan dalam meneruskan panas,yang biasanya
terjadi pada benda padat dan biasanya terjadi secara konduksi.
a. Logam
Logam adalah konduktor panas yang sangat baik karena jumlah electron
bebas yang ada relative besar dari yang berpartisipasi dalam konduksi
termal. Karena electron bebas bertanggungjawab untuk kedua konduksi
listrik dan termal dalam logam murni, secara teori menunjukkan bahwa
dua konduktivitas harus berhubungan menurut hukum Wiedemann-Franz:
𝑘
L = 𝛼𝑇
Tegangan Termal adalah tegangan induksi yang dihasilkan akibat perubahan suhu.
𝜎= E 𝛼1(To − Tf ) = E 𝛼1∆𝑇
Dengan E adalah modulus elastisitas dan α1 adalah koefisien luasan termal.
material, dan laju perubahan suhu. Tegangan termal dapat dibentuk dari gradien
suhu dalam material yang disebabkan oleh pemanasan atau pendinginan cepat,
dalam material perubahan suhu luar lebih cepat dari pada perubahan internal;
.
3. Tegangan Termal dari Material Tidak Rapat
patah ikatan dari tegangan tersebut. Kapasitas bahan untuk menahan keadaan
pada besarnya perubahan suhu, tetapi juga pada sifat mekanik dan material
termal.
𝜎𝑓 𝑘
L= 𝐸 𝛼1
1. Teori
Jelaskan secara singkat, mengapa logam menjadi bahan konduktor yang lebih
Penyelesaian:
Logam menjadi konduktor yang lebih baik dari pada keramik karena jumlah
electron bebas yang ada relative besar dari yang berpartisipasi dalam konduksi
sejumlah besar elektron bebas. Hal ini lah yang membuat Logam menjadi
Perkirakan berapa banyak kalor yang di butuhkan untuk menaikan suhu suatu
bahan dengan berat 2 kg, dari suhu (20 − 100)℃. Untuk masing-masing bahan:
Aluminium
Baja
Soda–lime glass
Polyetilene
Penyelesaian:
Diketahui :
Massa bahan = 2 kg
Kenaikan Suhu = rentang kenaikan suhu bahan = suhu awal-suhu akhir = 100-20
= 80
Jawab :
Untuk menentukan jumlah kalor yang di perlukan untuk menaikan suhu sebesar
80 dengan berak 20 kg adalah dengan menggunakan persamaan berikut :
Q = mc (Tf − To)
Q = Mc ∆T
m = massa benda
c = kalor jenis
Q = mc ∆T
𝐽
Q = 2 kg × 900 𝑘𝑔 K × (80 + 273) K
𝐽
Q = 2 × 900 𝑘𝑔 K × 353 K
Q = 635.400 joule
𝐽
Baja ( c = 486 𝑘𝑔 k )
Q = mc ∆T
𝐽
= 2 kg × 486 𝑘𝑔
k × (80 + 273) k
𝐽
= 2 kg × 486 𝑘𝑔
k × 353 k
= 343.116 joule
𝐽
Soda–lime glass ( c = 840 𝑘𝑔 k )
Q = mc ∆T
𝐽
= 2 kg × 840 𝑘𝑔
K × (80 + 273) k
𝐽
= 2 kg × 840 𝑘𝑔
k × 353 k
= 593.040 joule
𝐽
Polyetilene ( c = 1850 𝑘𝑔 k )
Q = mc ∆T
𝐽
= 2 kg × 1850 𝑘𝑔 k × (80 + 273) k
𝐽
= 2 kg × 1850 𝑘𝑔
K × 353 k
= 1.306.100joule
Referensi: