Vous êtes sur la page 1sur 2

Aceh Darurat Ekologi, 26 Ribu Hektare

Hutan Hilang Setiap Tahun


Senin, 8 Januari 2018 20:48 WIB

TEMPO.CO, Banda Aceh - Kondisi hutan Aceh makin kritis dengan laju
kerusakan sekitar 26.835 hektare pada 2017. Hal itu disampaikan
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh dalam paparannya di
Banda Aceh, Senin, 8 Januari 2018.

Kepala Divisi Advokasi Walhi Aceh M. Nasir mengatakan hilangnya fungsi


kawasan hutan Aceh selama 2017 tersebut disebabkan deforestasi,
pertambangan emas ilegal, proyek infrastruktur dan energi serta industri
semen, dan alih fungsi lahan. “Kerusakan juga disebabkan oleh bencana
alam,” katanya.

Baca juga: Alasan Kenapa Hutan Aceh Disebut sebagai Pertahanan Hijau
Terakhir

Walhi Aceh memprediksi kerusakan akan makin parah pada tahun-tahun


selanjutnya. Pada 2018-2025, potensi hilangnya kawasan hutan di Aceh
sekitar 29.928 hektare per tahun. Selain itu, kondisi pertambangan emas
ilegal di Aceh masih meresahkan. Setidaknya, ada tujuh tambang emas
ilegal di seluruh Aceh, yang tersebar di Aceh Selatan, Nagan Raya, Aceh
Barat, Pidie, Aceh Jaya, Aceh Besar, dan Aceh Tengah. “Yang paling
parah kerusakannya di Pidie, Aceh Selatan, dan Nagan Raya,” ujar Nasir.

Direktur Eksekutif Walhi Aceh Muhammad Nur mengatakan setidaknya


ada tujuh persoalan lingkungan hidup di Aceh, di antaranya pencemaran
lingkungan oleh kegiatan industri, proyek strategis nasional, seperti energi
dan jalan tol, konflik agraria antara warga dan perusahaan, pembangunan
dalam kawasan hutan, serta aktivitas ilegal dalam kawasan hutan. “Juga
kebijakan regulasi ruang yang masih bermasalah serta bencana alam
yang makin sering,” ucapnya.

Baca juga: Kerusakan Hutan Aceh Paling Parah di Sumatera


ADVERTISEMENT

Sepanjang 2017, di Aceh terekam 120 bencana alam dan lingkungan,


yang menyebabkan perkiraan kerugian mencapai Rp 1,5 triliun. Yang
paling banyak adalah banjir 38 kali dan longsor 25 kali. “Hal ini
menandakan hutan semakin rusak,” tutur Nur. Walhi berharap pemerintah
Aceh dapat melakukan kebijakan dan program yang pro-lingkungan.
“Misalnya me-review izin pertambangan dan memberantas illegal
logging (pembalakan liar) di Aceh,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengatakan akan menindak
tegas perusahaan kayu yang melanggar peraturan dan melakukan illegal
logging di Aceh. Dia juga meminta para aktivis lingkungan mencari data
terkait dengan penebangan liar yang merusak lingkungan agar bisa
ditindak. "Tolong sampaikan kepada aktivis lingkungan hidup untuk
mencari data terkait dengan penebangan ilegal dan berikan kepada
saya," ujarnya.

https://nasional.tempo.co/read/1048492/aceh-darurat-ekologi-26-ribu-hektare-hutan-hilang-setiap-
tahun/full&view=ok

Vous aimerez peut-être aussi