Vous êtes sur la page 1sur 3

LAMPIRAN

PERCOBAAN I

Judul Percobaan : HASIL KALI KELARUTAN (KSP)


Tujuan : 1. Memperhatikan prinsip–prinsip Ksp
2. Menghitung kelarutan elektrolit yang bersifat sukar
larut
3. Menghitung panas pelarutan PbCl2 dengan
menggunakan sifat ketergantungan Ksp pada suhu.
Hari / tanggal : Senin / 13 Oktober 2008
Tempat : Laboratorium Kimia PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin.

I. DASAR TEORI
Setiap zat terlarut, baik itu elektrolit maupun nonelektrolit selalu dapat
larut dalam zat cair. Kita sering mendengar orang mengatakan suatu zat terlarut
itu dapat atau tidak dapat larut. Sebenarnya lebih tepat dikatakan mudah larutatau
sukar larut.
Partikel-partikel zat terlarut, baik berupa molekul atau ion selalu berada
dalam keadaan terhidrasi (terikat oleh molekul-molekul pelarut). Zat yang sukar
larut tersebut sukar dihidrasi (sukar diikat oleh molekul-molekul air).
Elektrolit ada yang terdiri dari beberapa macam garam dan basa yang
mempunyai bentuk padat dan sukar larut dalam air. Meskipun demikian, sebagian
kecil dari zat tersebut dapat larut dalam air dan bagian zat yang larut tersebut
mengalami ionisasi.
Timbal klorida (PbCI2) bersifat sukar larut dalam air. Kesetimbangan
yang terjadi pada larutan PbCI2 jenuh dapat ditulis sebagai berikut :
PbCl2 (s) → Pb2+ (aq) + CI– (aq)
Konstanta kesetimbangan termodinamika untuk persamaan reaksi diatas
adalah :
aPb 2  aCl 
Ka 
aPbCl2 ( s)

Created By:
1
Ummu hani
Karena aktivitas padatan murni = 1, maka persamaan diatas dapat
disederhanakan menjadi :
Ksp  aPb2   aCl 
Dalam larutan encer aktivitas dapat dianggap sama dengan konsentrasi
dalam satuan molar. Nilai Ksp di atas sebagai konstanta hasil kali kelarutan PbCl2.
PbCl2 adalah satu contoh zat atau larutan yang sering digunakan dalam masalah
Ksp.
Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion yang
masing-masing dipangkatkan koefisien reaksi dalam larutan yang jenuh pada
suhu tertentu. Larutan jenuh ialah suatu keadaan dimana larutan telah
mengandung suatu zat dengan konsentrasi yang maksimum. Nilai konsentrasi
maksimum yang dapat dicapai oleh suatu zat inilah yang dimaksud dengan
kelarutan. Dengan kata lain kelarutan (s) adalah jumlah zat yang dapat larut
sehingga larutan menjadi larutan tepat jenuh dalam satu liter pelarut. Semakin
besar kelarutan suatu zat, semakin mudah zat tersebut larut. Kelarutan dapat
dipengaruhi oleh temperatur. Kenaikkan temperatur pada umumnya akan
memperbesar kelarutan suatu zat.
Harga Ksp adalah tetap pada suhu yang tetap. Bila suhu dinaikkan maka
harga Ksp makin besar, sebab kelarutan makin besar pada suhu yang tinggi. Harga
Ksp dapat digunakan untuk menentukan kelarutan suatu zat. Sebaliknya, harga
kelarutan dapat digunakan untuk menentukan harga Ksp.
Jika elektrolit-elektrolit memiliki jumlah ion yang sama maka elektrolit
dengan Ksp terbesar akan memiliki kelarutan (s) terbesar. Jika elektrolit-elekrolit
memiliki Ksp yang sama maka elektrolit dengan jumlah ion terbesar akan
memilikai kelarutan (s) terbesar.
Adanya ion sejenis akan memperkecil kelarutan suatu elektrolit. Makin
banyak ion sejenis yang ada dalam larutan, makin kecil kelarutan elektrolit
tersebut.
Harga Ksp suatu elektrolit dapat digunakan untuk memperkirakan
apakah elektrolit tersebut dapat larut atau mengendap dalam suatu larutan. Dalam
larutan jenuh MA, berlaku hubungan sebagai berikut :
  
Ksp  M   A

Created By:
2
Ummu hani
Jika larutan itu belum jenuh (MA yang larut masih sedikit) sudah tentu
harga [M+][A-] lebih kecil dari harga Ksp. Namun jika [M+][A-] lebih besar dari
harga Ksp, hal ini berarti bahwa larutan lewat jenuh, sehingga MA akan
mengandap.
[M+][A-] < Ksp → larutan belum jenuh
[M+][A-] = Ksp → larutan tepat jenuh
[M+][A-] > Ksp → larutan lewat jenuh

Ksp senyawa dapat ditentukan dari percobaan laboratorium dengan


mengukur kelarutan sampai keadaan tepat jenuh. Dalam keadaan itu, kemampuan
pelarut telah maksimum untuk melarutkan atau mengionkan zat terlarut.
Kelebihan zat terlarut walaupun sedikit akan menjadi endapan.

Created By:
3
Ummu hani

Vous aimerez peut-être aussi