Vous êtes sur la page 1sur 16

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA Nama : HASAN DJADID A

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI NPM/Semester : 1431010056 / II


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR Romb./Grup : III / D
Praktikum :KIMIA ANALISA NPM/Teman Praktek : 1431010058
Percobaan : ACIDI DAN ALKALIMETRI AMALIA IMAS LARISSA
Tanggal :5 MEI 2015
Pembimbing : Ir. ATIK WIDIATI , MT
DRAFT

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Asidimetri dan alkalimetri merupakan analisis titrimetrik. Analisis titrimetrik
adalah salah satu divisi besar dalam kimia analitik dan merupakan salah satu teknik
yang akurat terutama dalam orde mmol. Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi
asam dengan menggunakan larutan baku basa,sedangkan alkalimeteri adalah
pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab
itu, keduanya disebut juga sebagai titrasi asam-basa. Perhitungan yang tercakup di
dalamnya didasarkan pada hubungan stoikiometri dari reaksi kimia yang sederhana.
Metode ini relatif cepat dan dapat diotomatisasi. Mengukur volume larutan
adalah jauh lebih cepat dibandingkan dengan menimbang berat suatu zat dengan
suatu metode gravimetri. Dalam analisa titrimetrik, zat yang akan dianilisis dibiarkan
bereaksi dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret dalam
bentuk larutan, dan konsentrasi larutan yang tidak diketahui ( analit ) kemudian
dihitung.
Pada praktikum kimia analisa ini mahasiswa melakukan percobaan
menganalisa kadar Na2CO3 dan NaHCO3 dalam sample serta menganalisa kadar
CaCO3 dalam batu kapur dengan Asidi-alkalimetri. Asidi-alkalimetri berperan
penting dalam berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu, untuk lebih memahami
konsep peniteran asidi – alkalimetri dan mengetahui konsentrasi standar dari zat yang
dianalisa maka perlu dilakukan peniteran dengan menggunakan suatu standar primer,
misalnya larutan asam oksalat. Untuk praktikum kali ini praktikan akan melakukan
percobaan asidi-alkalimetri.
I.2 Tujuan
1. Menganalisa kadar Na2CO3 dan NaHCO3 dalam sampel.
2. Standarisasi HCl dengan Na borak 0,1 N untuk menentukan volume standar
larutan HCl.
3. Standarisasi NaOH dengan HCl yang telah distandarisasi untuk menentukan
volume standar larutan NaOH.

I.3 Manfaat
1. Mengetahui bagaimana cara menganalisa kadar Na2CO3 dan NaHCO3 dalam
sampel.
2. Mengetahui bagaimana cara mentritasi yang benar sesuai standarisasi.
3. Dapat menentukan kadar sampel larutan asan maupun basa dengan prinsip titrasi
Asidi Alkalimetri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Umum


Analisis volumetri atau titrimetri merupakan suatu analisis berdasarkan
pengukuran volume larutan dengan konsentrasi yang diketahui, yang diperlukan
untuk bereaksi dengan analit (zat yang akan ditentukan). Analisis volumetri atau
titrimetri berdasarkan pada reaksi :
aA + tT ↔ Hasil
dimana a molekul analit A bereaksi dengan t molekul pereaksi T (titran).[1]
Jenis metode titrimetri didasarkan pada jenis reaksi kimia yang terlibat dalam
proses titrasi. Berdasarkan jenis reaksinya, maka metode titrimetri dapat dibagi
menjadi 4 golongan, yaitu: asidi-alkalimetri, oksidimetri, kompleksometri dan titrasi
pengendapan.
HA + OH- à A- + H2O (analit asam, titran basa)
BOH + H3O+ à B+ + 2H2O (analis basa, titran asam)
Titran umumnya berupa larutan standar asam kuat atau basa kuat, misalnya larutan
asam klorida (HCl) dan larutan natrium hidroksida (NaOH).
(Dosen Pengampu Kimia Analisa UPN ‘VETERAN’ JATIM. 2015. Modul Kuliah
ASIDI ALKALI METRI)

ASIDI ALKALI METRI


Asidimetri dan alkalimetri yaitu 2 macam kelompok dari titrasi netralisasi.
Asidimetri dan alkalimetri sering juga disebut dengan titrasi asidimetri dan titrasi
alkalimetri.
Titrasi asidimetri adalah titrasi larutan yang bersiofat basa (basa bebas, dan
larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah) dengan larutan
standart asam. Titrasi alkalimetri adalah titrasi larutan yang bersifat asam (asam
bebas, dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari basa lemah) dengan
larutan standart basa.
Larutan standart/larutan baku adalah suatu larutan yang konsentrasinya telah
diketahui dengan pasti dan teliti. Dimana, proses penambahan larutan standart ke
dalam larutan analit sampai terjadi reaksi sempurna disebut proses titrasi.
(Dosen Pengampu Kimia Analisa UPN ‘VETERAN’ JATIM. 2015. Modul
Kuliah ASIDI ALKALI METRI)
INDIKATOR ASAM-BASA
Indikator asam-basa adalah zat yang berubah warnanya atau membentuk
fluoresen atau kekeruhan pada suatu range (trayek) pH tertentu. Indikator asam-basa
terletak pada titik ekuivalen dan ukuran dari pH. Zat-zat indikator dapat berupa asam
atau basa, larut, stabil dan menunjukkan perubahan warna yang kuat serta biasanya
adalah zat organik. Perubahan warna disebabkan oleh resonansi isomer elektron.
Berbagai indikator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda dan akibatnya indikator
menunjukkan warna pada range pH yang berbeda.
Warna
Indikator Trayek pH
Asam Basa
Kuning metal 2,4 – 4,0 Merah Kuning
Biru bromfenol 3,0 – 4,6 Kuning Biru
Jingga metal 3,1 – 4,4 Jingga Metil
Hijau bromkresol 3,8 – 5,4 Kuning Biru
Merah metal 4,2 – 6,3 Merah Kuning
Ungu bromkresol 5,2 – 6,8 Kuning Ungu
Biru bromtimol 6,1 – 7,6 Kuning Biru
Merah fenol 6,8 – 8,4 Kuning Merah
Merah kresol 7,2 – 8,8 Kuning Merah
Biru timol 8,0 – 9,6 Kuning Biru
Fenolftalein 8,2 – 10,0 Tak berwarna Merah
Timolftalein 9,3 – 10,5 Tak berwarna Biru
(Petrucci : KIMIA DASAR Prinsip—prinsip & Aplikasi Modern.2008 Jakarta :
Erlangga)
Air yang dipakai sehari – hari bukanlah air murni, tetapi mengandung
berbagai zat terlarut yang tidak diketahui dengan pasti. Bila mengandung senyawa
elektrolit, kemungkinan air akan bersifat asam atau basa, yang ditentukan dengan
kertas lakmus.
Analis memanfaatkan perubahan besar dalam pH yang terjadi dalam titrasi,
utnuk menetapkan kapan titik kesetaraan itu dicapai. Terdapat banyak asam dan basa
prganik lemah yang membentuk ion dan berntuk tak-terdisodiasinya menunjukkan
warna yang berlainan. Molekul – molekul semacam itu dapat digunakan untuk
menetapkan kapan telah ditambahkan cukup titran dan disebut indicator tampak.
Indikator fenolftalein yang dikenal baik adalah asam dwiprotik dan tak
berwarna. Mula – mula zat ini tersisosiasi menjadi suatu bentuk tak berwarna dan
kemudian dengan kehilangan proton kedua, menjadi ion dengan system konjugasi,
timbulah warna merah. Jingga metil, suatu indicator lain yang luas pemakaiannya,
adalah suatu basa dan berwarna kuning dalam bentuk molekulnya. Penambahan ipn
hifropgen akan menghasilkan kation yang berwarna merah muda.
(Dosen Pengampu Kimia Analisa UPN ‘VETERAN’ JATIM. 2015. Modul Kuliah
ASIDI ALKALI METRI)
TITRASI
Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa
digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Karena
pengukuran volum memainkan peranan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga
dikenali dengan analisis volumetrik. Analisis titrimetri merupakan satu dari bagian
utama dari kimia analitik dan perhitungannya berdasarkan hubungan stoikhiometri
dari reaksi-reaksi kimia
Dalam proses titrasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Indikator titrasi, yaitu zat kimia lain, analit atau titran yang sengaja
ditambahkan pada proses titrasi untuk mengetahui titik ekivalen.
2. Titik Ekivalen/titik akhir teoritis, yaitu saat dimana reaksi tepat
berlangsung sempurna.
3. Titik Akhir titrasi, yaitu suatu peristiwa dimana indikator telah
menunjukkan warna dan titrasi harus dihentikan.
(James: KIMIA UNIVERSITAS Asas & Sruktur.1999 Jakarta : Gramedia)

FAKTOR-FAKTOR KESALAHAN PADA PERCOBAAN ASIDI-


ALKALIMETRI
Pada pecobaan ada beberapa faktor-faktor kesalahan yang menyebabkan
ketidakuratan hasil tirasi yang didapat, antara lain :
1. Kurang telitinya dalam melakukan proses titrasi.
2. Kurang tepatnya pada saat pembuatan larutan NaOH, seperti pada saat
penimbangan
3. Kurangnya ketelitian dalam memperhatikan perubahan warna indikator
4. Terlalu banyak meneteskan indikator pp

(Dosen Pengampu Kimia Analisa UPN ‘VETERAN’ JATIM. 2015. Modul Kuliah
ASIDI ALKALI METRI)
PEMBUATAN ALKALI STANDAR
Hidroksida (dari) natrium, kalium dan barium umumnya digunakan untuk
pembuatan larutan alkali standar;zat – zat ini adalah basa kuat yang dapat larut dalam
air. Larutan yang dibuat dari larutan air ammonia tak disukai, karena cenderung
kehilangan ammonia terutama jika konsentrasinya melampaui 0.5M; tambahan lagi ia
merupakab basa lemah dan kesukaran akan timbul pada titrasi dengan asam – asam
lemah. Natrium hidroksida adalah yang paling umum digunakan, karena murah
harganya. Tak satupun dari hidroksida padat ini dapat diperoleh murni, sehingga
suatu larutan standar yang dapat dibuat dengan melarutkan suatu bobot yang diketaui
dalam volume air tertentu. Baik natrium hidroksida maupun kalium hidroksida adalah
teramat higroskopik senantiasa ada serta jumlah tertentu alkali karbonat dan air. Hasil
– hasil eksak tak dapat diperoleh dengan adanya karbonat, dengan beberapa indicator,
maka dari itu perlulah metode – metode untuk pembuatan larutan yang bebas
karbonat.
(MODUL PRAKTIKUM Kimia Analisa UPN ‘VETERAN’ JATIM. 2015. Asidi Alkali
Metri)

PEMBUATAN SUATU ASAM STANDAR


Dua asam, yaitu asam klorida dan asam sulfat, sangat luas digunakan untuk
membuat larutan asam standar. Kedua zat ini tersedia secara kormesial sebagai
larutan pekat; asam klorida pekat adalah kira – kira 10,5-12M, dan asam sulfat pekat
adalah kira – kira 18M. Dengan pengenceran yang sesuai, dapat dengan mudah dibuat
larutan dengan kuat kira – kira seberapapun yang dikehendaki.
Asam klorida umumnya lebih disukai, karena kebanyakn klorida dapat larut
dalam air. Asam sulfat membentuk garam yang tak dapat larut dengan kalsium dan
barium hidroksida; namun untuk titrasi cairan panas atau untuk penetapan yang
memerlukan pendidihan beberapa lama dengan asam berlebih, asam sulfat standar
lebih disukai.
Asam nitrat jarang digunakan, karena hamper tidak pernah menganduk sedikit
asam nitrit, yang mempunyai aksi destruktif terhadap banyak indicator.

1. Pembentukan asam klorida bertitik didih konstan


2. Pembuatan secara langsung asam klorida 0.1 M dari asam bertitik didih
konstan
3. Pembuatan asam klorida kira kira 0.1M dan standarisasi
ZAT-ZAT STANDAR LAIN UNTUK ASIDI ALKALI METRI
A. Asam benzoate
B. Asam suksinat
C. Kalium hidrogeniodat
D. Asam Sulfamat

(Dosen Pengampu Kimia Analisa UPN ‘VETERAN’ JATIM. 2015. Modul Kuliah
ASIDI ALKALI METRI)

II.2 Sifat Bahan


1. Aquadest
Sifat fisika :
a. Rumus molekul : H2O
b. Massa molar : 18.0153 g/mol
c. Densitas dan fase : 0.998 g/cm³ (cariran pada 20 °C)
d. Titik didih : 100 °C (373.15 K) (212 °F)
Sifat kimia :
Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0o C (32o F) – 100o C,
air berwujud cair.Suhu 0o C merupakan titik beku (freezing point) dan suhu
100o C merupakan titik didih (boiling point) air.
(Anonim.2014. http://id.m.wikipedia.org/wiki/air. Diakses pada 25 April 2015
pukul 7.40)
2. Na Borak

A.Sifat fisika :

1. Bentuk : Serbuk kristal putih


2. Tidak berbau
3. Stabil pada suhu serta tekanan normal
4. Energi ionisasi : 1250 kj/mol
5. Kalor jenis : 0,115 kal/gr0C

B.Sifat Kimia :
1 .Larut dalam air
2. Tidak larut dalam alkohol
3.pH 9,5
(Anonim.2013.http://www.planetkimia.com/2013/01/blengboraks/html Diakses pada
25 April 2015 pukul 7.40)

3. HCl
A. Sifat Fisika
a. Massa atom : 36,45
b. Massa jenis : 3,21 gr/cm3.
c. Titik leleh : -1010C
d. Energi ionisasi : 1250 kj/mol
e. Kalor jenis : 0,115 kal/gr0C
f. Pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang tak berwarna
g.Berbau tajam.
(Anonim. 2014. http://id.m.wikipedia.org/wiki/asam_klorida. Diakses pada 25 April
2015 pukul 7.4)
4. NaOH

A.Sifat fisika
1. Berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran
ataupun larutan jenuh 50%.
2. Bersifat lembab cair
3. Secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas.
4. Sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan.
5. Larut dalam etanol dan metanol
6. Tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya
7. larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain
B.Sifat kimia

Dengan larutan natrium hidroksida, (HCl)asam klorida dinetralkan dimana akan


terbentuk garam dan air
NaOH + HCl NaCl + H2O
(Anonim.2014.http://membagiilmutekim-meirina.blogspot.com/20 11/05/caustic-
soda.html diakses pada tanggal 25 April 2015 pukul 21.59)
5. Indikator MO

A. Sifat Fisika

1. senyawa organik dengan rumus C14H14N3NaO3S

2. Indikator MO ini berubah warna dari merah pada pH dibawah 3.1 dan
menjadi warna kuning pada pH diatas 4.4 jadi warna transisinya adalah
orange

B. Sifat Kimia

1. Tidak dapat digunakan untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat, karena pada
titik ekivalen tidak tepat memotong pada bagian curam dari kurva titrasi,
hal ini disebabakan karena titrasi ini saling menetralkan sehungga akan
berhenti pada pH 7.

2. Titrasi Asam lemah oleh Basa kuat. Jelas tidak boleh digunakan karena
pada pH + 9. untuk konsentrasi 0,1 M

3. Titrasi Basa lemah oleh Asam kuat, dapat dipakai, tetapi harus hati-hati,
titrasi harus dihentikan asal sudah terjadi perubahan warna.

4. Titrasi Garam dari Asam lemah oleh Asam kuat. MO dapat dipakai tetapi
titrasi harus dihentikan setelah warna berubah.

(Anonim.2014. http: //ripanimusyaffalab.blogspot.com/2011 /02/indikator-asam-


basa.html Diakses pada 25 April 2015 pukul 7.40)

6. Natrium Karbonat

A. Sifat Fisika
1. Rumus molekul : Na2CO3
2. Berat molekul : 106 gr/mol
3. Titik lebur, 1 atm : 8510 ⁰C
4. Kelarutan : 7,1 g/100 g H2O
5. Densitas, : 2,533 gr/ ml
6. Panas spesifik, 30 ⁰C : 0,89 cal/ mol
7. Panas penguapan : 7.000 cal/ mol
B. Sifat kimia
1. CO2 murni dapat diperoleh dari melakukan pemanasan natrium bikarbonat
pada persamaan berikut

2 NaHCO3 --> Na2CO3 + CO2 + H2O


2. Manfaat utamanya adalah sebagai bahan pendingin dalam pemadam
kebakaran serta untuk minuman yang berkarbonat, soda untuk mencuci
(Na2CO3.10H2O), soda kue (NaHCO3) dan timbale pemutih
[Pb3(OH) 2(CO3) 2].
(Anonim.2014. http: //id . wikipedia.org/ wiki/ Natrium_ karbonat Diakses pada 25
April 2015pukul 7.40 pm)
7 Natrium Bikarbonat

A. Sifat Fisika

1. Rumus molekul : NaHCO3. Dalam penyebutannya kerap disingkat menjadi


bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok garam dan telah digunakan sejak
lama.

2. Berbentuk kristalyang sering terdapat dalam bentuk serbuk.

3. Natrium bikarbonat larut dalam air.

B. Sifat Kimia

1. NaHCO3 umumnya diproduksi melalui proses Solvay, yang memerlukan


reaksi natrium klorida, amonia, dan karbon dioksida dalam air.
NaHCO3 diproduksi sebanyak 100 000 ton/tahun (2001).[2]

2. Soda kue juga diproduksi secara komesial dari soda abu (diperoleh
melalui penambangan bijih trona, yang dilarutkan dalam air lalu
direaksikan dengan karbon dioksida. Lalu
NaHCO3 mengendap sesuai persamaan berikut

Na2CO3 + CO2 + H2O → 2 NaHCO3


(Anonim.2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_bikar bonat Diakses pada 25
April 2015pukul 7.40)
8 Kapur

A. Sifat Fisika

1. Penampakan : bentuk putih dan halus terbuat dari batu sedimen

2. Membentuk bebatuan yang terdiri dari mineral kalsium.

B. Sifat Kimia

1. Biasanya kapur relatif terbentuk di laut dalam dengan kondisi bebatuan


yang mengandung lempengan kalsium plates (coccoliths) yang dibentuk
oleh mikroorganisme coccolithophores. Biasanya lazim juga
ditemukan batu api dan chert yang terdapat dalam kapur.

(Anonim.2013.”Kapur”.http://id.wikipedia.org/wiki/kapur Diakses pada 25 April


2015pukul 7.40 )
9 CaCO3

A. Sifat Fisika
1. Massa molar 100.0869 g/mol
2. Wujud bubuk putih lembut
3. Tidak berbau
4. Massa jenis 2.711 g/cm3 (kalsit), 2.83 g/cm3 (aragonit)
5. Titik lebur 1339 °C (kalsit), 825 °C (aragonit)
6. Titik didih tidak ada (mendekomposisi)
7. Kelarutan dalam air 0.0013 g/100 mL (25°C)
8. Ksp 4.8×10−9

B. Sifat Kimia
1. ΔHf = −1207 kJ·mol−1
2. S = 93 J·mol−1·K−1
3. Terbakar pada suhu 825 °C

(Anonim.2014. http://en.wikipedia.org/wiki/Calcium_carbon ate Diakses pada 25


April 2015pukul 7.40)

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan Yang Digunakan


1. Na Borak 2. Metil Orange
3. HCl 8. NaHCO3
4. NaOH 9. CaCO3
5. Larutan sampel 10. Kapur
6. Fenolftalein

7. Na2CO3

II.2 Alat yang digunakan

1. Buret
2. Erlenmeyar
3. Statif
4. Gelas Ukur
5. Pipet tetes
6. Corong
7. Spatula
8. Kaca Arloji
9. Neraca Analitik
10. Labu Ukur
11. Beaker glass
III.3 Gambar Alat

gelas ukur spatula pipet tetes

Erlenmeyer Tabung reaksi Beaker glass

Labu Ukur Corong Penjepit

Buret dan statif Kertas saring


III.4 Prosedure Percobaan

1. Standarisasi HCl dengan Na Borak 0,1 N


- Ambil 10ml Na Borak 0,1 N masukkan ke dalam erlenmeyer
- Ditambah beberapa tetes indicator MO
- Dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai warna menjadi merah orange
- Hitung kebutuhan HCl
(𝑉.𝑁)𝐵𝑜𝑟𝑎𝑘
 𝑁𝐻𝐶𝑙 = 𝑉(𝐻𝐶𝑙)

2. Standarisasi NaOH dengan HCl yang telah distandarisasi


- Ambil 10ml NaOH 0,1 N masukkan ke dalam erlenmeyer
- Ditambah beberapa tetes indicator MO
- Dititrasi dengan HCl sampai warna menjadi merah orange
- Catat volume HCl
- Hitung normalitas NaOH
(𝑉 .𝑁)𝐻𝐶𝑙
 𝑁(𝑁𝑎𝑂𝐻) = 𝑉(𝑁𝑎𝑂𝐻)

3. Mencari kadar Na2CO3 dan NaHCO3


- Ambil 10ml larutan sampel masukkan ke dalam erlenmeyer
- Ditambah beberapa tetes indicator MO
- Dititrasi dengan HCl sampai warna merah hampir hilang
- Catat volume HCl = a ml
- Tambah indikator MO beberapa tetes
- Titrasi dengan HCl sampai terjadi warna merah orange
- Catat kebutuhan HCl untuk Na2CO3 = b ml
NaHCO3 = (b – a) ml
- Hitung kadar
𝐵𝑀𝑁𝑎2𝐶𝑂3 1000
 kadar Na2CO3 - 2a . NHCl. 2
. 10 𝑝𝑝𝑚
1000
 kadar NaHCO3–(b - a). NHCl. 𝐵𝑀NaHCO3.
10
𝑝𝑝𝑚
4. Mencari kadar CaCOdalam batu kapur
- Kapur dimasukkan dalam erlenmeyer, tambah larutan HCl 0,5 N
diaduk sampai warna menjadi jernih
- Panaskan hingga CO2 hilang
- Setelah dingin tambah beberapa tetes indicator PP dan kelebihan HCl
dititrasi dengan NaOH sampai terbentuk warna merah muda
- Hitung kebutuhan NaOH

𝐵𝑀CaCO3
kadar CaCO3 = [(V . N)HCl - (V . N)NaOH] x mgram
2
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. http://id.m.wikipedia.org/wiki/asam_klorida.


Diakses pada 25 April 2015 pukul 7.42
Anonim.2013.”Kapur”.http://id.wikipedia.org/wiki/kapur
Diakses pada 25 April 2015pukul 7.40
Anonim.2013.http://www.planetkimia.com/2013/01/blengboraks/html
Diakses pada 25 April 2015 pukul 7.40
Anonim.2014. http: //id . wikipedia.org/ wiki/ Natrium_ karbonat
Diakses pada 25 April 2015pukul 7.40
Anonim.2014.http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2014/02/indikator-asam-
basa.html
Diakses pada 25 April 2015 pukul 7.40
Anonim.2014. http://en.wikipedia.org/wiki/Calcium_carbon ate
Diakses pada 25 April 2015pukul 7.44
Anonim.2014. http://id.m.wikipedia.org/wiki/air.
Diakses pada 25 April 2015 pukul 7.42
Anonim.2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_bikar bonat
Diakses pada 25 April 2015pukul 7.47
Anonim.2014.http://membagiilmutekim-meirina.blogspot.com/20 14/05/caustic-
soda.html
Diakses pada tanggal 25 April 2015 pukul 21.59
Dosen Pengampu Kimia Analisa UPN ‘VETERAN’ JATIM. 2015. Modul Kuliah
ASIDI ALKALI METRI
James: KIMIA UNIVERSITAS Asas & Sruktur.1999 Jakarta : Gramedia
Petrucci : KIMIA DASAR Prinsip—prinsip & Aplikasi Modern.2008
Jakarta : Erlangga
MODUL PRAKTIKUM Kimia Analisa UPN ‘VETERAN’ JATIM. 2015. Asidi
Alkali Metri

Vous aimerez peut-être aussi