Vous êtes sur la page 1sur 8

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

DENGUE HAMORAGIC FEVER (DHF)

Oleh :
I WAYAN GEDE YUDA BAKTI R.L
NIM.15.321.2221
A9-A

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
2018
SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Sistem Imunologi


Kode Mata Kuliah/SKS : KEP.548
Tingkat/Semester : II/III
Pertemuan ke :3
Waktu pertemuan : 2 x 60 menit

A. Kompetensi
1. Kompetensi Dasar :
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa dapat menjelaskan
konsep dan penatalaksanaan penyakit pada sistem imunologi
2. Standar Kompetensi :
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan
mengenai konsep penyakit Dengue Hemoragic fever.
3. Soft Skill :
Nilai soft skill yang diharapkan adalah mahasiswa dapat bekerjasama,
bertanggung jawab, berani mengemukakan pendapat dan bertanya,
menghargai pendapat orang lain, belajar mandiri, mawas diri, pengendalian
diri serta motivasi belajar sepanjang waktu, toleransi kepemimpinan,
komunikasi, kreatif, percaya diri, saling menghargai dan inisiatif.

B. Pokok Bahasan
Konsep Penyakit dan penatalaksanaan pada penyakit DHF (Dengue Hemoragic
Fever)

C. Sub Pokok Bahasan


1. Definisi DHF
2. Penyebab dari DHF
3. Tanda dan Gejala dari DHF
4. Penatalaksanaan dan perawatan pada pasien DHF
5. Pencegahan dari DHF

D. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Perkuliahan diisi penjelasan materi kuliah, sistem kuliah, sistem penilaian, dan
aturan-aturan lainnya.
2. Selanjutnya dilakukan appersepsi tentang konsep penyakit dan
penatalaksanaan pada Dengue Hemoragic Fever
3. Dosen memberi penjelasan materi berkaitan dengan pokok bahasan dan sub
pokok bahasan.
4. Dosen memberikan evaluasi dan menyimpulkan materi.

E. Evaluasi (*menyesuaikan metode yang dikembangkan dalam pengajaran)


1. Jelaskan Pengertian DHF
2. Sebutkan penyebab DHF
3. Sebutkan tanda dan gejala dari DHF
4. Sebutkan Penatalaksanaan dan perawatan pada pasien DHF
5. Sebutkan pencegahan dari DHF

F. Referensi
1. Candra, Aryu. (2010). Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis,
dan Faktor Risiko Penularan. Semarang: UNDIP.
2. Mansjoer, Arif. (1999). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga. Jakarta:
Media Aesculapius.
3. Nurarif & Kusuma.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Dignosa
Medis & NANDA NIC-NOC.Yogyakarta:Media Action
4. Setiati TE. Soemantri Ag. 2009. Demam Berdarah Dengue Pada Anak
:Patofisiologi, Resusitasi Mikrovaskuler dan Terapi Komponen Darah.
Semarang: Pelita Insani
5. Sudoyo, A. W., dan Setiyohadi, B. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Jilid II, Ed. 4. Jakarta: FKUI.

Pengajar

(I Wayan Gede Yuda Bakti R.L)


Lampiran
MATERI PERKULIAHAN
DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF)

I. PENGERTIAN PENYAKIT DHF


DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty (Nurarif & Kusuma, 2013).
DHF ialah penyakit demam akut terutama menyerang pada anak-anak
dengan manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan syok yang dapat
menimbulkan kematian (Depkes, 2006).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada
anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri
sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong
arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty (betina) (Seoparman, 2010).

II. PENYEBAB PENYAKIT DHF


Penyebab DHF adalah Arbovirus (Arthropodborn Virus) dari famili
Flaviviridae dan genus Flavivirus, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes (Aedes albopictus dan Aedes aegepty). Virus ini mempunyai empat
serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4, yang masing-
masing akan menimbulkan gejala yang berbeda-beda jika menyerang
manusia. Serotipe yang menyebabkan infeksi paling berat di Indonesia adalah
DEN-3 (Mansjoer, 1999).
Nyamuk Aedes aegypti mengalami metamorfosis sempurna dengan
siklus hidup berupa telur, larva, pupa dan nyamuk dewasa. Nyamuk betina
meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individu yang terpisah satu
dengan yang lain, dan menempel pada dinding tempat perindukkannya,
dengan jumlah rata-rata sebanyak seratus butir telur. Telur menetas dalam satu
sampai dua hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan
larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar I ke instar IV memerlukan
waktu sekitar lima hari. Setelah mencapai instar IV, larva berubah menjadi
pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama dua hari
sebelum akhirnya menjadi nyamuk dewasa. Perkembangan dari telur hingga
nyamuk dewasa membutuhkan waktu tujuh hingga delapan hari, namun bisa
lebih lama bila kondisi lingkungan tidak mendukung (Hastuti, 2012; Candra,
2010).

III. TANDA DAN GEJALA PENYAKIT DHF


Terdapat beberapa tanda gejala yang khas terjadi pada DHF (WHO,
2004; Sudoyo dan Setiyohadi, 2006; Hastuti, 2012), meliputi:
a. Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2–7 hari kemudian
turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan
berlangsung demam, gejala–gejala klinik yang tidak spesifik misalnya
anoreksia, nyeri punggung, nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan
rasa lemah dapat menyertai.
b. Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dari demam dan umumnya
terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tourniquet yang positif, mudah
terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi dan purpura, perdarahan ringan hingga sedang pada
saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan haematemesis, serta
biasanya didahului dengan nyeri perut yang hebat. Perdarahan disini terjadi
akibat berkurangnya trombosit (trombositopeni).
c. Syok
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakit, yang
disebabkan oleh perdarahan dan kebocoran plasma di intravaskuler akibat
kapiler yang rusak. Tanda-tanda syok meliputi:
 Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari tangan dan kaki
 Gelisah dan sianosis disekitar mulut
 Nadi cepat, lemah, sampai tidak teraba
 Tekanan darah menurun (tekanan sistolik≤80 mmHg, diastolik≤20
mmHg)
d. Gejala lain, seperti anoreksia, mual muntah, sakit perut, diare atau
konstipasi serta kejang, hingga penurunan kesadaran.

IV. PERAWATAN PENYAKIT DHF


Bila dalam keluarga atau di masyarkat ditemukan penyakit dengan gejala
seperti di atas maka hendaknya agar segera diberikan pertolongan. Adapun
tindakan / pertolongan pertama bila menjumpai seseorang yang diduga
menderita penyakit demam berdarah dengan gejala awal maka berikanlah
petunjuk – petunjuk seperti di bawah ini :
a. Beri minum sebanyak – banyaknya dengan air yang sudah dimasak,
susu, tea atau air minum lainnya. Tindakan ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya kekurangan cairan tubuh ( dehidrasi ), dan
berguna untuk membantu mempercepat menurunkan panas tubuh.
b. Berikan kompres air hangat.
c. Berikan obat penurun panas sesuai dosis.
d. Segera di bawa ke Rumah Sakit, Dokter, atau petugas kesehatan
lainnya untuk memastikan penyakitnya dan mendapatkan pertolongan
yang tepat.

V. PENCEGAHAN PENYAKIT DHF


Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit
demam berdarah. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada
menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif
untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot
bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan
nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal -
hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes
Aegypti.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar
dari penyakit demam berdarah, sebagai berikut:
1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi,
rutin olahraga, dan istirahat yang cukup;
2. Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat
tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup
wadah yang dapat menampung air, dan mengubur barang-barang
bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk,
meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik,
karena dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-
barang bekas tersebut didaur-ulang;
3. Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa,
sedangkan bubuk abateakan mematikan jentik pada air. Keduanya
harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk;
4. Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita
mengalami demam atau panas tinggi

Vous aimerez peut-être aussi