Vous êtes sur la page 1sur 13

AKUNTANSI PERBANKAN & LPD

PERTEMUAN KE - 9

“LAPORAN KEUANGAN LPD”

PENULIS :

KELOMPOK 4

Ida Ayu Putri Indra Kirana 1607531126 (03)

Ni Komang Risma Dwinda Putri 1607531130 (04)

Ni Putu Ayu Jayanimitta 1607531134 (06)

Ni Putu Ayu Mentari Putri Mas 1607531135 (07)

Ida Ayu Wayan Uttamagana 1607531138 (08)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

SEMESTER GANJIL

TAHUN 2018

1
LAPORAN KEUANGAN LPD

LPD merupakan salah satu unsur kelembagaan Desa Pakraman yang


menjalankan fungsi keuangan Desa Pakraman untuk mengelola potensi keuangan
Desa Pakraman. Lembaga ini sangat berpotensi dan telah terbukti dalam
memajukan kesejahteraan masyarakat desa dan memenuhi kepentingan Desa itu
sendiri. Lembaga Perkreditan Desa berfungsi sebagai salah satu wadah kekayaan
desa yang berupa uang atau surat berharga lainnya, menjalankan fungsinya dalam
bentuk usaha-usaha ke arah peningkatan taraf hidup krama desa dan dalam
kegiatan usahanya banyak menunjang pembangunan desa. Usaha-usaha dilakukan
dengan tujuan untuk mendorong pembangunan ekonomi masyarakat desa melalui
tabungan yang terarah serta penyaluran modal yang efektif; memberantas praktek
ijon, gadai gelap, dan lain-lain yang dapat dipersamakan dengan itu di pedesaan;
menciptakan pemerataan dan kesempatan berusaha bagi warga desa dan tenaga
kerja di pedesaan; meningkatkan daya beli, melancarkan lalu lintas pembayaran
dan peredaran uang di pedesaan
Lembaga Perkreditan Desa telah berkembang dengan pesat dan telah
memberi manfaat yang sangat luas bagi LPD dan anggota-anggotanya, dan seiring
dengan itu telah timbul berbagai kebutuhan baru berkenaan dengan eksistensi
kelembagaan, unsur-unsur manajemen, kegiatan dan operasionalnya, sehingga
diperlukan pengaturan yang lebih akurat untuk menjamin kepastian dan
perlindungan hukum bagi keberadaan dan kegiatan LPD dan keberadaan Krama
Desa yang menjadi anggotanya. Kekurang hati-hatian dalam mengelola LPD
dapat berakibat buruk terhadap kepercayaan masyarakat terhadap LPD. Karena itu
perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap kebutuhan kebutuhan baru
yang berkembang dari praktek kegiatan LPD.
Kebijakan akuntansi LPD adalah prinsip-prinsip dasar dalam pelaporan
keuangan yang disusun berdasarkan ksepakatan bersama sesuai dengan aturan dan
standar yang berlaku. Beberapa contoh yang menyangkut kebijakan akuntansi
LPD, diantaranya:

1. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

2
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan harga perolehan.
2. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pencatatan pendapatan dan beban menganut metode akrual basis yaitu diakui
pada saat terjadinya transaksi dan bukan pada saat realisasi pembayaran.
a. Tidak dibenarkan mengantisipasi pendapatan, akan tetapi biaya-biaya yang
telah direalisasi sebelum tanggal neraca walaupun belum dapat diketahui
secara pasti, jumlahnya, harus dilaporkan dengan cara estimasi yang wajar.
b. Namun demikian pelaksanaan prinsip diatas harus tetap memperhatikan
asas “proper matching cost against revenue” yaitu biaya dan pendapatan
dihadapkan secara tepat dalam periode yang sama agar tidak menjadi
pergeseran biaya atau pendapatan ke periode yang lain.
3. Piutang Usaha
Piutang usaha berupa kredit yang diberikan dicatat sebesar nilai perolehan
dikurangi dengan cadangan atas kemungkinan piutang yang tidak dapat
ditagih.\
4. Beban Ditangguhkan (Biaya Praoperasi)
Semua beban yang dikeluarkan sebelum beroperasi komersial ditangguhkan
pembebanannya dan diamortisasi selama tahun dengan tarif amortisasi 25%
setiap tahun dari nilai saat transaksi.
5. Aktiva Tetap
Aktiva tetap dinyatakan di neraca berdasarkan harga peorlehan dikurangi
dengan akumulasi penyusutan. Aktiva tetap tidak termasuk tanah disusutkan
dengan metode garis lurus. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan
pada laba-rugi pada saat terjadinya. Jika aktiva tetap sudah tidak dapat
digunakan lagi, maka harga perolehan dan akumulasi penyusutannya akan
dihapus dalam pembukuan. Laba atau rugi atas pengalihan aktiva tetap diakui
pada periode berjalan.
6. Akuntansi Utang Usaha
Utang usaha berupa simpanan dan deposito nasabah dinyatakan secara
lengkap sehingga menggambarkan seluruh kewajiban LPD pada akhir periode.
Untuk mengetahui batas waktu pembayaran, simpanan dan deposito dilakukan
pengelompokkan sesuai dengan jatuh temponya.
Laporan Keuangan LPD Disampaikan Kepada :
 Bendesa Adat
 Gubernur Provinsi Bali
 Bupati Kabupaten

3
 Camat
 Lurah
 Badan Pengawas LPD
 Kelian Banjar
 Krama Desa (Melalui paruman Banjar)

Dalam rangka menuju tata kelola organisasi yang baik, LPD perlu
memformalkan bahwa budaya perusahaan dalam bentuk “Catur Dharma LPD”
yang terdiri dari:

1) Menjadi milik yang bermanfaat bagi krama dan desa pakraman


2) Memberikan pelayanan yang terbaik bagi nasabah
3) Saling menghargai dan membina rasa kekeluargaan
4) Berusaha mencapai yang terbaik dengan menyediakan ruang dan waktu
untuk perbaikan berkelanjutan

Sampai saat ini LPD belum sepenuhnya menerapkan dasar pengakuan


akrual dalam laporan keuangannya. Dasar pengakuan yang digunakan
kebanyakan menggunakan cash basis yang dimodifikasi. Dengan diberlakukan
IFRS, ke depan kemungkinan laporan keuangan LPD akan menunjukkan ke
arah fair value.

Akuntan publik independen berperan dalam menilai dan memberikan opini


terhadap laporan keuangan LPD sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berterima umum dan standar akuntansi yang ada. Akuntan public harus
berkomunikasi dengan BPI sebelum memulai suatu penugasan audit. Untuk
LPD yang mempunyai asset di atas 5 Milyar disarankan untuk menggunakan
jasa akuntan public independen.

Pengurus LPD adalah pelaksana utama atau actor tata kelola LPD.
Keseluruhan model tata kelola organisasi mengakui peran sentral dari
pengurus sebagai salah satu pelaku tata kelola organisasi. Dengan menetapkan
tekanan pada pengelola puncak dan menangani operasi sehari-hari atau entitas,
pengaruh pengelolaan atas kualitas tata kelola menjadi signifikan. Pengelola
bertanggung jawab memantau risiko organisasi dan melaksanakan
pengendalian untuk mengurangi resiko.

4
7. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan Analisis Laporan Keuangan menurut Berstein (1983) adalah sebagai
berikut:
a. Screening
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi
perusahaan dari laporan keuangan tanpa harus menemui langsung obyek
yang dituju.
b. Understanding
Memahami kondisi suatu perusahaan, kondisi keuangannya dan apa yang
dihasilkan.
c. Forecasting
Analisis dilakukan untuk meramalkan kondisi keuangan suatu perusahaan
di masa yang akan datang
d. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan masalah yang terjadi,
baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain dalam suatu
perusahaan.
e. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi pihak eksekutif dalam mengelola
suatu perusahaan.
8. Analisis Laporan Keuangan LPD
Menurut Gede Edy Prasetya, dalam buku “Penyusunan & Analisis
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” (2005:17) menyebutkan bahwa
analisis laporan keuangan pada dasarnya merupakan analisis yang dilakukan
terhadap berbagai macam informasi yang tersaji dalam laporan keuangan.
Menurut Harahap (2004:190) memberikan pengertian mengenai Analisis
Laporan Keuangan yaitu menguraikan pos – pos laporan keuangan menjadi
unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang lebih signifikan
atau yang memiliki makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui posisi
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan
keputusan yang tepat.
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah hubungan
antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang
mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan (trend) suatu
fenomena (Soemarso,1999:430).

5
Untuk mengetahui kinerja laporan keuangan maka diperlukan suatu
analisis. Salah satu analisis laporan keuangan adalah analisis sumber dan
penggunaan modal kerja yaitu suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber
serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya
modal kerja dalam periode tertentu. Yang digunakan sebagai dasar
perencanaan sumber dan penggunaan modal kerja periode-periode berikutnya,
serta dapat digunakan sebagai dasar penilaian kebijaksanaan manajemen
dalam mengelola modal kerjanya dan dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan oleh LPD atau kreditur. Untuk membuat laporan
sumber dan penggunaan modal kerja, terlebih dahulu harus menyajikan
laporan perbadingan neraca antara dua titik waktu yang akan dianalisis. Dari
laporan perbadingan neraca tersebut akan disusun laporan perubahan modal
kerja dan dapat dianalisis unsur-unsur Non Current Acount yang mempunyai
efek memperbesar dan memperkecil modal kerja. Selanjutnya dikelompokkan
dan disusun laporan sumber dan penggunaan modal kerja.
9. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan LPD sebagai Lembaga
Keuangan LPD
Kinerja keuangan LPD dikatakan baik pada saat penilaian keseluruhan aspek
keuangan maupun manajemen yang dilakukan berpredikat “Sehat”, dan
tingkat kesehatan LPD pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif atas
lima faktor yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan LPD
sebagai lembaga keuangan, yaitu: (1) permodalan (capital), (2) kualitas aktiva
produktif (asset), (3) manajemen (management), (4) rentabilitas (earning), dan
(5) likuiditas (liquidity), kelima faktor yang digunakan untuk menilai
kesehatan LPD ini lebih dikenal dengan analisis CAMEL.
10. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002
Tentang Lembaga Perkreditan Desa
 Pasal 16
1. Tahun Buku LPD adalah tahun Takwim/Kalender.
2. Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah Tahun Buku berakhir,
Pengurus LPD harus menyampaikan Laporan Tahunan disertai Laporan
Keuangan kepada Prajuru Desa.

6
3. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus disampaikan
kepada Krama Desa paling lambat 2 (dua) minggu sebelum rapat Desa.
 Pasal 17
Pengurus menyampaikan laporan tentang kegiatan, perkembangan
keuangan dan kinerja LPD kepada Bendesa dan LPLPD (Lembaga
Pemberdayaan Lembaga Perkreditan Desa) secara teratur setiap bulan, 3
(tiga) bulan dan tahunan. Laporan LPD disampaikan secara tertulis.
Laporan kepada Bendesa disampaikan melalui Pengawas Internal LPD.
Laporan kepada LPLPD digunakan sebagai bahan untuk mengefektifkan
pelaksanaan pemberdayaan LPD dan bahan laporan kepada Gubernur.
 Pasal 18 (Ayat 4)
Atas permintaan Krama Desa melalui paruman, sekali dalam 1 tahun harus
dilakukan audit. Audit bisa dilakukan oleh pihak internal oleh Bendesa dan
bisa dilakukan oleh pihak ketiga dengan memanfaatkan jasa Akuntan
Publik dengan biaya ditanggung oleh LPD yang besangkutan.
 Pasal 22
(1)Pembagian keuntungan bersih LPD pada akhir tahun pembukuan
ditetapkan sebagai berikut:
o Cadangan Modal 60% (enam puluh persen);
o Dana Pembangunan Desa 20% (dua puluh persen);
o Jasa Produksi 10% (sepuluh persen);
o Dana Pemberdayaan 5% (lima persen); dan
o Dana Sosial 5% (lima persen).
(2) Penyetoran dan penggunaan keuntungan Dana Pemberdayaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d ditetapkan dengan
Peraturan Gubernur dengan pertimbangan MUDP (Majelis Utama
Desa Pakraman).

CONTOH LAPORAN KEUANGAN LPD

7
8
9
10
11
SURAT PERNYATAAN

Om Swastyastu,

Ringkasan Materi Perkuliahan (RMK) SAP 5 mengenai Akuntansi


Modal Bank ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Perbankan
dan LPD. Sehubungan dengan hal tersebut, kami menyatakan bahwa RMK ini
murni dari hasil diskusi dan kerja sama kami sekelompok dengan referensi dari
buku dan sumber lainnya seperti yang telah di cantumkan dalam daftar pustaka.
Kami dari kelompok 4 dengan jumlah anggota lima orang telah aktif seluruhnya
mengerjakan tugas ini sesuai dengan pembagian materi yang di sepakati.

Demikian surat pernyataan ini kami sampaikan. Atas perhatian Bapak,


kami ucapkan terima kasih.

Ida Ayu Putri Indra Kirana 1607531126 (03) [ ]

Ni Komang Risma Dwinda Putri 1607531130 (04) [ ]

Ni Putu Ayu Jayanimitta 1607531134 (06) [ ]

Ni Putu Ayu Mentari Putri Mas 1607531135 (07) [ ]

Ida Ayu Wayan Uttamagana 1607531138 (08) [ ]

12
DAFTAR PUSTAKA

Suartana, I Wayan. 2009. Arsitektur Pengelolaan Risiko Pada Lembaga


Perkreditan Desa (LPD). Udayana University Press, Denpasar.

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang
Lembaga Perkreditan Desa

Yudiawan, IGN Agung. 2012. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal


Kerja pada LPD Desa Adat Sibetan Kabupaten Karangasem Periode 2008 –
2010.

13

Vous aimerez peut-être aussi