Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
RIWAYAT PENYAKIT
1
(-) Kecelakaan (-) Diare akut (-) Cacar air
(-) Disentri (-) Demam berdarah (-) Tifus abdominalis
(-) Batuk rejan (-) Campak (-) Tetanus
Kehamilan
Merupakan kehamilan pertama, saat hamil usia ibu 25 tahun. Selama hamil,
kontrol ke puskesmas teratur, keadaan ibu sehat, tidak ada penyulit saat kehamilan.
Perawatan antenatal : Trimester I : 2 kali
Trimester II : 2 kali
Trimester III : 2 kali
Persalinan/Kelahiran
Tempat persalinan di klinik bersalin dan ditolong oleh bidan, lahir spontan, 39
minggu, presentasi kepala, pasien langsung menangis kuat dan langsung menyusu.
Tidak ada riwayat kuning, tidak tampak biru-biru, tidak ada kelainan bawaan, berat
badan lahir 3500 gram dan panjang badan bayi 50 cm.
APGAR Score
Ibu pasien tidak mengetahui APGAR score. Ibu pasien mengatakan saat lahir, pasien
menangis kuat, suara nyaring, kulit kemerahan, refleks baik, dan bergerak aktif.
APGAR score diperkirakan 8/10.
2
RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Riwayat Pertumbuhan
Usia BB PB
Lahir 3500 gram 50 cm
1 tahun, 6 bulan 9 kg 85 cm
Riwayat Perkembangan
Pertumbuhan gigi pertama : 7 bulan.
Sektor sosial
Mengenal orang lain : 3 bulan
Bermain tepuk tangan : 5 bulan
Berpartisipasi dalam permainan : 11 bulan
3
Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar
Riwayat Makanan
Usia Makanan
0-6 bulan ASI ad libitum on demand
6-9 bulan Susu formula 12 x 180 cc/hari
Bubur susu 3 x 1 mangkuk kecil/hari
9-12 bulan Susu formula 10 x 180 cc/hari
Bubur tim saring campuran cincangan wortel/bayam 3 x 1
mangkuk kecil/hari
Buah (pepaya, semangka) 1 x/hari
12-18 bulan Susu formula 8 x 180 cc/hari
Nasi tim saring campuran cincangan telor / ikan / ayam / bayam /
wortel 3 x 1 mangkuk kecil/hari
Buah (pepaya) 1 x/hari
18 bulan-2 Susu formula 5 x 200 cc/hari
tahun Nasi tim campuran cincangan telor/ikan/ayam/wortel/bayam 3 x
1 mangkuk kecil/hari
4
Potongan kecil buah (pepaya) 1 x/hari
2 tahun- Susu formula 6 x 200 cc/hari
sekarang Nasi 3 x 1 piring + sayur sop + lauk (ikan/daging) /hari
Potongan kecil (pepaya) 2 x/hari
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : tampak lemas
Kesadaran : apatis.
Tanda-tanda vital
Frekuensi nadi : 112 x/menit
Frekuensi napas : 35 x/menit
Suhu : 38oC
Berat badan : 9 kg
Tinggi badan : 85 cm
PEMERIKSAAN SISTEMATIS
Kepala : normosefali, distribusi rambut merata, rambut berwarna hitam, tidak mudah
dicabut.
Mata : bentuk normal, tampak cekung +/+, air mata sedikit, sklera ikterik -/-,
konjungtiva anemis -/-, pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung dan
tidak langsung +/+, kornea kanan dan kiri tampak jernih.
Telinga : bentuk normal, meatus acusticus externus kiri dan kanan lapang, membran
timpani Intak +/+, hiperemis -/-, tidak ada bulging, refleks cahaya (+),
serumen (+), secret (-).
Hidung : bentuk normal, pernapasan cuping hidung (-),deviasi septum (-), secret (-)
Mulut : bentuk normal, bibir kering, sianosis (-), lidah tidak tampak kotor, tonsil
T1-T1, faring tidak hiperemis.
Leher : bentuk normal, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening leher dan
5
axilla.
Thorax :
Paru-paru
Inspeksi : simetris +/+ dalam keadaan statis dan dinamis, tidak tampak retraksi sela
iga.
Palpasi : tidak teraba retraksi sela iga.
Perkusi : sonor di kedua lapang paru.
Auskultasi: suara napas vesikuler kanan dan kiri, ronkhi-/-, wheezing -/-.
Jantung
Inspeksi : tidak tampak pulsasi iktus kordis.
Palpasi : pulsasi iktus kordis teraba di sela iga ke IV garis midclavicula sinistra.
Perkusi : tidak dilakukan.
Auskultasi : bunyi jantung I-II normal, tidak ada gallop, tidak ada murmur.
Abdomen
Inspeksi : mendatar, tidak tampak benjolan atau bekas operasi.
Palpasi : supel, turgor kulit abdomen lambat, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan
(-).
Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen.
Auskultasi : bising usus meningkat.
Genitalia eksterna : perempuan, tidak ada tanda radang.
Ekstremitas : akral dingin, tidak ada deformitas, tidak ada edema, CRT< 2 detik.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Laboratorium tanggal 2 Juli 2018
Hematologi
Hb : 10,2 g/dL (10,7 – 13,1 g/dl)
Hematokrit : 33,3 % (35 - 43 %)
Eritrosit : 4,3 juta/L (3,6 – 5,2 juta/L)
Jumlah trombosit : 396.000/uL (229.000 - 553.000/uL)
6
Jumlah lekosit : 7.700/uL (6.000 - 17.500/uL)
MCV : 76 fl (73 - 101 fl)
MCH : 23,2 pg/m (21 - 33 pg/ml)
MCHC : 30,5 g/dl (26 - 34 g/dl)
Hitung jenis
Basofil :0% (0 - 1 %)
Eosinofil :1% (1 - 5 %)
Neutrofil batang :0% (2 - 6 %)
Neutrofil segmen : 60 % (25 - 60 %)
Limfosit : 35 % (25 - 50 %)
Monosit :4% (1 – 6 %)
RESUME
Seorang anak perempuan berusia 1 tahun 6 bulan dibawa ke IGD RSUD
Indramayu dengan BAB cair sejak pagi hari kurang lebih enam kali/hari, sekitar
seperempat gelas aqua setiap BAB, warna kuning, ada sedikit ampas, tanpa darah dan
tanpa lendir. Pasien juga muntah-muntah kurang lebih tiga kali/hari, jumlah muntahan
tidak diketahui, tidak diikuti dengan rasa mual, muntah biasanya sehabis makan dan
minum, isi muntahan berupa makanan dan minuman yang dimakan, tanpa darah.
Keluhan disertai dengan demam, demam dimulai bersamaan dengan mencret, tidak
disertai kejang. Ibu mengatakan anaknya sekarang malas minum dan makan, lemas,
lebih sering tidur, dan BAK sedikit. Ibu belum memberikan obat apapun. Keluhan
batuk, pilek, kejang, disangkal oleh ibu pasien. Riwayat kehamilan dan persalinan
normal. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan normal, riwayat perkembangan
sesuai dengan usia. Riwayat imunisasi, imunisasi dasar lengkap. Riwayat makanan,
sebelum masuk RS, kualitas dan kuantitas makan baik. Setelah masuk RS, kualitas dan
kuantitas makan berkurang.
Pemeriksaan fisik : tanda-tanda vital : frekuensi nadi : 112 x/menit, frekuensi
napas : 35 x/menit, suhu : 38oC. BB : 9 kg TB : 85 cm.
7
Pada pemeriksaan fisik ditemukan:
Kepala: mata cekung,, air mata sedikit, bibir kering.
Abdomen : BU meningkat turgor kulit lambat.
Ekstremitas : akral dingin.
DIAGNOSIS KERJA
Gastroenteritis akut dengan dehidrasi berat
DIAGNOSIS BANDING
1. Disentri amuba dengan dehidrasi berat
2. Disentri basiler dengan dehidrasi berat
PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan elektrolit dan pemeriksaan feses.
PENATALAKSANAAN
Medika mentosa
- IVFD RL 30 ml/kgBB dalam 30 menit selanjutnya 70 ml/kgBB dalam 2,5 jam,
nilai status hidrasi, balans cairan, dan urin output (1mL/kgBB/jam).
- Paracetamol 4 x 150 mg IV
- Cefotaxime 3 x 400 mg IV
- Ondansentron 2 x 1,5 mg IV
- Omeprazole 1 x 10mg IV
- Zink 1 x 10 mg po
- Probiotik (Lacidofil) 2 x 1 sachet po
8
- Edukasi kepada keluarga dan pasien menjaga kebersihan diri, perilaku hidup bersih
dan sehat melalui kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, kebersihan kuku, serta
tidak jajan di sembarang tempat.
- Anak diberi diet sedikit-sedikit namun sering dan rendah serat.
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam.
Ad functionam : bonam.
Ad sanationam : bonam.
FOLLOW UP
3 Juli 2018
S Pasien BAB cair (-), muntah (-), mual (+), demam (+), BAK (+).
O KU : tampak sakit sedang.
Kesadaran : compos mentis.
Frekuensi nadi : 110 x/menit.
Frekuensi napas : 29 x/menit.
Suhu : 37,6oC.
BB : 9kg
Pemeriksaan fisik:
Kepala : mata cekung -/-, sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-, bibir
basah.
Leher : tidak ada pembesaran KGB.
Thoraks : cor dan pulmo dalam batas normal.
Abdomen : bising usus meningkat, timpani, turgor kulit membaik.
A - Gastroenteritis akut dengan dehidrasi berat dalam perbaikan
P - IVFD RL ganti dengan Kaen 3B kebutuhan maintenance (900
mL/hari)
- Cefotaxime 3 x 300 mg IV
9
- Inj. Ondansentron 2 x 1,5 mg IV (kalau perlu)
- Inj. Omeprazole 1 x 10mg IV
- Paracetamol 4 x 150 mg IV
- Tablet Zinc 1 x 10 mg selama 10 hari (Lanjutkan)
- Probiotik (Lacidofil) 2 x 1 sachet (Lanjutkan)
- Edukasi konsumsi buah tinggi kalium seperti pisang
4 Juli 2018
S Pasien BAB 1x pagi ini, konsistensi padat, warna kuning, darah (-), lendir
(-), muntah (-), mual (-), demam(-), BAK (+).
O KU : tampak sakit ringan.
Kesadaran : compos mentis.
Frekuensi nadi : 97 x/menit.
Frekuensi napas : 25 x/menit.
Suhu : 36,7oC.
BB : 9kg
Pemeriksaan fisik:
Kepala : mata cekung -/-, sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-.
Leher : tidak ada pembesaran KGB.
Thoraks : cor dan pulmo dalam batas normal.
Abdomen : bising usus (+), timpani, turgor kulit baik.
A - Gastroenteritis akut dengan dehidrasi berat dalam perbaikan.
P - IVFD RL ganti dengan Kaen 3B kebutuhan maintenance (900
mL/hari) stop
- Cefotaxime 3 x 300 mg IV stop
- Inj. Ondansentron 2 x 1,5 mg IV (kalau perlu) stop
- Inj. Omeprazole 1 x 10mg IV stop
- Paracetamol 4 x 150 mg IV stop
- Tablet Zinc 1 x 10mg selama 10 hari (Lanjutkan)
10
- Probiotik (Lacidofil) 2 x 1 sachet (Lanjutkan)
- Pasien boleh pulang, obat pulang:
o Obat oral dilanjutkan
o Tambahan antibiotic Kotrimoksazol sirup 240mg/5mL dosis 2 x 1
cth
o Edukasi keluarga kontrol kembali 3 hari kemudian
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Diare ialah buang air besar dengan konsistensi lebih encer/cair dari biasanya, ≥
3 kali per hari, dapat/tidak disertai dengan lendir/darah yang timbul secara
mendadak dan berlangsung kurang dari 2 minggu. Diare adalah buang air besar
yang sering dan cair, biasanya paling tidak tiga kali dalam 24 jam. Namun, lebih
penting konsistensi tinja daripada daripada jumlah. Seringkali, buang air besar
yang berbentuk bukanlah diare. Hanya bayi yang diberi ASI sering buang air besar,
buang air besar yang "pucat" juga bukan diare.
2.1.2 Dehidrasi
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada
tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada
pemasukan (misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini
12
disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh. Volume cairan
yang hilang melalui tinja dalam 24 jam dapat bervariasi dari 5 ml / kg (dekat
normal) sampai 200 ml/kg, atau lebih. Konsentrasi dan jumlah elektrolit
yang hilang juga bervariasi. Total defisit natrium tubuh pada anak-anak
dengan dehidrasi berat akibat diare biasanya sekitar 70-110 milimol per liter
air defisit. Hilangnya kalium dan klorida berada dalam kisaran yang sama.
Defisit sebesar ini dapat terjadi pada diare akut dengan etiologi apapun.
Penyebab dehidrasi paling umum adalah rotavirus, enterotoxigenic
Escherichia coli (ETEC) dan, selama epidemi, Vibrio cholerae.
2.1.3 Malnutrisi
Anak-anak yang meninggal saat diare, biasanya dapat disebabkan juga
kekurangan gizi dan sering berat, meskipun telah dilakukan manajemen
yang baik pada dehidrasinya. Selama diare terjadi berkurangnya asupan
makanan, penurunan penyerapan gizi, dan peningkatan kebutuhan gizi
sering bergabung menyebabkan penurunan berat badan dan gagalnya
pertumbuhan, anak dengan status gizi buruk sebelumnya menjadi dibuat
menjadi lebih buruk lagi. Malnutrisi memberikan kontribusi terjadi diare
yang lebih parah, berkepanjangan, dan mungkin lebih sering pada anak-
anak dengan kurang gizi. Lingkaran setan ini dapat dipecah oleh:
Terus untuk memberikan makanan yang kaya gizi selama dan
setelah diare.
Memberikan makanan bergizi, cocok untuk usia anak, ketika anak
baik.
2.1.4 Suplemen Zinc
Kekurangan Zinc banyak terjadi pada anak-anak di negara berkembang
dan muncul di sebagian besar Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah dan
Asia Selatan. Zinc diketahui mempunyai peran penting pada enzim
metalloproteinase, poliribosom, dan membran sel, dan fungsi seluler, yang
jga dipercaya memainkan peran sentral dalam pertumbuhan seluler dan
13
fungsi sistem imun. Walaupun teori dasar tentang potensi zinc
dipostulasikan untuk beberapa waktu,dan meyakinkan bukti pada kesehatan
anak yang hanya meyakinkan bukti tentang arti penting zinc pada kesehatan
anak yang diteliti baru-baru ini, dari percobaan-percobaan kontrol acak
suplementasi zinc. Banyak studi telah menunjukkan suplementasi zinc (10-
20 mg/hari sampai diare berhenti) mengurangi keparahan dan durasi dari
anak diare dibawah usia 5 (lima) tahun secara signifikan. Studi tambahan
menunjukkan dengan pemberian zinc jangka pendek (10-20 mg/hari untuk
10-14 hari) mengurangi kejadian diare untuk 2-3 bulan ke depan.
Berdasarkan studi ini, saat ini dianjurkan pemberian suplemen zinc
diberikan 10-20mg/hari selama 10-14 hari.
2.2 DIAGNOSIS
2.2.1 Anamnesis
Bertanya kepada ibu atau pengasuh anaknya tentang:
§ Adanya darah dalam tinja
§ Durasi diare
§ Jumlah kotoran berair per hari
§ Jumlah episode muntah
§ Adanya demam, batuk, atau masalah-masalah penting lainnya
(misalnya kejang-kejang, baru-baru ini campak)
§ Jenis dan jumlah cairan (termasuk ASI) dan makanan yang diberikan
selama sakit
§ Obat atau solusi lainnya yang diambil
§ Riwayat imunisasi
14
a) Kondisi Umum: adalah anak waspada; gelisah atau pemarah; lesu atau
tidak sadar?
b) Mata Apakah normal atau cekung?
c) Ketika air atau larutan oralit ditawarkan untuk minum, apakah diambil
atau dinolak, diambil dengan penuh semangat, atau anak tidak bisa
minum karena kelesuan atau koma?
d) Rasakan anak untuk menilai:
Turgor kulit. Ketika kulit di atas perut dicubit dan dilepaskan,
segera merata, perlahan-lahan, atau sangat lambat (lebih dari 2 detik)?
Kemudian, periksalah tanda-tanda masalah penting lainnya.
e) Cari tanda-tanda ini: · Apakah tinja anak mengandung darah merah? ·
Apakah anak kekurangan gizi? Buka seluruh pakaian bagian atas anak
untuk melihat bahu, lengan, bokong dan paha, untuk bukti dari tanda
berkurangnya otot (marasmus). Cari juga untuk edema pada kaki, jika
ada disertai pengurangan otot, artinya anak menderita gizi buruk. Jika
memungkinkan, nilai berat badan anak-untuk-umur, dengan
menggunakan grafik pertumbuhan, atau berat badan-untuk-panjang.
Atau, mengukur lingkar lengan pertengahan. · Apakah anak batuk?
Jika demikian, hitung jumlah pernapasan untuk menentukan apakah
pernafasannya cepat dan mencari tidak simetris.
f) Periksa suhu anak: Demam dapat disebabkan oleh dehidrasi parah,
atau oleh infeksi non usus seperti malaria atau pneumonia.
15
Turgor kulit Kembali cepat Kembali Sangat lambat*
lambat*
Derajat Tanpa dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi berat
dehidrasi ringan-sedang (bila ada 1 tanda *
(bila ada 1 tanda + 1 atau lebih
* + 1 atau lebih tanda lain)
tanda lain)
Terapi Rencana Terapi Rencana Terapi Rencana Terapi C
A B
Tabel 2.1 Cara menilai derajat dehidrasi
16
Dehidrasi Ringan- 5 – 10% 50 – 100
Sedang
Dehidrasi Berat >10% >100
Tabel 2.2 Hubungan Derajat Dehidrasi Dengan Perkiraan Jumlah
Cairan yang Hilang
17
Natrium klorida 2,6 gram/liter
Glukosa 13,5 gram/liter
Kalium klorida 1,5 gram/liter
Trisodium sitrat 2,9 gram/liter
18
>10 >200 (sebanyak yang diinginkan)
Tabel 2.3 Jumlah Cairan yang Harus Diberi Sesuai Umur Menurut
WHO 2005
19
badan, menyebabkan diare lebih lama dan lebih lambat memulihkan fungsi
usus.
Aturan 4 Bawa anak ke petugas kesehatan jika ada tanda-tanda
dehidrasi atau masalah lainnya.
Ibu harus membawa anaknya ke petugas kesehatan jika anak:
• Buang air besar cair sering terjadi
• Muntah berulang-ulang
• Sangat haus
• Makan atau minum sedikit
• Demam
• Tinja Berdarah
• Anak tidak membaik dalam tiga hari.
Pedoman diare yang sebelumnya hanya mempunyai 3 aturan saja.
Namun WHO 2005 menambahkan pemberian zinc pada rencana terapi A
ini.
20
Tabel 2.5 Pedoman Pengobatan Dehidrasi Pada Anak dan Dewasa
dengan Dehidrasi Sedang
Edema (bengkak) kelopak mata adalah tanda dari over-hidrasi. Jika hal
ini terjadi, hentikan penggunaan oralit, tapi dapat diberi ASI atau air putih,
dan makanan. Jangan beri diuretik. Bila edema telah hilang, lanjutkan
pemberian oralit atau cairan rumah sesuai dengan Rencana Terapi A.
Keluaraga harus diajarkan cara memberikan larutan oralit. Larutan
dapat diberikan pada anak-anak menggunakan sendok atau cangkir. Botol
minum tidak boleh digunakan. Untuk bayi dapat digunakan pipet atau
syringe.
Jika tanda-tanda dehidrasi parah telah muncul, terapi intravena (IV)
harus dimulai sesuai Rencana Terapi C. Jika anak masih memiliki tanda-
tanda yang menunjukkan dehidrasi, teruskan terapi rehidrasi oral dengan
mengulangi Rencana Terapi B. Pada saat yang sama dimulai pemberian
makanan, susu dan cairan lain, seperti yang dijelaskan dalam Rencana
Terapi A, dan terus menilai kembali anak. Jika tidak ada tanda-tanda
dehidrasi, harus dipertimbangkan rehidrasi telah lengkap. Bila rehidrasi
adalah lengkap:
Turgor kulit normal
Tidak haus
Urin
Anak menjadi tenang, tidak lagi mudah marah dan seringkali
tertidur.
Ajarkan ibu cara untuk merawat anaknya di rumah dengan larutan oralit
dan makanan seperti pada Rencana Terapi A.(1) Dengan larutan oralit yang
sebelumnya, tanda dehidrasi dapat menetap atau muncul kembali selama
21
pemberian oralit pada 5% anak-anak. Namun dengan larutan oralit
osmolaritas rendah yang baru, diperkirakan kegagalan pengobatan
sebelumnya dapat berkurang menjadi 3%, atau kurang.
Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba. Nilai
kembali penderita tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai pencepat
tetesan intravena. Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi penderita
kemudian pilihlah rencana terapi yang sesuai (A, B atau C) untuk
melanjutkan terapi. Pasien harus dinilai ulang setiap 15-30 menit sampai
22
denyut a. radialis teraba kuat. Setelah itu, pasien harus dinilai ulang
setidaknya setiap 1 (satu) jam untuk memastikan bahwa hidrasi membaik.
Jika tidak, maka infus harus diberikan lebih cepat. Lihat dan rasakan untuk
semua tanda-tanda dehidrasi:
o Jika tanda-tanda dehidrasi berat masih ada, ulangi infus cairan IV
seperti yang diuraikan dalam Rencana terapi C.
o Jika anak membaik (dapat minum), tetapi masih menunjukkan tanda-
tanda dari dehidrasi sedang, hentikan infus IV dan berikan larutan oralit
selama empat jam, sebagaimana ditetapkan dalam Rencana terapi B.
o Jika tidak ada tanda-tanda dehidrasi, ikuti Rencana terapi A. Ingatlah
bahwa anak membutuhkan terapi dengan larutan oralit sampai diare
berhenti.
Pada rencana terapi C tidak ada perbedaan antara WHO 2005 dengan
pedoman penatalaksanaan diare di Indonesia saat ini.
23
Biasanya, orang dewasa dengan berat 50 kg dan dengan dehidrasi berat akan
memiliki defisit cairan kira-kira 5 (lima) liter. Dari jumlah ini, 2 (dua) liter harus
diberikan dalam waktu 30 menit, dan sisanya dalam waktu tiga jam.
Dengan kolera, dibutuhkan oralit dalam jumlah besar yang diperlukan untuk
mengganti kehilangan akibat diare setelah dehidrasi dikoreksi. Jumlah
kehilangan cairan melalui diare sangat banyak dalam 24 jam pertama, pada
pasien dengan dehidrasi berat. Selama periode ini, rata-rata kebutuhan cairan
pasien seperti ini adalah 200 ml/kgBB, tapi beberapa memerlukan 350 ml/kg atau
lebih. Pada pasien yang berkelanjutan diarenya biasanya membutuhkan terapi
pemeliharaan intravena menggunakan larutan Ringer laktat dengan
menambahkan kalium klorida. Tambahan kalium juga dapat diberikan
bersamaan dengan oralit segera setelah pasien dapat minum.
Setelah rehidrasi, pasien harus dinilai ulang untuk mengetahui tanda-tanda
dehidrasi sekurang-kurangnya setiap 1-2 jam, dan dilakukan lebih sering jika
diare terjadi terus-menerus dan banyak. Jika tanda-tanda dehidrasi muncul
kembali, larutan oralit harus diberikan lebih cepat. Jika pasien menjadi lelah,
sering muntah atau distensi perut, larutan oralit harus dihentikan dan rehidrasi
harus diberikan secara IV menggunakan larutan Ringer laktat (50 ml/kg dalam
tiga jam), dengan menambahkan kalium klorida.
Semua kasus dugaan kolera dengan dehidrasi berat harus diberi antimikroba
oral yang efektif untuk Vibrio cholerae di daerah. Hal ini dapat mengurangi
volume total kehilangan cairan, menyebabkan diare berhenti dalam waktu 48
jam. Dosis pertama harus diberikan segera setelah muntah berhenti, yang
biasanya 4-6 jam setelah memulai terapi rehidrasi. Penatalaksanaan diare yang
disebabkan Vibrio cholerae hampir sama dalam pemberian antibiotik pilihan
namun ada perbedaan dimana cotrimosazol tidak lagi digunakan pada pedoman
yang baru, dan digantikan oleh eritromycin.
24
2.5 PENATALAKSANAAN DIARE AKUT BERDARAH
Selain itu, mereka harus dirawat selama tiga hari dengan ciprofloxacin,
atau selama lima hari dengan antimikroba oral lainnya yang sensitif terhadap
Shigella. Hal ini karena Shigella menyebabkan episode diare berdarah pada anak-
anak, dan hampir semua episode parah. Sangat penting menentukan sensitivitas
strain lokal Shigella, karena sering terjadi resistensi antimikroba dan pola
resistensi tidak dapat diprediksi. Antimikroba yang tidak efektif untuk pengobatan
Shigellosis, tidak boleh diberikan untuk mengobati Shigellosis. Baru-baru ini
direkomendasikan bahwa asam nalidixic tidak boleh lagi digunakan untuk
pengelolaan infeksi Shigella.
Penyebab Antibiotik Pilihan Alternatif
Kolera Doxycycline Erythromycin
Dewasa: 300 mg sekali Anak-anak: 12.5 mg/kg 4
atau kali per hari x 3 hari
Tetracycline Dewasa : 250 mg 4 kali
Anak-anak: 12.5 mg/kg 4 per hari x 3 hari
kali per hari x 3 hari
Dewasa: 500 mg 4 kali
per hari x 3 hari
Disentri Shigella Ciprofloxacin Pivmecillinam
Anak: 15 mg/kg 2 kali Anak-anak: 20 mg/kg 4
per hari x 3 hari kali per hari x 5 hari
Dewasa: 500 mg 2 kali Dewasa: 400 mg 4 kali
per hari x 3 hari per hari x 5 hari
Ceftriaxone
Anak-anak: 50-100
mg/kg 1 kali per hari IM
x 2 to 5 hari
Amoebiasis Metronidazole
25
Anak-anak: 10 mg/kg 3
kali per hari x 5 hari (10
hari pada kasus berat)
Dewasa: 750 mg 3 kali
per hari x 5 hari (10 hari
pada kasus berat)
Giardiasis Metronidazole
Anak-anak: 5 mg/kg 3
kali per hari x 5 hari
Dewasa: 250 mg 3 kali
per hari x 5 hari
Tabel 2.8 Antibiotik yang Digunakan Untuk Mengobati Penyebab Diare
26
Setiap anak dengan diare persisten harus diperiksa adanya infeksi non usus,
seperti pneumonia, sepsis, Infeksi Saluran Kemih, dan otitis media. Pengobatan
penyakit-penyakit tersebut harus sesuai dengan pedoman standar. Sedangkan
pengobatan untuk infeksi ususnya harus diobati setelah diketahui penyebab dari
infeksinya setelah dilakukan pemeriksaan faeses, dan diobati sesuai dengan Tabel
2.8.
27
Kombinasi obat-obatan. Banyak produk menggabungkan adsorbents,
antimikroba, obat antimotilitas obat. Produsen dapat mengklaim bahwa formulasi
ini sesuai untuk berbagai penyakit diare, namun, obat kombinasi ini tidak rasional
serta mempunyai biaya dan efek samping yang jauh lebih tinggi. Sehingga obat-
obat seperti ini tidak diperbolehkan untuk diare pada anak-anak.
28
DAFTAR PUSTAKA
29