Vous êtes sur la page 1sur 40

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Otitis eksterna adalah suatu inflamasi dari kulit pada liang
telinga luar, biasanya berhubungan dengan infeksi bakteri dan atau
infeksi jamur dari kulit yang lembab. Banyak faktor berperan,
seperti trauma ketika mengorek telinga, perubahan lapisan kulit
superfisial, pintu masuk untuk infeksi dapat terjadi, membuat bakteri
otitis eksterna penyebab terbanyak penyakit pada liang telinga luar.
Kondisi sistemik seperti anemia dan kelainan endokrin terutama
diabetes dan banyak jenis dari dermatitis seperti seboroika, psoriasis
dan eksema kemungkinan mengurangi resistensi terhadap infeksi
pada liang telinga luar yang menyebabkan terjadinya otitis eksterna.
Perawatan otitis eksterna dapat dilakukan dengan
pengobatan topikal walaupun dapat juga menggunakan pengobatan
secara sistemik untuk mengobati pasien otitis eksterna. Pada
keadaan khusus seperti pasien immunocompromise, pemberian
pengobatan berpotensi mencegah penyebaran ke jaringan sekitar.
Otitis eksterna dapat di klasifikasikan dalam beberapa
kategori seperti : otitis eksterna yang terlokalisasi (sirkumskripta),
otitis eksterna difusa, otitis eksterna bagian generalisata dari kondisi
kulit secara umum, otitis eksterna invasif, otitis eksterna bentuk lain.
Otitis eksterna difusa dibagi oleh dua stadium yaitu otitis eksterna
akut difusa dan otitis eksternakronik difusa. Otitis eksterna akut
difusa adalah proses infeksi pada liang telinga luar. Hiperestesia
regional adalah hasil dari inflamasi kulit pada daerah dengan sedikit
jaringan subkutan, glandula sebasea dan apokrin, terutama pada
bagian dalam 2/3 dari meatus. Masuknya air ke dalam liang telinga
luar adalah penyebab terbanyak terjadinya otitis eksterna yang
berhubungan dengan insidensi dan kejadian otitis eksterna, penyakit
ini berkisar antara 5% - 10% pada penduduk, kasus otitis eksterna
tinggi pada daerah lembab dan musim panas. Otitis eksterna kronik
difusa memiliki gejala iritasi dan keluarnya cairan dari liang telinga.
Dapat terjadi tuli akibat akumulasi debris pada liang telinga luar.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang otitis
eksterna, otitis eksterna maligna dan massa di luar telinga serta
mendapatkan gambaran teori dan Asuhan Keperawatan pada klien
otitis eksterna, otitis eksterna maligna dan massa di luar telinga.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi otitis eksterna, otitis eksterna
maligna dan massa di luar telinga.
2. Untuk mengetahui etiologi otitis eksterna, otitis eksterna
maligna dan massa di luar telinga.
3. Untuk mengetahui patofisiologi otitis eksterna, otitis
eksterna maligna dan massa di luar teling.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis otitis eksterna, otitis
eksterna maligna dan massa di luar telinga.
5. Untuk mengetahui komplikasi otitis eksterna, otitis eksterna
maligna dan massa di luar telinga.
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic otitis eksterna,
otitis eksterna maligna dan massa di luar telinga.
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan otitis eksterna, otitis
eksterna maligna dan massa di luar telinga.
8. Untuk mengetahui prinsip etik keperawatan pada otitis
eksterna, otitis eksterna maligna dan massa di luar telinga.
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan otitis eksterna, otitis
eksterna maligna dan massa di luar telinga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Otitis eksterna adalah infeksi folikel rambut, sehingga terjadi
frunkel (bisul). Penyebabnya biasanya karena sering mengorek liang
telinga, sehingga terjadi trauma yang mengenai folikel rambut.
Dirasakan sangat nyeri oleh penderita, apalagi bila daun telinga
tersentuh atau dipegang. Tampak pembengkakan yang terlokalisasi
di liang telinga
Di Amerika Serikat sekitar 98% otitis eksterna disebabkan
oleh P. Aeruginosa. Kasus sisanya mungkin disebabkan oleh Proteus
vulgaris, Escherichia coli, S. Aerus dan jamur seperti Candida
albicans, Aspergillus sp dan Mucor sp. Pada kasus otitis eksterna
bakterialis, kulit liang telinga berwarna merah dan biasanya
edematosa, kadang – kadang sampai tingkat yang menyumbat total
liang tersebut. Biasanya terdapat eksudat purulen yang sering hijau
khas infeksi Pseudomonas. Otitis eksterna tersering disebabkan air
yang masuk ke dalam telinga selama berenang atau atau akibat
abrasi di kulit liang telinga yang terjadi pada waktu telinga
dibersihkan dengan benda logam. Tampak liang telinga sempit,
dindingnya edema dan hiperemis. Sangat dirasakan nyeri oleh
penderita dan kadang – kadang terdapat demam. Bila infeksi bersifat
unilateral, ia mudah menyebar ke telinga lain melalui jari – jari.
Infeksi yang tidak diterapi bisa menyebar ke aurikula dan kemudian
ke wajah. Bila otitis esterna akibat jamur, sering nyeri terlihat tidak
sesuai dengan gambaran fisik. Kulit liang telinga berwarna merah,
tetapi biasanya edema lebih ringan dibandingkan dengan yang
terjadi pada infeksi bakteri dan mungkin terjadi eksudat jernih yang
menimum. Mungkin terlihat miselia, dan biasanya terlihat bila liang
telinga diperiksa dengan pembesaran.
Radang telinga luar atau otitis eksterna dibagi atas :
a. Otitisksterna Akut terlokasi (Furunkel)
Merupakan infeksi folikel rambut, sehingga terjadi furunkel
(bisul). Penyebabnya biasanya karena sering mengorek liang
telinga, sehingga terjadi trauma yang mengenai folikel rambut.
Dirasakan sangat nyeri oleh penderita apalagi daun
telinganya tersentuh atau dipegang. Tampak pembengkakkan
yang terlokalisasi di liang telinga.
b. Otitis Eksterna Difus Akut
Sering terjadi setelah berenang. Tampak liang telinga
sempit, dindingnya edema dan hiperemis. Sangat dirasakan
nyeri oleh penderita, dan kadang-kadang terdapat demam.
c. Otitis Eksterna Difus Kronis
Biasanya disebabkan oleh jamur, oleh karena itu disebut juga
otomikosis. Jamur yang menyerang liang telinga, biasanya
apergilus miger, acetinomyces atau ragi.
Penderita mengeluh gatal diliang telinga dan rasa tersumbat.
Pada pemeriksaan liang telinga terisi oleh filamen jamur
berwarna keputihan. Sering kali terdapat juga infeksi oleh
bakteri akibat trauma. Karena sangat gatal, penderita sering
mengorek liang telinga.
d. Otitis Eksterna Eksim
Terdapat reaksi kerentanan pada liang telinga, disebabkan
oleh alergi dari obat tetes telinga (kontak dermatitis), atau obat
yang disemprotkan sekitar telinga, seperti obat penyemprot
rambut (hairspray). Kadang-kadang anting-anting juga
menyebabkan penyakit ini sekret pada otitis media dapat juga
menyebabkan otitis eksterna eksim.
Pada pemeriksaan tampak liang telinga (dan kadang-kadang
juga daun telinga) edema, hiperemis, dan berair penderita sering
merasa nyeri dan gatal.
e. Otitis Eksterna Maligna
Penyakit ini sering terjadi pada orang tua yang menderita
diabetes militus. Biasanya unilateral mulanya rasakan gatal dan
nyeri diliang telinga. Kemudian terjadi pembengkakkan liang
telinga, berair, dan dirasakan sangat nyeri. Selanjutnya akan
terbentuk jaringan granulasi diliang telinga, dan dirasakan
sangat nyeri. Nervus vaisal dapat juga terkena.

B. Etiologi
1. Idiopatik.
Otitis eksterna difusa disebabkan oleh kombinasi dari
beberapa faktor-faktor yang saling berkaitan hingga
menimbulkan kerusakan, pada beberapa penyebab yang tidak
diketahui, mekanisme pertahanan kulit secara alami dan pada
keadaan tertentu kelenjar sebasea dan kelenjar serumen
mensekresi lipid menutupi epitel skuamous dari meatus
2. Trauma.
Trauma merupakan penyebab umum disebabkan oleh
garukan karena gatal pada telinga dengan menggunakan ( kuku
jari, batang korek api, kertas, kep rambut dan pengorek telinga ).
Meskipun memberikan kepuasan pada penderita, yang dapat melukai
kulit, misalnya terjadi infeksi sekunder. Pada keadaan lain juga
menyebabkan iritasi atau reaksi alergi.
3. Iritasi.
Bahan kimia saat dipakai ke kulit menyebabkan iritasi yang
kemudian menimbulkan reaksi alergi. Perbedaan antara kedua
reaksi ialah terjadi jika pemakaian dari bahan iritan secara lama
dan pada konsentrasi yang cukup tinggi. Reaksi iritasi lebih
berat pada permukaan kulit yang lembab dan mekanisme
pertahanan secara alami terganggu. Reaksi alergi hanya terjadi
pada beberapa individu dengan munculnya reaksi
hipersensitivitas tipe 4 setelah periode sensitisasi terhadap
alergen. Zat iritansering kali masuk ke dalam telinga setelah
periode sensitisasi terhadap alergen.
4. Alergi.
Pada kebanyakan alergi antibiotik (misalnya: neomisin,
framisetin, gentamisin, polimiksin), antibakterial (misalnya:
clioquinol) dan anti histamin. Bahan sensitif lainnya yang sering
dipakai untuk menggaruk telinga seperti bahan-bahan dari
logam, kertas dan kep rambut. Sebagai tambahan, reaksi alergi
dapat disebabkan oleh kuku jari, kosmetik dan ramuan obat-
obatan rambut.
5. Bakteri.
Bakteri yang umumnya menyebabkan otitis eksterna akut
difusa adalah Pseudomonasaeruginosa, Proteus mirabilis,
Staphylococc , Streptococci dan Bacillus Gramnegatif.
Untuk infeksi yang ringan atau tidak mengalami komplikasi,
kultur mikroorganisme pada liang telinga tidak dilakukan,
karena biasanya menunjukkan pertumbuhan pola kuman yang
beragam. Untuk infeksi yang berat, kultur diperlukan untuk
mengidentifikasi mikroorganisme yang dominan dan membantu
dalam pemilihan terapi antibiotik.
6. Faktor iklim/lingkungan.
Faktor resiko yang paling sering menyebabkan terjadinya
otitis eksterna adalah yangbekerja pada daerah dengan iklim
panas dan lembab dibandingkan yang bekerja pada iklim yang
dingin. Terdapat beberapa hal yang berpotensi menyebabkan
terjadinya otitis eksterna, seseorang yang berenang pada cuaca yang
panas, menyebabkan mekanisme pertahanan kulit liang telinga
terganggu, telinga menjadi basah yang dapat menimbulkan
iritasi dan erupsi disebabkan oleh adanya zat kimia didalam
kolam renang.
C. Manifestasi Klinis
1. Nyeri
2. Gangguan pendengaran
3. Rasa penuh pada telinga
4. Gatal-gatal
5. Terdapat secret/cairan yang berbau busuk
6. Liang telinga tampak bengkak
7. Hiperemis
8. Adanya edema (Kapita Selekta Kedokteran, 2001).
9. Jika saluran telinga membengkak atau terisi oleh nanah dan sel-
sel kulit yang mati, maka bisa terjadi gangguan pendengaran.
10. Biasanya jika daun telinga ditarik atau kulit didepan saluran
telinga ditekan akan timbul nyeri.
11. Dengan menggunakan otoskop, kulit pada saluran telinga
tampak merah, membengkak dan penuh dengan nanah dan sel-
sel kulit yang mati. (Anonymus, 2011)
12. Nyeri spontan timbul saat membuka mulut (sendi temporoman
dibularis) (Suparyanto, 2012)

D. Komplikasi
1. Perikondritis dan kondritis.
Perikondritis, inflamasi dari perikondrium, dan kondritis ,
inflamasi dari kartilago, merupakan komplikasi dari infeksi
pada liang telinga luar atau hasil dari trauma yang tidak
disengaja atau trauma akibat pembedahan pada daun telinga.
Gambaran klinis rasa nyeri, dan penderita sering mengeluhkan
rasa gatal yang hebat di dalam liang telinga. Seiring berjalannya
waktu, kulit pada daerah yang terinfeksi menjadi krusta dengan
debris, dan melibatkan kartilago. Dapat menyebabkan
pembengkakan dan kemerahan pada liang telinga.
2. Selulitis.
Selulitis dari telinga secara khas merupakan hasil dari
perluasan otitis eksterna atau luka tusuk. Selulitis berbeda
dengan perikondritis oleh pembengkakan yang minimal.
Manifestasi selulitis sebagai eritema pada telinga. Pengobatan
selulitis dengan antibiotik anti staphylococcal sistemik.
3. Erisipelas.
Erisipelas adalah infeksi yang disebabkan oleh Streptococcus
pada kulit yang menyebabkan kemerahan, edema dan erupsi
dengan batas tepi yang jelas. Daun telinga menjadi merah dan
bengkak dan penyebaran infeksi ke dalam kulit dari wajah yang
biasanya ditandai oleh gejala sistemik dengan temperatur yang
tinggi dan nadi yang cepat.

E. Patofisiologi dan Pathway


Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan
cara membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga
melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan
cotton bad (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme
pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke
arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan
menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam saluran
ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada
saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.
Infeksi oleh kuman pada kulit disepertiga luar liang telinga
yang mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar
sebasea dan kelenjar serumen membentuk furunkel.
Stadium prainflamasi timbul bila lapisan lipid meatus
akusticus eksternus terlepas karena lembab atau trauma
menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini
menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk
melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal
memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi
pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri.
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu
menimbulkan perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu,
proses infeksi akan mengeluarkan cairan / nanah yang bisa
menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna)
sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah
penurunan pendengaran.
Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna
yaitu Pseudomonas (41%), Streptokokus (22%), Stafilokokus
aureus (15%) dan Bakteroides (11%) (Oghalai, 2003).
Infeksi pada liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, peri
aurikuler dan tulang temporal.
OTITIS EKSTERNA

Sirkumskripta Difusi

½ liang telinga Penggunaan Cotton bad

Mengandung Adneksa Kulit Serum Terdorong Kedalam

Penumpukan Depan
Invansi Stapilococcus Membran Timpani

Furunkel Air Masuk Ketelinga (Berenan

Menyumbat Liang Telinga Ph Kulit kanalis naik

Pendengaran Menurun Media Tumbuh Bakteri

Gangguan Persepsi Proses Peradangan Leserasi Kulit


Pendengaran Infeksi

Perubahan Status Pengeluaran Menghasilkan Mediator


Kesehatan Zat Pirogen Kimia (bradikinin,
Endogen serotonin, histamin)

Informasi (-), Koping Tidak


Kesalahan Efektif Naik Se-Poin Di Nesiseptor
Interpretasi hipotalamus
Cemas
Hipertermi Hipotalamus
Kurang
Pengetahuan
Media Oblogata

Korteks Serebri

Nyeri

Nyeri
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Jumlah leukosit
Jumlah leukosit biasanya normal atau sedikit meninggi
b. Laju endap darah
Laju endap darah meningkat bervariasi dengan rata-rata 87
mm/jam. Laju endap darah dapat digunakan untuk
mendukung diagnosis klinik dari otitis eksternal akut atau
keganasan pada telinga yang tidak menyebabkan
peningkatan tes ini.
c. Kimia darah
Pasien yang diketahui dengan diabetik perlu pemeriksaan
kimia darah untuk menentukan intoleransi glukosa basal.
Pasien tanpa riwayat diabetes perlu diperiksa toleransi
glukosanya
d. Kultur dan tes sensivitas dari liang telinga
Kultur dari drainase telinga perlu dilakukan sebelum
pemberian antibiotic. Organisme penyebab utama otitis
eksterna maligna adalah P. Aeruginosa (95 %). Organisme
ini anaerobik, gram negatif. Spesies pseudomonas
mempunyai lapisan mukoid untuk fagositosis. Eksotoksin (
yaitu eksotoksin A, kolagenase, elastase) dapat
menyebabkan nekrosis jaringan, dan beberapa strain
menghasilkan neurotoksin yang menyebabkan neuropati
kranial.
2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan ini penting untuk menentukan adanya osteomielitis,
perluasan penyaki, dan respond terapi,antara lain :
a. Technetium Tc 99 metylene diphosphonate bone scan
b. Gallium citrate Ga 67 scan
c. Indium In 111-labelled leucocyte scan
d. CT scan dan MRI keduanya berguna untuk memeriksa
perluasan inflamasi terhadap anatomi jaringan lunak,
pembentukan abses, komplikasi intracranial

G. Penatalaksaan Medis dan Keperawatan


Penatalaksanaan Medis
1.
Penatalaksanaan Keperawatan
1. Bersihkan semua debris dan nanah di dalam telinga dengan
menggunakan ujung pengisap yang kecil.
2. Liang telinga dioleskan aluminum subasetat 0,025% atau
alkohol.
3. Atur posisi pasien pada telinga yang sakit untuk berbaring pada
salah satu sisi tubuhnya. Kemudian berikan beberapa tetes
larutan antibioka dimasukkan ke dalam liang telinga dan
dipasang sumbatan kapas ke dalam telinga. Berikan sebanyak 4
atau 5 tetes kedalam telinga setiap 4 jam untuk 48 jam pertama,
setelah telinga diperiksa kembali.
4. Tetesan antibiotika diberikan selama 3 hari selama 1 minggu.
5. Apabila terdapat benjolan masukkan secara hati-hati gumpalan
kapas tipis 5 – 7,5 cm, dan ditekan hati-hati kedalam liang
telinga dengan forseps bayonet atau forseps buaya. Ujung dalam
gumpalan ini harus sedikit mungkin ke membran timpani dan
ujung luarnya harus menonjol keluar dari liang telinga.
Gumpalan tersebut harus dibasahi dengab larutan antibiotika
setiap 3- 4 jam, setelah kapas tersebut dibasahi pasang sumbatan
kapas ditelinga
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. K DENGAN PENYAKIT OTITIS


EKSTERNA DI RUANG MAWAR RS PELITA SEHAT SURAKARTA

“Tn.K mengatakan keluar cairan pada telinga sejak 2 minggu yang lalu disertai
dengan nyeri yang hilang timbul. Hal itu dialami karna telinga Tn.K kemasukan air
pada saat berenang dilaut. Tn.K senang berenang di laut pada saat subuh menjelang
pagi hari. Tn.K juga sering mengorek-ngorek telinganya sejak telingnya kemasukan
air laut. Tn.K juga mengeluh pada saat telinganya terasa sangat gatal, kulit
telinganya terkelupas. Tn.K melakukan hal tersebut karena telinganya terasa penuh
dan kadang terasa nyeri. Beberapa hari setelah telinganya kemasukan air, Tn.K
mengalami demam. Tn.K merasa cemas akan telinganya, apakah dia bisa sembuh
seperti semula atau akan ada perubahan pada pendengarannya ”.

Tanggal Masuk RS : Kamis, 16 Juni 2016 Jam 09.15 WIB

Tanggal Pengkajian : Jum’at, 17 Juni 2016 Jam 10.00 WIB

Metode Pengkajian : Autoanamnesa

I. IDENTITAS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. K
Umur/jenis kelamin : 21 tahun/Laki-laki
Status : Belum Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Mojosongo, Surakarta
Dx Medis : Otitis Eksterna

2. IDENTITAS KELUARGA
Nama : Ny. A
Umur/jenis kelamin : 60 tahun/ Perempuan
Status : Ibu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Mojosongo, Surakarta

II. RIWAYAT KESEHATAN


1. Keluhan Utama :
Terasa nyeri dan gatal dibagian telinga kanan dalam.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Klien mengatakan keluar cairan pada telinga kanan 2 sejak minggu
yang lalu disertai dengan nyeri yang hilang timbul.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Pasien mengatakan belum pernah menderita penyakit ini sebelumnya,
dan belum pernah MRS.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Tidak ada yang mengalami riwayat penyakit yang sama dengan klien.
GENOGRAM

Keterangan :

=Laki-laki

=perempuan

=pasien

=tinggal serumah

=meninggal

III. PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDON


1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan tahu tentang pentingnya kesehatan sehingga
apabila ada salah satu keluarga yang sakit langsung dibawa kerumah
sakit. Menurut pasien sehat adalah ia dapat melakukan aktivitasnya
dengan nyaman, dan sakit adalah ketika pasien merasakan segala
sesuatu yang membuat aktivitasnya tidak nyaman.

2. Pola Nutrisi dan Metabolik


Sebelum Sakit Selama Sakit
Frekuensi Klien makan sehari 3x Klien makan sehari 3x
sehari, minum 6-7 sehari, minum 6-7
gelas/hari gelas/hari
Jenis Makanan dan Minuman Makanan dan Minuman
Porsi 1 Porsi 1 Porsi
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

Antropometri
BB :58 kg TB : 168cm
=
IMT : BB 58kg
TB2(m) (1,68)2
=
48kg = 20,5 (Normal)
2,82
Nilai normal IMT laki-laki = 20,1 – 25,0
3. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum Sakit Selama Sakit
Frekuensi Klien BAB normal 2x/hari Klien BAB normal
2x/hari
Kosentrasi Lembek, tidak ada darah Lembek, tidak ada darah
Jumlah 300gr 300gr
Warna Normal Normal
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

b. BAK
Sebelum Sakit Selama Sakit
Frekuensi Klien BAK normal 6x Klien BAK normal 6x
sehari sehari
Jumlah Urine 240cc/BAK 240cc/BAK

Warna Normal Normal


Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

Sebelum Sakit Sesudah Sakit


Kemampuan 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4

Makan  

Mandi  

Toileting  

Berpakaian  
Mobilisasi   4. Pola

Ambulasi   Aktivitas
dan
Latihan
5. PolaIstirahat dan Tidur
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan biasanya tidur ± 7-8jam/hari,
dan biasanya tidur siang selama 2jam/hari, tidur
nyenyak tidak ada gangguan.
Setelah Sakit : Pasien hanya tidur ± 3-5 jam/hari, tidak bisa tidur
nyenyak karna telinga gatal dan nyeri.

6. Pola Kognitif dan Perceptual


Sebelum sakit : Panca indra pasien masih baik dan masih berfungsi
dengan normal.
Setelah sakit : Panca indra pasien masih baik kecuali pendengaran
pasien kurang baik, karena telinga kanan pasien
mengalami nyeri.

7. Pola Persepsi dan Konsep Diri


a. Harga Diri
- Pasien mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
- Pasien biasa bersosialisasi setiap hari.
- Tujuan pasien saat ini adalah ingin sembuh dan cepat
beraktivitas.
b. Ideal diri
- Pasien ingin sembuh.
- Pasien ingin aktif kembali dengan lingkungan sekitar.
c. Gambaran diri
- Pasien dapat menerima keadaan tubuhnya secara proposional.
- Pasien dapat beradaptasi dengan keadaan tubuhnya yang
sekarang.
d. Citra diri
- Pasien tidak ingin merubah bentuk tubuh.
- Pasien tidak merasa berbeda dengan orang lain.
- Pasien sangat percaya diri.
8. Pola Seksual dan Reproduksi
Pasien belum menikah dan belum pernah berhubungan seksual
sebelumnya.

9. Pola Peran dan Hubungan


Peran pasien dalam keluarga adalah sebagai anak pertama yang
bekerja wirawasta dan pasien selalu menurut dengan orang tua,
sedangkan di masyarakat pasien juga aktif dalam organisasi didesa,
pasien juga dapat berkomuikasi yang baik dengan masyarakat, sering
membantu kegiatan didesa seperti kerja bakti.

10. Pola Manajemen Stress dan Koping


Sebelum Sakit : Pasien sering berinteraksi dengan orang sekitar, dan
apabila pasien merasa setres maka ia akan
mendengarkan musik untuk menghilangkan
setresnya.
Selama sakit : Pasien merasa jenuh selama dirumah sakit.

11. Sistem Nilai dan Keyakinan


Sebelum sakit : Pasien beragama islam dan rajin beribadah ke masjid.
Setelah sakit : Pasien masih bisa beribadah seperti biasa.

ANALISA KESEIMBANGAN CAIRAN SELAMA PERAWATAN

Intek Output analisa


a. minuman 1000cc a. minuman 900cc Intek 2100cc
b. infuse 1000cc b. drainage 250cc Output 2020cc
c. obat injeksi 100cc c. IWL (15x58kg) 870
Total 2100cc Total 2020cc Total 80cc
Pasien tidak kekurangan cairan tubuh.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Baik
c. TTV : TD : 100/80 mmhg
RR : 22x/menit
T : 38,2˚C
N : 74x/menit
2. Pemeriksaan Head To Toe
a. Kepala
- Bentuk Kepala : Bulat/Mesocephal, Simetris
- Kulit kepala : Terlihat kotor, tidak ada luka
- Rambut : Bersih, potongan pendek, tidak ada
kutu, rambut lurus, warna hitam,
tidak ada uban.
b. Muka
- Mata : Reflek terhadap cahaya baik, Ikterik (-),
warna mata coklat, diameter ka/ki sama,
konjungtiva pucat.
- Hidung : Bersih, mukosa hidung tampak merah,
setretnya (+)
- Mulut : Bersih, kemampuan berbicara baik, bibir
kering.
- Gigi : Gigi berlubang (-), tidak ada karang gigi.
- Telinga : Simetris, kotor, serumen (+), luka/iritasi
c. Leher : Tonsil tampak berwarna merah dan bengkak.
d. Dada
- Paru –Paru
I : Tidak nampak retraksi dada, bentuk dada simetris,
Tidak nampak penggunaan alat bantu nafas, tidak
ada masa, pola nafas normal, tidak ada luka.
P : Vokal premitus normal, tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba masa
P : Suara paru sonor
A : Suara paru vesikuler, tidak terdengar wheezing dan
ronkhi
- Jantung
I : Tidak nampak retraksi dada, bentuk dada simetris,
tidak nampak otot bantu nafas, tidak ada masa,
ictus cordis tampak pada intercosta ke-5
P : Tidak ada nyeri tekanan, tidak teraba masa, pulse
terasa kuat
P : Batas-batas jantung normal, suara redup
A : Suara paru reguler, tidak terdengar gallop
e. Abdomen
I : Abdomen flat, Simetris, Pernapasan Perut, Tidak Ada
Pembersaran
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak terasa pembesaran hepar
P : Suara lambung timpani
A : Tidak ada bising usus
f. Genitalia : Bersih, tidak nampak terpasang DC, anus bersih
tidak ada feses, tidak ada hemoroid.
g. Ekstremitas

Atas

- Kekuatan otot kanan dan kiri : Kekuatan otot lemah


3/3
- ROM kanan dan kiri : Gerakan otot sedikit
lemas dan kaku,
tangan kanan
terpasang infus
RL 20 tpm.
- Perubahan bentuk tulang : Tidak ada
- Perabaan Akral : Akral terasa panas
- Pitting Edema : Tidak ada

Bawah

- Kekuatan otot kanan dan kiri : Kekuatan otot lemah


3/3
- ROM kanan dan kiri : Gerakan otot sedikit

lemas dan kaku

- Perubahan bentuk tulang : Tidak ada


- Perabaan Akral : Akral terasa panas
- Petting Edema : Tidak ada

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan THT

Pemeriksaan Telinga
a. Pemeriksaan telinga :
Setelah dilakukan pemeriksaan menggunakan speculum telinga
terdapat granulasi jaringan didalam telinga.
b. Uji Weber :
Klien mengatakan suara yang didengan lebih keras di telinga
yang sakit (Telinga kanan) dibandingkan telinga yang sehat
(Telinga kiri)
c. Uji Rinne :
Klien mengatakan Suara lebih besar saat ditempelkan di tulang
mastoid dibandingkan di depan telinga (Bone Conduction > Air
Conduction = BC>AC)
d. Uji Schwabach :
Uji Schwabach memanjang (Hantaran tulang mastoid klienlebih
lama dibandingkan hantaran tulang mastoid pemeriksa)
e. Inspeksi :
Inspeksi liang telinga, perhatikan adanya cairan atau bau,
pembengkakan pada MAE, warna kulit telinga, apakah terdapat
benda asing, peradangan, tumor. Inspeksi dapat menggunakan
alat otoskopik (untuk melihat MAE sampai ke membran
timpany). Apakah suhu tubuh klien meningkat.
f. Palpasi:
Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon
nyeri dari klien, maka dapat dipastikan klien menderita otitis
eksterna sirkumskripta.
Pemeriksaan Hidung
a. Pemeriksaan Hidung :
Telinga simetris kiri dan kanan, Tidak ada nyeri tekan dan
benjolan saat dipalpasi.
b. Pemeriksaan Rinoskopi menggunakan Spekulum Hidung :
Mukosa hidung berwarna merah dan nampak adanya sekret.
Pemeriksaan Tenggorokan : Tonsil nampak berwarna kemerahan

dan bengkak.

VI. TERAPI MEDIS


1. Akilen tetes Telinga 5ml : Akilen di indikasikan untuk OMSK dan
Otitis Eksterna biasanya efek samping
yang dialami pasien yaitu mual,
berkurangnya pendengaran, seborrhea,
tinnitus.
2. Ambroxol (3 x 1) : Ambroxol yang berefek mukokinetik dan
sekretolitik, dapat mengeluarkan lendir
yang kental dan lengket dari saluran
pernapasan dan mengurangi staknasi
cairan sekresi
3. Cetirizine (1 x 1) : Antihistamin potensial yang memiliki efek
sedasi (kantuk) ringan dengan sifat
tembahan anti alergi, khususnya alergi
rhinitis. Cetirizine di HCL mampu
menurunkan gejala mayor rinisits alergi
seperti hidung berair, bersin dan
hidung gatal.
4. Paracetamol 500mg (3x1) : Obat antipiretik yang digunaka untuk sakit
kepala, pegal-pegal, sakit ringan dan
demam
5. Infus RL 20 tpm

VII. ANALISA DATA


Nama : Tn. K No. CM : 5076
Umur : 21 Tahun Dx. Medis : Otitis Eksterna
NO DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
1 DS : Nyeri Akut Proses Inflamasi
- Klien mengatakan nyeri
DO :
Klien nampak meringis
kesakitan
2 DS : Gangguan Penurunan
- - Klien mengatakan Persepsi Sensori Pendengaran
pendengarannya menurun : Pendengaran

- Klien mengatakan
telinganya terasa penuh
DO :
- - Uji Weber :
Lateralisasi ke telinga yang
sakit
- - Uji Rinne : BC>AC
- Uji Schwabach :
Memanjang
3 DS : Hypertermi Proses Inflamasi
- Klien mengeluh demam
beberapa hari setelah
telinganya kemasukan air laut
D DO :
Klien nampak demam
TD: 100/80 mmhg
RR: 52x/menit
T: 38,2˚C
Akral teraba panas, pasien
lemah,bibir kering
4 DS : Cemas Ketidakefektifan
- 1. Klien merasa cemas akan Koping
penyakit yang dideritanya
2 2. Klien mengatakan kulitnya
terkelupas ketika dikorek
dengan cottonbud
DO :
1. Klien nampak
khawatir/cemas
2. Klien bertanya-tanya
mengapa kulit telinganya
terkelupas

VIII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri Akut b.d Proses Inflamasi
2. Gangguan Persepsi Sensori : Pendengaran b.d Penurunan
pendengaran
3. Hipertermi b.d proses inflamasi
4. Cemas b.d ketidakefektifan koping

IX. RENCANA KEPERAWATAN


Nama : Tn. K No. CM : 5076
Umur : 21 Tahun Dx. Medis : Otitis Eksterna
Dx Tujuan dan Kriteria Intervensi Paraf
Hasil
Nyeri akut b.d NOC : NIC :
proses inflamasi (client satisfaction : (pain management
pain management 1400)
3016) 1. observasi reaksi non
Setelah dilakukan verbal dari ketidak
tindakan keperawatan nyamanan.
selama 3x24 jam 2. kontrol
diharapkan pasien lingkungan yang dapat
tidak mengalami nyeri memperngaruhi nyeri
akut lagi dengan KH : (suhu,
1. mengontrol nyeri (4) pecahayaan,kebisingan)
2. memberikan 3. gunakan
informasi tentang komunikasi terapeutik
pilihan untuk untuk mengetahui
manajemen nyeri (4) pengalaman nyeri pasien
3. memonitor skala 4. kaji kultur yang
nyeri secara reguler (4) mempengahuri respon
4. pendekatan nyeri
preventif yang 5. memberikan
digunakan untuk pasien obat untuk rasa
manajemen nyeri (4) nyeri
Gangguan NOC : ( Tissue NIC : ( Insision Site Care
persepsi sensori Integrity : Skin and 3440 )
: Pendengaran Mucous Membranes 1. membantu atau
b.d penurunan 1101 ) memantau penyembuhan
pendengaran 1. perasaan (5) luka
2. jaringan bekas luka 2. membersihkan
(5) daerah diseluruh luka
3. kulit mengelupas (5) dengan solusi
membersihkan yang
tepat
3. memonitor tanda -
tanda dan gejala infeksi
pada luka
4. membersihkan
area sekitar luka
menggunakan lidi
kapas steril
5. oleskan salep
Antiseptik
Hipertermi d.b NOC ( Vital Sign 0802 NIC ( Fever Treatment
Proses ) 3740 )
Inflamasi Setelah dilakukan 1. monitor TTV
tidakan keperawatan 2. anjurkan pasien
selama 3 X 24 jam minum sedikit tapi
diharapkan pasien sering
tidak mengalami 3. beri kompres air
hipertermi lagi hangat
dengan KHD : 4. anjurkan pasien
Suhu tubuh : 36,5 – menggunakan pakaian
37,5 ˚c (5), TD : 120/80 yang tipis dan
mmHg – 140/90 menyerap keringat
mmHg (5), Nadi : 5. kolaborasi
60/100 X per menit (5), pemberian antipiretik
RR : 16 – 20 X per
menit.

Cemas b.d NOC : NIC:


ketidakefektifan ( Anxiety Level 1211 ) (Coping Enhancement
koping 1. menderita (4) 5230 )
2. sifat mudah marah 1. menggunakan
(4) pendekan tenang
3. rasa gelisah dan dan meyakinkan
khawatir (4) 2. berikan
4. masalah perilaku informasi faktual
(4) mengenai diagnosis
5. serangan panik (4) terapi
dan prognosis
3. mencegah atau tidak
mengambil
keputusan ketika
penderita berada
dalam keadaan
stress

X. IMPLEMENTASI
Nama : Tn. K No. CM : 5076
Umur : 21 Tahun Dx. Medis : Otitis Eksterna
Hari/tgl/jam No Dx Implementasi Respon Paraf

Jum,at I 1. Mengkaji sakit 1. S = Klien


17/06/16 nyeri mengatakan nyeri
09.00 O= Klien meringis
kesakitan

II 2. Mengkaji 2. S = klien mengatakan


gangguan pendengarannya
pendengaran menurun dan
telinganya terasa penuh
O= Klien tampak
kebingungan

III 3.Monitoring TTV 3. S = Klien


mengatakan badannya
masih demam
O = T: 38,2˚C, TD:
100/80 mmhg
RR: 22x/menit
N : 74x/menit

4. S = klien mengatakan
IV 4. Manajemen cemas akan penyakit
koping yang dirasakan dan
kulit telinganya
terkelupas ketika
dikorek
O = klien terlihat cemas
dan bertanya-tanya
kenapa kulitnya
terkelupas

5. S = klien mengatakan
13.00 I 5. Memberikan sudah meminum
Obat untuk rasa obat yang telah
nyeri (Ambrooxol diberikan tetapi
dan Citirizine) masih merasa
nyeri
O = klien masih
merintih kesakitan dan
mencoba mengorek-
orek telinga

6. S = klien mengatakan
II 6. membersihkan nyeri ketika lukanya
area sekitar luka dibersihkan
menggunakan lidi O = klien merintih
kapas steril kesakitan ketika
lukanya dibersihkan

7. S = klien mengatakan
badannya masih
demam/panas
III 7. Memberikan O = TTV
kompres air TD :
hangat 100/80mmhg,
T : 38,2˚C,
RR : 24x/menit,
N : 76x/menit

8. S = klien mengatakan
sudah memakai baju
tipis
8. Menganjurkan O = klien sudah
klien untuk menggunakan pakaian
mengunakan yang tipis tanpa lengan
pakaian yang tipis dan menyerap keringat

9. S = klien mengatakan
bahwa ia cemas dengan
penyakitnya
IV 9. mencegah atau O = klien terlihat
tidak mengambil merasa
keputusan ketika cemas dan
penderita berada bingung dengan
dalam keadaan sakit yang diderita
stress

Sabtu I 1. mengontrol 1. S = klien mengatakan


18/06/16 lingkungan yang nyaman berada di
08.00 dapat lingkungan sekarang
mempengaruhi O = klien terlihat
nyeri ( suhu, nyaman
pencahayaan,
kebisingan )

II 2. meneteskan 2. S = klien mengatakan


obat akilen tetes nyeri berkurang setelah
telinga 5ml diteteskan akilen
O = klien terlihat mulai
membaik

III 3. mengkaji TTV 3. S = klien mengatakan


badannya masih panas
atau demam
O = TD : 100/70 mmHg
RR : 20 x per menit
Nadi : 74 x per menit
Suhu : 38˚c

4. berkolaborasi 4. S = klien mengatakan


pemberian sudah meminum obat
antipiretik yang telah diberikan
paracetamol tetapi badannya masih
500mg terasa panas
O = klien sudah
meminum paracetamol,
suhu 38˚c dan akral
masih teraba
panas

IV 5. memberikan 5. S = klien mengatakan


informasi faktual bahwa ia mengerti apa
mengenai yang
diagnosis
disampaikan
perawat,dan sedikit
tenang
O = klien
mendengarkan dengan
baik dan sedikit
bingung

6. mengkaji kultur
13.00 I 6. S = klien mengatakan
yang
sering mengorek – orek
mempengaruhi
telinganya saat gatal
respon nyeri
O = klien terlihat sudah
terbiasa
dengan tindakan
yang dilakukan
II 7. membersihkan
daerah sekitar luka 7. S = klien
dengan solusi mengatakan masih
pembersihan yang nyeri dan gatal
tepat O = klien masih
mengorek-ngorek
telinganya
III 8. berkolaborasi
pemberian 8. S = klien mengatakan
antipiretik badannya masih agak
paracetamol panas
500mg O = suhu : 37,8˚c, TD :
110/70mmHg, N :
74x/menit, RR :
22x/menit. Akral teraba
hangat, Mukosa
9. menggunakan bibir agak lembab
IV pendekatan tenang
dan meyakinkan 9. S = klien mengatakan
tentang nyeri bahwa ia mengerti
tentang apa yang
disampaikan dan
merasa tenang
O = klien terlihat sudah
tenang
Minggu I 1. menggunakan 1. S = klien mengatakan
19/06/16 terapiutik untuk telinganya sudah
08.00 mengetahui lumayan membaik
pengalaman nyeri tetapi masih merasa
pasien gatal sedikit.
O = klien tidak
mengorek-orek
telinganya lagi.

II 2. memonitor 2. S = klien mengatakan


tanda-tanda/gejala telinganya sudah tidak
infeksi luka nyeri dan gatal lagi
O = tidak ada serum,
kulit sudah tidak
terkelupas dan merah.

3. mengobservasi 3. S = klien mengatakan


III ttv badannya sudah tidak
demam lagi
O = TD: 120/80mmHg.
Nadi : 80x/menit, RR :
20x/menit. Suhu 37,5˚C

1. S = klien mengatakan
bahwa telinganya sudah
I 1. mengobservasi tidak nyeri dan gatal
reaksi non verbal dan merasa lebih
dari ketidak nyaman dengan
nyamanan lingkungan
O = luka didalam
telinga sudah
mengering/membaik

2. S = klien mengatakan
telinganya sudah tidak
II 2. memantau terasa penuh, dan
penyembuhan pendengarannya sudah
luka membaik
O = luka didalam
telinga klien sudah
mengering, dan sudah
tidak ada serum

3. S = klien mengatakan
badannya sudah tidak
III 3. mengkaji TTV demam lagi
O = TD : 120/80mmHg,
Nadi : 80x/menit, RR :
18x/menit, suhu : 37˚C

XI. CATATAN KEPERAWATAN


Nama : Tn. K No.CM : 5076
Umur : 21 Tahun Dx. Medis : Otitis Eksterna

No. Dx Hari/tgl/jam EVALUASI paraf


I Jumat S : klien mengatakan sudah minum obat yang
17/06/16 diberikan tetapi masih merasa nyeri dan gatal
Jam 14.00 O : klien masih merintih kesakitan dan
mencoba mengorek-orek telinga
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. kotrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri (suhu,
kebisingan, pencahayaan)
2. kaji kultur yang mempengaruhi nyeri
3. observasi reaksi non verbal dan
ketidaknyamanan
4. gunakan komunikasi terapiutik untuk
mengetahui pengalaman pasien nyeri
5. memberi obat rasa nyeri

II S : klien mengatakan nyeri ketika lukanya


dibersihkan
O : klien merintih kesakitan ketika lukanya
dibersihkan
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. membersihkan daerah diseluruh luka
dengan solusi pembersihan yang tepat
2. membersihkan daerah luka
menggunakan lidi kapas steril
3. memantau penyembuhan luka
4. monitor tanda dan gejala infeksi luka
5. oleskan saleb anti septik

III S : klien mengatakan badannya masih demam


pada malam hari
O : suhu : 38˚C, TD : 100/80mmHg, RR:
24x/menit, N : 76x/menit
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. monitor TTV
2. anjurkan pasien minum sedikit tapi
sering
3. beri kompres air hangat
4. anjurkan klien menggunakan pakaian
yang tipis dan menyerap keringat
5. kolaborasi pemberian antipiretik

IV S : klien mengatakan bahwa ia merasa cemas


O : klien terlihat cemas dan bingung dengan
sakit yang diderita
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. mencegah pengambilan keputusan jika
klien dalam keadaan stress
2. memberikan informasi faktual
mengenai diagnosa
3. gunakan pendekatan tenang dan
Menyakinkan
I Sabtu S : klien mengatakan sering mengork-orek
18/06/16 telinganya saat gatal
O : klien terlihat sudah biasa dengan kegiatan
yang dilakukan
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. kotrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri (suhu,
kebisingan, pencahayaan)
2. kaji kultur yang mempengaruhi nyeri
3. observasi reaksi non verbal dan
ketidaknyamanan
4. gunakan komunikasi terapiutik untuk
mengetahui pengalaman pasien nyeri
5. memberi obat rasa nyeri
II
S ; klien mengatakan masih nyeri dan gatal
O : klien masih mengorek-orek telinganya
tetapi tidak sering
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. membersihkan daerah diseluruh luka
dengan solusi pembersihan yang tepat
2. membersihkan daerah luka
menggunakan lidi kapas steril
3. memantau penyembuhan luka
4. monitor tanda dan gejala infeksi luka
III 5. oleskan saleb anti septik
S : klien mengatakan bahwa badannya masih
demam ringan
O ; suhu : 37,8˚C, TD : 110/70mmHg, N :
74x/menit, RR : 22x/menit, akral teraba
hangat
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. monitor TTV
2. anjurkan pasien minum sedikit tapi
sering
3. beri kompres air hangat
4. anjurkan klien menggunakan pakaian
yang tipis dan menyerap keringat
5. kolaborasi pemberian antipiretik
IV
S : klien mengatakan bahwa ia mengerti
tentang apa yang disampaikan dan merasa
tenang.
O : klien sudah terlihat tenang
A : masalah sudah teratasi
I Minggu S : klien mengatakan bahwa telinganya sudah
19/06/16 tidak nyeri dan gatal dan merasa sudah
Jam 14.00 nyaman dengan lingkungan
O : luka didalam telinga sudah membaik
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

II S : klien mengatakan telinganya sudah tidak


terasa penuh, dan pendengarannya sudah
membaik
O : luka didalam telinga klien sudah
mengering, dan sudah tidak ada serum
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

III S : pasien mengatakan sudah tidak demam


lagi
O : TD : 120/80mmHg, Nadi : 80x/menit, RR
: 18x/menit, suhu : 37˚C
A : masalah teratasi
P: hentikan intervensi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. K DENGAN PENYAKIT OTITIS
EKSTERNA DI RUANG MAWAR RS PELITA SEHAT SURAKARTA

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Persepsi Sensori

Dosen pengampu : Ns. Happy Indri Hapsari, M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Loista Windhi Pambajeng (S15072)


2. Mardiana Mutiara Dewi (S15073)
3. Maya Dwi Lestari (S15074)
4. Muhammad Avif Sholikin (S15075)
5. Nadya Asri Marciana (S15076)
6. Neni Budi Purwaningsih (S15077)
7. Niko Beni (S15078)
8. Nofa Zahra Sistiani (S15079)

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA 2016

Vous aimerez peut-être aussi