Vous êtes sur la page 1sur 12

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

PENDEKATAN KONTINJENSI PADA RANCANGAN SISTEM


INFORMASI AKUNTANSI

Oleh :

 I Nyoman Setiasa (1781611032)


 Putu Rany Wedasuari (1781611036)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI& BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018

1
PENDEKATAN KONTINJENSI PADA RANCANGAN SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI

A. TEORI KONTINJENSI
Pendekatan teori kontinjensi untuk merancang sistem akuntansi menyatakan bahwa tidak ada
suatu strategi umum bisa digunakan untuk semua organisasi.Perumusan kontinjensi telah
mempertimbangkan pengaruh dari teknologi, struktur organisasi dan teori, dan lingkungan
dalam upaya untuk menjelaskan bagaimana sistem akuntansi berbeda dalam berbagai situasi.
1. Kerangka Kerja Waterhouse dan Tiessen, mengusulkan suatu rancangan efisien dari
sistem akuntansi manajemen dan suatu mekanisme dari kontrol yang tergantung pada
struktur dan konteks dari suatu organisasi. Tipe dari struktur organisasi diduga akan
memengaruhi proses akuntansi manajemen, seperti perencanaan, alokasi sumber daya, dan
pengukuran penampilan.
2. Kerangka Kerja Gordon dan Miller, mengusulkan suatu kerangka kerja kontinjensi
untuk rancangan sistem informasi yang melakukan perhitungan terhadap lingkungan,
atribut organisasional dan jensi pembuatan keputusan manajerial.Gordon dan Miller
menyatakan bahwa dalam kenyataannya, pola tampak lingkungan, organisasional dan jenis
keputusan tidak tersebar secara acak tetapi bergabung bersama untuk membentuk
pengaturan umum.
3. Kerangka Kerja MacIntosh dan Daft, menyelidiki hubungan antara satu karakteristik
organisasi dan rancangan sistem pengendalian. Dengan interdependensi yang mereka
temukan, suatu perluasan dimana departemen tergantung satu sama lain dan bertukar
informasi dan sumber daya untuk menyelesaikan suatu tugas. Interdependensi bisa 1)
dicurangi ketika suatu departemen relatif otonom dan terdapat sedikir aliran kerja di antara
mereka, 2) berangkaian ketika departemen berkaitan suatu seri, dengan hasil suatu
departemen digunakan sebagai masukan departemen berikutnya, dan 3) berbalasan ketika
departemen bekerja suatu proyek dan arus kerja kembali dan berkumpul di antara kedua
departemen tersebut. Sistem pengendalian manajemen dipandang dari istilah ketika kontrol
subsistem: dana operasional, laporan statistik, dan prosedur operasional standar dan
peraturan. Hasil dari studi lapangan MacIntosh dan Daft menunjukkan bahwa ketika
interdependensi rendah, kontrol difokuskan pada penggunaan prosedur operasional standar,

2
ketika menengah, kontrol diserahkan pada pendanaan dan laporan statistik, ketika tinggi
peranan dari sistem pengendalian ditiadakan.
4. Kerangka Kerja MacIntosh, mengusulkan suatu model kontekstual dari sistem
informasi.Dasarnya, model menggabungkan tipe keputusan pribadi, teknologi, dan struktur
organisasi untuk menurunkan suatu jenis sistem informasi.Variabel-variabelnya dijabarkan
dari model jenis keputusan Driver dan Mock dan kategori Perrow. Model jenis keputusan
Driver dan Mock digunakan untuk menentukan variabel jenis keputusan, dimana model ini
menunjukkan dua dimensi dari pemrosesan informasi (jumlah informasi yang digunakan
dan derajat fokus dalam penggunaan data). Data dimensi ini digabung sehingga didapat
empat jenis yang berlainan, yaitu jenis desisif (menyatakan penggunaan suatu jumlah
minimum dari data untuk menghasilkan hasil yang berbeda pada waktu yang berbeda),
jenis fleksibel (menyatakan penggunaan sejumlah kecil data untuk menghasilkan hasil
yang berbeda pada waktu yang berbeda), jenis hierarki (penggunaan banyak daya untuk
menghasilkan satu opini perusahaan), jenis integratif (penggunaan banyak data untuk
menghasilkan solusi yang memungkinkan). Kategori Perrow digunakan untuk menentukan
variabel teknolog, yang dinyatakan dengan dua dimensi teknologi (pengetahuan tugas dan
keragaman tugas).Dua dimensi ini diturunkan dari kategori pengetahuan yang berbeda,
yaitu teknologi keahlian, teknologi rutin, teknologi penelitian, dan teknologi teknis
profesional.Empat jenis informasi dibedakan dalam dua dimensi, yaitu jumlah dan
ambiguitas. MacIntosh menjelaskan mereka dengan cara berikut:
a) Sistem Informasi Ringkas, sejumlah kecil sampai menengah informasi yang tepat dan
tidak ambigu, dan digunakan dalam cara yang cepat dan teliti.
b) Sistem Informasi Teliti, sejumlah besar informasi, sering kali dalam bentuk database
atau model simulasi, yang cenderung terperinci dan tepat.
c) Sistem Informasi Kursori, sejumlah kecil informasi, tidak tepat, tidak pula terperinci
dan sering kali hanya dipermukaan, mereka digunakan dalam cara yang biasa namun
diteliti.
d) Sistem Informasi Difuse, Informasi menengah sampai besar, seringkali sangat tidak
jelas dan tepat, umumnya digunakan dengan cara yang lambat dan penuh pertimbangan.

3
5. Kerangka Kerja Ewusi-Mensah, menyelidiki dampak lingkungan organisasi eksternal
terhadap sistem informasi manajemen. Variasi dalam lingkungan organisasi diasumsikan
memerlukan proses keputusan yang berbeda, dan oleh karenanya, memiliki karakteristik
informasi yang berbeda, termasuk kualitas informasi, dampak terhadap pembuatan
keputusan, interaksi organisasional, penelusuran organisasional, waktu respons, cakrawala
waktu, sumber informasi, dan jenis informasi.
B. PENGGUNAAN TEKNIK PEMBIAYAAN MODAL
Teori ekonomi keuangan menunjukkan bahwa penampilan perusahaan yang ditingkatkan
(pengukuran data pasar saham) tidak secara signifikan berkaitan dengan teknik cash flow
yang didiskontokan. Hubungan antara penggunaan teknik pembiayaan permodalan dan
penampilan perusahaan diringankan oleh kontijensi, karakteristik spesifik
perusahaan.Perspektif ini mengembangkan dan menguji suatu teori kontijensi yang bisa
memprediksi perusahaan mana yang tampak paling diuntungkan dengan menggunakan teknik
pembiayaan permodalan. Adapun karakteristik eksternal yang digunakan dalam model adalah:
1 Strategi perusahaan (bertahan atau prospektor)
2 Prediktabilitas lingkungan (stabil atau dinamis)
3 Keragaman lingkungan (homogen atau heterogen)
Karakteristik internal yang digunakan adalah :
1 Sistem informasi
2 Struktur penghargaan
3 Derajat desentralisasi
Survei yang telah dilakukan memberikan bukti hubungan positif antara efektivitas dari teknik
pembiayaan permodalan rumit dan lingkungan yang bisa diprediksi, penggunaan dari sistem
jangka panjang, dan derajat desentralisasi.
C. STRATEGI BISNIS DAN SISTEM PENGENDALIAN
Govindarajan dan Gupta dalam Belkaoui (1989) mengamati keterkaitan antara strategi,
sistem bonus insentif, dan efektifitas pada level strategic business unit (SBU) di dalam
perusahaan yang berbeda-beda. Suatu survei umum dari manajer tentang strategic business
unit (SBU) terdiversifikasi menghasilkan hal-hal berikut:
1 Ketergantungan lebih besar terhadap kinerja jangka panjang seperti halnya juga
ketergantungan lebih besar terhadap pendekatan subjektif (bukan rumusan) untuk

4
menentukan SBU manajer umum, bonus berperan untuk efektifitas dalam kasus
membangun SBU, tetapi lambat dalam memanen SBU.
2 Hubungan dari perluasan dari ketergantungan terhadap sistem bonus pada kriteria
pendek dan efektivitas SBU secara maya berdiri sendiri dari strategi SBU.
Hasil pertama berdiri di atas alasan yang memberikan pengharapan dimana unit
pembangun akan menghadapi ketidakpastian lingkungan yang lebih besar dibandingkan
dengan yang dihadapi unit permanen.
Menggunakan tipologi Miles dan Snow(1978), strategi diklasifikasikan menjadi
defenderprospektor, dan analiser.Tipe ini dijelaskan sebagai berikut defender beroperasi
dalam area produksi yang relatif stabil, dan berkompetisi dengan mempertaruhkan
kepemimpinan, kualitas, dan pelayanan.Mereka melakukan sedikit perkembangan
produk/pasar. Hasil dari studi ini membuktikan proporsi di mana perusahaan bergantung
pada strategi berbeda menggunakan Sistem Pengendalian Akuntansi dengan cara yang
berbeda pula.
D. PENTINGNYA PENGAMATAN DAN PENGGUNAAN KONTROL PEMBIAYAAN
Literatur empiris dalam teori kontijensi mencoba untuk menjelaskan variasi dalam
pentingnya pengamatan dan/atau menggunakan kontrol pembiayaan pada berbagai variabel
kontijensi.Pengawas manajer menggunakan kontrol pembiayaan flexibel merupakan suatu
fungsi positif dari kompetisi yang dihadapi oleh organisasi mereka. Dia menyimpulkan hal itu
sebagai berikut:
Saat kompetisi diintensifkan, keuntungan yang diharapkan dari penerapan kontrol ini
cenderung memberatkan biaya mereka.Oleh karena itu, untuk mereka yang dipercayakan
dengan sistem pengendalian, penting untuk mengetahui derajat kompetisi yang dihadapi oleh
perusahaan yang tidak menghadapi kompetisi serius juga bisa membuat lebih merugikan
daripada mendatangkan keuntungan.
Burns dan Waterhouse (1975) menemukan bahwa kepentingan dan penggunaan sistem
pengendalian pembiayaan adalah lebih tinggi dalam organisasi yang lebih besar, lebih
desentralisasi dan lebih menggunakan teknologi yang terdapat prosedur operasional resmi
standar.

5
E. PILIHAN DARI TINDAKAN SISTEM PENGENDALIAN
Kemampuan anggota organisasi untuk merancang dan memelihara sistem pengendalian
untuk sesuai dengan keseluruhan struktur juga bisa menjadi kontinjen pada berbagai faktor
lainnya. Sebagai contoh Das menggunakan suatu pengaturan simulasi, menemukan bahwa
seseorang yang bekerja dalam suatu organisasi organik lebih suka memilih strategi kontrol
yang memotivasi secara instrinsik , dan mereka yang bekerja dalam organisasi mekanis lebih
suka memilih strategi kontrol yang memotivasi secara ekstrinsik.
Berdasarkan pada bukti penelitian terbaru, hal ini tampaknya merupakan perubahan
umum dalam gaya manajerial terutama dalam proses kontrol, tidak bisa diharapkan untuk
muncul sebagai beberapa perubahan penting dalam persepsi dari sifat-sifat organisasional dan
titik jenuh telah terjadi.
Hasil studi Belkaoui (1989) yang melibatkan 55 manajer pembelian dari departemen supply
and services dalam pemerintahan Kanada dan berdasarkan pada penggunaan istrumen
keterbukaan pribadi menunjukkan bahwa prilaku untuk akuntansi yang bertangggung jawab
secara positif berhubungan dengan jumlah dan faktor kendali dari keterbukaan diri dan
berhubungan negatif dengan positif-negatif, cukup tepat, dan mencoba untuk terbuka.
Belkaoui menyimpulkan sebagai berikut:
 Hasil pertama menunjukkan bahwa subjek tersebut bersedia bicara tentang dirinya
tampak menerima salah satu kondisi dari sistem akuntansi yang bertanggung jawab
dimana bertanggung jawab terhadap keseluruhan biaya terkontrol.
 Hasil kedua menyatakan bahwa subjek yang sama akan menjadi kurang berkenan untuk
menerima kondisi di atas dari sistem akuntansi yang bertanggung jawab jika kehendak
untuk membuka adalah untuk mengungkapkan hal negatif lawan positif tentang diri
mereka, atau untuk mengukur kesungguhan dari pernyataan mereka.
F. PENDEKATAN KONTINJENSI UNTUK MENGUKUR PENAMPILAN
Suatu pendekatan kontinjensi untuk mengukur penampilan didemonstrasikan dalam studi
Hayes (1977) dalam Belkaoui (1989). Hasilnya menunjukkan bahwa:
1 Faktor internal merupakan penjelasan utama untuk penampilan pada departemen
produksi.

6
2 Lingkungan sebagaimana juga halnya variabel interdependensi memberikan kira-kira
sumbangan sementara terhadap penjelasan terhadap penampilan pada departemen
penjualan.
Govindarajan mengamati hubungan antara ketidakpastian lingkungan dan gaya evaluasi
penampilan. Hasilnya mendukung pernyataan berikut:
1 Atasan dari unit bisnis yang menghadapi ketidakpastian lingkungan yang lebih tinggi akan
menggunakan suatu penampilan yang lebih subjektif, yaitu pendekatan pujian, sedangkan
atasan dari unit bisnis yang menghadapi ketidakpastian lingkungan yang rendah akan
menggunakan lebih banyak rumusan yang didasarkan pendekatan evaluasi penampilan.
2 Kecocokan kuat antara ketidakpastian lingkungan dan gaya evaluasi penampilan berkaitan
dengan penampilan unit bisnis yang lebih tinggi.
Hasil ini digunakan untuk menguji temuan berlawanan dari Otley dengan berpendapat bahwa
studi Otley mungkin dilakukan dalam kondisi lingkungan yang relative stabil, sementara
Hopwood mungkin mengamati unit yang beroperasi dalam kondisi lingkungan yang relative
tidak pasti.
G. PENENTUAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Kritikan terhadap penelitian kontinjensi lebih banyak diarahkan dalam desain rerangka
kontijensi, terutama pada aspek metode pengujian. Drazin dan Van de Ven (1985)
mengusulkan tiga pendekatan penting dalam penelitian kontijensi, meliputi: seleksi, interaksi
dan sistem. Kenyataan bahwa dalam pendekatan seleksi dan interaksi memunculkan
sejumlah kelemahan baik dalam konsep maupun konsekwensi hasil, arah metode pendekatan
kemudian difokuskan terhadap pendekatan system.
Terdapat tiga pendekatan dalam konsep fit sebagaimana dikemukakan oleh Drazin dan
Van de Ven (1985), yang meliputi seleksi, interaksi, dan system. Pendekatan seleksi
menghubungkan antara variabel kontekstual dengan variabel organisasional, namun tidak
secara jelas mengorelasikan hubungan kedua variabel tersebut dengan kinerja organisasi.
Pendekatan multiple interaction memandang bahwa pengaruh fit antara variabel kontekstual
dengan variabel organisasional dalam model regresi. Koefisien signifikansi dari order
tertinggi dari interaksi dalam persamaan regresi menunjukkan adanya dukungan terhadap
hipotesis yang dikembangkan.

7
H. PENDEKATAN RESIDUAL ANALYSIS
Pendekatan residual analysis mengacu pada konsep nilai residual dari persamaan regresi.
Dalam pendekatan ini, residual diasumsikan sebagai unfit dari persamaan regresi. Terdapat
tiga tahap dalam uji ini.Tahap pertama adalah penentuan desain hubungan variabel
organisasional dengan kontekstual.Dalam hal ini, system pengendalian didesain sebagai
variabel dependen dan PEU sebagai variabel independen.
Pendekatan seleksi dan interaksi dalam fit memfokuskan pada bagaimana faktor tunggal
dari variabel kontekstual berpengaruh terhadap faktor-faktor organisasional dan bagaimana
pasangan variabel kontekstual organisasional tersebut berinteraksi dalam memengaruhi
kinerja. Oleh kalangan reductionism, cara ini dipandang sebagai dekomposisi dari variabel-
variabel organisasional dan kontekstual yang secara efektif dapat menjelaskan hubungan
keseluruhan organisasi.

8
REVIEW ARTIKEL

FAKTOR KONTINGEN AKUNTANSI MANAJEMEN STRATEGIS

Latar Belakang

Gagasan penting teori kontingensi manajemen akuntansi didasarkan pada asumsi bahwa tidak
ada sistem akuntansi manajemen yang sesuai secara universal yang dapat diterapkan untuk
semua organisasi dalam semua keadaan (Otley, 1980; Oates, 2015). Artinya bentuk atau desain
akuntansi manajemen sistem yang diterapkan dalam organisasi harus sesuai dengan situasi dan
kondisi di mana organisasi berada. Gagasan teori kontingensi adalah bahwa kinerja organisasi
akan ditingkatkan jikaterjadi kesesuaian antara akuntansi manajemen dan sistem kontrol dan
variabel kontekstual (seperti: ketidakpastian lingkungan yang dirasakan, strategi bisnis, orientasi
pasar dan, ukuran perusahaan). Namun, konsep fit telah menerima perhatian luar biasa dalam
literatur akuntansi. Misalnya, Drazin dan Van de Ven (1985) melihat munculnya tiga pendekatan
fit yang berbeda, yaitu, seleksi, interaksi, dan sistem.

Penelitian saat ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara dua faktor kontingen dan
penggunaan SAM. Kedua faktor kontingen yaitu; ketidakpastian lingkungan yang dirasakan dan
orientasi pasar dipilih karena banyak alasan. Pertama, ketidakpastian lingkungan yang dianggap
sebagai jantung teori kontingensi dan faktor paling penting yang mempengaruhi teknik akuntansi
manajemen (Chenhall, 2003). Kedua, meskipun ada banyak variabel telah dianggap sebagai
anteseden untuk sistem akuntansi manajemen dalam studi berbasis kontingensi, karya-karya
sebelumnya lebih banyak berfokus pada beberapa di antaranya.

Penelitian saat ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara dua faktor kontingen dan
penggunaan SAM. Kedua faktor kontingen yaitu; ketidakpastian lingkungan yang dirasakan dan
orientasi pasar dipilih karena banyak alasan. Pertama, ketidakpastian lingkungan yang dianggap
sebagai jantung teori kontingensi dan faktor paling penting yang mempengaruhi teknik akuntansi
manajemen (Chenhall, 2003). Kedua, meskipun ada banyak variabel yang dianggap sebagai
anteseden untuk sistem akuntansi manajemen dalam studi berbasis kontingensi, karya-karya
sebelumnya telah lebih memfokuskan pada beberapa faktor ini, seperti; Strategi Bisnis, ukuran
perusahaan dan mengabaikan faktor-faktor penting lainnya (Abernethy & Guthrie, 1994; Kim,
Lee, Chun, & Benbasat, 2014). Pada saat yang sama meskipun, para akademisi pemasaran

9
menganggap orientasi pasar sebagai pusat manajemen dan strategi modern (Narver & Slater,
1990), karya sebelumnya pada akuntansi manajemen tidak memberikan perhatian yang cukup
untuk orientasi pasar (Cadez & Guilding, 2008). Selain itu, hanya ada beberapa penelitian yang
mengeksplorasi hubungan antara orientasi pasar dan SMA (Cadez & Guilding, 2008; Guilding &
McManus, 2002). Oleh karena itu, tampaknya sangat tepat untuk memperkenalkan orientasi
pasar (di samping PEU) sebagai faktor kontingen dalam penelitian saat ini karena menunjukkan
hubungan yang erat dengan karakteristik SMA (Roslender & Hart, 2003).

Hipotesis :

H1 : Penggunaan SMA lebih besar di perusahaan di mana manajer merasa ketidakpastian


lingkungan tinggi

H2 : Penggunaan SMA lebih besar di perusahaan yang berorientasi pasar.

Metode Penelitian :

1 Data dikumpulkan menggunakan survei kuesioner yang didistribusikan sendiri. Sampel awal
diambil dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Amman.
2 Tingkat penggunaan teknik SMA diukur menggunakan instrumen yang sama yang digunakan
oleh penelitian sebelumnya (Cravens & Guilding; 2001; Guilding & McManus, 2002; Cadez
& Guilding; 2008). Para responden diminta untuk menunjukkan sejauh mana organisasi
mereka menggunakan teknik-teknik berikut ?, 16 teknik SMA terdaftar bersama dengan skala
Likert-jenis mulai dari '' 1 '' (tidak sama sekali), untuk '' 7 '' sebagian besar).
3 Orientasi pasar diukur menggunakan instrumen yang sama yang diterapkan oleh Cravens and
Guilding (2000) dan Guilding and McManus (2002). Menggunakan skala tujuh poin mulai
dari '' 1 '(tidak semuanya) hingga' '7' '(untuk sebagian besar).
4 Studi saat ini telah mengukur PEU menggunakan instrumen yang sama yang diterapkan oleh
Kren dan Kerr (1993). Instrumen ini dikembangkan berdasarkan pengukuran Miles dan Snow
(1987). Namun, banyak studi akuntansi berikutnya (misalnya, Gul, 1991; Chenhall & Morris,
1993; Gul & Chia, 1994) telah mengukur PEU dengan penyesuaian faktor PEU Govindarajan.
Para responden diminta untuk menunjukkan persepsi mereka tentang prediktabilitas mengenai
faktor-faktor organisasi mereka (termasuk; pelanggan, pemasok, pemerintah, pesaing, dan

10
teknologi) pada skala numerik tujuh poin berlabuh di (1) Sangat dapat diprediksi dan (7)
Sangat tidak dapat diprediksi.
5 Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan regresi hirarkis dua langkah

Hasil Penelitian :

1 Temuan penelitian saat ini menunjukkan bahwa perusahaan yang beroperasi di PEU yang
lebih tinggi memperoleh penggunaan SMA lebih tinggi daripada mereka yang beroperasi di
PEU yang lebih rendah. Hal ini sejalan dengan temuan dari penelitian sebelumnya Chenhall
& Morris (1986), Gul & Chia (1994), Chong & Chong (1997), Agbejule (2005), dan Abdel-
Kader & Luther (2008), menunjukkan bahwa perusahaan bekerja di bawah ketidakpastian
lingkungan yang tinggi mungkin memerlukan informasi yang lebih terbuka, berorientasi
eksternal, tidak finansial dan canggih, seperti informasi yang dihasilkan oleh SMA, untuk
mendukung operasi mereka.
2 Di sisi lain, perusahaan yang bekerja di bawah PEU yang lebih tinggi masih memerlukan
informasi akuntansi manajemen tradisional karena informasi ini dianggap sebagai informasi
dasar. Secara umum, variabel lingkungan termasuk beberapa faktor eksternal organisasi
seperti ekonomi dan pemerintah, pelanggan, pesaing, pemasok, telah digunakan untuk
menjelaskan perbedaan dalam penggunaan yang dibuat dari informasi akuntansi (Otley,
1980).
3 Seperti yang dipostulasikan oleh asumsi teori kontingensi, hasil menunjukkan pengaruh
positif dan signifikan dari orientasi pasar pada penggunaan SMA di antara perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di Yordania. Hasil studi saat ini berjalan sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang menyelidiki orientasi pasar dalam konteks akuntansi manajemen. Secara
khusus, Guilding dan McManus (2002) memberikan bukti untuk mendukung hubungan positif
antara orientasi pasar dan akuntansi pelanggan (yang merupakan bagian dari SMA)
penggunaan. Di sisi lain, Cadez dan Guilding (2008) memberikan hasil campuran berkaitan
dengan hubungan antara orientasi pasar dan penggunaan SMA; hasilnya memberikan
konfirmasi lemah untuk orientasi pasar efek positif pada penggunaan SMA.

11
Rekomendasi Penelitian :

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang teknik SMA dan aplikasinya, penelitian
masa depan harus memeriksa ukuran sampel yang lebih besar. Selain itu, ada kesempatan untuk
penelitian masa depan untuk menyelidiki hubungan antara penggunaan teknik SAM dan variabel
terkait lainnya seperti kinerja organisasi untuk mempelajari pengaruh penggunaan SMA pada
kinerja organisasi. Studi sebelumnya telah berfokus pada tingkat penggunaan teknik SMA
namun demikian, untuk penelitian masa depan akan berguna untuk menyelidiki sejauh mana
informasi SMA digunakan, dan mencoba untuk menghubungkan informasi tersebut dengan
pengambilan keputusan. Studi saat ini telah menerapkan tingkat pertama kecocokan teori
kontingensi (seleksi fit). Oleh karena itu, upaya masa depan dapat diarahkan untuk menerapkan
tingkat kedua teori kontingensi akuntansi, yang telah memberikan beberapa faktor kontingen
(misalnya ketidakpastian lingkungan yang dirasakan, strategi bisnis, ukuran perusahaan) yang
mungkin berinteraksi dengan sistem akuntansi manajemen / informasi untuk mencapai
keunggulan kompetitif dan lebih baik. kinerja (Chenhall, 2003).

12

Vous aimerez peut-être aussi