Vous êtes sur la page 1sur 22

KATA PENGANTAR

BismillahirrahmanirrahimAssalamuAlaikumWr.Wb

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT yang telah

memberikan segala nikmatnya kepada kita, terutama kesehatan dan kesempatan,

sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Teknologi Bahan ini (Material)

dengan waktu yang telah diberikan. Taklupa pula shalawat serta salam kita

kirimkan semoga tercurahkan kepada bagi anda Rasulullah SAW beserta

keluarga, sahabat dan pengikutnya yang senantiasa berjuang di jalannya.

Penyusunan makalah ini menjadi tugas perbaikan nilai atau SPK kami

sebagai mahasiswa. Keterbatasan waktu dan pengetahuan dalam penyusunan

makala ini menjadi pemicu dari ketersempurnaanya makalah ini, olehnya itu

masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya baik dari segiisi

maupun penulisan. Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi

kita semua. Amin

Kendari, 25 April 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat

banyak dipakai dalam pembangunan fisik. Harganya yang relatif murah dan

kemudahan dalam pelaksanaannya membuat beton semakin tak tergantikan

dalam dunia konstruksi. Namun selain keuntungan yang dimilikinya

beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangan tarik

yang rendah, daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu yang

bervariatif. Karena kekurangan yang dimiliknya maka diperluakan

pengetahuan yang cukup luas, antara lain mengenai sifat bahan

dasarnya, cara pembuatannya, cara evaluasi, dan variasi bahan

tambahnya agar dapat meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih

maksimal.

Dalam pembuatannya, keseragaman kualitas beton sangat

dipengaruhi oleh keseragaman bahan dasar dan metode pelaksanaan.

Pada prakteknya dilapangan, umumnya beton yang d isuplai oleh

perusahaan pembuatan beton (ready mix) telah terjamin keseragaman

bahan dasarnya. Untuk mendapatkan kualitas dan keseragaman beton

sesuai seperti yang disyaratkan maka pelaksanakan pembuatan beton

harus dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prosedur. Yang

dimaksud dengan kualitas beton seperti yang disyaratkan disini


adalah kuat tekan beton pada umur ke-28 hari. Oleh karena sebab-

sebab diatas maka diperlukan adanya kontrol kualitas yang dapat

mengetahui kemungkinan terjadinya output yang tidak sesuai dengan

yang disyaratkan sedini mungkin.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan pekerjaan k onstruksi di

lapangan akanmenjadi lebih optimal. Hal ini disebabkan karena

pelaksana dapat memeriksa kuat tekan beton terhadap persyaratan yang ada

tanpa perlu menunggu waktu 28 hari dan memutuskanm e l a k u k a n k e g i a t a n

s e l a n j u t n ya berdasar hasil tersebut. Hal ini dapat

m e n i n g k a t k a n efisiensi kerja dari suatu kontraktor dengan signifikan

yang tentu saja berimbas terhadap peningkatan keuntungan yang

didapatkan. Selain itu, karena output yang dihasilkan lebih a k u r a t m a k a

quality control dan quality assurance terhadap pekerjaan

b e t o n m e n j a d i semakin meningkat.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa saja bahan yang di gunakan untuk pembuatan semen ?

b. Bagaimana proses pembuatan semen ?

c. Apa saja jenis-jenis semen ?

d. Apa itu admixture campuran beton ?

e. Bagaimana sejarah perkembangan beton memadat mandiri ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah :


a. Mengetahui apa saja bahan yang digunakan untuk pembuatan semen.

b. Mengetahui bagaimana proses prose pembuatan semen.

c. Mengetahui apa saja jenis semen .

d. Memahami bahan campuran beton.

e. Mengetahui sejarah perkembangan beton memadat mandiri.

BAB II

PEMBAHASAN

1. A. BAHAN DAN PROSES PEMBUATAN SEMEN

Semen merupakan bahan bangunan yang digunakan untuk merekat,

melapis, membuat beton, dll.

Bahan Baku :

 Batu Kapur

 Tanah Liat

 pasir besi

 pasir silikat

 gypsum

Proses Pembuatan Semen

 Proses Basah

 Proses Kering

yang membedakan kedua proses ini adalah pada proses penggilingan dan

homogenisasi.
Proses Pembuatan Semen:

 Quarry : Bahan tambang berupa batu kapur, batu silika,tanah liat, dan

material-material lain yang mengandung kalsium, silikon, alumunium, dan

besi oksida yang diekstarksi menggunakan drilling dan blasting.

 Crushing :Pemecahan material material hasil penambangan menjadi ukuran

yang lebih kecil dengan menggunakan crusher.

 Conveying:Bahan mentah ditransportasikan dari area penambangan ke lokasi

pabrik untuk diproses lebih lanjut dengan menggunakan belt conveyor.

 Raw mill (penggilingan) :Proses Basah penggilingan dilakukan dalam raw

mill dengan menambahkan sejumlah air kemudian dihasilkan slurry dengan

kadar air 34-38 %.Material-material ditambah air diumpankan ke dalam raw

mill. Karena adanya putaran, material akan bergerak dari satu kamar ke

kamar berikutnya.Pada kamar 1 terjadi proses pemecahan dan kamar 2/3

terjadi gesekan sehingga campuran bahan mentah menjadi slurry.

Sedangkan, pada proses kering, terjadi di Duodan Mill yang terdiri dari

Drying Chamber, Compt 1, dan Compt 2. Material-material dimasukkan

bersamaan dengan dialirkannnya gas panas yang berasal dari suspension

preheater dan menara pendingin. Pada ruangan pengering terdapat filter yang

berfungsi untuk mengangkut dan menaburkan material sehingga gas panas

dan material berkontaminasi secara merata sehingga efisiensi dapat tercapai.

Terjadi pemisahan material kasar dan halus dalam separator.


 Homogenisasi:Proses Basah, slurry dicampur di mixing basin,kemudian

slurry dilairkan ke tabung koreksi; proses pengoreksian. Sedangkan pada

proses kering terjadi di blending silo dengan sistem aliran corong.

 Pembakaran (pembentukan clinker): Terjadi di dalam kiln. Kiln adalah alat

berbentuk tabung yang di dalamnya terdapat semburan api. Kiln di design

untuk memaksimalkan efisiensi dari perpindahan panas yang berasal dari

pembakaran bahan bakar.

Admixture adalah bahan/material selain air, semen dan agregat yang ditambahkan

ke dalam beton atau mortar sebelum atau selama pengadukan. Admixture

digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik beton. Tujuan penggunaan

admixture pada beton segar adalah :

 Memperbaiki workability beton

 Mengatur factor air semen pada beton segar.

 Mengurangi penggunaan semen

 Mencegah terjadinya segregasi dan bleeding

 Mengatur waktu pengikatan aduk beton

 Meningkatkan kekuatan beton keras.

 Meningkatkan sifat kedap air pada beton keras.


 Meningkatkan sifat tahan lama pada beton keras termasuk tahan terhadap

zat-zat kimia, tahan terhadap gesekan, dll.

JENIS-JENIS ADMIXTURE

ADMIXTUE

Secara umum ada dua jenis bahan tambah yaitu bahan tambah yang berupa

mineral (additive) dan bahan tambah kimiawi (chimical admixture). Bahan

tambah admixture ditambahkan pada saat pengadukan atau pada saat pengecoran.

Sedangkan bahan tambah additive ditambahkan pada saat pengadukan. Bahan

tambah admixture biasanya dimaksudkan untuk mengubah perilaku beton pada

saat pelaksanaan atau untuk meningkatkan kinerja beton pada saat pelaksanaan.

Untuk bahan tambah additive lebih banyak bersifat penyemenan sehingga

digunakan dengan tujuan perbaikan kinerja kekuatannya.

Menurut ASTM C.494, admixture dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu :

1) Tipe A : Water Reducing Admixture (WRA)

Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air pengaduk untuk

menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Dengan menggunakan jenis

bahan tambah ini akan dapat dicapai tiga hal, yaitu :


 Hanyamenambah/meningkatkan workability. Dengan menambahkanWRA

ke dalam beton maka dengan fas (kadar air dan semen) yang sama akan

didapatkan beton dengan nilai slump yang lebih tinggi. Dengan slump yang lebih

tinggi, maka beton segar akan lebih mudah dituang, diaduk dan dipadatkan.

Karena jumlah semen dan air tidak dikurangi dan workability meningkat maka

akan diperoleh kekuatan tekan beton keras yang lebih besar dibandingkan beton

tanpa WRA.

 Menambah kekuatan tekan beton. Dengan mengurangi/memperkecil fas

(jumlah air dikurangi, jumlah semen tetap) dan menambahkan WRA pada beton

segar akan diperoleh beton dengan kekuatan yang lebih tinggi. Dari beberapa hasil

penelitian ternyata dengan fas yang lebih rendah tetapi workability tinggi maka

kuat tekan beton meningkat.

 Mengurangi biaya (ekonomis). Dengan menambahkan WRA dan

mengurangi jumlah semen serta air, maka akan diperoleh beton yang memiliki

workability sama dengan beton tanpa WRA dan kekuatan tekannya juga sama

dengan beton tanpa WRA. Dengan demikian beton lebih ekonomis karena

dengan kekuatan yang sama dibutuhkan jumlah semen yang lebih sedikit.

2)TipeB:RetardingAdmixture

Bahan tambah yang berfungsi untuk memperlambat proses waktu pengikatan

beton. Biasanya digunakan pada saat kondisi cuaca panas, memperpanjang waktu

untukpemadatan, pengangkutan dan pengecoran.

3) Tipe C : Accelerating Admixtures Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk

mempercepat proses pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton. Bahan


ini digunakan untuk memperpendek waktu pengikatan semen sehingga

mempecepat pencapaian kekuatan beton. Yang termasuk jenis accelerator adalah :

kalsium klorida, bromide, karbonat dan silikat. Pda daerah-daerah yang

menyebabkan korosi tinggi tidak dianjurkan menggunakan accelerator jenis

kalsium klorida. Dosis maksimum yang dapat ditambahkan pada beton adalah

sebesar 2 % dari berat semen.

4) Tipe D : Water Reducing and Retarding Admixture

Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air

pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan

konsistensi tertentu sekaligus memperlambat proses pengikatan awal dan

pengerasan beton. Dengan menambahkan bahan ini ke dalam beton, maka jumlah

semen dapat dikurangi sebanding dengan jumlah air yang dikurangi. Bahan ini

berbentuk cair sehingga dalam perencanaan jumlah air pengaduk beton, maka

berat admixture ini harus ditambahkan sebagai berat air total pada beton.

5) Tipe E : Water Reducing and Accelerating Admixture

Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air

pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan

konsistensi tertentu sekaligus mempercepat proses pengikatan awal dan

pengerasan beton. Beton yang ditambah dengan bahan tambah jenis ini akan

dihasilkan beton dengan waktu pengikatan yang cepat serta kadar air yang rendah

tetapi tetap workable. Dengan menggunakan bahan ini diinginkan beton yang
mempunyai kuat tekan tinggi dengan waktu pengikatan yang lebih cepat (beton

mempunyai kekuatan awal yang tinggi).

6) Tipe F : Water Reducing, High Range Admixture

Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang

diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 %

atau lebih. Dengan menmbahkan bahan ini ke dalam beton, diinginkan untuk

mengurangi jumlah air pengaduk dalam jumlah yang cukup tinggi sehingga

diharapkan kekuatan beton yang dihasilkan tinggi dengan jumlah air sedikit, tetapi

tingkat kemudahan pekerjaan (workability beton) juga lebih tinggi. Bahan tambah

jenis ini berupa superplasticizer. Yang termasuk jenis superplasticizer adalah :

kondensi sulfonat melamine formaldehyde dengan kandungan klorida sebesar

0,005 %, sulfonat nafthalin formaldehyde, modifikasi lignosulphonat tanpa

kandunganklorida. Jenis bahan ini dapat mengurangi jumlah air pada campuran

beton dan meningkatkan slump beton sampai 208 mm. Dosis yang dianjurkan

adalah 1 % - 2 % dari berat semen.

7) Tipe G : Water Reducing, High Range Retarding admixtures

Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang

diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 %

atau lebih sekaligus menghambat pengikatan dan pengerasan beton. Bahan ini

merupakan gabungan superplasticizer dengan memperlambat waktu ikat beton.


Digunakan apabila pekerjaan sempit karena keterbatasan sumberdaya dan ruang

kerja.

Jenis-jenis bahan tambah mineral (Additive) Jenis bahan tambah mineral

(additive) yang ditambahkan pada beton dimaksudkan untuk meningkatkan

kinerja kuat tekan beton dan lebih bersifat penyemenan. Beton yang kekuarangan

butiran halus dalam agregat menjadi tidak kohesif dan mudah bleeding. Untuk

mengatasi kondisi ini biasanya ditambahkan bahan tambah additive yang

berbentuk butiran padat yang halus. Penambahan additive biasanya dilakukan

pada beton kurus, dimana betonnya kekurangan agregat halus dan beton dengan

kadar semen yang biasa tetapi perlu dipompa pada jarak yang jauh. Yang

termasuk jenis additive adalah : puzzollan, fly ash, slag dan silica fume.

Adapun keuntungan penggunaan additive adalah (Mulyono T, 2003) :

 Memperbaiki workability beton

 Mengurangi panas hidrasi

 Mengurangi biaya pekerjaan beton

 Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat

 Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika

 Menambah keawetan (durabilitas) beton

 Meningkatkan kuat tekan beton

 Meningkatkan usia pakai beton

 Mengurangi penyusutan
 Membuat beton lebih kedap air (porositas dan daya serap air pada beton

rendah)

Jenis bahan tambah lain yang biasa digunakan adalah bahan pembentuk

gelembung udara (Air Entraining Agent/AEA). Ada dua jenis AEA, yaitu jenis

detergent dan bukan deterjent.

a) Jenis deterjent AEA pada umumnya adalah dari jenis deterjent, yaitu zat aktif

terhadap permukaan. Zat ini biasanya berupa zat organik sebagai bahan baku

sabun, sehingga bila diaduk dengan air akan menjadi busa dan busa ini akan

tersebar di dalam adukan beton. Gelembung-gelembung ini berada diantara

butiran semen dan agregat yang berfungsi sebagai bola pelincir sehingga adukan

beton menjadi lebih mudah diaduk. Penambahan AEA membuat beton

mempunyai sifat penyusutan yang kecil dan membuat beton lebih kedap air.

Bahan yang biasa digunakan untuk membuat AEA adalah damar vinsol yang

merupakan senyawa asam abiet (abietic acid) atau biasa disebut dengan soda api.

b)Jenisbukandeterjent

Jenis ini biasanya berupa bubuk aluminium halus. Bubuk ini apabila bercampur

dengan air pada beton akan bereaksi membentuk gelembung udara gas hidrogen.

Biasanya digunakan juga bahan stabilisator (Natrium Stearat) agar gelembungnya

dapat tersebar merata dan stabil.

PEMAKAIAN ADMIXTURE DALAM BETON

Admixture atau bahan tambah untuk beton digunakan dengan tujuan untuk

memperbaiki atau menambah sifat beton tersebut menjadi lebih baik. Jadi sifatnya
hanya sebagai bahan penolong saja. Jadi admixture sendiri bukan zat yang dapat

membuat beton yang buruk menjadi baik.

Ada beberapa pertimbangan di dalam pemakaian admixture pada beton, yaitu

(Samekto W, et.al, 2001):

 Jangan menggunakan admixture bila tidak tahu tujuannya.

 Admixture tidak akan membuat beton buruk menjadi beton baik

 Suatu admixture dapat merubah lebih dari satu sifat adukan beton

 Pengawasan terhadap bahan ini sangat penting, termasuk pengawasan atas

pengaruhnya pada beton.

Jenis-jenis Semen dan Fungsinya - Pada kesempatan kali ini admin akan

membagikan Jenis-jenis Semen dan Fungsinya. Semen memiliki beberapa jenis

dan setiap jenis mempunyai fungsinya masing-masing, berikut adalah beberapa

jenissemendanfungsinya:

1.SemenPortlandTypeI

Fungsi semen portland type I digunakan untuk keperluan konstruksi umum yang

tidak memakai persyaratan khusus terhadap panas hidrasi dan kekuatan tekan
awal. Cocok dipakai pada tanah dan air yang mengandung sulfat 0, 0% – 0, 10 %

dan dapat digunakan untuk bangunan rumah pemukiman, gedung-gedung

bertingkat, perkerasan jalan, struktur rel, dan lain-lain.

2.SemenPortLandtypeII

Fungsi semen portland type II digunakan untuk konstruksi bangunan dari beton

massa yang memerlukan ketahanan sulfat ( Pada lokasi tanah dan air yang

mengandung sulfat antara 0, 10 – 0, 20 % ) dan panas hidrasi sedang, misalnya

bangunan dipinggir laut, bangunan dibekas tanah rawa, saluran irigasi, beton

massa untuk dam-dam dan landasan jembatan.

3.SemenPortlandtypeIII

Fungsi semen portland type III digunakan untuk konstruksi bangunan yang

memerlukan kekuatan tekan awal tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan

terjadi, misalnya untuk pembuatan jalan beton, bangunan-bangunan tingkat tinggi,

bangunan-bangunan dalam air yang tidak memerlukan ketahanan terhadap

serangansulfat.

4.SemenPortlandtypeIV

Fungsi Semen Portland type IV digunakan untuk keperluan konstruksi yang

memerlukan jumlah dan kenaikan panas harus diminimalkan. Oleh karena itu

semen jenis ini akan memperoleh tingkat kuat beton dengan lebih lambat

ketimbang Portland tipe I. Tipe semen seperti ini digunakan untuk struktur beton
masif seperti dam gravitasi besar yang mana kenaikan temperatur akibat panas

yang dihasilkan selama proses curing merupakan faktor kritis.

5.SemenPortlandtypeV

Fungsi semen portland type V dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada

tanah/ air yang mengandung sulfat melebihi 0, 20 % dan sangat cocok untuk

instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan,

pelabuhan, dan pembangkit tenaga nuklir.

6.SuperMasonryCement

Semen ini dapat digunakan untuk konstruksi perumahan gedung, jalan dan irigasi

yang struktur betonnya maksimal K 225. Dapat juga digunakan untuk bahan baku

pembuatan genteng beton, hollow brick, Paving Block, tegel dan bahan bangunan

lainnya.

7.OilWellCement,ClassG-HSR(HighSulfateResistance)

Merupakan semen Khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi

dan gas alam dengan konstruksi sumur minyak bawah permukaan laut dan bumi,

OWC yang telah diproduksi adalah class G, HSR ( High Sulfat Resistance)

disebut juga sebagai ” BASIC OWC” . adaptif dapat ditambahkan untuk

pemakaian pada berbagai kedalaman dan temperatur.

8.PortlandCompositeCement(PCC)
Semen memnuhi persyratan mutu portland COmposite Cement SNI 15-7064-

2004. Dapat digunakan secara luas untuk konstruksi umum pada semua beton.

Struktur bangunan bertingkat, struktur jembatan, struktur jalan beton, bahan

bangunan, beton pra tekan dan pra cetak, pasangan bata, Plesteran dan acian,

panel beton, paving block, hollow brick, batako, genteng, potongan ubin, lebih

mudah dikerjakan, suhu beton lebih rendah sehingga tidak mudah retak, lebih

tahan terhadap sulfat, lebih kedap air dan permukaan acian lebih halus.

9.Super”PortlandPozzolanCement”(PPC)

Semen yang memenuhi persyaratan mutu semen Portland Pozzoland SNI 15-

0302-2004 dan ASTM C 595 M-05 s. Dapat digunakan secara luas seperti :

- konstruksi beton massa ( bendungan, dam dan irigasi)

- Konstruksi Beton yang memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat (

Bangunantepipantai,tanahrawa) .

- Bangunan / instalasi yang memerlukan kekedapan yang lebih tinggi.

-Pekerjaanpasangandanplesteran.

Demikianlah informasi pengetahuan Jenis-jenis Semen dan Fungsinya yang

dapat admin bagikan pada kesempatan kali ini, semoga bermenfaat. Baca

juga Fisika Dasar II Teknik Sipil - Hukum Coulomb Jenis-jenis Semen dan

Fungsinya - Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan Jenis-jenis Semen

dan Fungsinya. Semen memiliki beberapa jenis dan setiap jenis mempunyai

fungsinya masing-masing, berikut adalah beberapa jenis semen dan fungsinya


B. JENIS SEMEN 2

Jenis - Jenis Semen dan Pengertiannya

Sebelum membahas mengenai jenis - jenis semen dan pengertiannya, maka

penulis akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian semen secara

umum.

SEMEN : Adalah bahan perekat hidrolis-anorganik berbentuk powder halus yang

mempunyai sifat pengikatan kimia (adhesif & kohesif) dan dapat membentuk

senyawa baru (pasta hingga padatan), bila direaksikan dengan air dalam waktu

tertentu.

SEMEN PORTLAND : Adalah semen yang dihasilkan dengan cara

menghaluskan clinker yang mengandung senyawa calsium, silikat, aluminat

dan ferrite dengan bahan tambahan yang biasa digunakan yaitu gypsum &

bahanlainsebagaiadditif.

PROSES PENGIKATAN DAN PENGERASAN :


HIDRASI KOMPONEN SEMEN :

B. SEJARAH PERKEMBANGAN BETON MEMADAT MANDIRI

Seiring dengan perkembangan zaman, kreativitas manusia semakin maju.

Banyak ide kreatif dan unik yang diaplikasikan pada desain konstruksi, khususnya

pada konstruksi beton bertulang. Konstruksi unik ini memunculkan masalah

karena pengerjaannya lebih sulit dibandingkan konstruksi biasa. Bentuk kontruksi

yang kompleks dan tulangan rapat menimbulkan pekerjaan beton yang tidak

semestinya, diantaranya yang berkaitan dengan masalah penuangan/ pengecoran

beton pada bekisting. Pengecoran yang tidak baik akan menghasilkan beton jadi

yang berkualitas jelek, seperti beton keropos/porous, permeabilitas tinggi, atau

beton mengalami pemisahan material.

Beton yang berkualitas baik adalah beton yang memiliki kuat tekan tinggi, kedap

air dan tidak keropos/porous. Tingkat porousitas dan permeabilitas yang tinggi

menyebabkan keawetan beton menjadi rendah sehingga beton tidak dapat

digunakan sesuai dengan masa layannya. Beton yang porous rentan akan tempat
yang agresif, zat-zat mudah masuk ke dalam beton dan mengkorosi tulangan-

tulangan yang ada di dalam beton. Tulangan yang terkorosi dapat mengakibatkan

lemahnya tulangan sehingga tidak dapat berfungsi secara maksimal dan merusak

beton di sekelilingnya (spalling).

Oleh sebab itu diperlukan teknologi dan metode baru yang memungkinkan

pengecoran dapat dilakukan dengan merata dan terjaga homogenitas campuran

beton. Dan salah satu solusinya adalah dengan penggunaan beton yang dapat

memadat mendiri (self compacting concrete- SCC).

Beton memadat mandiri, biasa disebut dengan SCC, adalah campuran beton yang

mampu memadat sendiri tanpa menggunakan alat pemadat atau mesin penggetar

(vibrator). SCC pertama kali diperkenalkan oleh Okamura pada tahun 1990-an,

sebagai upaya mengatasi persoalan pengecoran di Jepang. Campuran SCC segar

ini lebih cair daripada campuran beton konvensional. Campuran ini dapat

mengalir dan memadat ke setiap sudut struktur bangunan yang sulit dijangkau

oleh pekerja dan mengisi tinggi permukaan yang diinginkan dengan rata (self

leveling) tanpa mengalami bleeding. Selain itu campuran ini mampu mengalir

melalui celah-celah antar besi tulangan tanpa terjadi segregasi atau pemisahan

materialnya.

Walaupun sifatnya lebih cair daripada beton konvesional, porositas SCC

cenderung lebih kecil daripada beton konvensional pada umumnya karena SCC

menggunakan bahan tambah (admixture) berupa superplasticizer. Fungsi bahan

tambah ini adalah menambah tingkat workability campuran beton tanpa harus

menambah nilai faktor air semen (fas) campuran beton. Nilai fas ini
mempengaruhi porositas beton, semakin kecil nilai fas maka tingkat porositas

beton akan cenderung semakin kecil. Tingkat porositas beton inilah yang

mempengaruhi nilai kuat tekan dan permeabilitas beton.

Selain itu, komposisi agregat pada SCC berbeda dengan beton konvensional.

Komponen halus pada SCC cenderung lebih banyak daripada beton konvensional

karena SCC memanfaatkan perilaku pasta yang dapat membantu mengalirkan

beton segar. Beton konvesional menggunakan agregat kasar sebesar 70%-75%

dari volume beton. Selain itu ukuran agregat kasar pada SCC lebih kecil daripada

beton konvensional. Ukuran agregat kasar yang digunakan pada SCC sekitar 5

mm-20 mm. Komposisi agregat inilah yang dapat mengurangi tingkat

permeabilitas dan porositas pada SCC sehingga beton lebih kedap air dan

cenderung lebih awet dari pada beton konvensional.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengenalan atas sifat-sifat fisik dan mekanik akan sangat membantu dalam

menentukan jenis-jenis mutu beton untuk tujuan pengunaan tertentu. Diharapkan

dengan memahami sifat-sifat beton dan jenis-jenis mutu beton, cara

pembuatan, pemeliharaan, standar dalam struktur bangunan untuk


penggunaan tertentu khususnya dalam bidang teknik sipil akan semakinmembantu

dalam pembangunan dibidang teknik sipil

3.2 Saran

Untuk menghindari kegagalan struktur beton, seperti keruntuhan yang

diakibatkan olehgempa yang akhir ini sering terjadi. Maka kualitas beton perlu

direncanakan mengikuti standart,a g a r b i s a d i p e r o l e h s u a t u s t r u k t u r

kolom sesuai dengan yang disyaratkan, maka

p e r l u mempergunakan mutu beton yang lebih tinggi. Mutu beton yang lebih

tidak hanya memperolehsuatu struktur kolom beton bertulang yang kuat, tetapi

juga menghasilkan suatu struktur kolomyang sangat efisien.


TUGAS SPK

MAKALAH TEKNOLOGI BAHAN

(MATERIAL)

OLEH:

YOYON
P3A1 14 143

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK SIPIL

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017

Vous aimerez peut-être aussi