Vous êtes sur la page 1sur 8

TINJAUAN PUSTAKA

“PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK”

Oleh:
Ni Wy. Desi Purwaningsih
H1A014056
Pembimbing:
dr. Salim Said Thalib, Sp. P (K)

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN

KLINIK MADYA BAGIAN INTERNA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI NTB

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM


2018
PPOK EKSASERBASI AKUT

PPOK eksaserbasi akut didefinisikan sebagai suatu kejadian akut yang


ditandai dengan memburuknya gejala respiratori pasien yang melebihi variasi
normal hari ke hari dan menyebabkan perlunya perubahan pengobatan.

Eksaserbasi dari PPOK dapat dicetuskan oleh berbagai fakor. Penyebab


paling sering adalah infeksi saluran nafas (virus atau bakteri). Studi bronkoskopik
menunjukkan bahwa sedikitnya 50% pasien memiliki bakteri pada saluran nafas
bagian bawah selama eksaserbasi dari PPOK, tetapi proporsi signifikan dari
pasien tersebut juga memiliki bakteri yang berkolonisasi pada saluran nafas
bagian bawah pada fase PPOK stabil. Terlihat bahwa terjadinya peningkatan kerja
bakteri selama terjadinya eksaserbasi PPOK, dan bertambahnya strain bakteri
yang baru. Polusi udara juga dapat mencetuskan eksaserbasi PPOK. Eksaserbasi
dari gejala respiratori (terutama dispnu) pada pasien PPOK dapat terjadi dengan
mekanisme berbeda yang dapat terjadi secara bersamaan pada pasien yang sama.
Kondisi yang mirip dan/atau memperburuk eksaserbasi, yaitu pneumonia, emboli
paru, penyakit jantung kongestif, aritmia jantung, pneumotoraks, efusi pleura dan
kondisi tersebut harus dianggap sebagai diagnosa banding dan diterapi apabila
ditemukan.
Pasien PPOK dikatakan mengalami eksaserbasi akut bila kondisi pasien
mengalami perburukan yang bersifat akut dari kondisi yang sebelumnya stabil dan
dengan variasi gejala harian normal sehingga pasien memerlukan perubahan
pengobatan yang biasa digunakan. Eksaserbasi ini biasanya disebabkan oleh
infeksi (bakteri atau virus), bronkospasme, polusi udara atau obat golongan
sedatif. Sekitar sepertiga penyebab eksaserbasi ini tidak diketahui. Pasien yang
mengalami eksaserbasi akut dapat ditandai dengan gejala yang khas seperti sesak
nafas yang semakin bertambah, batuk produktif dengan perubahan volume atau
purulensi sputum, atau dapat juga memberikan gejala yang tidak khas seperti
malaise, fatigue dan gangguan susah tidur. Roisin membagi gejala klinis PPOK
eksaserbasi akut menjadi gejala respirasi dan gejala sistemik. Gejala respirasi
yaitu berupa sesak nafas yang semakin bertambah berat, peningkatan volume dan
purulensi sputum, batuk yang semakin sering dan nafas yang dngakal dan cepat.
Gejala sistemik ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, peningkatan deyut nadi
serta gangguan status mental pasien.
Risiko PPOK : Placebo-limb data dari TORCH, Uplift dan Eclipse

GOLD Exacerbations Hospitalization 3-year mortality


Spirometric (per year) (per year)
Level
GOLD 1: Mild ? ? ?
GOLD 2: 0.7-0.9 0.11-0.2 11%
Moderate
GOLD 3: Severe 1.1-1.3 0.25-0.3 15%
GOLD 4: Very 1.2-2.0 0.4-0.54 24%
Severe

Dikutip dari: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease

Gejala khas dari PPOK adalah dispnu kronik dan progresif, batuk dan
produksi sputum. Batuk kronik dan produksi sputum dapat menjadi awal
berkembangnya menjadi terbatasnya aliran udara bertahun tahun kemudian.
Pemeriksaan fisik jarang dapat mendiagnosis PPOK. Gejala klinis dari terbatasnya
aliran udara biasanya tidak terlihat sampai terjadinya gangguan fungsi paru
signifikan, dan deteksi ini biasanya memiliki sensitifitas dan spesifitas yang
rendah. Spirometri merupakan pengukuran yang objektif terhadap terbatasnya
aliran udara. Pengukuran Peak expiratory flow (PEF) saja tidak dapat diandalkan
sebagai tes diagnostik, karena walaupun memilik sensitifitas yang baik, tapi
spesifitasnya rendah.

Klasifikasi keparahan dari keterbatasan aliran udara pada PPOK

Classification of Severity of Airflow Limitation in COPD


(Based on Post-Bronchodilator FEV1)

In Patients with FEV1/FVC < 0.7:


GOLD 1: Mild FEV1 > 80% predicted
GOLD 2: Moderate 50% ≤ FEV1 < 80% predicted
GOLD 3: Severe 30% ≤ FEV1 < 50% predicted
GOLD 4: Very Severe FEV1 < 30% predicted

Dikutip dari: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease


Diagnosis eksaserbasi berdasarkan pada temuan klinis dari pasien yang
mengeluhkan perubahan gejala akut (gejala biasanya dispnu, batuk, dan/atau
produksi sputum) yang semakin memberat hari ke hari.
Penilaian dari eksaserbasi PPOK: riwayat klinis

Assessment of COPD Exacerbations: Signs of Severity


• Severity of COPD based on degree of airflow limitation
• Duration of worsening or new symptoms
• Number of previous episodes (total/hospitalizations)
• Comorbidities
• Present treatment regimen
• Previous use of mechanical ventilation
Dikutip dari: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease

Penilaian dari eksaserbasi PPOK: tanda keparahan

Assessment of COPD Exacerbations: Medical History


• Use of accessory respiratory muscles
• Paradoxical chest wall movements
• Worsening or new onset central cyanosis
• Development of peripheral edema
• Hemodynamic instability
• Deteriorated mental status
Dikutip dari: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
KLASIFIKASI
Berdasarkan health-care utilization, eksaserbasi dapat diklasifikasikan: (i)
ringan, apabila pasien membutuhkan penambahan jumlah obat, apabila seseorang
masih dapat melakukan pekerjaan untuk diri sendiri secara normal; (ii) sedang,
apabila membutuhkan penambahan jumlah obat, dan merasa membutuhkan
bantuan asisten medis; (iii) berat, apabila kondisi pasien memburuk dengan cepat
dan membutuhkan perawatan rumah sakit.

Penilaian tingkat keparahan PPOK eksaserbasi akut

Dikutip dari: Evidence-Based Approach to Acute Exacerbations of chronic


Obstructive Pulmonary Disease

Anthonisen dkk mendefinisikan PPOK eksaserbasi akut dengan


dijumpainya adanya peningkatan sputum purulen, peningkatan volume sputum
dan memburuknya dispnu. Tipe I (berat) apabila memiliki ketiga gejala tersebut,
tipe II (sedang) apabila memiliki dua gejala, dan tipe III (ringan) apabila memiliki
satu gejala ditambah sedikitnya satu dari gejala berikut: infeksi saluran nafas atas
pada 5 hari terakhir, demam tanpa penyebab jelas lainnya, bertambahnya
wheezing, batuk yang meningkat, meingkatnya pernafasan atau nadi 20% dari

baseline. 9
Klasifikasi PPOK eksaserbasi akut oleh Anthonisen

Dikutip dari: Acute Exacerbation of Chronic Obstructibe Pulmonary Disease

Kriteria Winnipeg untuk PPOK eksaserbasi akut

Dikutip dari: Acute Exacerbations and Respiratory Failure in COPD

PENATALAKSANAAN
Tujuan dari penatalaksanaan PPOK eksaserbasi adalah untuk
meminimalkan pengaruh eksaserbasi yang sedang berlangsung dan mencegah
terjadinya ekseserbasi berikutnya. Berdasarkan dari tingkat keparahan eksaserbasi
dan/atau keparahan penyakit penyerta, eksaserbasi dapat ditatalaksana pada rawat
jalan maupun rawat inap. Lebih dari 80% eksaserbasi dapat ditatalaksana pada
rawat jalan dengan terapi farmakologis yang meliputi bronkodilator,
kortikosteroid dan antibiotik.
Indikasi utama untuk penilaian pada saat perawatan ke rumah sakit

Potential Indications for Hospital Assessment or Admission


• Marked increase in intensity of symptoms, such as sudden development of
resting dyspnea
• Severe underlying COPD
• Onset of new physical signs (e.g. cyanosis, peripheral edema)
• Failure of an exacerbation to respond to initial medical management
• Presence of serious comorbidities (e.g. heart failure or newly occurring
arrhythmias)
• Frequent exacerbations
• Older age
• Insufficient home support
Dikutip dari: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease

Inhalasi beta2 agonist kerja pendek dengan/tanpa antikolinergik kerja


pendek merupakan bronkodilator pilihan untuk eksaserbasi. Kortikosteroid
sistemik dan antibiotik dapat mempercepat waktu penyembuhan, memperbaiki
fungsi paru (FEV1) dan hipoksemia arteri (PaO2), dan mengurangi risiko
terjadinya kambuh, gagal pengobatan dan lamanya pengobatan.

Terapi eksaserbasi akut di rumah sakit


Therapeutic Components of Hospital Management
Respiratory Support
• Oxygen therapy
• Ventilatory support
Noninassive ventilation
Invasive ventilation
Pharmaacologic Treatment
• Bronchodilators
• Corticosteroids
• Antibiotics
• Adjunct therapies
Dikutip dari: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
Indikasi perawatan ICU
Indications for ICU Admission
• Severe dyspnea that responds inadequately to intial emergency therapy
• Changes in mental status (confusion, lethargy, coma)
• Persistent or worsening hypoxemia (PaO2 , 5,3 kPa, 40 mmHg) and/or
worsening respiratory acidosis (pH < 7,25) despite supplemental oxygen
and noninvasive ventilation
• Nedd for invasive mechanical ventilation
• Hemodynamic instability-need for vasopressors
Dikutip dari: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease

Vous aimerez peut-être aussi