Vous êtes sur la page 1sur 2

Analisis Data

Pada praktikum saraf pusat sebagai pengendali gerak refleks menggunakan katak
normal didapatkan hasil yaitu katak pada kondisi saraf normal mempunyai posisi kepala
menghadap depan, mata terbuka lebar, bergerak aktif dan akan berkedip dengan cepat ketika
kornea mata katak disentuh menggunakan kapas. Katak normal memiliki frekuensi
pernapasan 93/menit. Katak akan membuka mata dengan lebar, mengikuti arah putaran papan
dan langsung membalik badan dengan loncat ketika papan bedah diputar dan dimiringkan.
Katak akan bergerak aktif ketika berada di air dan akan cepat menarik kakinya ketika dicubit.
Ketika katak direndam pada air yang mempunyai suhu ruang 26oC katak tetap tidak ada
respon, namun pada suhu 36 oC katak mulai merespon dengan mengangkat kakinya dengan
cepat begitu juga katak yang dicelupkan kakinya di air yang berusuhu 80 oC akan merespon
sangat cepat. Dari hasil yang telah dijelaskan, maka dapat ditarik kesimpulan sementara yaitu
katak memiliki saraf pusat (otak dan sum-sum tulang belakang) yang baik sehingga dapat
merespon rangsang dengan cepat.

Pembahasan
Pada praktikum saraf pusat sebagai pengendali gerak refleks menggunakan katak
normal, katak akan merespon rangsang yang telah diberikan dengan cepat. Respon dari katak
yang sangat cepat ini dinamakan dengan gerak refleks. Gerak refleks diatur oleh otak (refleks
kranila) dan sum-sum tulang belakang (refleks spinal) (Susilowati dkk, 2016). Gerak refleks
terjadi ketika rangsang yang diterima saraf sensori langsung dikirim oleh neuron penghubung
menuju sistem saraf pusat (Wulandari, 2009). Umumnya gerakan refleks tidak terjadi atas
kemauan diri dan gerakan refleks memerlukan dua tipe sel saraf yaitu neuron dan motorik
sehingga impuls melewati jalur yang pendek (lengkung refleks), dimulai ketika rangsang
diterima reseptor kemudian diteruskan ke pusat saraf oleh saraf sensori dan langsung diterima
sel saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah diotak terlebih dahulu namun langsung dikirim
ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor (Wulandari, 2009). Kecepatan dalam gerak
refleks dipengaruhi oleh kondisi saraf pusat, jika saraf pusat tidak mengalami kecelakaan
maka respon akan terjadi dengan cepat begitupun sebaliknya, saraf pusat yang dirusak akan
memberikan respon yang lambat.
Daftar Pusataka
Susilowati. Lestari, S, E. Wulandari, N. Gofur, A. 2016. Petunjuk Praktikum Fisiologi
Hewan dan Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang.
Wulandari, I, P. 2009. Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia Berbasis
Mikrokontroller at 89S8252. (Online), (ejournal.uin-malang.ac.id). Diakses pada
tanggal 22 Spetember 2018.

Vous aimerez peut-être aussi