Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
id
SKRIPSI
Ali Ma’ruf
G0008050
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
commit to user
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 2011
Ali Ma’ruf
NIM G0008050
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Results: This study shows there was a significant mean difference of VAS score
between group A(preemptive analgesia) and group B(skinclosing) at the first hour
post-surgery (p = 0,033).
Conclusion: From this study it can be concluded that the giving of intravenous
Ketorolac 30 mg pre-surgery has preemptive analgesia effect which is to reduce
the value of VAS score on the first hour post-surgery.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Segala puji bagi Alloh subhanahu wata’ala Tuhan seluruh alam atas segala
karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Efek Ketorolak 30 mg Intravena sebagai Preemptive Analgesia pada
Operasi”. Penulis memuji, memohon pertolongan, dan meminta ampun kepada-
Nya.
Atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga dapat
terselesaikan penulisan skripsi ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Muthmainah, dr., M.Kes selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Purwoko, dr., Sp. An.KAKV selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan waktu, pengarahan, bimbingan, saran, dan motivasi bagi penulis.
4. Heri Dwi Purnomo, dr., M. Kes. Sp. An selaku Pembimbing Pendamping yang
telah memberikan waktu, pengarahan, bimbingan, saran, dan motivasi bagi
penulis.
5. H. Marthunus Judin, dr.,Sp. An selaku Penguji Utama yang telah memberikan
waktu, saran, nasehat, dan melengkapi kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
6. Soemartanto, dr., Sp. An.KIC selaku Penguji Pendamping yang telah
memberikan waktu, saran, nasehat, dan melengkapi kekurangan dalam
penulisan skripsi ini.
7. Seluruh staf bagian anestesi dan terapi intensif yang telah banyak membantu
dalam pengambilan data.
8. Bagian Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, Bu
Eny dan Mas Nardi yang telah berkenan memberikan bimbingan dalam
penyusunan skripsi ini.
9. Bapak ibu dan keluargaku tercinta yang telah memberikan begitu banyak
dukungan dari semua sisi.
10. Teman-teman fakultas kedokteran 08, khususnya yang sudah membantu
banyak dalam penyusunan skripsi ini serta semua pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran di masa mendatang untuk peningkatan karya ini. Semoga karya
sederhana ini bermanfaat.
Surakarta, 2011
Ali Ma’ruf
commit to user NIM G0008050
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah........................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 4
A. Tinjauan Pustaka............................................................................ 5
C. Hipotesis ...................................................................................... 19
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I. Cara Kerja..................................................................................... 25
J. Analisis Data................................................................................. 26
A. Simpulan............................................................. .......................... 37
B. Saran ............................................................................................ 37
LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
kemajuan, namun pengelolaan nyeri pasca operasi belum optimal dan masih
nyeri pasca operasi mulai dari nyeri ringan sampai nyeri berat (Tanra, 2005).
sensitisasi perifer dan sentral (Dahl and Mainiche, 2004). Pengelolaan nyeri
yang tidak efektif akan berlanjut menjadi nyeri kronik serta dapat
adanya respon dari endokrin, metabolik, dan inflamasi. Respon stres ini
pasien. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan nyeri pasca operasi yang efektif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
pemulihan yang cepat sehingga bisa kembali beraktivitas sehari-hari (Joshi and
Ogunnaike, 2005).
diperkenalkan pertama kali oleh Crile pada tahun 1913 (Dahl and Mainiche,
2004). Awalnya teknik ini digunakan untuk mencegah syok pasca operasi
namun kemudian diketahui juga menurunkan intensitas dan durasi nyeri pasca
dari trauma (Kelly et al., 2001b). Karena adanya efek ‘pelindung’ pada sistem
terapi analgesik serupa yang diberikan pasca operasi. Sehingga secara teoritis,
nyeri pasca operasi dapat dikurangi dan timbulnya nyeri kronis bisa dicegah
(Walder et al., 2001; White, 2005). Karena itu penggunaan analgesik NSAID,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
menurunkan skor nyeri pasca operasi, kebutuhan opioid, dan mual muntah
NSAID dari group pyrrole (Gillis, 1997; Forrest, 1997). Seperti NSAID lain,
analgesia atas dasar nyeri pasca operasi, total konsumsi analgesik, dan waktu
efikasi sebagai managemen nyeri akut pasca bedah untuk regimen analgesik
setelah tonsilektomi.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
bahan pertimbangan bagi para ahli anestesi dalam mengurangi rasa nyeri
pasca operasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Nyeri
et al., 2001a). Nyeri bersifat subjektif, derajat dan kualitas nyeri yang
signifikan, yaitu nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut disebabkan
berkeringat, pucat, dan tidak dapat tidur. Salah satu contoh nyeri akut
bulan dan tidak disertai tanda-tanda fisik seperti halnya nyeri akut
1) Transduksi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
2) Transmisi
3) Modulasi
menjadi sangat pribadi dan subjektif pada setiap orang. Hal ini
4) Persepsi
(Tanra, 2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
Persepsi
� Opioid
� α2 antagonis
� anestasi umum
Modulasi:
� Opioid spinal
� α2 antagonis
� antagonis reseptor NMDA
� antikolinesterase, NSAID
Transmisi:
� Anestesi lokal
� Blok saraf tepi
� Bblok epidural
Transduksi
� NSAID
� Antihistamin
� Agen stabiliser membran
� Krim anastesi lokal
� Opioid
c. Sensitasi perifer
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
d. Sensitasi sentral
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
motilitas gastrointestinal,
2. Preemptive analgesia
pasca operasi, sensitisasi sentral tidak dapat dicegah (Kelly et al., 2001b).
serupa yang diberikan pasca operasi. Sehingga secara teoritis, nyeri pasca
operasi dapat dikurangi dan timbulnya nyeri kronis bisa dicegah (Dahl
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
3. Ketorolak
commitsuatu
inflamasi nonsteroid (NSAID) to user
cyclooxygenase inhibitor mencegah
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
a. Farmakodinamik
dan penggunaan lebih dari lima hari (Gillis, 1997; Stoelting, 1999).
b. Farmakokinetik
susu ibu menyusui dan sirkulasi fetus dalam jumlah kecil (Gillis,
Pada usia tua dan pasien dengan gangguan ginjal terjadi penurunan
(Stoelting, 1999).
4. Pengukuran Nyeri
Pain Scale (NPS), dan Pain Faces Scale (PFS) merupakan jenis yang
sering digunakan.
2) Behavioral
3) Fisiologi
Rentang nyeri diwakili sebagai garis sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa
tanda pada tiap centimeter. Tanda pada kedua ujung garis ini dapat
berupa angka atau peryataan deskriptif. Ujung yang satu mewakili tidak
ada nyeri, sedangkan ujung yang lain mewakili rasa nyeri terparah yang
(Rospond, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Tindakan operasi
Suhu ekstrim
Preemptive analgesia: Kerusakan jaringan Kimia iritatif
ketorolak
Tekanan
Stimulus nyeri
Nosiseptor di perifer
Transmisi
Hiperalgsia
Jenis kelamin
Umur
Pendidikan Persepsi nyeri
Jenis operasi
Faktor psikologis
C. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
penelitian.
1. Kriteria inklusi
2. Kriteria eksklusi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
3) Wanita hamil
D. Teknik Sampling
maka sampel diambil secara consecutive sampling. Dengan cara ini, setiap
pasien yang datang dan memenuhi kriteria akan dimasukkan dalam sampel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
E. Identifikasi Variabel
1. Variabel bebas
Ketorolak 30 mg intravena
2. Variabel terikat
Umur, berat badan, BMI, jenis operasi, status fisik ASA, lama operasi
Jenis kelamin, emosi, status hemodinamika (tekanan darah dan laju nadi),
psikologi pasien
1. Variabel bebas
2. Variabel terikat
dilakukan pada waktu sebelum operasi, dan setelah operasi pada jam
umur, berat badan, BMI, jenis operasi, status fisik ASA, dan lama
operasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
G. Rancangan penelitian
Populasi
Informed consent
Sampel
Randomisasi
Kelompok A Kelompok B
Ketorolak 15 mg IV Tidak mendapatkan perlakuan
15 menit sebelum insisi
Kelompok A Kelompok B
Tidak mendapatkan perlakuan Ketorolak 30 mg IV
10 menit sebelum menutup kulit
Analisis data
1. Alat penelitian
b. Monitor elektrik
d. VAS
e. Disposible syringe 3 cc
2. Bahan penelitian
a. Ketorolak 30 mg intravena
c. propofol 2 mg /kg BB
e. Sevofluran, O2 : N2O = 2 : 2
f. Ondansetron 4 mg
g. Fentanil 1 μg/kg BB
I. Cara kerja
tekanan darah dan laju nadi dengan menggunakan monitor elektrik sebagai
data dasar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
6) Pasien menjalani prosedur anestesi umum yang sama dan tindakan operasi.
sevofluran, O2 : N2O = 2 : 2.
9) Kemudian diamati nyeri dengan penilaian skor nyeri VAS, tekanan darah,
10) Jika pasien merasakan nyeri pasca operasi dengan VAS ≥ 3 setelah
J. Analisis data
SPSS 16,0. Untuk menguji perbedaan rerata skala variabel numerik antara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
dua kelopok seperti data VAS, umur, berat badan, BMI, tekanan darah
sistolik dan diastolik, denyut nadi, dan lama operasi dilakukan uji statistik t-
variabel kategorikal antara dua kelompok seperti jenis kelamin, status fisik,
jenis operasi, dan tambahan analagesik yang diperlukan dilakukan dengan uji
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta selama bulan Juli 2011-
Oktober 2011, didapatkan subjek sejumlah 30 pasien yang dibagi dalam dua
dan 15 pasien masuk kelompok yang mendapat ketorolak di akhir operasi. Semua
subjek penelitian memenuhi kriteria inklusi, eksklusi dan tidak ada yang
terhadap kedua kelompok menurut umur, BMI, dan lama operasi tidak ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
kelompok baik sebelum operasi maupun pasca operasi (p > 0,05) (Tabel 2).
Waktu
Kelompok pre op post op
- Tekanan darah sistolik
Preemptive analagesia 128,67 ± 15,98 119,33 ± 16,68
Menutup kulit 128,67 ± 16,42 120,67 ± 12,23
Nilai p 1,000 0,805
- Tekanan darah diastolik
Preemptive analagesia 79,33 ± 8,84 77,33 ± 10,33
Menutup kulit 78,00 ± 8,62 76,67 ± 7,24
Nilai p 0,641 0,790
- Frekuensi nadi
Preemptive analagesia 83, 73 ± 8,35 83,94 ± 6,76
Menutup kulit 85,07 ± 7,36 86,67 ± 5,94
Nilai p 0,916 0,518
Nilai adalah rerata ± standar deviasi
Uji statistik Chi-Square terhadap kedua kelompok menurut status fisik
(ASA) dan jenis kelamin tidak ada perbedaan bermakna (p > 0,05) (Tabel 3).
Kelompok
Variable preemptive analgesia menutup kulit p
n % n %
- ASA I 7 46,67 % 8 53,33 % 0,715
ASA II 8 53,33 % 7 46,67 %
- Laki - laki 2 13,33 % 2 13,33 % 1.000
commit to user
Perempuan 13 86,67 % 13 86,67 %
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
SD (6), SMP (4), SMA (4), dan S1 (1). Tingkat pendidikan pada kelompok
menutup kulit, SD (5), SMP (3), SMA (5), dan S1 (2). Hasil uji statistik dengan
Kelompok
Pendidikan preemptive analgesia menutup kulit total p
n % n % n %
- SD 6 40% 5 33,33% 11 36,67% 0,878
- SMP 4 26,67% 3 20% 7 23,33%
- SMA 4 26,67% 5 33,33% 9 30%
- S1 1 6,66% 2 14,27% 3 10%
Eksisi limfadenopati colli (2), Tiroidektomi (2), Eksisi tumor mamae (2), Eksisi
soft tissue tumor (4), Mastektomi (3), dan isthmolobektomi (2). Pada kelompok
menutup kulit didapatkan jenis operasi sebagai berikut : Eksisi limfadenopati colli
(2), Tiroidektomi (2), Eksisi tumor mamae (4), Eksisi soft tissue tumor (5),
Mastektomi (1), dan isthmolobektomi (1). Hasil uji statistik dengan Chi-Square
terhadap kedua kelompok menurut jenis operasi tidak ada perbedaan bermakna (p
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
Kelompok
Jenis operasi preemptive analgesia menutup kulit total p
n % n % n %
Eksisi limfadenopati colli 2 14,26 % 2 14,26 % 4 13,33 % 0,834
Tiroidektomi 2 14,26 % 2 14,26 % 4 13,33 %
Eksisi tumor mamae 2 14,26 % 4 26,66 % 6 20 %
Eksisi soft tissue tumor 4 26,66 % 5 33,32 % 9 30 %
Mastektomi 3 20 % 1 6,65 % 4 13,33 %
isthmolobektomi 2 14,26 % 1 6,65 % 3 10 %
VAS dan rescue analgetika pada jam ke 1 dan jam ke 6 pasca operasi. Hasil uji
perbedaan bermakna pada jam ke 1 pasca operasi (p = 0,033). Nilai VAS sebelum
operasi dan pada jam ke 6 antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna.
Kebutuhan tambahan fentanil 1 μg/kg BB selama periode 1 jam atau 6 jam pasca
operasi pada kedua kelompok tidak ditemukan dan secara statistik tidak terdapat
Kelompok Waktu
pre op 1 jam post op 6 jam post op
BAB V
PEMBAHASAN
jumlah total subjek penelitian yang didapat sejumlah 30 pasien. Subjek dibagi
dan 15 pasien kelompok yang mendapat ketorolak ketika menutup kulit. Semua
subjek penelitian memenuhi kriteria inklusi, eksklusi, dan tidak ada yang
mengalami drop out. Hasil uji statistik mengenai karakteristik subjek penelitian
kedua kelompok tidak ada perbedaan yang bermakna (p > 0,05). Hal ini
peningkatan respon terhadap obat analgesia. Selain itu pada usia tua terjadi
umur rerata pada kelompok Preemptive analgesia 43,67 tahun sedangkan pada
kelompok menutup kulit 42,67 tahun. Hasil uji statistik menunjukkan keduanya
sehingga BMI antara kedua kelompok sebaiknya tidak berbeda. Pada penelitian
ini rerata BMI kelompok Preemptive analgesia adalah 19,71 (kg/m²) dan menutup
kulit 20,96 (kg/m²). Secara statistik kedua kelompok tidak ada perbedaan
bermakna (p = 0,220).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
jaringan. Pada akhirnya hal ini berkaitan dengan tingkatan nyeri yang akan terjadi
pasca operasi (Ready, 2000). Lama operasi juga berpengaruh pada konsentrasi
obat dalam darah, konsentrasi plasma maksimal ketorolak pada pemberian secara
Preemptive analgesia adalah 66,67 menit dan kelompok menutup kulit 63,67
menit. Pada kedua kelompok secara statistik tidak ada perbedaan bermakna (p =
0,560).
diberikan, sehingga ketika harapannya tidak dapat terpenuhi akan lebih mudah
timbul kekecewaan yang nantinya akan berpengaruh pada pain behaviours (Kidd
and Urban, 2001). Tingkat pendidikan pada penelitian ini hampir merata pada
tingkat SD (11 orang) SMP (7 orang), dan SMA (9 orang). Hasil uji statistik tidak
nyeri pasca operasi (Stoelting, 1999; Millen and Sheikh, 2003; Rahman and
pembedahan serta kerusakan jaringan yang akan terjadi. Lokasi dan ukuran insisi
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada nyeri pasca operasi. Incisi
yang panjang lebih nyeri dibandingkan insisi yang pendek (Rahman and Beattie,
2005). Jenis operasi pada penelitian ini diatur untuk jenis operasi tertentu, supaya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
bisa memberikan tingkatan nyeri pasca operasi yang relatif hampir sama. Pada
eksisi tumor mamae, eksisi soft tissue tumor, mastektomi, dan isthmolobektomi.
Dari analisis statistik jenis operasi pada kedua kelompok tidak didapatkan adanya
pengaruh pada hasil akhir, namun pada penelitian ini dilakukan randomisasi
jam pasca operasi. VAS adalah teknik pengukuran nyeri yang reliabel, valid, dan
sensitif untuk anak-anak ataupun dewasa. Pengukuran VAS cepat, mudah, dan
umum digunakan dalam penelititan maupun studi klinis. Skor VAS merupakan
(cm). Pada penelitian ini faktor-faktor yang berpengaruh dalam penilaian VAS
diusahakan untuk dikendalikan seperti faktor pendidikan, jenis kelamin, dan rasa
endpoint untuk penelitian klinik analgesia (Jaywant & Pai, 2003; Sheffield et al.,
bermakna secara statistik pada jam ke 1 pasca operasi (p = 0,033). Nilai rerata
VAS pada kelompok preemptive analgesia memiliki skor nilai lebih rendah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
dibanding kelompok menutup kulit. Pada jam ke 6 pasca operasi, skor nilai VAS
antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna secara statistik dan nilai
kebutuhan akan penambahan rescue analgetik pada kedua kelompok baik pada
(Norman et al., 2001; Fletcher et al., 1995; Ong et al., 2005; Yantoro 2009). Efek
nosiseptif di ujung saraf perifer sensoris (aferen primer) atau nosiseptor (Abajo,
juga mempunyai efek pada mekanisme sentral. Efek sentral ketorolak secara klinis
sangat penting karena mengurangi plastisitas sentral dan dapat mengurangi nyeri
berat akibat operasi. Aktivitas analgesik ketorolak melalui kombinasi antara efek
perifer dan sentral inilah yang dapat menurunkan atau mencegah rasa nyeri pasca
operasi (Gillis, 1997). Nilai VAS pasca operasi baik kelompok preemptive
Rerata skor VAS pada jam ke 1 pasca operasi lebih tinggi dibanding 6 jam pasca
operasi. Hal ini disebabkan karena stimulus nosiseptif pada jam ke 1 pasca operasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
lebih besar dibanding pada jam ke 6 pasca operasi. Pada penelitian ini, tekanan
darah sistolik, diastolik, dan frekuensi nadi pasca operasi yang diukur pada jam ke
6 antara kedua kelompok secara statistik tidak berbeda (p > 0,05) sehingga
dan dosis berbeda mendapatkan hasil yang berbeda. Hasil penelitian ini hampir
mg IV sebelum induksi pada operasi total hip replacement mempunyai skor VAS
lebih rendah dan menurunkan kebutuhan opioid pada 6 jam pasca operasi
pasca operasi pada bedah ortopedi dengan tindakan removal implant. Hasil
setelah tonsilektomi. Hasil ini bisa disebabkan karena dosis ketorolak yang
operasi laparoskopi tidak mempunyai efek preemptive analgesia. Hasil ini bisa
menunjukkan bahwa efek preemptive analgesia hanya efektif untuk jenis operasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
BAB VI
A. Simpulan
menutup kulit.
B. Saran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Abajo F.J. 1998. Ketorolac and gastrointestinal toxicity: A perspective from 1998.
www.hsph.harvard.edu.
Bhisma Murti. 2006. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuatitatif dan
Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, p:58.
Gottschalk A, Smith D.S. 2001. New concepts in acute pain therapy: preemptive
analgesia. American Family Physician, 63; 10: 1979-84.
Jaywant S.S., Pai A.V. 2003. A comparative study of pain measurement scales in
acute burn patients. IJOT.commit
35: 3; to user
13-7.
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
Kelly D.J., Ahmad M, Brull S.J. 2001b. Preemptive analgesia II: recent advances
and current trends. Can J Anesth, 48: 1091.
Kidd B.L., Urban L.A. 2001. Mechanism of inflamatory pain. Br.J.Anesth, 87: 3-
11
Lee I.H., Sung C.H., et al. 2009. The preemptive analgesic effect of ketorolac and
propacetamol for adenotonsilectomy in pediatric patients. Korean J
Anesthesiol; 57: 308-13.
Millen S., Sheikh C. 2003. Anesthesia and surgical pain relief managing
postoperative pain. Hospital pharmacist vol 10.
Norman P.H., Daley M.D., Lindsey R.W. 2001. Preemptive analgesic effects of
ketorolac in ankle fracture surgery. Anesthesiology, 94, 599–603.
Ong C.S., Lirk P, Seymour R.A., Jenkins B.J. 2005. The efficacy of preemptive
analgesia for acute postoperative pain management: a meta-analysis.
Anesth Analg, 100:75–73.
Ready L.B. 2000. Acuteperioperative pain, in anesthesia edited Miller RD. 5ed.
Churchill Livingstone Philadelphia, p: 23-28.
Sheffield D, Biles P.L, Orom H, Maixner W, Sheps D. 2000. Race and Sex
Differences in Cutaneous Pain Perception. Psychosomatic Medicine,
62:517–523
Suza, D.E. 2004. Pain experiences and pain management in postoperative patients.
Majalah Kedokteran Nusantara: vol 40. No .1.
Tanra H. 2005. Nyeri suatu rahmat sekaligus sebagai tantangan. Jurnal Medika
Nusantara, l26: 3; 75-83 Supplement. www.med.unhas.ac.id.
White P.F. 2005. The changing role of non-opioid analgesic techniques in the
management of pain. The International Anesthesia Research Society;
101: S5-S22.
Woolf C.J. 2004. Pain: moving from symptom control toward mechanism specific
pharmacologic management. Ann Intern Med, 140: 441-51.
Woolf C.J., Chong M.S. 1993. Preemptive analgesia: treating prospective pain by
preventing the establishment of central sensitization. Anesth Analg,
77:362–79.
commit to user