Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
D
I
S
U
S
U
N
KELAS II C
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan Kebidanan IV
(Patologi)”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Askeb IV (Patologi).
Akhir kata, harapan penulis semoga hasil laporan makalah ini dapat bermanfaat
dan menambah wawasan pembaca, khususnya dalam lingkungan kampus STIKES
MARENDENG yang telah memberikan banyak hal yang tak ternilai demi pengembangan
kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan bertanggung jawab dalam lingkungan
sosial. Semoga kita semua mendapat rahmat dari Allah SWT, Amin.
Kelas II c
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................................
BAB I GSR
1. Mastitis ......................................................................................................
2. Fibroadenoma ...........................................................................................
3. Kista sarkoma filedes..................................................................................
4. Sarkoma .....................................................................................................
5. Kanker payudara .......................................................................................
6. Tumor jinak dan ganas pada vulva, vagina, tuba, uterus dan ovarium ....
BAB II Asuhan Kebidanan Infertilitas .........................................................................
1. Mastitis
a. Pengertian
Mastitis adalah infeksi yang disebabkan adanya sumbatan pada
duktus (saluran susu) hingga putting susupun mengalami sumbatan.
Mastitis merupakan istilah medis untuk peradangan payudara. Gejalanya
antara lain payudara memerah, terasa sakit serta panas dan membengkak. Bila
semakin parah, maka suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 38oC dan timbul
rasa lelah yang sangat (NN, 2009).
Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis
atau beberapa lapis.
Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga
kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen
yang sempit atau menghilang.
Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran
sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.
d. Faktor predisposisi
Penyebabnya tidak diketahui. Mungkin karna faktor hormon, payudara
(genetik), dan usia
e. Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan
pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan
yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap
estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary
displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas,
merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di
sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan
proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang
dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.
f. Penanganan
Pengobatan terbaik adalah biopsi dan eksisi
3. Kista sarkoma filedes
a. Pengertian
Sebuah tipe tumor yang ditemukan di jaringan payudara atau prostat.
Biasanya besar sekali dan berkembang dengan cepat. Tumor ini mungkin
saja benigna (bukan kanker) atau maligna (kanker) dan bisa menyebar ke
bagian lain tubuh. Juga disebut CSP atau tumor filodes.
Sebuah tipe neoplasma jaringan ikat yang timbul dari stroma intralobular
payudara. Ditandai dengan pembesaran cepat massa bergerak-keras
asmiteris. Secara histologis tampak seperti celah stroma seperti daun
yang dibatasi oleh sel-sel epitel.
b. Tanda dan gejala
Haagensen melaporkan kira-kira satu tumor filodes untuk setiap 40
fibroadenoma. Distribusi usia luas, dari 10-90 pada seri Haagensen dari
84 pasien, namun dengan mayoritas antara 35 dan 55 tahun. Tumor
bilateral sangat jarang, meskipun sebuah kasus luar biasa dari tiga buah
tumor terpisah pada jaringan payudara ektopik aksila bilateral juga
payudara normal telah dilaporkan. Tumor filodes jarang pada pasien
dibawah usia 20 tahun, ketika muncul untuk memberikan reaksi terutama
dengan cara jinak, tanpa memperhatikan corak histologis. Juga telah
dijelaskan dalam kelenjar mirip mammae di vulva, payudara pria dan di
prostat dan vesikula seminalis.
Kebanyakan tumor tumbuh dengan cepat menjadi ukuran besar sebelum
pasien datang, namun tumor-tumor tidak menetap dalam arti karsinoma
besar. Hal ini disebabkan mereka khususnya tidak invasif; besarnya
tumor dapat menempati sebagian besar payudara, atau seluruhnya, dan
menimbulkan tekanan ulserasi di kulit, namun masih memperlihatkan
sejumlah mobilitas pada dinding dada.
c. Faktor predisposisi
Tumor ini bisa berasal dari fibroadenoma selular yang telah ada
dan sekarang telah mengandung satu atau lebih komponen asal
measenkima. Diferensiasi dari fibroadenoma didasarkan atas lebih
besarnyaderajat selularitas stroma, pleomorfisme selular, inti
hiperkromatikdan gambaran mitosis dalam jumlahyang bermakna.
Protrusio khas massa polopoid stroma hiperplastik ke dalam kanalikuli
yang tertekanmenghasilkan penampilan seperti daun yang
menggambarkan istilah filodes.
d. Patofisiologi
Tumor filodes merupakan neoplasma non-epitelial payudara yang
paling sering terjadi, meskipun hanya mewakili 1% dari tumor payudara.
Tumor ini memiliki tekstur halus, berbatas tajam dan biasanya bergerak
secara bebas. Tumor ini adalah tumor yang relatif besar, dengan ukuran
rata-rata 5 cm. Namun, lesi yang > 30 cm pernah dilaporkan.
e. Penanganan
Lesi yang menempati sebagian besar payudara terbaik ditata
laksan dengan mastektomi total. Karena kelenjar limfe jarang terlibat,
maka tidak perlu dilakukan pengangkatan kelenjar limfe. Lesi kecil dapat
ditata laksana dengan eksisi lokal. Tindakan lebih radikal tidak
dibenarkan, karena neoplasma ini bersifat sebagai sarkoma jaringan
lunak ringan ketimbang suatu karsinoma yang berasal dari kelenjar.
4. Sarkoma
a. Pengertian
Sarkoma adalah tumor ganas yg berkembang pada jaringan ikat, terutama
pd tulang dan otot
b. Faktor predisposisi
Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi
Keturunan
Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget
(akibat pajanan radiasi ).
c. Patofisiologi
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi
oleh sel tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik
yaitu proses destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik
atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal.. Pada
proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan
periosteum tulang yang baru dekat lempat lesi terjadi sehingga terjadi
pertumbuhan tulang yang abortif.
d. Penanganan
Penanganannya dengan operasi yang sangat luas, diteruskan dengan
pemberian sitostatika berupa kombinasi dari Bleomicin C, Adriamicin,
Vinkristin, Aktinomicin atau cytoxan.
5. Kanker payudara
a. Pengertian
Kanker payudara adalah suatu penyakit yang pada umumnya diderita
kaum wanita dimana terjadi perkembang atau pembesaran jaringan
secara abnormal yang menyebabkan terjadi benjolan dan dapat
menyebabkab nyeri pada payudara. Kaum pria juga dapat terserang
kanker payudara, walaupun kemungkinannya paling kecil dari 1 diantara
1000. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika
perlu dilanjutkan dengan kemo terapi mapun radiasi
b. Pembagian
Berdasarkan “The World Health Organizatio (WHO)” tahun 2003,
kanker payudara dibagi atas karsinoma non invasif dan invasif.
Karsinoma Non-invasif Karsinoma
non-infasif sering disebut juga dengan in situ breast cancer. In
situbreast cancer adalah type kanker yang mana sel kanker tetap
berada dalamselubung tempat asalnya. Jadi sel kanker tidak
menyerang jaringan disekitarsaluran air susu atau kelenjar air susu.
Jenisnya antara lain :
o Ductal Carsinoma In Situ ( DCIS)
Adalah suatu sel abnormal di sepanjang saluran air
susu yang tidak menyerang jaringan sekitar
payudara. Ini adalah kanker payudara stadiumawal.
Beberapa ahli menganggap DCIS adalah kondisi
sangat awal darikanker. Hampir semua wanita
dengan DCIS ini bisa disembuhkan. Tapi ada
juga yang berkembang menjadi kanker payudara yan
invasife. Karsinomaduktus in situ dapat terjadi baik
pada wanita pre-menopause maupun pasca-
menopause, biasanya pada kelompok umur 40-60
tahun
Transformasi
Fase inisiasi
Fase promosi
Fase metastasis
Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi
pada kanker payudara, beberapa diantaranya disertai komplikasi lain
seperti simtoma hiperkalsemia, pathological fractures atau spinal cord
compression. Metastasis demikian bersifat osteolitik, yang berarti
bahwa osteoklas hasil induksi sel kanker merupakan mediator
osteolisis dan mempengaruhi diferensiasi dan aktivitas osteoblas
serta osteoklas lain hingga meningkatkan resorpsi tulang.
g. Penanganan
Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis
mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):
o Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan
seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang
selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
o Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
o Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari
payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan
hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan
seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian
radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada
pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di
pinggir payudara.
Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang
terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar
gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa
di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan
ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di
sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukositcenderung
menurun sebagai akibat dari radiasi.
Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker
dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang
bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada
payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari
kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta
rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada
saat kemoterapi.
6. Tumor jinak dan ganas pada vulva, vagina, tuba, uterus dan ovarium
a. Tumor jinak
Pada vulva
o Tumor kistik vulva
Kistik terjadi akibat perlukaan, terutama pada persalinan karena
episiotomi atau robekan, dimana suatu segmen epitel terpendam
dan kemudian menjadi kista berwarna kekuning-kuningan atau abu-
abu, biasnya bergaris tengah kurang dari 1 cm dan berisi cairan
kental. Umumnya tidak menimbulkan keluhan.
o Tumor solid vulva
- Tumor epitel : kondiloma akuminatum, karunkula urethra, nevus
pigmentosus;
- Tumor jaringan mesoderm : fibroma, lipoma, leiomioma,
neurofibroma, hemangioma, limfangioma, miksoma
Pada vagina
o Tumor kistik vagina
- Kista inklusi
- Kista sisa jaringan embrio, kista qartner, kista saliran muller
o Tumor solid vagina
- Tumor epitel : kondiloma akuminata, granuloma
- Tumor jaringan mesoderm, fibroma, hemangioma, miksoma
- Adenosis vagina
Pada tuba
Dapat berupa neoplasma maupun non neoplasma, tumor neoplasmatik
jinak dekat tuba, kista parovarium terletak diantara tuba bagian distal
dan ovarium dengan diameter biasnya tidak mencapai 4 cm. sedangkan
tumor non neoplasmatikdisebabkan oleh radang.
Pada uterus
o Ekto serviks
- Kista sisa jaringan embrional : berasal dari saluran
mesonefridikus wolffi terdapat pada dinding samping ekto
serviks
- Kista endometriosis : letaknya superfisial
- Folikel atau kista nabothi : kista retensi kelenjar endo serviks,
biasanya terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan
servisitis, berwarna putih mengkilap berisi cairan mukus. Bila
menjadi besar dapat menyebabkan perasaan nyeri.
- Papiloma, seperti kondiloma akuminata, kebanyakan papiloma
adalah sisa epitel yang terlebih pada trauma bedah maupun
persalinan
- Hemangioma : jarang, biasanya terletak superfisial, dapat
membesar pada waktu kehamilan.
o Endo serviks
- Polip : suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasal dari
selaput lendir endo serviks. Tangkainya dapat panjang hingga
keluar dari vulva. Polip berkembang karena pengaruh radang
maupun virus.
o Endometrium
- Adenoma – adenofibroma : terdiri dari epitel endometrino
dengan stroma yang sesuai dengan daur haid. Adenoma ini
biasanya merupakan penampilan hiperplasia endometrium,
dengan konsistensi lunak dan berwarna kemerah-merahan.
- Mioma submokosum : dapat tumbuh dan keluar dari uterus
menjadi mioma. Konsistensinya kenyal berwarna putih.
- Polip placenta : berasal dari sisa placenta yang tertinggal setelah
partus maupun abortus. Polip placenta menyebabkan uterus
mengalami subinvolusio yang menimbulkan pendarahan pada
umumnya pengangkatan dengan cara kuretase.
Pada ovarium
o Diantara tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik.
o Diagnosis :
Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba sendiri. Jika
tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian
bawah dan konsistensinya kistik. Apabila sudah ditentukan bahwa
tumor ovarium, maka perlu diketahui apakah bersifat neoplastik
atau nonneoplastik. Tumor nonneoplastik akibat peradangan
umumnya adalah anamniesis menunjukkan gejala-gejala ke arah
peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat
peradangan tidak dapat digerakkan karena pelekatan. Kista
nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada
suatu waktu biasanya menghilang sendiri.
o Penanganannya :
Dapat dipakai sebagai prinsip bahwa tumor ovalium neoplastik
memerlukan operasi dan tumor nenneoplastik tidak.
b. Tumor ganas
Pada vulva
Berasal dari jaringan dekat vulva seperti serviks uteri, vagina uterus
yang merembet langsung atau secara limfogen atau embolisasi melalui
pembuluh darah balik.
Pada vagina
Tumor ganas primer di vagina sangat jarang. Bila serviks uteri ikut
terlibat dalam proses, maka tumor itu dianggap sebagai tumor ganas
serviks uteri. Tumor biasanya terdapat dibagian tengah proksimal
vagina, dari dinding samping atau belakang vagina.
Pada tuba
Deteksi dini tumor ganas tuba fallopi sukar diupayakan. Perlu
mendapat perhatian khusus bila wanita berusia 45 – 55 tahun
ditemukan tumor adneksa. Disertai rasa nyeri dan adanya getah vagina
yang semula kekuning-kuningan kemudian bercampur darah, perlu
dicurigai kemungkinan adanya tumor ganas tuba terutama pada
nullipara atau primipara.
Pada uterus
Tumor ganas korpus uteri dianggap primer jika berasal dari
enmetrium atau miometrium. Jika terdapat proses di endometrium dan
endoserviks dan tidak dapat dipastikan dari mana asalnya, maka
dianggap sebagai tumor ganas serviks uteri bila hasil histologik
menunjukkan jenis epidermoid.
Gambar klinik : Biasanya tersembunyi dan membahayakan, dalam
banyak kejadian gejalanya dikaitkan dengan monopause limpa getah
vagina kemerahan atau sesudah monopause. Rasa sakit dan perasaan
rahim berkontraksi sering dikeluhkan.
Pada ovarium
Merupakan 20% dari semua keganasan alat reproduksi wanita.
Patologi :
Tumor ganas merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang
beranekaragam, dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang
beranekaragam. Kira-kira 60% pada usia perimonopause, 30% dalam
masa reproduksi dan 10% pada usia jauh lebih muda.
Tumor ganas ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar para
norta, mediastinal dan supraklavikular, untuk seterusnya menyebar ke
alat-alat yang lebih jauh, terutama paru-paru, hati dan otak. Opstruksi
usus dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai penderita
tomur ganas ovarium.
Diagnosis :
Diagnosis didasarkan atas 3 gejala dan tanda yang biasanya muncul
dalam perjalanan penyakit yang sudah agak lanjut :
a. Gejala desakan
b. Gejala determinasi/penyebaran
c. Gejala hormonal
Terapi :
Untuk tumor ganas ovarium pembedahan merupakan pilihan utama
pada tingkatan awal, meskipun pembedahan bukan semata-mata
bukan tujuan pengobatan, penetapan tingkatan klinik penyakit yang
akurat sewaktu pembedahan dan hasil histopatologi sangat penting
untuk kelak melakukan penanganan yang adekuat
BAB II
ASUHAN KEBIDANAN INFERTILITAS
1. PENGERTIAN
a. Fertilitas
Fertilitas adalah kemampuan seorang istrimenjadi hamil dan suami bias
menghamili.
b. Infertilitas
Infertilitas (pasanganmandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah
selama satu tahun dansudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan
alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000).
Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta
berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil. (Manuaba, 1998).
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun.
Infertilisasi ada dua macam yaitu:
Infertilitasprimer kalau istri belum pernah hamil walaupun bersenggama
tanpa usaha kontrasepsi dan tetap dihadapkan kepada kemungkinan
kehamilan selama 12 bulan
Infertilitassekunder kalau istri belum pernah hamil, namun kemudian
tidak terjadi kehamilan lagi waupun bersenggama tanpa usaha
kontrasepsi dan tetap dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan
selama 12 bulan
c. Faktor penyebab
Infertilitas disegaja
Infertilitas yang disenga jadi sebabkan pasangan suami istri menggunakan alat
kontrasepsi baik alami, dengan alat maupun kontarasepsi mantap.
PihakSuami, disebabkanoleh:
Pihak Istri, penyebab Infertilitas pada istri sebaiknya ditelusuri dari organ luar
sampai dengan indung telur.
d. Pemeriksaan Infertilitas
Syarat-SyaratPemeriksaan
e. Langkah pemeriksaan
Pemeriksaan umum
Anamnesa, terdiri dari pengumpulan data dari pasangan suami istri secara
umum dan khusus.
Anamnesa umum
Berapa lama menikah, umu rsuami istri, frekuensi hubungan seksual, tingkat
kepuasan seks, penyakit yang pernah diderita, teknik hubungan seks, riwayat
perkawinan yang dulu, apakah dari perkawinan dulu mempunyai anak, umur
anak terkecil dari perkawinan tersebut.
Anamnesa khusus
Istri : Usia saat manarche, apakah haid teratur, berapa lama terjadi perdarahan/
haid, apakah pada saat haid terjadi gumpalan darah dan rasa nyeri, adakah
keputihan abnormal, apakah pernah terjadi kontak bleeding, riwayat alat
reproduksi (riwayat operasi, kontrasepsi, abortus, infeksi genitalia).
Suami : Bagaimanakah tingkat ereksi, apakah pernah mengalami penyakit
hubungan seksual, apakah pernah sakit mump (parotitisepidemika)
sewaktukecil.
Pemeriksaan fisik umum meliputi tanda vital (tekanan darah, nadi. Suhu dan
pernafasan).
(Pengertian klimaterium)
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir
pada awal senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun.
Klimakterium (Bahasa Yunani:Tangga) merupakan masa peralihan antara masa
reproduksi dan masa senium. Senium adalah masa sesudah pasca menopause,
ketika telah mencapai keseimbangan baru dalam kehidupan wanita, sehingga
tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun fisikis.
(Pengertian menopause)
Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif.
Yaitu; Terjadi perubahan pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah,
berkurangnya jumlah folikel dan menurunnyasintesis steroid seks. Lalu henti
haid. Dan ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya
pengeluaran gonadotropin.
Perubahan kejiwaan
Perubahan fisik
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah
kulit menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuhdan lembek. Kulit
mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi danmenjadi
hitam.pada kulit tumbuh bintik hitam, kelenjar kulit kurang berfungsisehingga
kulit menjadi kering dan keriput.
Perubahan yang terjai pada alat genetalia meliputi liangsenggama terasa kering, lapisan
sel liang senggama menipis yang menyebabkanmudah terjadi (infeksi kandung kemih
dan liang senggama). Daerah sensitivemakinsulit untuk dirangsang. Saat
berhubungan seksual dapat menjadi nyeri.
Gangguan neurovegetatif
LAPORAN PENDAHULUAN
MENOPAUSE
Sebagian besar wanita telah siap menghadapi mati haid, karena itu dapat melewati
dengan tenang dan aman. Hanya sekitar 25% wanita memerlukan pertolongan
medis untuk dapat mengatasi masalah klimakterium dengan tambahan terapi
hormonal.
2. Monophause
- Haid terakhir/saat menstruasi terakhir
- Tenggang waktu 1-2 tahun
3. Pasca Monophause
- Masih terjadi kegoncangan hormonal
- Masih ada gejala klinik berkelanjutan dari pre monophause
4. Senium
- Keadaan keseimbangan hormonal tercapai sehingga wanita tidak mengalami
goncangan psikologis
- Gangguan organic dapat terjadi kulit terasa kering, evitel vagina tipis yang
menimbulkan dispareuni, mudah infeksi sistitis/vaginitis senilis
- Tulang osteoporosis sehingga mudah patah
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. IDENTITAS (BIODATA)
2. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan cepat lelah, berkeringat, sering marah-marah dan ibu mengatakan
sudah tidak haid selama 8 bulan.
3. ALASAN KUNJUNGAN
Kunjungan pertama Kunjungan rutin
Kunjungan ulang √
4. RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche : 13 tahun Dismenorhoe : Tidak ada
Lama haid : 6-7 hari Flour albus : Tidak ada
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut Jumlah : Tidak ada
Siklus : 28 hari Warna/bau : Tidak ada
Teratur/tidak : Teratur
8. POLA ELIMINASI
BAB : 1x/hari (warna coklat, bau khas, konsistensi lembek, tidak ada keluhan)
BAK : 4-5 x/hari (warna kuning, bau khas, konsistensi cair, tidak ada keluhan)
9. RIWAYAT KB
Kontrasepsi yang pernah digunakan : ibu mengatakan menggunakan IUD 2
tahun
Rencana kontrasepsi yang akan datang : ibu mengatakan
15. PSIKOSOSIAL
Ibu mengatakan hubungan ibu dan keluarga baik
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Khusus
A. Inspeksi
Kepala : warna rambut hitam, tidak ada benjolan, tidak ada ketombe, tidak
rontok, tidak ada nyeri tekan
Muka : simetris, tidak pucat, tidak oedema
Mata : simetris, tidak oedema, konjungtiva merah muda tidak pucat,
sklera putih tidak ikterus
Hidung : simetris, tidak polip, tidak skret
Mulut dan gigi : bibir lembab, lidah merah muda, tidak ada stomatitis,
gigi putih, gusi merah muda tidak ada ginggifitis, tidak ada epulis
Telinga : simetris, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis
Axilla : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : pembesaran payudara simetris, papila mamae menonjol, tidak ada
benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pengeluaran
Abdomen : ada linea nigra, tidak ada luka bekas operasi
Ekstremitas Atas : simetris, telapak tangan tidak pucat
Bawah : simetris, tidak oedema, tidak varises
B. Perkusi
Reflek patella : +/+
C. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan
E. Kesimpulan
Ibu dengan gangguan menopause
II. INTERPRETASI DATA
Tgl / Jam Data Dasar Dx / Mx / Keb
30-03-2009
Ds : - Ibu mengatakan cepat lelah, berkeringat, sering Dx : Gangguan
18.30 WIB marah-marah dan sudah 8 bulan tidak Monophause
haid
Do : KU : Baik
TTV : TD : 130/90 mmHg
N : 80x/menit
S : 36 0C
RR : 20x/menit
Payudara : Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan
Abdomen : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
III. INTERVENSI
Tgl / Jam Dx / Mx / Intervensi Rasional
Keb
30-03-2009 Dx : Gangguan Tujuan :
18.30 WIB Monophause - Masa Monophause
Berjalan lancer tanpa ada
masalah
Kriteria :
KU : Baik
TTV : TD : 110/70-120/80 mmHg
N : 60-80x/menit
S : 365-375 0C
RR : 16-24x/menit
INTERVENSI
1. Lakukan komunikasi
terapetik dengan pasien 1. Dengan komunikasi
secara terapuetik ibu
dapat mengungkapkan
2. Beritahu ibu penyebab keluhan
terjadinya gangguan2. Agar ibu tidak takut
menopause
3. Anjurkan ibu untuk
kontrol ulang jika masih3. Untuk mendapatkan
ada masalah penanganan selanjutnya
IV. IMPLEMENTASI
Tgl / Jam Dx / Mx / Keb IMPLEMENTASI
30-03-2009 Dx : Gangguan1. Melakukan komunikasi terapetik dengan
18.30 WIB Monophause ibu
2. Memberikan penjelasan kepada ibu
mengenai gangguan menopause
3. Memberitahu ibu untuk kontrol ulang
jika masih ada keluhan
V. EVALUASI
P : -
BAB IV
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN (SOAP)
A.PENGERTIAN DOKUMUNTESI
Istilah Dokumentasi dari kata document (Belanda), document (Inggris),
documentum (Latin). Sebagai kata kerja document berarti: menyediakan dokumen,
membuktikan dengan menunjukkan adanya dokumen; sebagai kata benda berarti:
wahana (wahana = kebenaran, alat pengangkut, angkutan, alat untuk mencapai tujuan)
informasi, data yang terekam atau dimuat dalam wahana tersebut beserta maknanya
yang digunakan untuk belajar, kesaksian, penelitian, rekreasi, dan sebaginya.
Poerwadarminta, W.J.S. Kamus umum Bahasa Indonesia. (2007):
Dokumen:
Sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan
(seperti akta kelahiran, surat nikah, surat perjanjian).
1. Surat bukti tertulis atau tercetak yang dapat digunakan sebagai bukti.
2. Barang tertulis yang disimpan yang sewaktu-waktu dapat dilihat kembali bila
diperlukan.
Dokumentasi:
1. Semua tulisan yang dikumpulkan dan disimpan yang dapat digunakan bila
diperlukan, juga gambar dan foto. Mendokumentasikan: mengatur dan
menyimpan tulisan atau gambar atau foto sebagai dokumen.
kelebihan, yaitu:
1. Metode ini dapat memberikan gambaran berbagai informasi tentang siswa pada
3. Metode ini dapat merekam berbagai jenis data tentang siswa: identitas siswa,
identitas orang tua, keadaan dan latar belakang keluarga, lingkungan sosial, data
psikis, prestasi belajar, data pendidikan dan data kesehatan jasmani, dan
sebagainya.
Dari data dokumentasi di atas yang menjadi data pokok dari peneliti adalah
kelemahan, yaitu:
1. Pencatatan dalam dokumen perlu disikapi dengan kritis, apakah pencatatan yang
2. Jika ada pencatatan yang tidak lengkap karena sesuatu hal, disengaja atau tidak
1. Seorang peneliti harus jeli dan teliti ketika mencatat dalam dokumen sehingga
dia makan dan diminum hingga berat badannya turun , tugor kulit berkurang
umum menjadi buruk (Mochtar .R, Sinopsis Obstetri ,2000 Hal 215)
gravidarum adalah muntah berat dan berlebihan yang terjadi pada ibu hamil
keseluruhan.
bukti ini disebabkan oleh faktor fisik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan oleh beberapa
perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak
ibu.
c. Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak.
mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak
fisiologik hormone estrogen ini tidak jelas. Mungkin berasal dari sistem saraf
yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda bila terjadi
dan lemak yang habis terpakai untuk keperluan energi karena oksidasi lemak
yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam eseton – asetik,
asam butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan
Natrium dan klorida darah turun demikian pula klorida air kemih. Selain
itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah jaringan
berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen kejaringan
pula berkurang dengan tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan
kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal,
menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati
dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan (Wiknjosastro.H, Ilmu
kebidanan , 2005 hal 277).
Oleh karena itu hipermesis gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus
tiga tingkat :
2) Makan kurang
3) BB menurun
4) Kulit Kering
7) Lidah kering
4) BB makin turun
5) Mata ikterus
1) Muntah berkurang
kepada ibu – ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga
tentang ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak tetapi dalam porsi sedikit-
sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu pagi, akan terasa loyo,
b. Terapi obat
c. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di Rumah sakit
/ puskesmas.
1) Kadang – kadang pada beberapa wanita hanya tidur dirumah sakit atau
2) Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter
saja yang boleh masuk. Kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus
3) Tanda psikologis
SOAP
DATA SUBJEKTIF
1. Ibu mengatakan baru pertama kali hamil dan tidak pernah keguguran
DATA OBJEKTIF
1. Keadaan ibu lemah
2. TTV;
o TD: 120/80
o S: 36,5 C
o N: 100 X/ menit
o P: 20x/ menit
3. Antropometri
TB: 160 CM
BB awal: 56 g, BB sekaranf 53 kg
LILA: 27 cm
ASSESMENT
G1 P0 A0, gestasi 21 minggu 1 hari, situs memanjang PUKI, presentase kepala, BAP,
tunggal, hidup, keadaan janin baik, dengan masalah hioermesis gravidarum tingkat 1.
1) G1 P0 A0
Data objektif
Ibu mengatakan hamil pertama dan tidak pernah keguguran
Data objektif
sebelumnya
Kemungkinan perangsangan estrogen dan progesrteron selama
Data subjetif
HPHT 20-06-2011
Data objektif
3) PUKI
Data subjektif
Ibu mengatakan pergerakan janinya kuat terutama di sebelah kanan
perut ibu
Data objektif
abdomen ibu
4) Persentase kepala
Data subjektif
Data objektif
Palpasi leopold I teraba bagian lunak kurang bundar dan tidak melenting
5) BAP
Data subjektif
Data objektif
Pada leopold IV bila ujung ujung jari kedua tangan bisa dipertemukan di
sebut konvergen yang berarti bagian terendah janin belum masuk PAP
6) Intra uterin
Data subjektif
Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri pada saat di lakukan palpasi
Data objektif
Pembesaran perut sesuai dngan umur kehamilan
Pada pemeriksaan palpasi ibu tidak merasakan nyeri tekan, dan tidak
pernah merasakan nyeri yang sangat hebat pada abdomen didukung oleh
intrauterin
7) Janin Tunggal
Data subjektif
Data objektif
Teraba 2 bagian besar pada tempat yang berbeda, djj terdengar jelas pada
Saat palpasi teraba satu punggung dam satu kepala dan satu bokong
Teraba bagian besar pada tempat yang berada pada bagian fundus teraba
bokong, bagian bawah perut ibu teraba kepala janin dan djj pada satu
8) Hidup
Data subjektif
Data objektif
Data subjektif
Ibu mengatakan pergerakan janin kuat
Data objektif
Kesadaran : komposmentis
KU ibu baik
Pergerakan janin yang kuat serta DJJ 134x/i teratur dan kuat menandakan
keadaan janin baik
Data subjektif
HPHT 20-06-2011
Data objektif
KU ibu lemah
PALNNING
Hasil: ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan serta mau melakukannya
2. Batasi intake oral hingga muntah berhenti
7. Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih
Hasil: hb=10gr%
PATOLOGI INC
PARTUS LAMA
1.PENGERTIAN
a. Partus lama adalah persalinan yang berlangsung 12 jam atau lebih tanpa
kelahiran bayi, fase laten berlangsung 8 jam dan dilasi serviks melewati
d. Persalinan lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada
primigravida dan lebih dari 18 jam pada multigrafida. (Rustam Mochtar hal
1. Etiologi
b. Kelainan-kelainan panggul
c. Kelainan his
f. Primi tua
a. Pada ibu
1) Gelisah
2) Letih
4) Berkeringat
5) Nadi cepat
6) Pernapasan cepat
8) Edema vulva
9) Edema serviks
b. Pada janin
1) Denyut jantung janin cepat, hebat, tidak teratur bahkan negatif
3) Caput suksadaneum
3. Diagnosis
a. Belum inpartu jika serviks tidak membuka,tidak didapatkan his atau his
tidak adekuat.
1) Inersia uteri, jika frekuensi berkurang dari 3 kali dalam 10 menit dan
5) Kala II lama, jika pembukaan serviks lengkap ibu ingin mengedan tetapi
5. Penanganan
Penanganan pada partus kasep yaitu :
b. Extraksi vakum.
d. Secsio sesarea.
6. Penanganan Umum
a. Nilai dengan segera keadaan umum ibu hamil dan janin (termasuk tanda-
1) Dukungan emosi
2) Periksa keton dalam urin dan berikan cairan, baik oral maupun parental
mg/kgBB) atau morfin 10 mg I.M. jika pasien merasakan nyeri yang sangat.
7. Komplikasi
a) Demam/infeksi
b) Preeklamsi/eklamsia
c) Solusio plasenta
d) Plasenta previa
e) Gawat janin
f) Pendarahan
g) Ruptur
8. Penganan Khusus
Periksa apakah ada infeksi saluran kemih atau ketuban pecah. jika didapatkan
adanya infeksi, obati secara adekuat jika tidak ada, pasien boleh rawat jalan.
Diagnosis fase laten memanjang dibuat secara retrospektif. Jika his berhenti,
pasien disebut belum inpartu atau persalinan palsu. Jika his makin teratur dan
pembukaan makin bertambah lebih dari 4 cm, pasien masuk dalam fase laten.
Jika fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan, lakukan
penilaian ulang terhadap serviks :
1) Jika tidak ada perubahan pada pendataran atau pembukaan serviks dan
persalinan.
(4) Jika dilakukan seksio sesarea, lanjutkan antibiotika ditambah
selama 48 jam.
SOAP
DATA SUBJEKTIF
3. Imunisasi TT 2x
4. Pemeriksaan ANC 4x
6. Pergerakan janinnya dirasakan kuat dan hanya pada salah satu sisi yaitu perut
sebelah kiri
7. Ibu tidak pernah mengalami nyeri perut yang hebat selama hamil
15. ibu mengatkan nyeri perut bagian bawah tembus ke belakang yang
dirasakan tidak ada perubahan dan keluar air dari jalan lahir
DATA OBJEKTIF
1. TP tanggal 01-07-2012
2. TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/i
S : 36,5⁰C
P : 24x/i
9. Lingkar perut : 88 cm
15. Pembukaan 10 cm
17. Hodge IV
ASSESMENT
tunggal, hidup, intra uterin, keadaan ibu cemas dan janin baik, inpartu
1. G1 P0 A0
pada primi gravida tonus otot perut taampak tegang karena belum perna
mengalami perenggangan sebelumnya.
a. tanda objektif hamil yaitu terdapat hiferfigmentasi kulit garis di pertengahan
perut ( linea alba) akan berubah menjadi hitam kechan perut ( linea alba) akan
berubah menjadi hitam kecoklatan yang di sebut dengan linea nigra ( sarwono
ilmu kebidanan 2007 hal 179)
b. Pada primi terdapat hiperpigmentasi yang tidak jarang dijumpai pada kulit
perut seolah olah retak warnanya agak hiperemik dan kebiru-biruan setelah
patus berubah menjadi warna putih (Ilmu kebidanan , 2007 hal 98)
sampai sekarang.
Do : a. TP tanggal 01-07-2011
dan lunak
tanggal 20 Juni 2011, maka masa gestasi adalah 38 minggu 3 hari serta
ditunjang dengan TFU 3 jari bawah prosessus xipoideus ini menandakan masa
c. Ditunjang pula pernyataan dari ibu bahwa dirasakan pergerakan janin pada
sudah 9 bulan.
3. Punggung Kanan
Ds : Pergerakan janinnya dirasakan kuat dan hanya pada salah satu sisi yaitu
perut ibu serta bagian-bagian kecil janin diraba pada sisi lain perut ibu
b. DJJ terdengar kuat dan jelas pada perut ibu sebelah kanan bagian bawah dengan
Pada palpasi Leopold II teraba tahanan keras seperti papan disisi kanan
perut ibu serta bagin- bagian kecil janin diraba pada sisi lain perut ibu dimana
gerakan janin dirasakan ibu kuat di perut sebelah kiri serta, DJJ yang terdengar
kuat pada perut ibu sebelah kanan bagian bawah ini menandakan bahwa
4. Kepala
Ds : -
c. DJJ terdengar kuat dan jelas pada perut ibu sebelah kanan bagian
Pada palpasi Leopold I teraba lunak, tidak bulat dan tidak melenting, ini
menadakan bahwa bagian yang ada di Fundus adalah bokong. Pada palpasi
Leopold III teraba bagian janin yang bulat, keras dan melenting yang
menandakan kepala,serta pada auskultasi DJJ kuat dan jelas pada perut
sebelah kanan bagian bawah, ini menandakan bahwa bagian terendah dari
5. BDP
Ds : -
Do :
IV
Pada saat palpasi Leopold IV, Kedua tangan sudah tidak dapat bertemu
(Divergen) yang menandakan kepala sudah masuk kedalam pintu atas panggul
6. Tunggal
Ds : Pergerakan janin dirasakan kuat dan hanya pada salah satu sisi yaitu
Do : a. Pemeriksaan Leopold
perut ibu serta bagian- bagian kecil janin diraba pada sisi lain ibu
Dari pergerakan janin yang dirasakan kuat dan hanya pada salah satu sisi, pada
lainnya. Pembesaran perut yang sesuai dengan umurkehamilan serta auskultasi DJJ
yang terdengar jelas pada salah satu tempat ini menandakan bahwa janin tunggal.
7. Hidup
Do : DJJ terdegar kuat dan jelas pada perut ibu sebelah kanan bagian bawah
Dari pernyataan ibu yang menyatakan bahwa janinnya bergerak sejak umur 5
bulan sampai sekarang serta dengan auskultasi DJJ kuat dan jelas 130 x/menit,
8. Intra Uterine
Do : a. Tidak ada nyeri tekan pada perut saat palpasi., Pembesaran perut sesuai
umur kehamilan.
Janin dapat tumbuh dan berkembang sampai aterm dalam kafum uteri tanpa
ibu tidak pernah merasakan nyeri perut yang hebat serta pada palpasi abdomen
tidak terasa nyeri ini menadakan bahwa janin intra uterine, umumnya pada
b. TTV
1) TD : 110/80 mmhg
2) N : 80 x/menit
3) P : 20 x/menit
4) S : 36,5 O C
c. DJJ terdengar jelas dan kuat, pada perut ibu sebelah kanan bagian
ini merupakan perjuangan antara hidup dan mati, kecemasan disebabkan oleh
b. Pada auskultasi DJJ kuat dan jelas dengan frekuensi dalam batasan normal
yaitu 130 x/menit, serta ditunjang dengan pernyataan ibu bahwa pergerakan
Do : Pemeriksaan dalam
c. Penurunan : H IV
Partus dimulai bila timbul his dan disertai pengeluaran lendir bersama
darah (Bloody show) yang berasal dari lendir dan pembuluh-pembuluh kapiler
cm – 10 cm, dimana dalam kala I dibagi menjadi 2 yaitu fase laten ( dimuali dari
pembukaan 0-3 cm) dan fase aktif (dimulai dari pembukaan 4-10 cm). dari
pernyataan bahwa ibu merasa sakit perut tembus kebelakang dan disertai
pengeluaran lendir dan darah, karena adanya kontraksi uterus serta pada
dirasakan tidak ada perubahan dan keluar air dari jalan lahir.
kontraksinya makin lama makin kencang, interval makin pendek dan durasi
makin lama, pada fase aktif his dikatakan lemah jika frekuensi his kurang dari 3
kali dalam 10 menit dengan durasi kurang dari 40 detik (Saifuddin 2006 Hal M
48), serta dengan adanya keadaan psikologi ibu yang cemas, kecemasan dapat
di dalam otot uerus yang dapat menghambat kontraksi yang merupakan respon
ketika ibu merasa cemas karena terancam atau tidak aman. (Vicky Chapman
PLANNING
2) Memberi support dan motivasi pada ibu agar tetap optimis dalam menghadapi
persalinannya
3) Mengobserfasi his
MASTITIS
PENGERTIAN
Mastitis adalah reaksi sistematik seperti demam, terjadi 1-3 minggu setelah
melahirkan sebagai komplikasi sumbatan saluran air susu (Masjoer, 2001 : 324). Pada
kasus mastitis ini biasanya tidak segera ditangani, jika mastitis tidak segera ditangani
menyebabkan abses payudara yang biasa pecah kepermukaan kulit dan akan
menimbulkan borok yang besar.
Pada mastitis biasanya yang selalu dikeluhkan adalah payudara membesar, keras, nyeri,
kulit murah dan membisul (abses) dan yang pada akhirnya pecah menjadi borok
disertai dengan keluarnya nanah bercampur air susu, dapat disertai dengan suhu badan
naik, menggigil. Jika sudah ditemukan tanda-tanda seperti ini maka pemberian ASI pada
bayi jangan dihentikan, tetapi sesering mungkin diberikan.
ETIOLOGI
1. Bayi tidak mau menyusu sehingga ASI tidak diberikan secara adekuat yang
akan menyebabkan mastitis jika tidak segera ditangani.
2. Lecet pada puting susu yang menyebabkan kuman staphylococcus aureus
masuk menyebabkan infeksi mastitis
3. Personal higiene ibu kurang, terutama pada puting susu
4. Bendungan air susu yang tidak adekuat di tangani sehingga menyebabkan
mastitis (Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, 2001)
PENCEGAHAN
Penanganan
1. Payudara dikompres dengan air hangat.
2. Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetika.
3. Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika.
4. Bayi mulai menyusu dari payudara yang mengalami peradangan.
5. Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya.
6. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat cukup
SOAP
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF:
1) G1 P0 A0
Dat a Subjektif
Ibu mengatakan pertama kali hamil dan tidak pernah keguguran
Data objektif
pada primi gravida tonus otot perut taampak tegang karena belum perna
mengalami perenggangan sebelumnya.
PLANNING (P):
1. menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini serta Observasi
TTV
Hasil: ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan
2. menjelaskan Keadaan ibu saat ini
hasil: ibu mengetahui keadaanya
3. menjelaskan cara mengurangi rasa nyeri sebelum dan sesudah menyusui.
Hasil: ibu memberikan respon positif
4. menjelaskan tentang cara perawatan payudara selama menyusui
hasil: ibu mengerti dan mau melakukan
5. menjelaskan tentang teknik menyusui yang benar
hasil: ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan
6. memberikan Obat-obatan antipiretik untuk menghilangkan rasa nyeri
hasil: obat telah di berikan
7. memberika Suport/ Dukungan kepada ibu
hasil: ibu semangat menghadapi kehamilannya
PATOLOGI BAYI
BBLR
1.PENGERTIAN
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang 2.500 gram tanpa
memandang masa kehamilan. BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram) (Prawirohardjo, 2006 : 376).
2.PENYEBAB
Faktor Ibu
Faktor Kehamilan
Faktor Janin
3. Epidemiologi
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di
dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang
atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR
didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi
dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor
utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan
anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan.
4.Prognosis
Prognosis BBLR ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya masa
gestasi. Makin muda masa gestasi atau makin rendah berat bayi makin tinggi angka
kematian. Prognosis ini juga tergantung dari keadaaan sosial ekonomi, pendidikan
orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan postnatal. Bayi Berat
Lahir Rendah cenderung memperlihatkan gangguan pertumbuhan setelah lahir
(Wiknjosastro, 1999 : 783).
5.Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain :
1. Hipotermia
2. Hipoglikemia
3. Gangguan cairan dan elektrolit
4. Hiperbilirubinemia
5. Sindroma gawat nafas
6. Paten duktus arteriosus
7. Infeksi
8. Perdarahan intraventrikuler
9. Apnea of Prematurity
10. Anemia
6.Penatalaksanaan / Terapi
7.Pencegahan BBLR
1. Upaya agar melaksanakan antenatal care yang baik, segera melakukan konsultasi
dan merujuk bila ibu terdapat kelainan.
2. Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya persalinan
dengan BBLR.
3. Tingkatkan penerimaaan keluarga berencana.
4. Anjurkan lebih banyak istirahat, bila kehamilan mendekati aterm, atau istirahat
berbaring bila terjadi keadaan yang menyimpang dari kehamilan normal.
5. Tingkatkan kerjasama dengan dukun beranak yang masih mendapat
kepercayaan masyarakat.
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
dipertahankan dengan ketat. Bayi dimasukkan dalam inkubator dengan suhu yang
diatur.
Suhu inkubator diturunkan 1 0C tiap minggu, setiap bayi dapat ditempatkan pada
suhu lingkungan sekitar 24 – 27 0C.
Mengenai suhu lingkungan termonetral sesuai berat lahir dan masa gestasi serta
usia pasca natal. Oleh karena itu BBLR / BKB seharusnya dirawat dalam incubator atau
dengan cara teknologi tepat guna dengan perawatan ketat / metode kanguru, bayi akan
mendapatkan sumber panas melaui kontak langsung secara terus menerus dari ibu
secara alami. (Sukardi Abdurrohman, 2002: 115)
Memenuhi kebutuhan O2
BBLR / BKB dengan asfiksia ringan / sedang gangguan nafas ringan, dapat diberi O2
konsentrasi lebih tinggi (> 40%) melalui :
O2 inkubator
O2 head box
O2 sungkup / maks
Jika bayi sianosis (biru) atau sukar bernafas (frekuensi < 30 atau > 60 /menit) tarikan
dinding dada ke dalam atau merintih)
Isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan nafas bersih.
Beri oksigen 0,5 – 1 L/menit lewat kateter hidung atau nasal prong.
Jaga bayi tetap hangat, bungkus bayi dengan kain lunak, kering, selimut dan pakai topi
untuk mencegah kehilangan panas.
Posisikan tangan di atas siku, basahi tangan seluruhnya dan gunakan sabun.
Mulailah dari ujung jari sampai berbusa, lalu bilas dengan menggunakan gerakan
memutar. Bilas di antara jari-jari, gerakkan dari ujung jari menuju siku pada satu tangan
dan kemudian ulangi untuk tangan berikutnya.
Basuh setiap lengan secara terpisah, ujung jari lebih dahulu, jaga tangan dalam posisi
lebih tinggi dari siku.
Gunakan handuk yang bebeda untuk mengeringkan setiap tangan, keringkan mulai dari
ujung jari sampai siku kemudian buang handuknya.
Pastikan tangan yang telah dibersihkan tidak bersentuhan dengan barang-barang yang
tidak didisinfeksi tingkat tinggi atau disterilkan. Jika tangan menyentuh permukaan
yang terkontaminasi, ulangi membersihkan tangan dengan cara di atas.
Jangan membungkus pusar ataupun mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke puting
tali pusat dan nasehati keluarga untuk tidak memberikan apapun pada pusar bayi.
Beri nasihat pada ibu dan keluarganya sebelum penolong meninggalkan bayi:
Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan perawatan jika pusar menjadi merah
atau mengeluarkan nanah atau darah.
Jika pusar menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah segera rujuk bayi ke
fasilitas yang mampu untu memberikan asuhan bagi bayi baru lahir secara lengkap.
Penimbangan berat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi, nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh oleh sebab itu penambahan berat badan harus
dilakukan dengan ketat.
DATA SUBJEKTIF
OBJEKTIF
ASSESMENT:
1.BKB
PLANNING:
1.mengobservasi
TUMOR UTERUS
A.PENGERTIAN
Tumor uterus adalah tumor alat genital yang bersifat neoflasma jinak yang
terdapat pada ektoserviks maupun endoserviks-endometrium Atau suatu tumor jinak
yang berbatas tegas, tidak berkapsul yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat
fibrous .
adalah suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasal dari selaput lender
endoserviks. Yang tangkainya dapat panjang keluar dari vulva. Epitel yang melapisi
adalah epitel endoserviks yang dapat juga mengalami metaplasi menjadi lebih semakin
kompleks.bagian polip ini biasa menjadi nekrosis dan mengalami perdarahan . polip ini
berkembang karena pengaruh radang maupun virus.
Endometrium
Polip endometrium sering didapati terutama dengan pemeriksaan histeroskopi. Polip
berasal antara lain dari adnoma, adenofibroma, mioma , submukusum, plasenta.insiden
tidak diketahui paling sering pada perempuan berumur 30-59 tahun. Kurang dari
sepertiga memperllihatkan endometrium fungsional. Bisa memperlihatkan hyperplasia
kistik. Bisa menonjol melalui serviks
Etiologi
Wanita dengan nullypara ( wanita kurang subur ).•Etiologi secara pasti tidak
diketahui
Tetapi ada korelasi antara pertumbuhan tumor dengan peningkatan reseptor
estrogen-progesteron pada jaringan mioma uteri dan juga dipengaruhi oleh
hormone pertumbuhan.
faktor geneti
Resiko tinggi wanita dengan umur diatas 35 tahun
Patofisiologi
Sarang mioma diuterus dapat berasal dari serviks uterus hanya 1-3%, sisanya adalah
dari korpurs uterus. Menurut letaknya,mioma dapat kita dapati sebagai:
Mioma submukosum : berada dibawah endemetrium dan menonjol kedalam rongga
uterus. Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian
dilahirkan melalui saluran serviks (myomgeburt). Mioma subserosum dapat tumbuh
diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intraligameter.
Mioma intra mural : mioma terdapat diding uterus diantara serabut mioma
meometrium.
Mioma subserosum : apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada
permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Mioma subserosum dapat pula tumbuh
menempel pada jaringan lain misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian
membebaskan diri Dario uterus, sehingga disebut wandering / parasitic fibroid. Jarang
sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada servik dapat
menonjol kedalam saluran servik sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan
sabit. Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri atas berkas otot polos
dan jaringan ikat yang tersusun seperti konde/ pusaran air ( whorl like pattern),
dengan pseudokapsule yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena
pertumbuhan sarang mioma ini. Dengan pertumbuhan mioma dapat mencapai berat
lebih 5 kg. jarang sekali mioma ditemukan pada wanita subur berumur
20 thn, paling banyak pada umur 35 – 45 tahun ( kurang lebih 25%). Pertumbuhan
mioma diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar
tinju, akan tetapi beberapa kasus ternyata tumbuh cepat. Setelah menopause banyak
mioma menjadi lisut hanya 10 % saja masih tumbuh lebih lanjut.
Manifestasi klinik
Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung pada tempat sarang mioma berada (serviks,
intramural,submukus,subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang
terjadi.
Rasa nyeri yang timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma,yang
disertai nekrosis dan peradangan.
Gejala dan tanda penekanan. Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma
uteri. Penekanan pada kandung akan menyebabkan poliuri, pada ureter dapat
menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada penekanan dapat menyebabkan
obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe dipanggul dapat
menyebabkan edema tungkai.
Adanya rasa penuh atau berat pada perut bagian bawah dan teraba massa yang padat
kenyal
Gangguan haid atau perdarahan abnormal dari uterus yaitu hipermenore, metroragi,
dismenorea
Rasa nyeri akibat torsi atau mengalami degenerasi
Infertilitas
Abortus
Pemeriksaan diagnostic
Komplikasi
Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32 – 0,6 % dari
seluruh mioma serta merupakan 50 – 70 % dari semua sarcoma uterus.
Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan
sirkulasi akut hingga mengalami nekrosis, kemudian terjadilah sindrom
abdomen akut.
Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, menyebabkan infertilitas:
resiko terjadinya abortus bertambah karena distorsi rongga uterus
khususnya pada mioma sub mukosum, letak janin menghalangi kemajuan
kehamilan karena letaknya pada serviks uteri menyebabkan inersia maupun
autonia uteri.
Radioterapi. Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga
penderita mengalami menopause. Tindakan ini dilakukan jika tidak ada
keganasan pada uterus.
Penanganan konservatif dilakukan bila mioma yang kecil pada pra dan post
menopause tanpa gejala
SOAP
Data subjektif
Data objektif
Nampak meringis
HB 8,9 gram %
Konjungtifa pucat
Bibir pucat
Nampak cemas
S : 37,5
ASESMENT
Post op tumor uterus hari ke -1 dengan masalah nyeri luka bekas oprasi anemia
sedang dan cemas
1) post op
ibu di oprasi tanggal 22 maret 2011,jam 09.00 wita dan selesai
Jam 11.00 wita
ibu masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut bagian Bawah
hasil usg menyatakan ibu menderita tumor uterus
Do:-tanggal pengkajian 23 maret 2011,jam 14.00 wita
Analisa dan interpretasi data
Ibu masuk ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut bagian bawah yang
merupakan salah satu tanda yang bisa terjadi pada penderita tumor
adanya hasil usg yang menyatakan bahwa ibu menderita tumor uterus(
yakni 23 maret 2011 menunjukkan bahwa ibu dalam masa post op tumor
uterus hari ke 1
Do : nampak meringis
Ibu mengatakan nyeri pada luka bekas oprasi dan di tunjukkan dengan ekspresi
ibu yang meringis serta adanya nyeri tekan pada luka bekas oprasi di akibatkan
oleh adanya jaringan yang terputus dan mengeluarkan zat yang memberi
terputus tersebu
3) Anemia sedang
Do : HB 8,9
Konjungtiva pucat
Bibir pucat
jam maka produksi sel darah merahpun akan terganggu sehingga dapat
anemia dapat diketahui dari hasil pemeriksaan kadar HB yakni normal untuk
wanita yang tidak hamil adalah 12-14 gram % dan tanda gejala dari anemia
4) cemas
Perasaan cemas dan khawatir terjai jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan
harapan untuk baik-baik saja namun pada kenyataanya kondisi ibu tidaqk sebaik
yang di harapkan menimbulka di lihat darn dapatn kecemasan pada diri ibu dan
PLANNING
Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan,ibu nampak tenang
Hasil :
Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi,ibu mulai menarik nafas dari hidung dan
mengeluarkanya melalui mulut
Hasil :
Memberikan support kepada ibu,ibu lebih tenang dan bisa tersenyum
Hasil :
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup,ibu menjaab dengan anggukan
Hasil :
Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi ibu bertanya apakah boleh
mengkomsumsi ayam
Hasil :
Penatalaksanaan pemberian obat,injeksi cepotaxime ranitidine dan caterolac
Hasil :
Mengobservasi :
TD :120/70 mmhg
N :78x/m
S : 36,7
P : 16x/m
PATOLOGI KB
AKDR
A.PENGERTIAN
IUD (intra uterine device, spiral) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). IUD
adalah suatu usaha untuk menekan kesuburan Keuntungan dari IUD adalah efek
sampingnya terbatas di dalam rahim.
Terdapat 2 macam IUD:
- melepaskan progesteron (harus diganti setiap tahun)
- melepaskan tembaga (efektif selama 10 tahun).
Contoh IUD :
- Lippes lop, copper-7, copper T, multiload
- Biasanya IUD dipasang pada saat menstruasi karena akan mengurangi
rasa sakit dan memudahkan insersi melalui kanalis servikalis. Jika
kemungkinan terjadi infeksi serviks, masa pemasangan IUD sebaiknya
ditunda sampai infeksi mereda.
- Cara kerja IUD adalah dengan menyebabkan reaksi peradangan di dalam
rahim yang akan menarik datangnya sel-sel darah putih. Zat yang
dihasilkan oleh sel darah putih ini merupakan racun bagi sperma
sehingga tidak terjadi pembuahan sel telur.
- Melepaskan IUD akan menyebabkan terhentinya proses peradangan.
Data objektiv –
ASESMENT
Akseptor AKDR dengan masalah ingin mengganti dengan alat kontrasepsi yang lain dan
cemas
a. Akseptor AKDR
Ds : - pada tanggal 21 september 2010 ibu mengganti alat
kontrasepsinya dengan AKDR jenis spiral Tanggal 21 september 2010 ibu
terdaptar sebagai akseptor AKDR jenis spira
Do: -
Tanggal 21 september ibu terdaptarsebagai akseptor AKDR jenis spiral
Tanggal kunjungan akhir 21 september 2010
tampak benang AKDR 4-5 cm
Analisa interpretasi data :
Dengan tanggal kunjungan akhir yakni tanggal 21 september 2010 dan tanggal
akseptor AKDR yaitu 21 september 2010 serta pada pemeriksaan genetalia
nampak adanya benang AKDR menandakan bahwa adalah akseptor AKDR
Ingin mengantikan alat kontrasepsi
Ds :
- ibu ingin menggantikan alat kontrasepsi
-orang tua dan mertuanya menyarangkan untuk mengganti alat kontrasepsi
- suami ibu merasa kesakitan ketika bersenggama
Do:-
Analisa interpretasi data
Keinginan ibu untuk mengganti alat kontrasepsi mendapat dukungan dari
keluarga serta diakibatkan karena adanya ketidaknyamanan ibu menggunakan
alat kontrasepsi tersebut mengingat dampak yang akan terjadi jika suami terus
menerus kesakitan ketika bersenggama dapat menyebabkan ketidakharmonisan
berlanjut dalam keluarga .
1. Cemas
Ds: - ibu merasa cemas dan khawatir dengan keadaannya
DO:-ibu nampak cemas dan khawatir
Analisa dan interpretasi data :
Harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan dapat menimbulkan
kecemasan pada diri seseorang yakni harapan untuk baik-baik saja dan
penggunaan alat kontrasepsi dapat berjalan lancar namun pada
kenyataannya tidak sesuai dengan harapan. Rasa cemas itu akan nampak
dari ekspresi wajah atau perilaku seseorang.
PLANNING
Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
Rasional ; Dengan mengetahui keadaannya ibu dapat di ajak bekerja sama
dalam setiap tindakan yang akan di lakukan
Beritahu ibu tentang penyebab suami merasa kesakitan ketika bersenggama
Rasional ; Dengan mengetahui penyebab masalah ibu dapat lebih tepat dalam
mengambil keputusan untuk mengetahui masalah tersebut
Anjurkan ibu untuk berdiskusi dengan suami mengenai alat kontrasepsi yang
baik untuk digunakan
Rasional ; komunikasi yang baik dapat lebih mempeerat hubungan dalam
keluarga
Anjurkan ibu untuk tidur dan makan yang cukup
Rasional ; Dengan memperbaiki keseimbangan cairan dan nutrisi dalam
tubuh dapat menjaga stamina daya tahan tubuh ibu agar tetap baik
Berikan support kepada ibu
Rasional : dukungan moril dapat memberi semangat kepada ibu untuk
belajar menerima keadaannya.
He tentang jenis-jenis alat kontrasepsi dan kelebihan serta kekurangannya.
Rasional : Denga lebih banyak mengetahui jenis alat kontrasepsi ibu dapat
memilih alat kontrasepsi yang lebih tepat untuk digunakan.
lakukan IUD,jika ibu tetap ingin mengganti alat kontrasepsi.
Rasional : pasien akan merasa nyaman jika diberi tindakan sesuai dengan
keinginan.
Buat informed consent atau lembar persetujuan
Rasional : Setiap tindakan yang dilakukan perlu bukti persetujuan dari pasien
agar jika terjadi sesuatu kita dapat mempertanggung jawabkan tindakan
yang kita lakukan.
Anjurkan ibu untuk datang kembali Pada tanggal 17 mei 2011 dan atau jika
ada masalah atau keluhan.
Rasional : kunjungan rutin akan mempermudah kita untuk memberikan
pelayanan yang tepat, efektif dan komprehensif.
BAB V
SISTEM RUJUKAN
A. Latar Belakang
Salah satu kelemahan pelayanan kesehatan adalah pelaksanaan rujukan yang
kurang cepat dan tepat. Rujukan bukan suatu kekurangan, melainkan suatu tanggung
jawab yang tinggi dan mendahulukan kebutuhan masyarakat. Kita ketahui bersama
bahwa tingginya kematian ibu dan bayi merupakan masalah kesehatan yang dihadapi
oleh bangsa kita. Masalah 3T (tiga terlambat) merupakan salah satu hal yang melatar
belakangi tingginya kematian ibu dan anak, terutama terlambat mencapai fasilitas
pelayanan kesehatan.
Dengan adanya system rujukan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan yang lebih bermutu karena tindakan rujukan ditunjukan pada kasus yang
tergolong berisiko tinggi. Oleh karena itu, kelancaran rujukan dapat menjadi faktor yang
menentukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan perinatal, terutama dalam
mengatasi keterlambatan.
Bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan untuk merujuk ibu atau
bayi ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika menghadapi
penyulit. Jika bidan lemah atau lalai dalam melakukannya, akan berakibat fatal bagi
keselamatan ibu dan bayi.
B. Pengertian
Rujukan kebidanan adalah kegiatan pemindahan tanggungjawab terhadap kondisi
klien/pasien ke fasilitas pelayanan yang lebih memadai (tenaga atau pengetahuan, obat,
dan peralatannya)
C. Jenis-Jenis Rujukan
1. Rujukan medik
Yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus yang timbul baik
secara vertical maupun horizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu
menangani secara rasional.
Jenis rujukan medic antara lain:
a. Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluaan diagnostic, pengobatan,
tindakan opertif dan lain – lain.
b. Transfer of specimen. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
yang lenih lengkap.
c. Transfer of knowledge / personal. Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli
untuk meningkatkan mutu layanan setempat.
2. Rujukan kesehatan
Yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang
lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan uang menyangkut masalah kesehatan
yang sifatnya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif).
Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan operasional.
D. Persiapan Rujukan
Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan, disingkat “BAKSOKU”
yang dijabarkan sebagai berikut :
1. B (bidan): pastikan ibu/bayi/klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten
dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan
2. A (alat) : bawa perlengkapan dan bahan – bahan yang diperlukan, seperti spuit, infus
set, tensimeter, dan stetoskop
3. K (keluarga): beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan
mengapa dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain diusahakan untuk dapat
menyetujui Ibu (klien) ke tempat rujukan.
4. S (surat): beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan
rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan, atau obat – obat yang telah diterima ibu (klien)
5. O (obat): bawa obat – obat esensial diperlukan selama perjalanan merujuk
6. K (kendaraan) : siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu
(klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu
cepat
7. U (uang) : ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk
membeli obat dan bahan kesehatan yang di perlukan di temapat rujukan
E. Mekanisme Rujukan
1. Menentukan kegawatdaruratan pada tingkat kader, bidan desa, pustu dan puskesmas
a. Pada tingkat Kader
Bila ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri maka segera dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan terdekat karena mereka belum dapat menetapkan tingkat
kegawatdaruratan
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas
Tenaga kesehatan harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang
ditemui. Sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya mereka harus menentukan
kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk
2. Menentukan tempat tujuan rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai
kewenangan terdekat, termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan
kesediaan dan kemampuan penderita.
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya. Klien dan keluarga perlu
diberikan informasi tentang perlunya penderita segera dirujuk untuk mendapatkan
pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu
4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju melalui telepon atau radio
komunikasi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
5. Persiapan penderita
Sebelum dikirim keadaan umum penderita harus diperbaiki terlebih dahulu atau
dilakukan stabilisasi. Keadaan umum ini perlu dipertahankan selama dalam perjalanan.
Surat rujukan harus dipersiapkan sesuai dengan format rujukan dan seorang bidan
harus mendampingi penderita dalam perjalanan sampai ke tempat rujukan.
6. Pengiriman penderita
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/sarana
transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita.
Kegiatan Making Pregnancy Safer (MPS) untuk Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Bayi
1. Pelayanan Obstetri dasar di tingkat Polindes dan Puskesmas
2. Menyediakan minimal 4 Puskesmas PONED di setiap Kabupaten/Kota
3. Menyediakan 1 Pelayanan PONEK 24 jam di Rumah Sakit Kabupaten/Kota
Pendekatan yang digunakan dalam memberikan Asuhan kebidanan kepada klien sesuai
dengan Pedoman Asuhan Kebidanan pada Kasus Rujukan Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, dan
Bayi Baru Lahir dan Standar Asuhan Kebidanan Kepmenkes nomor 938 tahun 2007,
dimana pengambilan keputusan klinis bidan diambil berdasarkan hasil pengkajian
melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik, kemudian dirumuskan diagnosa kebidanan
berdasarkan permasalahan yang ditemui. Setelah diagnosa dibuat, maka diberikan
intervensi sesuai dengan prioritas kegawatan kondisi ibu dan janin, sesuai kewenangan
bidan, dan kewenangan tempat pelayanan dasar, PONED serta PONEK. Kemudian
pencatatan asuhan pada formulir/ status klien/ Rekam medis yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
http://ningrumwahyuni.wordpress.com/2010/03/03/cystosarcoma-phyllodes/
http://umirizaazizah.blogspot.com/2012/03/kista-sarcoma-filodes.html
http://bidankudelima.blogspot.com/2012/01/ca-mammae-kanker-payudara.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_payudara
http://www.scribd.com/doc/71422160/MAKALAH-KANKER-PAYUDARA
http://www.artikata.com/arti-349145-sarkoma.html
http://mylife-destinystep.blogspot.com/2012/02/sistem-rujukan-kebidanan.html