Vous êtes sur la page 1sur 38

ASESMEN GERIATRI

SEORANG LANSIA DENGAN HIPERTENSI, OSTEOARTRITIS,


GANGGUAN PANCA INDRA DAN HEMOROID

Disusun Oleh:
Saphira Evani (030.12.247)
Wilson Saputra W. (030.13.206)

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS/KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 27 AGUSTUS 2018 – 3 NOVEMBER 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

Lanjut usia atau lansia adalah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Batasan
usia 60 tahun keatas ini dikarenakan pada usia ini mulai terjadi penurunan fisik dan
fisiologis yang signifikan, sehingga terjadi perubahan penampilan, penurunan fungsi
panca indera, pertahanan tubuh, dan fungsi organ secara keseluruhan sehingga rentan
terhadap penyakit. Serta dengan bertambahnya populasi lansia di dunia, dimana di
Indonesia sendiri meningkat dari 8 juta jiwa (tahun 1980) menjadi 14,9 juta jiwa (tahun
2000), sehingga berdampak pada peningkatan masalah kesehatan di masa depan. Maka
untuk menunjang kesehatan bagi lansia, maka kedokteran geriatrik menjadi cabang
ilmu kedokteran yang mempelajari penyakit dan masalah kesehatan pada usia lanjut
menyangkut aspek preventif, diagnosis, dan tata laksana.1
Menurunnya derajat kesehatan dan keleluasaan untuk beraktivitas fisik dapat
mempengaruhi kehidupan sosial lansia. Lansia tersebut akan cenderung menarik diri
dari lingkungannya secara perlahan, dan mengurangi kontak sosial dalam berhubungan
dengan masyarakat sekitar bahkan dapat dengan keluarga sendiri, sehingga
menimbulkan beban psikis. Timbulnya masalah psikis, dan sosial akan menurunkan
kualitas hidup para lansia itu sendiri, sehingga dapat menurunkan Usia Harapan Hidup
(UHH). Di Indonesia, angka UHH meningkat dari 64,5 tahun (tahun 2000) menjadi
69,65 tahun (tahun 2011).1,2
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi generatif yang berkaitan dengan
kerusakan kartilago sendi. OA tersering mengenai vertebra, panggul, lutut dan
pergelangan kaki, dengan tertinggi pada OA lutut dimana mencapai 15,5% pada pria,
dan 12,7% pada wanita. Penyakit ini menyebabkan nyeri pada waktu aktivitas atau bila
ada pembebanan pada sendi yang sakit, hingga dapat mengganggu mobilitas pasien. Di
Indonesia, diperkirakan 1-2 juta orang lansia menderita cacat karena OA. Terapi untuk
OA umumnya simptomatik, misalnya mengendalikan faktor risiko, latihan, fisioterapi,
terapi farmakologi, dan pembedahan. Untuk membantu meringankan nyeri, pemakaian
obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) meningkat dan terjadi penggunaan jangka
lama, sehingga terjadi peningkatan pasien tukak lambung bahkan kematian akibat tukak
lambung.3
Hipertensi merupakan manifestasi gangguan keseimbangan hemodinamik
system kardiovaskular, yang diakibatkan oleh multifaktorial. Batasan normal berbeda-
beda tergantung dari pedoman yang digunakan, namun secara garis besar, tekanan
darah sistolik <140mmHg dan diastolik <90mmHg. Secara epidemiologi di Indonesia,
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, angka kejadian hipertensi di
Indonesia mencapai 25,6%, dengan perempuan memiliki prevalensi 28,8%, sementara
prevalensi laki-laki 22,8%. Karena penyebab hipertensi merupakan multifaktorial,
seperti gaya hidup (makanan, aktivitas), gangguan fungsi organ pada usia tua, obat-
obatan, dan lainnya, maka pencegahan menjadi tombak utama untuk mengurangi
prevalensi hipertensi hingga mencegah perburukan akibat hipertensi.4,5
Hemoroid atau disebut ambeien, menjadi masalah yang timbul pada usia tua.
Hemoroid sendiri adalah suatu pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah
anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis. Prevalensi hemoroid di Indonesia cukup
tinggi yaitu 9.117.318 penduduk, dan pada pemeriksaan kolonoskopi didapatkan
26,09% perdarahan saluran cerna bawah diakibatkan pecahnya hemoroid. Banyaknya
faktor risiko yang menyebabkan hemoroid seperti faktor mengedan, pola buang air
besar yang salah, adanya tumor, kehamilan, usia tua, konstipasi, diare, kurang makan
buah dan sayur, kurang olah raga dan lainnya, maka penatalaksanaan dapat bersifat
medis nonfarmakologis (bisa menjadi pencegahan), medis farmakologis, dan
pembedahan.6
Gangguan pancaindera akibat proses penuaan dimana mempengaruhi sistem
saraf. Fungsi penglihatan terjadi gangguan adaptasi gelap, pengeruhan lensa,
ketidakmampuan untuk fokus benda jarak dekat, dan lakrimasi. Sementara fungsi
pendengaran tampak hilangnya nada frekuensi tinggi secara bilateral, serta sulit
membedakan sumber bunyi. Gangguan ini dapat menyebabkan lansia terasa terisolasi
dan menyendiri, sehingga perlu penanganan dini untuk mencegah gangguan fungsi
sosial.1,2
Banyaknya penyakit pada lansia akibat degenerasi menyebabkan kualitas hidup
lansia mudah rendah. Tidak hanya itu, karena kondisi lansia berbeda dengan dewasa
maupun anak, sehingga perlu penanganan tertentu. Oleh karena itu, penanganan pada
lansia perlu secara komprehensif dimana dimulai dari pencegahan penyakit hingga
penatalaksanaan yang tepat, dan dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.
BAB II
ASESMEN GERIATRI

2.1 IDENTITAS PASIEN


Nama : Ny. A
Usia : 86 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 6 Maret 1932
Alamat : Jatipadang RT 009 / RW 003, Pasar Minggu
Agama : Islam
Riwayat pekerjaan : Ibu rumah tangga
Nama orang terdekat : Tn. F
Jumlah anak : 13
Jumlah cucu : Tidak ingat pasti (>25)
Jumlah cicit : Tidak ingat pasti (>10)
Pembiayaan kesehatan: BPJS-Non PBI

2.2 RIWAYAT MEDIS/EVALUASI FISIK


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 2 Oktober
2018 pukul 10.30-12.15 WIB di rumah pasien.
a. Keluhan utama
Nyeri pada kedua lutut sejak 1 tahun yang lalu.

b. Riwayat penyakit sekarang


Seorang pasien 86 tahun mengeluh nyeri pada kedua lutut sejak 1 tahun
yang lalu. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan berdenyut. Nyeri
makin memberat saat pasien melipat lututnya dan menggerakkan kakinya
namun sedikit berkurang dengan istirahat. Keluhan tersebut dirasakan
semakin lama semakin berat tiap harinya, sehingga pasien mengalami
kesulitan dalam berjalan. Pasien masih dapat berjalan dan aktivitas namun
hanya jarak dekat. Saat melaksanakan solat pasien hanya mampu
melakukannya dengan duduk karena sudah tidak kuat dan terasa sakit jika
berdiri lama. Selain itu, pasien juga mengeluhkan adanya benjolan yang
keluar dari lubang dubur, awalnya benjolan sebesar  2 cm dan tidak bisa
masuk sendiri sehingga pasien harus mendorongnya masuk, namun
benjolan tersebut mengecil hingga sekarang hanya sebesar  1 cm. Pasien
belum pernah berobat ke Puskesmas atau Rumah Sakit dengan alasan sudah
tidak kuat untuk jalan dan tidak ada yang mengantar pasien.

c. Riwayat penyakit dahulu


Pasien memiliki riwayat hipertensi lebih dari 5 tahun. Pasien juga sering
merasa sakit pada ulu hati dan apabila pasien salah makan pasien langsung
sakit perut dan BAB lembek. Pasien pernah dirawat di RS karena
mengalami BAB terus menerus pada 1 tahun yang lalu. Pasien tidak
memiliki riwayat DM dan riwayat penyakit jantung.

Riwayat penyakit lainnya


Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit paru : disangkal
Riwayat alergi makanan/obat-obatan : disangkal

d. Riwayat pembedahan
Pasien tidak pernah menjalani pembedahan sebelumnya.

e. Riwayat opname di Rumah Sakit


Pasien pernah dirawat di RSUD Pasar Rebo tahun 2017.

f. Riwayat kesehatan lain


Melakukan pemeriksaan kesehatan pada:
Poli BPU di Puskesmas Kelurahan Jatipadang.

g. Riwayat alergi
Tidak ada alergi makanan ataupun obat-obatan.

h. Riwayat kebiasan
Merokok
Apakah anda merokok? Tidak
Apakah orang terdekat atau di sekitar anda merokok? Ya.

Minum alkohol
Apakah anda minum minuman beralkohol? Tidak.

Olah raga
Apakah anda melakukan olah raga? Ya
Bila YA, apa jenis olah raga yang biasa anda lakukan? Senam lansia
Berapa kali dalam seminggu? Setiap pagi
Berapa lama intensitas waktu anda melakukan olahraga tersebut? 15-30
menit

Konsumsi kopi
Apakah anda minum kopi? Tidak.

Kesimpulan: Pasien tidak merokok, Tidak minum beralkohol, tidak


mengkonsumsi kopi, pasien rutin berolahraga senam lansia setiap pagi
dengan intensitas 15-30 menit.

i. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini


Obat-obatan yang dikonsumsi dengan dan tanpa resep dokter akan
dijabarkan pada tabel berikut :
Tabel 1. Obat yang dikonsumsi tanpa resep dokter.
Dengan resep dokter Dosis dan pemakaian
Enterostop 1x1 tablet
Promag 3x1 tablet

Pasien pernah mengkonsumsi Amlodipin 10 mg 1x1 dari dokter namun


sudah 2 minggu ini obat tersebut tidak diminum.

j. Riwayat Pendidikan dan sosio-ekonomi


Pasien merupakan lulusan SD, dan pasien bekerja sebagai ibu rumah
tangga.
k. Pola Konsumsi Makanan Lansia

FORMULIR 24 HOURS RECALL

(Catatan : asupan makanan/minuman KEMARIN mulai bangun pagi hingga tidur


malam)

Tabel Riwayat Makanan Pasien 24 Jam Terakhir

Nama makanan atau Bahan Jumlah


Waktu Jam
minuman Makanan URT
Nasi Putih Beras, perkedel 1 1/2 centong
Makan
04.00 Perkedel (beli warteg), 2 porsi
Pagi
Teh manis teh, gula 3 sdt 1 gelas (240ml)
Selingan 11.00 Ubi rebus Ubi manis 1/2 Ubi
Kacang ijo,
Makan Bubur kacang ijo
14.00 pandan, santan, 1 gelas (300ml)
Siang Air putih
gula

Selingan 17.00 Ubi rebus Ubi manis 1/2 Ubi


Nasi Putih Beras, ikan teri 1 1/2 centong
Makan Ikan teri pepes pepes & sop (beli 1 porsi
19.00
Malam Sayur sop warteg) 1 porsi
Air putih
Kesimpulan : Frekuensi dan jam makan sering tidak menentu, minimal 3 kali/hari saat
makan pagi, makan siang dan makan malam dengan variasi makanan sebagai berikut:
nasi, lauk dan sayur. Ikan (pepes atau asin), dan sayur sop menjadi yang paling sering
dikonsumsi dengan frekuensi 3-5 hari/ minggu. Buah tidak disukai karena sering
membuat BAB lembek.

l. Penapisan depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat
dengan perasaan yang anda rasakan bulan lalu?

Tabel 2. Penapisan depresi.


Setiap Sering Kadang Jarang Tidak
waktu sekali kadang sekali pernah
a. Berapa seringkah bulan yang lalu
masalah kesehatan anda menghalangi

kegiatan anda, (mis. pergi mengunjungi
teman, aktivitas sosial)?
b. Berapa seringkah bulan lalu anda merasa

gugup?
c. Berapa seringkah bulan lalu anda merasa

tenang dan damai?
d. Berapa seringkah bulan lalu anda merasa

sedih sekali?
e. Berapa seringkah bulan lalu anda merasa

bahagia?
f. Berapa seringkah bulan lalu anda merasa
begitu sedih sampai serasa tak ada √
sesuatupun yang mungkin
menghiburnya?
g. Selama bulan lalu, berapa seringnya
perasaan depresi anda mengganggu kerja √
anda sehari-hari?
h. Selama bulan lalu, berapa sering anda

merasa tak ada lagi sesuatu yang anda
harapkan lagi?
i. Selama bulan lalu, berapa sering anda √
merasa tak diperhatikan keluarga?
j. Berapa sering selama bulan lalu anda

merasa ingin menangis saja?
k. Selama bulan lalu, berapa sering anda
merasa bahwa hidup ini sudah tak ada √
gunanya lagi?
Kesimpulan : Tidak terdapat tanda-tanda gangguan mood (depresif) pada pasien dalam
1 bulan terakhir.

m. Status fungsional
 ADL dasar dan instrumental
Tabel 3. ADL dasar dan instrumental.
Perlu Tergantung
Bisa sendiri
bantuan orang lain
sepenuhnya
seseorang sepenuhnya
Mandi √

Ambulansi √
Tranfer √

Berpakaian √
Berdandan √
BAB / BAK √

Makan √
Sediakan makan √
Atur keuangan √
Atur minum obat-obatan √
Bertelepon √
Kesimpulan: Pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari namun
memiliki keterbatasan yang membutuhkan bantuan orang lain terutama
bepergian jauh atau naik tangga.

 Keterbatasan fungsional
Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda membatasi
kegiatan anda berikut ini?

Tabel 4. Keterbatasan Fungsional.

Tak
>3 bulan <3 bulan
terbatasi
Berbagai pekerjaan berat (mis. angkat

barang, lari)
Berbagai pekerjaan sedang (mis.menggeser

meja / almari, angkat barang belanjaan)
Pekerjaan ringan di rumah yang biasa

dikerjakan
Mengerjakan pekerjaan (di kantor / sehari-

hari)
Naik bukit / naik tangga √
Membungkuk, berlutut, sujud √
Berjalan kl.100 meter √
Makan, mandi, berpakaian, ke WC √

Kesimpulan: Pada pasien didapatkan keterbatasan fungsional dalam melakukan


aktivitas derajat sedang-berat, namun masih dapat melakukan aktivitas ringan
sehari-hari.

2.3 PEMERIKSAAN FISIK (Dilakukan pada tanggal 8 September 2017)


a. Tanda vital
Tabel 5. Pemeriksaan Tanda Vital.
Baring Duduk Berdiri
Tekanan darah (mmHg) 150/100 160/100 160/100
Nadi/menit 83 87 90
Laju respirasi/menit 22 20 22
2 bulan yl 1 bulan yl Saat ini
Berat badan (kg) 35 kg 35 kg 35 kg
Tinggi badan (cm) 150 150 150
BMI (kg/m2) 15,5 15,5 15,5

b. Keadaan Kulit
Bercak kemerahan : Tidak ada
Lesi kulit lain : Tidak ada
Curiga keganasan : Tidak ada
Dekubitus : Tidak ada

c. Pendengaran
Tabel 6. Pemeriksaan Pendengaran.
Ya Tidak
Dengar suara normal √
Pakai alat bantu dengar √
Serumen impaksi √

d. Penglihatan
Tabel 7. Pemeriksaan Penglihatan.
Ya Tidak
Dapat membaca huruf surat kabar
- Tanpa kacamata √
- Dengan kacamata Tidak pakai kacamata
Terdapat katarak/tidak
- Kanan √
- Kiri √

Tabel 8. Hasil Funduskopi.


Dapatan
Normal Abnormal (jelaskan) Tak terlihat
funduskopi
Kanan Tidak dilakukan
Kiri Tidak dilakukan

e. Mulut
Tabel 9. Pemeriksan Mulut.
Buruk Baik
Higiene mulut √
Ada Tidak
Gigi palsu √
Terpasang √
Lecet di bawah gigi palsu √
Lesi yang lain (kalau ada jelaskan) √

f. Leher
Tabel 10. Pemeriksan Leher.
Normal Abnormal (jelaskan)
Derajat gerak √
Kel. Tiroid √

Bekas luka pada tiroid : Tidak ada


Massa lain : Tidak ada
Kelenjar limfe : Tidak teraba membesar

g. Dada
Massa teraba/tidak : Tidak teraba massa
Kelainan lain : Tidak ada

h. Paru-paru
Tabel 11. Pemeriksan Paru-paru
Kiri Kanan
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi :
- suara dasar Vesikuler Vesikuler
- suara tambahan Rhonki (-), wheezing (-) Rhonki (-), wheezing (-)

i. Kardiovaskuler
Tabel 16. Pemeriksan kardiovaskuler
a. Jantung
- Irama Regular Ireguler

- Bising Ya Tidak

- Gallop Ada Tidak

Lain-lain (jelaskan)
b. Bising Ada Tidak
- Karotis : Kiri √
Kanan √
- Femoralis : Kiri √
Kanan √
c. Denyut nadi perifer Ada Tidak
- A. dorsalis pedis
Kiri √ (regular)
Kanan √ (regular)
- A. tibialis posterior
Kiri √ (regular)
Kanan √ (regular)
d. Edema Tidak ada
- Pedal √
- Tibial √
- Sakral √

j. Abdomen
Hati membesar/ tidak : Tidak
Massa abdomen lain : Tidak ada
Bising/ bruit : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
Cairan asites : Tidak ada
Limpa membesar/ tidak : Tidak

k. Rektum/ anus
Tabel 17. Pemeriksan rectum/anus
Ada Tidak
Tonus sphincter ani
Pembesaran prostat TIDAK DIPERIKSA
Jelaskan kalau ada
Massa di rectum Terdapat massa sebesar 1,5 cm di lubang
anus arah jam 6, nyeri (-), darah (-)
Impaksi fekal TIDAK DIPERIKSA

l. Genital/ pelvis :
Tabel 18. Pemeriksan genital
Ya Tidak
Atrofi vaginal
Massa
Vaginitis atroficans TIDAK DIPERIKSA
Nyeri tekan
Prolaps pelvis
Lain-lain : -
Tes pap: Tidak dikerjakan
m. Muskuloskeletal
Tabel 19. Pemeriksan muskuloskeletal
Tak Tl. Bahu Siku Tangan Pinggul Lutut Kaki
ada Blkg
Deformitas √ √ (digiti I √
dextra)
Gerak terbatas √ √ √
Nyeri √ √
Benjolan/ √ √
peradangan
Krepitasi √

n. Neurologik / Psikologik
a. Status Mentalis :
Tabel 20. Pemeriksan neurologis
Baik Terganggu
Orientasi
Orang √
Waktu √
Tempat √
Situasi √
Baik Terganggu
Daya ingat
Sangat lampau √
Baru terjadi √
Ingat obyek stlh 5 menit √
segera (mengulang)

Kuisioner pendek / portable tentang Status Mental :


Tabel 21. Status mental
Betul Salah
Tanggal berapakah hari ini ? √
Hari apakah hari ini ? √
Apakah nama tempat ini ? √
Berapakah nomor telpon rumah anda ? -
Berapakah usia anda ? √
Kapankah anda lahir (tgl/bln/thn) ? √
Siapa nama gubernur sekarang ? √
Nama gubernur sebelum ini ? √
Nama ibumu sebelum menikah ? √
20 dikurang 3 dan seterusnya √
Jumlah kesalahan
0-2 kesalahan : baik
3-4 kesalahan : gangguan intelek ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelek sedang
7-10 kesalahan : gangguan intelek berat

Kesimpulan : Tidak terdapat kesalahan dalam menjawab kuesioner, maka


disimpulkan status mentalis baik.

b. Perasaan hati / afeksi : serasi

c. Umum
Tabel 22. Pemeriksan umum
Normal Abnormal (jelaskan)
Syarat otak
Motorik : - Kekuatan √ (menurun)
- Tonus √ (menurun)
Sensorik : - Tajam √
- Raba √
- Getaran √

Normal Abnormal (jelaskan)


Refleks
Serebelar : - Jari ke hidung √
- Tumit ke ujung √
kaki
- Romberg √
Gerak langkah √
Kesimpulan : terdapat kelemahan minimal pada ekstremitas inferior dimana
kekuatan motoriknya 4 | 4 (Gerakan pasien dapat melawan gravitasi namun
tidak dapat melawan tahanan berat)

a. Tanda-tanda lain
Tabel 23. Tanda-tanda lain
Ya Tidak Bila Ya, jelaskan
Tremor saat istirahat √
Rigiditas cog-wheel √
Bradikinesia √
Tremor intense √
Gerakan tak sadar √
Refleks patologis √
Kesimpulan : status neurologis pasien baik.

o. Resiko Jatuh
No Identifikasi Jawaban
1 Apakah ada jatuh beberapa Ya
tahun kebelakang?
2 Kekhawatiran akan jatuh Ya
3 Permasalahan jantung/Vaskular Tidak
4 Gangguan kognitif Tidak
5 Inkontinensia Tidak
6 Depresi Tidak
7 Masalah Motorik dan Sensoris Ya
8 Permasalahan spesifik lainnya Tidak
9 Pengobatan psikoaktif Tidak
10 Pengobatan menggunakan Tidak
sedasi
11 Pengobatan yang menyebabkan Tidak
hipotensi
12 TUG test >12 detik Tidak
13 Visus <20/40 atau tidak >1 tahun tidak memeriksakan mata
pemeriksaan mata >1 tahun
14 Perubahan sistol lebih dari 20 Tidak
mmHg atau diastol lebih sama
dengan dari 10 mmHg, atau
pusing ketika berpindah dari
berbaring ke berdiri
2.4 DATA LABORATORIK
Keluarga pasien mengatakan pasien pernah melakukan pemeriksaan
laboratorium namun sudah hilang. Menurut keluarga pasien hasil pemeriksaan
gula darah dalam batas normal (1 tahun lalu).

2.5 PEMERIKSAAN TAMBAHAN


Tidak dilakukan pemeriksaan tambahan
2.6 DAFTAR MASALAH DAN RENCANA PENANGANAN
Tabel 21. Daftar masalah dan rencana penanganan

Aspek Indikator Problem/ Perencanaan Pendekatan Komprehensif Indikator


Diagnostic
Biologis  Nyeri kedua lutut hilang timbul 1. Memberikan edukasi kepada keluarga x pasien tentang
penyakitnya, dan edukasi untuk membantu pasien dalam - Pasien mengerti tentang penyakit yang
 Kesulitan untuk berjalan dan melakukan aktivitas sehari-hari. diderita dan mencegah hal – hal yang
bergerak 2. Memberikan edukasi kepada pasien agar tidak melakukan dapat memperburuk keadaan pasien
aktivitas yang berat, seperti menekuk lutut, menaiki - Pasien berobat ke dokter
 Diagnosis : Osteoarthritis tangga, dan berjongkok.
- Meningkatkan ruang gerak ekstremitas
3. Memberikan edukasi kepada pasien untuk perlahan-lahan
berlatih berjalan dan melakukan gerakan-gerakan ringan pasien.
agar tetap dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Menganjurkan pasien agar berobat rutin ke puskesmas
agar dapat diberikan terapi sesuai kondisi pasien dan
dilakukan rujuk ke dokter spesialis bedah orthopedi dan
fisioterapi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Serta merubah kamar tidur di lantai bawah, dengan
ranjang pendek
5. Memberikan terapi simptomatis dan suplemen vitamin
berupa natrium diklofenak 25 mg 2x1 tab (bila nyeri),
kalsium laktat 500 mg 1x1 tab, Vitamin B complex 2x1
tab. Bila perlu, dipertimbangkan diberi obat maag karena
efek samping OAINS (Antasida tab 2x1 sebelum makan
OAINS).
Aspek Indikator Problem/ Perencanaan Pendekatan Komprehensif Indikator
Diagnostic
Biologis 1. Menjelaskan kepada pasien dan x keluarga tentang
 Hasil tekanan darah hipertensi, komplikasi, penatalaksanaan, termasuk edukasi - Pasien kembali berobat ke dokter
160/100mmHg tentang pengobatan obat penurun tekanan darah yang - Pasien sudah rutin meminum obat
 Riwayat HT (+) sejak tahun teratur dan efek sampingnya, serta kemungkinan apa yang
antihipertensi oralnya
 Diagnosis : Hipertensi gr.II terjadi jika tidak minum obat
- Tekanan darah saat kunjungan
selanjutnya mengalami penurunan, tanpa
2. Memotivasi pasien dan keluarga untuk rutin kontrol ke disertai gejala hipotensi (lemas, mual,
dokter untuk memeriksak tekanan darah dan meminum pusing, mata berkunang)
obat antihipertensi secara teratur - Makanan pasien berubah menjadi rendah
3. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien garam
mengendalikan makan makanan yang asin, MSG, dan
tinggi mineral.
4. Rencana pengobatan : Amlodipin 1x10mg

Biologis  Terdapat benjolan pada anus 1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang - Pola BAB berubah, dan makan makanan
dari dalam anus, nyeri (-) hemoroid/ambeien, komplikasi, penatalaksanaannya tinggi serat
 Diagnosis : Hemoroid interna 2. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien untuk - Tidak terjadi penambahan ukuran
mencegah pembesaran hemoroid dengan memberi hemoroid, serta tidak ada keluhan nyeri
makanan tinggi serat, banyak minum air, banyak berjalan, dan berdarah pada hemoroid.
dan jangan mengejan berlebih.
3. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga bila terjadi
peradangan dan nyeri, dapat dikompres es 10 menit. Bila
terjadi perdarahan terus menerus, segera dibawa ke dokter.
4. Rencana pengobatan : Hidrokortison 1% cream (dipakai
bila benjolan nyeri atau terasa panas)

18
Biologis  Gangguan penglihatan jarak 1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai - Keluarga memeriksakan penglihatan
dekat kondisi pasien akibat penuaan, serta gangguan lainnya dan pendengaran pasien
 Gangguan pendengaran yang dapat terjadi pada pasien lansia.
2. Menyarankan pasien untuk memeriksakan penglihatan
dan pendengaran.

19
Aspek Indikator Problem/ Perencanaan Pendekatan Komprehensif Indikator
Diagnostic
Psikologis  Tes status mental/kognitif 1. Memotivasi pasien untuk terus melakukan gerakan- - Pasien tidak depresi
dengan MMSE (mini mental gerakan yang ringan agar tubuh tidak kaku dan agar dapat - Pasien tetap aktivitas melakukan
status examination) mandiri dalam melakukan kegiatan sehari-hari kegiatan sehari-hari dengan baik,
 Hasil tes penapisan depresi 2. Membangun kepercayaan diri pasien agar pasien yakin
baik di dalam rumah maupun di
pada geriatri tidak didapatkan lingkungan sekitar rumah
bahwa dirinya dapat tetap hidup produktif meskipun
tanda – tanda kemungkinan
depresi pada pasien dalam 1 pasien mengalami keterbatasan gerak dengan melakukan
bulan terakhir sosialisasi dengan lingkungan (tetangga) pasien.
3. Memantau tanda-tanda depresi pada pasien dan
memantau apakah terdapat penurunan fungsi kognitif
dengan tes MMSE secara berkala pada setiap kunjungan
4. Meminta pasien/keluarganya untuk menghubungi
apabila terjadi perubahan suasana hati dan penurunan
daya ingat serta perubahan tingkah laku yang signifikan
Sosial Tes ada/tidaknya hambatan dalam 1. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa - Pasien tidak mengalami
status fungsional pasien dengan : pasien perlu dipantau dan dibantu dalam melakukan keterbatasan dalam pekerjaan yang
 Tes ketergantungan dalam aktivitasnya sehari-hari ringan pada pemeriksaan ADL
melakukan kegiatan sehari- secara berkala
2. Memberikan saran kepada keluarga pasien, yaitu agar
hari (ADL/Activity Daily - Lantai rumah tampak bersih,
selalu menjaga kebersihan lantai, agar lantai tidak licin penerangan cukup, barang di rumah
Living)
 Tes keterbatasan fungsional dan didalam kamar mandi agar diberi karpet karet, diberi tertata dengan baik
 Berdasarkan tes pasien pegangan, sumber penerangan (lampu) harus cukup, - Pasien tetap aktif berkegiatan di
memiliki keterbatasan dalam merapihkan rumah agar tidak ada barang yang dalam maupun luar rumah
melakukan aktivitas sehari- berserakan, jika perlu memberikan tongkat kepada pasien
hari (ADL) dan Keterbatasan agar mempermudah berjalan.
fungsional dalam melakukan 3. Edukasi kepada keluarga untuk mendukung pasien dalam
aktivitas sedang - berat
menjalani aktivitasnya baik di dalam maupun luar rumah
dengan tetangga

20
2.7 LAPORAN LANJUTAN
Tabel 22. Laporan lanjutan
Tanggal Problem diagnostik Kegiatan
1 Oktober 2018 - Osteoarthritis - Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik
- Hipertensi menyeluruh dan edukasi kepada pasien
mengenai masalah kesehatan yang dialaminya
- Edukasi sesuai dengan pendekatan
komprehensif, mencakup aktivitas fisik dan
lingkungan rumah yang nyaman bagi pasien
(dirinci ditabel diatas)
- Menganjurkan pasien untuk minum obat dengan
benar sesuai anjuran dokter, baik dosis maupun
waktu minum serta kepatuhan minum obat.
- Berkeliling melihat kondisi lingkungan di dalam
dan luar rumah pasien.
- Pengukuran tanda-tanda vital, TD = 160/100
mmHg

5 Oktober - Osteoarthritis - Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik


2018 - Hipertensi lanjutan
- Mengobservasi kegiatan sehari-hari pasien dan
apakah terdapat perubahan atau tidak setelah
diberikan edukasi dan pengobatan simptomatis
selama 1 minggu.
- Mengajarkan latihan fisik sederhana kepada
pasien agar tetap aktif
- Edukasi kepada keluarga pasien untuk
mengendalikan makan makanan mengandung gula
- Anamnesis : Keluhan sulit berjalan karena nyeri
mulai berkurang
- Keluarga pasien sudah mengganti lampu rumah
menjadi lebih terang, barang yang berserak di
lantai juga mulai ditata ke lemari
- Pasien mulai makan rendah garam dan tinggi
serat
- Pasien lupa memakan obat hipertensi karena
ketiduran
- Tidak ada keluhan pada ambeien, benjolan masih
ada
- Pengukuran tanda-tanda vital, TD = 160/90
mmHg

21
10 Oktober - Osteoarthritis - Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
2018 - Hipertensi lanjutan
- Mengobservasi hasil dari latihan fisik sederhana
serta kegiatan sehari-hari pasien.
- Keluarga pasien sudah membantu pasien untuk
melakukan latihan fisik sederhana dan
membantu memberitahu gerakan-gerakan
tersebut kepada pasien.
- Pasien sudah makan obat hipertensi teratur
- Pengukuran tanda-tanda vital, TD = 140/90
mmHg

Pada asesmen geriatrik (Summary)


Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis pada pasien ini
adalah osteoarthritis dan hipertensi.

Rencana Perawatan Terpadu / Comprehensive Care


Komunikasi
- Membina komunikasi yang baik antara pasien dengan keluarga seperti
menjelaskan maksud kedatangan dan menjelaskan apa yang akan dilakukan.
- Mengajak pasien dan keluarga berkomunikasi dan diskusi tentang keluhan
pasien dan mengijinkan bertanya bila ada yang ingin ditanyakan

Informasi
- Menginformasikan tentang masalah yang dialami pasien kepada pasien dan
keluarganya
- Menjelaskan terapi yang diberikan saat ini dan terapi lanjutan yang dibuthkan
bagi pasien
- Menjelaskan ke keluarga pasien bahwa pasien butuh pertolongan keluarga
untuk menjalani aktivitas sehari-hari

Edukasi
- Mengedukasi pasien untuk meminum obat secara teratur

22
- Mengedukasi pasien untuk rutin memeriksa kesehatan dan mendapatkan
pengobatan ke puskesmas sebelum obat habis. Dan bila diperlukan ke bedah
orthopedik dan rencana terapi fisioterapi.
- Mengedukasi pasien untuk mengurangi makanan yang tinggi lemak, garam
dan gula yang berlebih. Perbanyak mengkonsumsi susu yang tinggi kalsium,
makanan yang rendah kalori, tinggi protein, serat dan vitamin seperti buah-
buahan dan sayuran.
- Selalu menjaga kebersihan diri serta lingkungannya, selain itu memakai alas
kaki tidak licin di dalam rumah, menggunakan alas kaki yang nyaman,
tertutup, dan tidak licin apabila berjalan kaki di luar rumah. Menggunakan
tongkat untuk memudahkan pasien berjalan
- Menyarankan pasien dan keluarga pasien untuk lebih aktif dalam mengikuti
kegiatan sosial dan bersosialisasi dengan warga sekitar, untuk meningkatkan
kepercayaan diri dan membiasakan otot-otot pasien untuk beraktivitas
sehingga dapat menjadi lebih produktif
- Memberikan saran kepada keluarga pasien, yaitu agar selalu menjaga
kebersihan lantai, agar lantai tidak licin dan didalam kamar mandi agar diberi
karpet karet, diberi pegangan, sumber penerangan (lampu) harus cukup, tidak
mengunci pintu saat berate di kamar mandi, merapihkan rumah agar tidak ada
barang yang berserakan, memberikan tongkat kepada pasien agar
mempermudah berjalan. Dan menempatkan kamar pasien di lantai dasar
dengan ranjang pendek.

Terapi Farmakologik
- Natrium diklofenat 25 mg 2x1
- Vitamin B complex 2x1 tab
- Kalsium Laktat 500 mg 1x1
- Antasida tab 2x1, sebelum makan Na diklofenat
- Amlodipin 1x10mg

23
Terapi Non-farmakologik
- Anjuran untuk melanjutkan pengobatan ke puskesmas agar dapat dilakukan
rujukan kepada fasilitas pelayanan kesehatan lanjutan yang dapat menangani
penyakit pada pasien lebih lanjut
- Anjuran menggunakan tongkat untuk berjalan
- Mengubah gaya hidup dari segi makanan yang bergizi, olahraga ataupun
aktivitas fisik yang rutin.

24
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pasien merupakan seorang perempuan berusia 85 tahun dengan
osteoarthritis, hipertensi, dan hemoroid. Dari asesmen geriatri yang dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki hendaya fisik berupa keterbatasan
fungsional dalam melakukan pekerjaan berat dan pekerjaan sedang, berjalan
masih dapat dilakukan walaupun kadang nyeri. Pasien juga mengalami
keterbatasan dalam melakukan gerakan seperti berlutut, berjongkok dan sujud.
Pada kunjungan pertama dilakukan komunikasi efektif, anamnesis dan
pemeriksaan fisik secara menyeluruh untuk mencari masalah yang ada pada
pasien. Selanjutnya pasien dan keluarga diberikan edukasi terhadap masalah
kesehatannya serta penanganannya yang dapat dilakukan untuk mengurangi
permasalahan kesehatannya serta diberikan pula medikamentosa, berupa obat
penghilang rasa nyeri dan vitamin. Pasien disarankan kembali untuk rajin
memeriksakan kesehatan ke dokter mengingat adanya penyakit kronis
(osteoarthritis dan hipertensi), dan gangguan pancaindera.
Pada kunjungan kedua dan ketiga, dilakukan anamnesis, pemeriksaan
fisik lanjutan, dan pemeriksaan tekanan darah. Kemudian didapatkan ternyata
masih terdapat beberapa masalah. Namun pasien dan keluarga sudah melakukan
beberapa hal yang telah diberitahukan kepada pasien dan keluarganya pada
kunjungan kedua. Selain itu diberikan edukasi ulang bila keluarga masih ada yang
belum dimengerti pada kunjungan pertama maupun kedua. Kepada keluarga
terdekat ditekankan pula untuk selalu memberi perhatian serta motivasi kepada
pasien agar tetap semangat dalam menjalankan kegiatan sehari dan agar tetap
menjadi produktif walaupun dengan keterbatasan yang ada.

3.2 SARAN
Diharapkan dalam pembuatan laporan asesmen geriatri selanjutnya,
peneliti dapat memberikan edukasi dan penyuluhan yang lebih menyeluruh dan
lebih detail mengenai masalah osteoarthritis, hipertensi, dan gangguan pancaindra

25
kepada pasien dan keluarganya agar dapat lebih udah dipahami sehingga
dilaksanakan dengan baik. Penjelasan nutrisi untuk pasien secara menyeluruh
diperlukan, mengingat risiko diare dan hemoroid meningkat pada lansia.
Diharapkan peneliti juga dapat menjelaskan pentingnya menjaga pola hidup
bersih dan memberikan motivasi pada para lansia oleh keluarga terdekat sangatlah
penting sehingga status kesehatan lansia tetap baik dan tetap produktif diusia
lanjutnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Pranarka K. Penerapan geriatrik kedokteran menuju usia lanjut yang sehat.


Universa Medicina. Oktober-Desember 2006; 25(4): 187-197.
2. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di
Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. 2013; ISSN 2088-
270X: 2-17
3. Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R. Osteoartritis. In: Setiati S,
Alwi I, Sudoyo AW, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam Ed.6th. Jakarta:
InternaPublishing; 2014.p.3197-3209.
4. Yogiantoro M. Pendekatan klinis hipertensi. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, et
al. Buku ajar ilmu penyakit dalam Ed.6th. Jakarta: InternaPublishing;
2014.p.2259-2283.
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia; 2013
6. Simadibrata M. Hemoroid. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, et al. Buku ajar ilmu
penyakit dalam Ed.6th. Jakarta: InternaPublishing; 2014.p.1868-1872.

27
Lampiran 1

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3


Kata yang
No. Kata yang Kata yang Kata yang
disebutkan Benar Benar Benar
salah salah salah
1. Singa V V V
2. Intan - Titan - Titan - Titan
3. Kuda V V V
4. Tenda - - -
5. Akik - - -
6. Hotel - V V
7. Gua - - -
8. Kecubung V V V
9. Harimau V V V
10. Mutiara - - V
11. Sapi V - V
12. Gubuk - - V
TOTAL 5 5 8

Total kata yang diingat (0-36) = 18

PENILIAIAN
<15 : Sangat mungkin demensia
15-36 : Normal

28
Lampiran 2
ADL (Activity Daily Living)
Item yang
No. Skor Nilai
dinilai
1. Makan 0 = Tidak mampu
(Feeding) 1 = Butuh bantuan memotong, mengoles mentega dll. 2
2 = Mandiri
2. Mandi 0 = Tergantung orang lain
1
(Bathing) 1 = Mandiri
3. Perawatan 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
diri 1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi, dan 1
(Grooming) bercukur
4. Berpakaian 0 = Tergantung orang lain
(Dressing) 1 = Sebagian dibantu (misal mengancing baju) 2
2 = Mandiri
5. Buang air 0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak terkontrol
kecil (Bowel) 1 = Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam) 2
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
6. Buang air 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)
besar 1 = Kadang Inkontensia (sekali seminggu) 2
(Bladder) 2 = Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan 0 = Tergantung bantuan orang lain
toilet 1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan beberapa
2
hal sendiri
2 = Mandiri
8. Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
3
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9. Mobilitas 0 = Immobile (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantuan satu orang 3
3 = Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu seperti,
tongkat)
10. Naik turun 0 = Tidak mampu
tangga 1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu) 1
2 = Mandiri

Interpretasi hasil :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total

Kesimpulan : Jumlah skor ADL Ny.A = 19, dapat disimpulkan bahwa pasien
mempunyai ketergantungan ringan dalam aktivitas sehari-hari.

29
Lampiran 3
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL MINI (MMSE)
Nama Responden : Ny.Amanih
Umur : 85 tahun
Pendidikan : SD
Tanggal : 2 Oktober 2018

Nilai
No Tes Nilai
Max
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5 5
2 Kita berada di mana? (negara), (propinsi), (kota), (gedung),
5 5
(ruang)
REGISTRASI
3 Pemeriksa menyebut 3 benda yang berbeda kelompoknya selang
1 detik (misal apel, uang, meja) responden diminta
mengulanginya. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. 3 3
Ulangi sampai responden dapat menyebutkan dengan benar dan
catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
4 Pengurangan 100 dengan 7 secara berturutan. Nilai 1 untuk tiap
jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban.
Atau responden diminta mengeja terbalik kata “WAHYU” (nilai 5 3
diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan; misalnya
uyahw = 2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5 Responden diminta menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 3
BAHASA
6 Responden diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan
2 2
(perlihatkan pensil dan jam tangan)
7 Responden diminta mengulang kalimat ”tanpa kalau dan atau
1 -
tetapi”
8 Responden diminta melakukan perintah “Ambil kertas ini
3 3
dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”
9 Responden diminta membaca dan melakukan yang dibacanya:
1 1
“Pejamkanlah mata Anda”
10 Responden diminta menulis sebuah kalimat secara spontan 1 1
11 Responden diminta menyalin gambar 1 1
Skor Total 30 27

30
Interpretasi nilai MMSE :
26 – 30 : normal
21 – 25 : gangguan kognitif ringan
10 – 20 : gangguan kognitif sedang
0–9 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan :
Pada Ny A didapatkan hasil skor 30 pada pemeriksaan MMSE. Hal ini menandakan
bahwa pasien tidak terdapat gangguan kognitif.

31
Lampiran 4
FALL RISK CHECKLIST
Nama Responden : Ny.Amanih
Umur : 85 tahun
Pendidikan : SD

Identifikasi faktor risiko


Riwayat Jatuh
Apakah terdapat riwayat jatuh selama satu tahun YA/TIDAK
terakhir?
Apakah terdapat kekhawatiran untuk jatuh dan YA/TIDAK
ketidakseimbangan saat berdiri atau berjalan?
Kondisi medis
Gangguan irama/ denyut jantung? YA/TIDAK
Gangguan kognitif? YA/TIDAK
Inkontinensia? YA/TIDAK
Depresi? YA/TIDAK
Gangguan pada kaki? YA/TIDAK
Kondisi medis lain? (Sebutkan) YA/TIDAK
Medikasi
Obat psikoaktif/ susunan saraf pusat? YA/TIDAK
Obat-obatan yang dapat menimbulkan hipotensi? YA/TIDAK
Obat-obatan yang dapat menimbulkan sedasi? YA/TIDAK

Timed Up and Go (TUG) Test ≥12detik YA/TIDAK


30-detik Chair Stand Test YA/TIDAK
4-Stage Balance Test YA/TIDAK
Full tandem stance <10 detik

Tajam penglihatan <6/12 ATAU tidak terdapat >1 tahun tidak periksa mata
pemeriksaan mata selama >1 tahun
Hipotensi Postural
Penurunan tekanan darah sistolik ≥20 mm Hg atau YA/TIDAK
tekanan darah diastolik ≥10 mm Hg atau keleyengan
atau pusing saat bangun dari posisi berbaring ke posisi
berdiri?
Faktor risiko lain?(sebutkan)
Usia lanjut YA/TIDAK
Pencahayaan kurang YA/TIDAK
Lantai kamar mandi yang licin YA/TIDAK
Posisi kasur yang tinggi YA/TIDAK

Kesimpulan: Pada Ny. A didapatkan beberapa faktor risiko jatuh, sehingga perlu
dilakukan intervensi untuk mengurangi risiko tersebut.

32
Lampiran 5.

GERIATRIC GIANT

1. Imobilisasi
Pada pasien Ny. A ditemukan terdapat imobilisasi yaitu suatu keadaan tidak
bergerak/tirah baring. Pada pasien ini mengalami tirah baring selama 3 hari
dikarenakan nyeri pada kedua lutut pasien sakit hilang timbul, sehingga membuat
pasien tidak mau berjalan bila nyeri. Namun bila tidak nyeri, pasien biasanya jalan
keliling rumah.
2. Instability (Instabilitas Dan Jatuh)
Pada bulan Januari 2018 pasien pernah mengalami jatuh akibat terpeleset di
kamar mandi. Pasien pernah mengalami jatuh sebelumnya sekitar 5 tahun lalu. Faktor
yang menyebabkan pasien jatuh yang dapat dilihat dari faktor intrinsik (pada pasien)
adalah karena usia pasien 85 tahun (otot melemah dan penurunan fungsi sensoris) dan
pasien memiliki penyakit osteoarthritis sehingga kedua lutut pasien terasa nyeri, dan
faktor risiko ekstrinsik (terdapat di lingkungan) adalah lantai kamar mandi yang licin,
tidak terdapat karpet karet, alat bantu untuk berjalan seperti tongkat atau kursi roda
dan tidak adanya pegangan untuk pasien berjalan kekamar mandi.
3. Incontinence (Inkontinensia Urin Dan Alvi)
Pasien tidak memiliki inkontinensia urin dan alvi karena setiap pasien ingin
BAK atau BAB, pasien selalu menuju kekamar mandi sendiri, kecuali saat kaki nyeri
atau pusing maka diantar orang. Dan tidak pernah BAK dan BAB sembarangan.
4. Intelectual Impairement (Gangguan Intelektual Seperti Demensia Dan Delirium)
Pasien tidak memiliki Intelectual Impairement atau gangguan Intelektual hal
ini dibuktikan dari pasien masih mengingat namanya, nama suaminya, nama anak dan
cucunya, serta pasien mengetahui dia berada dimana. Serta pasien masing dapat
mengingat hari ini hari apa, dan masih ingat makanan kemarin.
5. Infection (infeksi)
Saat dilakukan allonamanesis oleh anaknya pasien tidak memiliki riwayat
infeksi seperti penyakit TB Paru dan penyakit paru lainnya. Pasien memiliki riwayat

33
penyakit non infeksi berupa hipertensi. Keluhan nyeri saat BAK juga disangkal dan
gejala-gejala infeksi seperti demam, kebingunan, adanya penurunan nafsu makan
tiba-tiba, badan menjadi lemas, dan adanya perubahan tingkah laku juga disangkal.
6. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatan
dan penciuman)
Gangguan penciuman disangkal oleh pasien. Pasien didapatkan gangguan
pendengaran karena saat dilakukan wawancara pasien kadang sulit mendengar
dengan baik dan sering menanyakan kembali hal yang ditanyakan. Untuk gangguan
penglihatan, pasien tidak memakai kacamata, masih dapat melihat jarak jauh, namun
jarak dekat sudah mulai kurang jelas. Dan saat dilakukan anamnesis pasien
menyangkal adanya bayangan kabut putih serta bayangan kabur juga disangkal dan
pada pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan lensa yang keruh.
7. Isolation (Depression)
Pasien tidak memiliki tanda-tanda Isolation (terisolasi) dan depresi. Hal ini
dibuktikan dari saat wawancara mengenai penapisan depresi pasien selalu menjawab
bahwa dia senang dengan hidupnya sekarang. Dia juga tinggal bersama anak. Dan
anak dan cucunya juga sering mengajak pasien mengobrol, serta keluarga sering
berkunjung ke rumah pasien.
8. Inanition (malnutrisi)
Pada pasien ini tidak ditemukan malnutrisi hal ini dikarenakan pasien makan
makanan yang bergizi dan tidak memiliki gangguan makan seperti anoreksia. Dan
pasien tidak memiliki penurunan nafsu makan serta tidak memiliki gangguan
menelan.
9. Impecunity (kemiskinan)
Impecunity (kemiskinan), Pada pasien ini pasien tidak bekerja dan hanya
dirumah saja kegiatannya. Tetapi untuk kehidupan sehari-hari dan keperluan pasien
didapatkan dari biaya anaknya dan pasien tidak memiliki tunjangan dari pensiunnya,
karena pasien dulu hanya ibu rumah tangga. Tetapi untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari pasien masih merasa cukup dikarenakan masih mendapatkan biaya dan
uang tambahan dari anaknya.

34
10. Iatrogenic
Iatrogenics (iatrogenesis), karakteristik yang khas dari pasien geriatri yaitu
multipatologik, seringkali menyebabkan pasien tersebut perlu mengkonsumsi obat
yang tidak sedikit jumlahnya. Pada pasien, tidak ada riwayat pengobatan OAINS
karena nyeri yang dirasakan hilang timbul. Dan untuk hipertensi pasien tidak
mengkonumsi obat karena belum sempat berobat kembali 2 minggu ini. Untuk
keluhan sakit kuning disangkal oleh pasien dan keluarganya. Dan keluhan BAK sakit
atau gangguan ginjal disangkal juga oleh pasien dan keluarganya.
11. Insomnia
Pasien dan keluarganya mengaku akhir-akhir ini pasien sering Insomnia,
dikarenakan kedua lututnya selalu sakit setiap malam sehingga membuat pasien sulit
tidur dikarenakan penyakitnya.
12. Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)
Pasien tidak mengalami Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan
tubuh)
13. Impotence
Karena pasien wanita maka tidak ditemukan Impotensi
14. Irritable bowel
Pada pasien ditemukan Irritable bowel. Hal ini dibuktikan lalu saat dilakukan
anamnesis pada pasien dan keluarga, pasien memiliki gejala diare hingga pernah
dirawat karena diare pada 1 tahun. Gejala itu terkadang muncul secara tiba-tiba tanpa
ada faktor pencentus. Dan pasien memiliki ambeien, namun tidak mengganggu
kehidupan sehari-hari.

Sehingga dari penilaian Geriatric Giant dapat disimpulkan pasien mengalami


gangguan pada 5 I yaitu Imobilisasi, Instability (Instabilitas Dan Jatuh),
Impairement of hearing, vision and smell, Insomnia, dan Irritable bowel

35
RENCANA PENANGGULANGAN PADA MASALAH
GERIATRIC GIANT NY A, 85 TAHUN

1. Imobilisasi
Mengajarkan latihan fisik sederhana kepada pasien seperti menggerakan kedua
tangan dan kakinya dengan posisi duduk atau diberi bola tangan agar pasien bisa
olahraga ringan meski dikasur serta mengajarkan kepada keluarga pasien untuk
memindahkan posisi pasien saat dikasur dan pasien diajarkan berjalan pelan-pelan
jika lututnya masih terasa kuat dengan bantuan tongkat.
2. Instability (Instabilitas Dan Jatuh)
Memberi saran kepada keluarga pasien agar mengantarkan pasien jika ingin ke
kamar mandi, namun jika pasien tidak ingin diantarkan meminta pasien tidak
mengkunci kamar mandi, membuat pegangan disekitar kamar mandi dan ruangan
dirumah, memasang karpet karet di kamar mandi, memakai alat bantu jalan seperti
tongkat, dan pasien memakai sandal yang tidak licin.
3. Impairement of hearing, vision and smell
Menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan pendengaran dan penglihatan
ke dokter, serta memakai alat bantu seperti kacamata atau alat bantu dengar.
4. Insomnia
Perbanyak aktivitas saat pagi dan siangnya harinya agar saat malam hari pasien
merasa lelah dan mudah tidur serta untuk sakitnya sebaiknya sebelum tidur ketika
sakit pasien diberi obat anti nyeri .
5. Irritable bowel
Menyarankan kepada keluarga untuk memasak atau memberikan makan pada
pasien yang banyak mengandung serat seperti sayuran dan buah, serta tidak
memberikan makanan yang pedas ataupun yang terlalu asam. Dan diwajibkan
untuk banyak minum air (minimal 2 liter per hari).

36
Lampiran 6

Gambar 1. Kunjungan I tanggal 1 Oktober 2018

Gambar 2. Kunjungan II tanggal 5 Oktober 2018

37
Gambar 3. Kunjungan III tanggal 10 Oktober 2018

Gambar 4. Kondisi Rumah

38

Vous aimerez peut-être aussi