Vous êtes sur la page 1sur 16

IMPLEMENTASI ANALISIS KONDISI KEUANGAN DI

PEMERINTAH LOKAL/DAERAH
ABSTRAK
Salah satu tujuan inti dari pelaporan keuangan di pemerintah daerah/lokal
adalah untuk memberikan informasi tentang posisi dan kondisi keuangan suatu
organisasi. Posisi keuangan tercapai ketika laporan keuangan tahunan yang wajar
diberikan kepada pemangku kepentingan pada akhir tahun fiskal. Diperlukan 2
langkah tambahan sebelum interpretasi dapat dibuat mengenai kondisi keuangan
pemerintah lokal. Analisis rasio dilakukan untuk mengevaluasi hubungan
keuangan, dan analisis komparatif digunakan untuk membangun konteks. Ketika
keputusan itu dibuat di pemerintah daerah untuk menganalisis, menafsirkan, dan
mengomunikasikan kondisi keuangan kepada pejabat terpilih, penyelidikan logis
berikutnya adalah mengeksplorasi praktik manajemen apa yang memfasilitasi
analisis kondisi keuangan dan bagaimana pejabat terpilih menggunakan hasil untuk
membuat kebijakan keputusan. Artikel ini menyajikan tiga studi kasus di North
Carolina, mendokumentasikan pembelajaran pada transisi dari posisi keuangan
kepada kondisi di pemerintah daerah.
INTRODUKSI
Salah satu tujuan utama pelaporan keuangan di pemerintah lokal adalah
menyediakan pengguna dengan informasi mengenai kondisi dan posisi keuangan
sebuah organisasi (GASB, 1987). GASB menanggapi tujuan ini pada tahun 1999
dengan bagian dari Pernyataan No. 34, Basic Financial Statements and
Management’s Discussion and Analysis, memperluas model pelaporan keuangan
untuk memasukkan laporan tingkat dana dan laporan keuangan pemerintah. Dua
dari tujuh tujuan model pelaporan yang diperluas sebagaimana diartikulasikan oleh
GASB adalah untuk membantu para pengguna menentukan apakah posisi keuangan
keseluruhan pemerintah telah membaik atau memburuk dan untuk membantu
pengguna membuat perbandingan keuangan yang lebih baik antar pemerintah
ketika menganalisis kondisi keuangan (GASB, 1999). Mead (2002) menyimpulkan
bahwa model pelaporan baru memperkuat kemampuan pemerintah menyediakan
informasi lengkap tentang posisi keuangan. Dia menandai, bagaimanapun, pada
kondisi keuangan, menyatakan bahwa analisis tambahan sering diperlukan untuk
menilai kekuatan fiskal.
Salah satu tujuan utama merangkul suatu pendekatan untuk analisis kondisi
keuangan di pemerintah daerah adalah untuk memberikan pejabat terpilih, yang
memiliki tanggung jawab fidusia tertinggi dari organisasi, dengan informasi tentang
kemampuan pemerintah memenuhi kewajiban keuangan, pelayanan, dan modal
berdasarkan pada status aliran sumber daya dan stok/saham/persediaan yang
ditafsirkan dari laporan keuangan tahunan (Rivenbark, Roenigk, dan Allison, 2010).
Ketika informasi tentang kondisi keuangan disediakan untuk pejabat terpilih,
penyelidikan logis berikutnya dalam pemerintahan lokal adalah untuk
mengeksplorasi hasil implementasi. Kami memulai artikel ini dengan ikhtisar dari
empat model yang tersedia untuk membantu lokal pejabat berpindah dari posisi
keuangan ke kondisi. Kita kemudian menawarkan tiga kasus di North Carolina
menyajikan pejabat terpilih dengan informasi tentang kondisi keuangan pada akhir
tahun fiskal, diakhiri dengan pelajaran pada transisi dari posisi keuangan ke kondisi
di pemerintah lokal.
PENDEKATAN TERHADAP ANALISIS KONDISI KEUANGAN
Menganalisis kondisi keuangan organisasi apa pun adalah kompleks -publik
atau pribadi. Satu aspek dari kompleksitas ini adalah bahwa laporan keuangan
dirancang untuk melaporkan tentang aliran sumber daya (laporan operasi) untuk
sebuah periode waktu, dan pada persediaan sumber daya (neraca) pada suatu titik
waktu. Terdapat sejumlah dimensi keuangan yang sesuai dengan aliran dan
persediaan, bersama dengan berbagai indikator keuangan untuk mengukur setiap
dimensi. Misalnya, Kloha, Weissert, dan Kleine (2005) menemukan bahwa pejabat
negara memberikan pengawasan kondisi keuangan untuk pemerintah daerah
masing-masing menggunakan kira-kira 174 indikator dalam berbagai bentuk untuk
memantau tekanan fiskal, mulai dari 1 indikator di Alaska hingga 30 di Michigan.
Aspek lain dari kompleksitas ini adalah kebutuhan data kontekstual untuk
menafsirkan hasil dari indikator2 keuangan, termasuk bagaimana mereka berubah
seiring waktu dan bagaimana
mereka berbanding dengan standar industri atau hasil dari organisasi lain. Selain
itu, kondisi keuangan bisa dianalisis di tingkat pemerintah, tingkat dana, atau
keduanya, yang menghasilkan evaluasi laporan operasi dan neraca. Beberapa
laporan keuangan (laporan pemerintah dan kepemilikan pemerintah) juga
mengukur sumber daya ekonomi pada akuntansi basis akrual, sedangkan laporan
keuangan lainnya (dana pemerintah) mengukur sumber daya keuangan pada basis
akrual modifikasian.
Kompleksitas terakhir adalah bahwa literatur mengandung banyak
pendekatan untuk mengevaluasi dan melaporkan kondisi keuangan organisasi
publik. Hendrick (2004) menjelaskan 11 pendekatan untuk pemantauan kondisi
keuangan dalam mendukung penelitiannya pada penilaian kesehatan fiskal 264 kota
pinggiran, termasuk karya Ladd dan Yinger (1989). Karena itu, administrator lokal
harus memilih, memodifikasi, atau merancang suatu pendekatan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan dan untuk melaporkan hasil kepada pejabat
terpilih. Kami menjelaskan 4 pendekatan untuk menyoroti nuansa yang dihadapi
oleh administrator lokal
ketika berpindah dari posisi keuangan ke kondisi, dengan 3 model yang dirancang
khusus untuk mengevaluasi dan mengomunikasikan kondisi keuangan di
pemerintah daerah/lokal.
Salah satu pendekatan untuk analisis kondisi keuangan pemerintah lokal
yang paling diakui adalah Sistem Monitoring Trend Keuangan (FTMS) yang
dikembangkan oleh Asosiasi Manajemen Kota / Kabupaten Internasional (ICMA)
pada tahun 1980. FTMS ini berisi sekitar 35 rasio untuk
menganalisis faktor keuangan yang mengungkapkan kondisi keuangan dan faktor
lingkungan yang mempengaruhi kondisi keuangan (Nollenberger, 2003). FTMS
merupakan pendekatan komprehensif untuk analisis kondisi keuangan memberikan
keselarasannya dengan bagaimana lembaga pemeringkat obligasi menganalisis
kondisi keuangan organisasi dan faktor sistematis dan tidak sistematis yang
mempengaruhi kondisi keuangan (Hildreth dan Miller, 2002). Kekuatan dari FTMS
adalah keandalannya pada analisis tren dan beberapa lokal pemerintah telah
berhasil mengadopsinya, termasuk kota-kota Rye, New York dan Scottsdale,
Arizona. FTMS belum direvisi, namun, sebagaimana tulisan ini menuju model
pelaporan yang diperluas. Jumlah absolut dari indikator2 juga meningkatkan
tantangan implementasi, interpretasi, dan presentasi.
Pendekatan lain untuk analisis kondisi keuangan adalah tes 10 poin (Brown,
1993). Ini dikembangkan khusus untuk memberikan pemerintah daerah yang lebih
kecil alat penilaian yang lebih dapat dikelola untuk analisis kondisi keuangan.
Kekuatan dari tes 10 poin adalah benchmarking/pembandingan. Setelah rasio
dihitung, setiap rasio ditempatkan di salah satu dari empat kuartil berdasarkan data
keuangan dari pemerintah lokal lainnya dan diberi skor. Skor keseluruhan
kemudian ditentukan untuk pemerintah daerah dan ditafsirkan dari skala yang
berkisar antara yang terburuk hingga yang terbaik dalam hal kondisi keuangan. Tes
10 poin juga diperbarui untuk memasukkan rasio yang dihitung dari laporan
pemerintah (Mead, 2006). Sebuah ukuran peringatan/hati-hati harus
dicatat/diperhatikan ketika menggunakan alat penilaian ini. Karena tia lebih fokus
pada aktivitas dan dana pemerintah, tia tidak memberikan umpan balik yang
komprehensif bagi pemerintah daerah/lokal yang menggunakan dana satu atau
lebih perusahaan besar.
Pendekatan yang lebih baru untuk analisis kondisi keuangan digunakan
dalam sebuah studi pada pemerintah negara bagian; namun, model ini berlaku
untuk pemerintah lokal juga (Wang,
Dennis, dan Tu, 2007). Tia membahas kondisi keuangan dari dimensi solvabilitas
yang sangat penting, termasuk solvabilitas kas, solvabilitas anggaran, solvabilitas
jangka panjang, dan solvabilitas layanan. Studi ini juga meniadakan faktor sosial
ekonomi, menanggapi bahwa memasukkanya
dipertanyakan karena meretia tidak mewakili kondisi keuangan. Kekuatan dari
penelitian ini adalah bahwa hal itu bergantung pada informasi dari pemerintah
untuk menghitung kesebelas
indikator yang terkait dengan empat kategori solvabilitas. Kerugian dari pendekatan
ini adalah bahwa empat kategori solvabilitas hanya membahas kondisi keuangan
dari pemerintah utama, meniadakan sebuah analisis terpisahpada basis dana per
dana.
Sebuah pendekatan final untuk analisis kondisi keuangan di pemerintah lokal
berupaya untuk membangun/mengembangkan kekuatan dari model sebelumnya
dan untuk mengatasi keterbatasannya (Rivenbark, Roenigk, dan Allison; 2009, 2010).
Model, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan 2, dikembangkan dari 2 metode
dasar tentang bagaimana data keuangan disajikan dalam laporan keuangan seperti
yang dijelaskan oleh Berne dan Schramm (1986), yang melaporkan tentang aliran
sumber daya dan persediaan sumber daya. Tia kemudian memasukkan analisis
rasio pada tingkat dana dan tingkat pemerintahan yang luas, berdasarkan kekuatan
model pelaporan keuangan dalam penyajian data keuangan agregat dan
disagregat.Tia juga mengakui bahwa beberapa laporan keuangan mengukur sumber
daya ekonomi pada akuntansi basis akrual, sedangkan laporan keuangan lainnya
mengukur sumber keuangan pada basis akrual modifikasian. Karena perbedaan
akuntansi ini, satu set dimensi dan indikator keuangan digunakan untuk
menganalisis laporan keuangan untuk kegiatan/aktivitas pemerintah dan dana
kepemilikan dan satu set dimensi dan indikator keuangan lainnya digunakan untuk
menganalisis laporan keuangan untuk
dana pemerintah.
Tabel 1
Penyajian dan interpretasi rasio ditingkatkan dengan membuat beberapa
perbandingan. Setiap rasio dalam model dihitung dengan lima tahun data tren, dan
menggunakan data komparatif dari pemerintah lokal lain untuk menetapkan tolok
ukur; meskipun, beberapa rasio memiliki tolok ukur alami atau menggunakan tolok
ukur berdasarkan standar industri. Sebuah kesamaan antara pendekatan ini dan
yang ditawarkan oleh Wang, Dennis, dan Tu (2007) adalah bahwa keduanya
meniadakan faktor2 sosial ekonomi dan berfokus hanya pada kondisi keuangan.
Rasio2 untuk setiap set laporan keuangan kemudian disajikan dalam format dasbor
untuk meningkatkan presentasi dan penjelasan kepada pejabat terpilih (lihat
Gambar 1 untuk contoh presentasi dana umum). Semua pemerintah daerah/lokal
akan memiliki setidaknya dua dasbor, satu untuk kegiatan/aktivitas pemerintah
dan satunya lagi untuk dana umum. Dana mungkin lainnya akan termasuk dana2
pendapatan khusus utama dan dana2 perusahaan.
Tabel 2
Literatur tentang kondisi keuangan di pemerintah daerah terutama berfokus pada bagaimana
mengukur faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan fiskal (Trussel dan Patrick, 2009).
Literatur yang berisi informasi yang minimal, namun dapat membantu manajemen dalam
menganalisa kondisi keuangan di pemerintah daerah, dan bagaimana memilih sebuah kesimpulan
sebagai dasar membuat suatu keputusan adalah merupakan fokus dari penelitian ini. Dengan kata
lain, terdapat perbedaan besar antara mengumpulkan dan melaporkan data, dengan penggunaan
data tersebut untuk pengambilan keputusan, seperti yang didokumentasikan dalam literatur
manajemen publik (de Lancer Julnes dan Holzer, 2001).
Sekolah pemerintah (SOG) di Universitas North Carolina di Chapel Hill menyediakan pelatihan dan
bantuan teknis kepada pejabat setempat untuk menerapkan model kondisi keuangan yang
ditawarkan oleh Rivenbark, Roenigk, dan Allison (2009, 2010) ini. Beberapa pemerintah daerah telah
menerapkan SOG model, dan Komisi pemerintah daerah (sebuah divisi dari negara) telah bekerja
berdasarkan web-based untuk menerapkan model SOG untuk semua pemerintah daerah. Perlunya
pejabat terpilih untuk menerima informasi pembaruan kondisi keuangan ini dan membuat
keputusan kebijakan berdasarkan informasi ini menggambarkan realita sebenarnya mencerminkan
kondisi ekonomi pemerintah daerah saat ini

Beberapa kasus yang dipilih dengan metodologi penelitian survey untuk mendapatkan yang hal-hal
detail yang diperlukan untuk mendalami hasil dari pelaksanaan dari setaip perangkat manajemen
dalam suatu pemerintah daerah (Frank dan D'Souza, 2004). Sebuah email telah dikirim ke North
Carolina keuangan listserv pada musim semi tahun 2009 untuk mengidentifikasi kemungkinan
kandidat suatu kasus, dimana lewat email tersebut diminta umpan balik dari para pejabat setempat
mengenai apakah mereka telah menggunakan model untuk menganalisa kondisi keuangan, dan
apakah evaluasi mereka telah diinformasikan kepada Dewan pemerintahan, dan apakah anggota
Dewan telah menggunakan hasil analisis tersebut sebagai dasar pembuatan keputusan. Akhirnya
terdapat sekitar 30 pemerintah daerah yang telah memberikan tanggapan lewat email, kemudian
dipilihlah desa Pinehurst, Camden County dan Chatham County, disebabkan karena ketiganya
memiliki dokumentasi yang baik mengenai penggunaan analisis kondisi keuangan sebagai dasar
pembuatan keputusan. Kunjungan dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang
pelaksanaannya atau untuk melihat secara riil bagaimana penerapan dan kebijakan yang dilakukan
oleh manajemen.

Kasus Pinehurst

Desa Pinehurst, North Carolina adalah komunitas tujuan dengan populasi penduduk sekitar 11.500.
Para pejabat terpilih dan pekerja dinilai memiliki manajemen keuangan yang baik dibuktikan dengan
hasil audit tahunan yang memperoleh opini WTP, mengadopsi kebijakan keuangan yang meliputi
kebijakan dana berimbang, dan memiliki komitmen untuk mengembangkan profesionalisme secara
berkelanjutan. Desa ini juga berkomitmen untuk menerapkan analisis kondisi keuangan dengan
menggunakan rasio keuangan saldo dana sebagai persentase pengeluaran untuk memberikan
informasi solvabilitas keuangan. Pendekatan ini logis untuk beberapa alasan. Rekening desa tersebut
yang sebagian besar merupakan dana umum untuk memberikan layanan dan kegiatan, memiliki
kebijakan saldo dana yang menyatakan persentase tertentu (benchmark), dan rasio ini bisa dibilang
merupakan rasio terpenting di pemerintah daerah.

Setelah memperoleh informasi tentang model SOG, Direktur Keuangan memutuskan untuk
menerapkannya dengan tujuan membantu pejabat terpilih dengan tanggung jawab fidusia
mempertahankan kebijakan fiskal desa. Dia juga ingin memperluas utilitas laporan keuangan untuk
pengambilan keputusan, mengingat waktu dan usaha yang diperlukan untuk menyusun LK secara
tahunan. Salah satu langkah pertama adalah dengan mengidentifikasi perbandingan desa sejenis
untuk analisis komparatif. Akhirnya terpilih empat Pemerintah desa: Southern Pines, Hendersonville,
Carrboro, dan Kornelius. Mereka dipilih berdasarkan kriteria populasi, penyediaan layanan, dan
dasar pengenaan pajak. Kriteria penyediaan layanan adalah sangat penting karena desa ingin
membandingkan dirinya kepada pemerintah daerah yang sebagian besar layanan mereka dan
kegiatan mereka dibiayai oleh dana umum (sengaja tidak dipilih pemerintah daerah dengan utilitas
(perusahaan dana), yang sering dapat mengubah dinamika kondisi keuangan).
Petugas keuangan menghitung trend lima tahun untuk setiap aliran dan indikator saham yang
digunakan untuk menganalisis dana umum (akrual modifikasian) dan kegiatan pemerintah (akrual),
termasuk patokan rata-rata dari ke-empat perbandingan pemerintah daerah. Laporan analisis
kondisi keuangan yang disajikan kepada pejabat terpilih, menunjukkan bahwa desa telah selama
lima tahun ini telah mengurangi ketergantungannya kepada pendapatan antar-pemerintah, dan
lebih mengandalkan biaya layanan untuk keragaman pendapatan dibandingkan dengan kelompok
sejenis yang diperbandingkan.

Di sisi lain, desa yang teridentifikasi sebagai daerah yang memiliki keterbatasan kas dan saldo dana
cadangan juga diperbandingkan dengan kelompok sejenis. Gambar 2 menunjukkan hasil quick ratio
untuk dana umum dan kegiatan pemerintah, yang digunakan untuk menganalisis likuiditas
keuangan. Nilai quick ratio untuk dana umum dan kegiatan pemerintah masih di atas standar
industri 2.0, dan nilai ini sedikit di bawah rata-rata dana umum, dan jauh di bawah rata-rata kegiatan
pemerintah.

Gambar 3 menunjukkan dua indikator yang digunakan untuk menganalisis solvabilitas keuangan,
dimana rasio dana keseimbangan yang merupakan persentase pengeluaran, dipergunakan untuk
Dana Umum dan rasio aset neto sebagai persentase Jumlah kewajiban, dipergunakan untuk kegiatan
pemerintah. Rasio saldo dana saat ini adalah sekitar 38% melebihi persentase patokan dalam
kebijakan saldo dana yaitu sebesar 27%. Namun, hal ini secara substansial masih di bawah rata-rata
patokan. Solvabilitas yang diukur atas dasar akrual juga secara substansial di bawah rata-rata seperti
yang ditunjukkan dengan rasio aset neto.

Berdasarkan analisis tersebut, maka manajer menyarankan bahwa kebijakan dana berimbang perlu
untuk direvisi. Dewan pemerintahan membuat keputusan untuk tidak mengubah kebijakan saldo
dana mengingat krisis ekonomi saat ini.

Translate halaman Halaman 13-18 (artikel 12)


Halaman 13

Namun, pengelola desa itu diarahkan untuk mengidentifikasi strategi untuk


meningkatkan likuiditas dan solvabilitas dana umum dari waktu ke waktu dan terus
memantau dimensi keuangan ini di tingkat dana dan di tingkat pemerintah yang lebih luas
untuk dibandingkan dengan kelompok benchmark.

Figure 2

Financial Dimension of Liquidity

General fund quick ratio

…………………… (grafik)

Governmental activities quick ratio

………………………. (grafik)
Laporan desa juga berisi dimensi keuangan dari modal, yang menunjukan kondidi asset
dan rasio selama 5 tahun terkahir yang juga dibandingkan dengan kelompok benchmark.

Halaman 14

Hal itu menujukan bahwa desa mengelola dan berinvestasi dalam aset yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok benchmark. Dimensi keuangan ini merupakan alasan utama
mengapa GASB dalam pernyataan No. 34 menempatkan aset daril dana pemerintah pada
pernyataan aset bersih di tingkat pemerintah yang lebih luas, untuk memberikan
informasi yang transparan mengenai bagaimana aset-aset ini didepresiasi dari waktu ke
waktu. Dewan pemerintahan menyimpulkan bahwa pendekatan desa dalam investasi pada
asset harus diprioritaskan.

Dewan Pemerintahan di Pinehurst menyediakan laporan kondisi keuangan yang mana


memicu pada banyak anggota Dewan yang mengajukan pertanyaan mendalam tentang
audit laporan keuangan tahunan. Dengan kata lain, mereka berupaya menghubungkan
titik-titik antara laporan kondisi keuangan dan financial statetment yang digunakan
untuk menghasilkan laporan tersebut. Direktur Keuangan menjawab bahwa peningkatan
pertanyaan adalah bukti bahwa anggota Dewan pemerintahan menjadi lebih
berpengetahuan tentang akuntansi pemerintah dan pelaporan keuangan.

Halaman 15

Figure 3

Financial Dimension of Solvency

General fund: Fund balance as % of expenditures

………………………………… (grafik)

Governmental activities: Net assets as % of total liabilities

………………………………… (grafik)

Halaman 16

Kasus Camden

Terletak berdekatan dengan Chesapeake, Virginia, Camden Country, North Carolina


telah mengalami pertumbuhan perumahan yang substansial selama 10 tahun. Populasi
Camden telah meningkat dari 6,885 pada tahun 2000 dan 9,889 pada tahun 2008,
dengan tingkat pertumbuhan sekitar 44 %. Pertumbuhan ini telah menciptakan
tantangan untuk pemberiyan Layanan Umum dan perluasan strategis dalam pendanaan
untuk air dan gorong-gorong. Manajer daerah menghubungi SOG untuk memfasilitasi
Komisioner tahunan melakukan pembahasan dalam persiapan untuk proses anggaran dan
meminta bantuan dalam hal menganalisis kondisi keuangan organisasi.

Seorang anggota fakultas setuju untuk memfasilitasi, termasuk bekerja sama dengan
manajer keuangan daerah dalam hal mengimplementasikan SOG model. Karena ada tidak
cukup waktu untuk mengidentifikasi daerah lain untuk analisis komparatif, benchmark
yang diidentifikasi adalah dari industri standar, dari kebijakan internal, dan dari data
yang Diperoleh dari Komisi pemerintah lokal.

Tiga dashboard disajikan dan digunakan untuk menjelaskan kepada Komisaris negara
selama pembahasan. Dashboard pertama berisi 3 aliran indikator dan tiga indicator
saham untuk dana umum (dimodifikasi akrual). Rasio operasi mengungkapkan bahwa
pendapatan tahunan cukup untuk membayar operasi tahunan, dan utang Layanan 11%
masih dalam batasan kebijakan negara yaitu 15%. Dengan aliran sumber daya yang cukup,
quick rasio digunakan untuk menganalisis dimensi likuiditas saham dalam kondisi sangat
kuat dan saldo dana sebagai presentase dari pengeluaran digunakan untuk menganalisis
dimensi solvabilitas yaitu jauh di atas rata-rata negara. Kesimpulannya adalah bahwa
kondisi keuangan dana umum kuat pada tahun fiskal yang berakhir 2008.

Dashboard kedua disajikan kepada Komisaris negara berisi empat aliran indikator dan
empat indicator saham untuk kegiatan pemerintah, yang

Halaman 17

menggabungkan pendapatan dana umum dan khusus kemudian menyusunnya kembali


dengan dasar akrual. Sementara gabungan indikator mengungkapkan kesinambungan
keuangan, ada satu indikator yang diperlukan penjelasan lebih lanjut. Net Aset rasio
yang digunakan untuk mengukur dimensi solvensi saham, dimana hal tersebut
menunjukan angka negative selama lima tahun terakhir. Alasan utama untuk kejadian ini
adalah bahwa negara bagian North Carolina menerbitkan utang untuk pembangunan
sekolah. Sementara utang diperhitungkan dalam neraca negara akan tetapi nilai dari
asset berupa bangunan sekolah tersebut diperhitungkan dalam necara sekolah . Ini
diperlukan untuk mendidik para Komisaris negara terkait penerapan GAAP.

Dasbor ketiga yang disajikan kepada komisaris daerah berisi empat aliran indikator dan
empat indikator saham untuk dana air dan saluran gorong-gorong/pembuangan (akrual).
Indikator pertama yang dibahas adalah total margin rasio, yang digunakan untuk
mengukur dimensi aliran ekuitas antar periode. Itu sekitar 1,0 per tahun selama 5 tahun
terakhir, yang mengungkapkan pendekatan breakevent. Hal ini mengakibatkan quick rasio
tidak pernah di atas 1,0 pertahun selama 5 tahun terakhir seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 4, yang jauh di bawah standar industri yaitu 2,0. Di sisi lain, sistem air dan
saluran pembuangan relatif baru dalam hal dimensi keuangan permodalan. Gambar 4 juga
menunjukkan bahwa rasio kondisi aset adalah 84 % pada tahun fiskal yang berakhir
tahun 2008, yang jauh di atas patokan benchmark sebesar 50 %. Oleh karena itu, dana
untuk air dan saluran pembuangan merupakan permodalan yang kuat namun mengalmai
kesusahan dalam hal uang tunai. Outcomes dari analisis ini menunjukan dua hal. Pertama,
komisaris daerah membahas tanggung jawab pendanaan mereka untuk memastikan bahwa
semua dana dalam kondisi keuangan yang baik. Kedua, komisaris daerah membuat
keputusan kebijakan untuk menaikkan tarif air dan saluran pembuangan untuk tahun
fiskal berikutnya selama proses anggaran untuk meningkatkan likuiditas dana
perusahaan.

Halaman 18

Figure 4

Water and Sewer Fund

Quick Ratio

…………………(grafik)

Capital Assets Condition Ratio

……………..(grafik)

Gambar 4

Pendanaan air dan irigasi


Kasus Chatham

Ditempatkan pada Research Triangle of North Carolina, Daerah Chatham memiliki basis
pajak perumahan dan komersial yang kuat dan mempunyai populasi sekitar 60.000 jiwa. Daerah ini
juga fokus melakukan analisis kondisi keuangan., dimana anggota komisi daerah menerima informasi
tahunan tentang saldo dana sebagai persentasi pengeluaran dan indikator terpilih dari model ICMA.
Bagian bunga pada model ICMA lebih condong pada rasio per kapita daripada rasio kekuatan fiskal.
Anggota dewan menyukai informasi tentang berapa per kapita kah pengeluaran yang daerah gunakan
untuk sekolah, sebagai contoh untuk membandingkan dengan daerah lainnya, yang menyajikan
hubungan ketika meninjau permintaan anggaran tahunan dari pihak sekolah.

Setelah direktur keuangan menerima informasi tentang model SOG, dia memutuskan untuk
mengimplementasikan model tersebut dengan artian untuk menyediakan informasi lebih lanjut
tentang kondisi keuangan di semua pendanaan dan untuk anggota komisi (atau komisaris) daerah pada
tingkat pemerintahan yang lebih luas. Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengumpulkan data
keuangan yang dibutuhkan di daerah Chatham yang dijadikan sebagai tolak ukur untuk analisis
komparatif dengan daerah-daerah seperti Lee, Franklin, dan Moore. Chatham sudah menggunakan
daerah-daerah tersebut untuk mengumpulkan informasi komparatif selama beberapa tahun, dengan
memilih daerah Lee karena faktor kedekatan, daerah Franklin berdasarkan populasi, dan daerah
Moore berdasarkan faktor sosial-ekonomik yang mirip.

Direktur keuangan kemudian mengkalkulasikan indikator keuangan yang terdapat pada tabel
1 dan 2 untuk kegiatan pemerintahan, dana umum, dan dana utilitas untuk periode selama 5 tahun,
yang mencakup indikator-indikator tahun fiskal terbaru untuk setiap kota yang menjadi patokan
(benchmark). Direktur keuangan merasa bahwa indikator tersebut lebih banyak menyajikan hubungan
daripada menggambarkan patokan rata-rata dari waktu ke waktu. Informasi mengungkapkan bahwa
kondisi keuangan daerah kuat pada sisi pendanaan sebagaimana yang diperbandingkan dengan
beberapa daerah yang dijadikan patokan untuk tahun fiskal yang berakhir tahun 2008. Informasi
tersebut juga mengungkapkan bahwa kondisi keuangan daerah kuat pada level pemerintah yang luas
dengan pengecualian pada dimensi keuangan dari sisi modal (capital) untuk kegiatan pemerintah.
Rasio kondisi capital assets menunjukkan bahwa daerah tidak atau belum berinvestasi dalam capital
assets yang ditetapkan untuk dana pemerintah pada tingkat yang sama dengan daerah-daerah yang
dijadikan tolak ukur atau pada tingkat yang sama dengan capital assets yang ditetapkan untuk
kegiatan bisnis.

Selanjutnya hasil analisis kondisi keuangan diserahkan pada dewan pemerintah, dimana
dewan tersebut memberikan respon positif atas informasi baru yang diperoleh itu. Dewan ini
menyimpulkan bahwa kapal belum tenggelam dan daerah berada pada posisi keuangan yang stabil di
masa mendatang. Kemudian dewan memerintahkan staf untuk lebih menekankan invetasi pada sektor
capital assets yang ditetapkan untuk kegiatan pemerintah agar menunjukkan tujuan strategis
manajemen fiskal daerah. Hasil administratif yang didapatkan berkenaan dengan keputusan tentang
kebijakan untuk menginvestasikan sumber daya pada capital assets ialah bahwa beberapa indikator
keuangan sekarang menjadi bagian dalam sistem pengukuran kinerja staf keuangan. Salah satu ukuran
adalah mempertahankan rasio margin total 1,0 atau lebih besar untuk kegiatan pemerintah dalam
mendukung tujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan fiskal daerah tersebut.

PENGETAHUAN YANG DIDAPATKAN

Mead (2002) membatasi pada kemampuan model pelaporan baru untuk memberikan
informasi berguna untuk menggambarkan kondisi keuangan, menyimpulkan bahwa analisis tambahan
seringkali dibutuhkan untuk menunjukkan kekuatan fiskal. Kami sepakat dengan pengamatan yang
dilakukannya, tapi lakukan itu selangkah lebih jauh darinya. Informasi harus dianalisis dan disajikan
dengan cara melporkan pembuatan keputusan sehingga pejabat yang dipilih benar-benar
menggunakan informasi untuk membuat kebijakan. Saat ini kami memaparkan beberapa pelajaran
yang telah dipelajari dari berbagai kasus, menanggapi langsung fokus penelitian kami pada praktik
manajemen apa yang memfasilitasi kondisi keuangan di pemerintah lokal dan bagaimana pejabat
terpilih menggunakan hasil untuk membuat keputusan mengenai kebijakan.

Praktik Manajemen

Ketika informasi kondisi keuangan disajikan untuk pejabat terpilih atau pemangku
kepentingan lainnya, admin membutuhkan sebuah pendekatan dapat menguatkan model pelaporan
keuangan. Lebih spesifik, membutuhkan sebuah pendekatan sistematis untuk analisis kondisi
keuangan yang mennggambarkan kondisi setiap dana utama dan kondisi organisasi dalam lingkup
yang luas. Model SOG dapat memberikan kemudahan bagi admin untuk lebih sistematik dalam
mengatur dana dan pada tingkat pelaporan. Model tersebut juga menyediakan pendekatan untuk
menganalisis dimensi keuangan untuk aliran dan saham di laporan keuangan yang mengukur sumber
daya ekonomik dengan menggunakan akuntansi berbasis akrual dan laporan keuangan yang
mengukur sumber daya keuangan dengan menggunakan akuntansi berbasis modifikasi (modified
basis). Dari sini, diketahui bahwa pendekatan tertentu (ad hoc) atau terbatas untuk menganalisis
kondisi keuangan tidak dapat bekerja/digunakan.

Pengetahuan yang lain juga diperoleh bahwa kondisi keuangan bersifat relative. Dengan
demikian, diperlukan adanya hubungan atau konteks untuk melakukan interpretasi. Model SOG
dikembangkan pada model ICMA untuk menganalisis trend dan juga pada 10-test point untuk
melakukan perbandingan terhadap pemda lainnya. Salah satu kemampuan yang dijadikan tolak ukur
yaitu adanya respon terhadap salah satu tujuan GASB yang terkandung pada pernyataan no 34.
Kampung Pinehurst pada mulanya dapat merasakan kenyamanan pada posisi kasnya sampai hal
tersebut dibandingkan dengan posisi kas dari pemda lain. Daerah Chatham juga merasa aman dengan
kondisi keuangan rata-ratanya dan tetap mempertahankan perbandingan secara eksternal; walaupun
pemerintahnya juga menyadari bahwa sebuah kebijakan mengenai investasi pada capital assets yang
disediakan untuk kegiatan pemerintah harus dibuat .

Pelajaran terakhir yang didapatkan mengenai praktik yang dibutuhkan dalam model
managerable untuk menganalisis kondisi keuangan dalam hal usaha dan penjelasan. Masalah dalam
model ICMA pada dasarnya berasal dari kesulitan untuk mengimplementasikan secara teknis maupun
managerial, dan menjadikannya sebuah model, terutama dalam pemda dalam lingkup yang besar
Model SOG lebih mudah untuk dikelola , hanya mengandalkan data dari laporan keuangan tahunan.
Direktur keuangan dari daerah Chatham mengatakan bahwa dia dan asistennya mampu untuk
mendalami model tersebut dalam beberapa hari, yang juga termasuk data dari tiga pemda yang
dijadikan patokan. Model SOG juga lebih mudah dalam hal penjelasan atau pemaparan, karena
memuat landasan persentasi untuk membantu admin untuk menyampaikan kondisi keuangan dalam
angka-angka dan format visual. Seorang pengelola daerah menanggapi bahwa anggota komisi
daerahnya untuk pertama kalinya juga mampu berpindah dari satu posisi ke kondisi karena model
SOG berfokus pada dimensi keuangan fundamental dengan angka yang komprehensif meskipun
terbatas.

Keputusan Kebijakan

Hasil utama mengenai penggunaan data yang diidentifikasi dari 3 kasus menunjukkan bahwa
pejabat terpilih menggunakan informasi kondisi keuangan untuk membuat keputusan kebijakan.
Pejabat terpilih di Pinehurst sepakat dengan keputusan sebagai maksud untuk meningkatkan likuiditas
dan solvabilitas organisasi dari waktu ke waktu. Adapun untuk pejabat terpilih di Camden, mereka
membuat keputusan kebijakan yang ketat untuk menaikkan tingkat air dan irigasi untuk meningkatkan
likuiditas. Pada pejabat terpilih di Chatham, mereka mengeluarkan keputusan mengenai penekanan
pada sektor investasi capital assets yang disiapkan untuk kegiatan pemerintah. Keputusan-keputusan
tersebut akhirnya mengungkapkan bahwa pejabat-pejabat yang dipilih memahami pentingnya kondisi
keuangan dan pemahaman terhadap informasi tersebut ketika akan disajikan dimana hasilnya sangat
berguna untuk proses pengambilan keputusan tentang kebijakan.

Sedangkan hasil selanjutnya yaitu mengenai 3 kasus, hasilnya menyediakan informasi tentang
kondisi keuangan bagi pejabat terpilih terkait pemahaman terhadap posisi fiskal organisasi dan
laporan keuangan tahuan. Pada kasus di kampung Pinehurst, kasus ini menciptakan sebuah
lingkungan dimana pejabat yang dipilih mengajukan banyak pertanyaan mengenai pemeriksaan
(audit) keuangan tahunan serta memberikan jawaban atas pertanyaan mengapa opini audit yang tidak
memenuhi syarat tidak dapat diartikan sebagai kondisi keuangan yang baik. Pejabat tersebut juga
mempertanyakan fungsi laporan keuangan untuk menghitung rasio-rasio terpilih. Faktanya adalah
sangat banyak pejabat yang memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan laporan keuangan
tahunan, namun membutuhkan peran admin untuk memberikan mereka pemahaman.

KESIMPULAN

Satu makna yang terkandung dalam pernyataan No. 34 adalah untuk memperkuat model
pelaporan keuangan dalam penyediaan informasi tentang kondisi keuangan dan kondisi pemda.
Sedangkan laporan keuangan saat ini menghasilkan informasi yang lebih condong terhadap posisi
keuangan organisasi secara agregat dan non-agregat, dengan demikian diperlukan pekerjaan tambahan
untuk menganalisis dan melaporkan kondisi keuangan.Salah satu caranya adalah dengan melakukan
analisis rasio, dimana hubungan antar data keuangan dianalisis untuk kekuatan fiskal. Cara lainnya
yaitu melakukan analisis komparatif yang menganalisis rasio dari waktu ke waktu dan dibandingkan
dengan pemda-pemda lain. Kendati demikian, terdapat langkah yang lebih kritis (jitu) dalam proses
tersebut.

Analisis terhadap kondisi keuangan harus disajikan dengan asumsi hasilnya dapat digunakan
untuk membuat keputusan kebijakan. Beberapa kasus yang dijelaskan di atas memberikan bukti
bahwa model SOG membantu pejabat daerah untuk “hijrah” dari posisi ke kondisi keuangan serta
menekankan bahwa informasi benar-benar ditujukan untuk pengambilan keputusan. Titik terang (The
Silver Lining) dari kondisi ekonomik terkini yaitu adanya permintaan informasi mengenai kondisi
keuangan oleh pejabat-pejabat Carolina Utara; Sehingga mengimplikasikan bahwa ini merupakan
waktu yang tepat untuk mengimplementasikan pendekatan sistematik di seluruh negeri. Pendekatan
secara sistematik yang lebih sering dilakukan juga akan membantu kita dalam mengembangkan
penyelidikan tentang praktik internal dalam manajemen dan faktor eksternal terkait sosial-ekonomik
yang mempengaruhi kondisi keuangan. Selain itu, faktor-faktor apa yang menyebabkan tekanan
fiskal, dan yang terpenting, faktor apa yang dikaitkan dengan kekuatan fiskal.

Vous aimerez peut-être aussi