Vous êtes sur la page 1sur 9

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian

Stroke adalah gangguan peredaran otak yang menyebabkan defisit


neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf
otak (Nurarif & Kusuma, 2016).

Stroke juga didefinisikan sebagai kelainan fungsi otak yang timbul


mendadak, disebabkan karena terjadi gangguan peredaran darah otak dan bisa
terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008).

Stroke adalah gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat


pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak
(Price & Wilson, 2006).

B. Etiologi
Faktor –faktor yang meenyebabkan stroke:
1. Faktor yang tidak dapat dirubah (Non reversible)
- Jenis kelamin: pria lebih sering ditemukan menderita stroke
dibandimg wanita
- Usia: makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke.
- Keturunan: adanya riwayat keluarga yang terkens stroke
2. Faktor yang dapat dirubah (reversible)
- Hipertensi
- Penyakit jantung
- Kolestrol tinggi
- Obesitas
- Diabetes melitus
- Polisetemia
- Stress emosional
3. Kebiasaan hidup
- Merokok
- Peminum alkohol
- Obat- obatan terlarang
- Aktivitas yang tidak sehat: kurang olaraga, makanan berkolestrol.

C. Klasifikasi
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik
a. Stroke iskemik (non hemoragik) yaitu tersumbatnya pembuluh darah yng
menyebabakan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti.
80% stroke adalah stroke iskemik.
Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Stroke trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan
2. Stroke embolik: tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah
3. Hipoperfusion sistemik: berkurang aliran darah ke seluruh bagian
tubuh karena adanya gangguan denyut jantung
b. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada
penderita hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:
1. Hemoragik intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringa
otak
2. Hemoragik subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang
subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dari lapisan
jaringan yang menutupi otak).

D. Manifestasi Klinis
1. Tiba –tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan
2. Tiba-tiba hilang rasa peka
3. Bicara sedel atau pelo (Disartia)
4. Gangguan bicara dan bahasa
5. Gangguan penglihatan
6. Mulut mencung atau tidak simetris ketika menyeringai
7. Gangguan daya ingat
8. Nyeri kepala hebat
9. Vertigo
10. Kesadaran menurun
11. Proses kencing terganggu
12. Gangguan fungsi otak

E. Komplikasi
Menurut Pudiastuti (2011) pada pasien stroke yang berbaring lama dapat
terjadi masalah fisik dan emosional diantaranya:
a. Bekuan darah (Trombosis) Mudah terbentuk pada kaki yang lumpuh
menyebabkan penimbunan cairan, pembengkakan (edema) selain itu juga
dapat menyebabkan embolisme paru yaitu sebuah bekuan yang terbentuk
dalam satu arteri yang mengalirkan darah ke paru.
b. Dekubitus Bagian tubuh yang sering mengalami memar adalah pinggul,
pantat, sendi kaki dan tumit. Bila memar ini tidak dirawat dengan baik
maka akan terjadi ulkus dekubitus dan infeksi.
c. Pneumonia Pasien stroke tidak bisa batuk dan menelan dengan sempurna,
hal ini menyebabkan cairan terkumpul di paru-paru dan selanjutnya
menimbulkan pneumoni.
d. Atrofi dan kekakuan sendi (Kontraktur) Hal ini disebabkan karena kurang
gerak dan immobilisasi.
e. Depresi dan kecemasan Gangguan perasaan sering terjadi pada stroke dan
menyebabkan reaksi emosional dan fisik yang tidak diinginkan karena
terjadi perubahan dan kehilangan fungsi tubuh.

F. Patofisiologi
Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di
otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan
besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area
yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak
dapat berubah (makin lmbat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus,
emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum
(hipoksia karena gangguan paru dan jantung). Atherosklerotik sering
ataucenderung sebagai faktor penting terhadap otak, thrombus dapat berasal
dari flak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang stenosis,
dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi.
Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai
emboli dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan; iskemia jaringan otak
yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan
kongesti disekitar area. Areaedema ini menyebabkan disfungsi yang lebih
besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam
beberapa jam atau kadang-kadang sesudah beberapa hari. Dengan
berkurangnya edema pasien mulai menunjukan perbaikan. Oleh karena
thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi
pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan
nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada
dinding pembukluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika
sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan
dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini akan menyebabkan perdarahan
cerebral, jika aneurisma pecah atau ruptur.
Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan
hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan
menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro
vaskuler, karena perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak,
peningkatan tekanan intracranial dan yang lebih berat dapat menyebabkan
herniasi otak. Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak,
hemisfer otak, dan perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan
ke batang otak. Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga
kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus, talamus dan pons.
Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia cerebral.
Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka
waktu 4-6 menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit.
Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah
satunya henti jantung. Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume
perdarahan yang relatif banyak akan mengakibatkan peningian tekanan
intrakranial dan mentebabkan menurunnya tekanan perfusi otak serta
terganggunya drainase otak. Elemen-elemen vasoaktif darah yang keluar serta
kaskade iskemik akibat menurunnya tekanan perfusi, menyebabkan neuron-
neuron di daerah yang terkena darah dan sekitarnya tertekan lagi. Jumlah
darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila volume darah lebih dari 60
cc maka resiko kematian sebesar 93 % pada perdarahan dalam dan 71 % pada
perdarahan lobar. Sedangkan bila terjadi perdarahan serebelar dengan volume
antara 30-60 cc diperkirakan kemungkinan kematian sebesar 75 % tetapi
volume darah 5 cc dan terdapat di pons sudah berakibat fatal.

G. Pathway
H. Prognosis
Jika seseorang mengalami stroke, mungkin ia dapat membuat kemajuan
besar dalam mendapatkan kembali kemandiriannya. Namun, ia masih dapat
menderita salah satu dari beberapa kondisi berikut :
- Kelumpuhan pada satu sisi tubuh
- Kelemahan pada satu sisi tubuh
- Masalah dengan berpikir, kesadaran, perhatian, pembelajaran, penilaian,
dan memori
- Gangguan memahami sesuatu
- Kesulitan mengendalikan atau mengekspresi emosi
- Mati rasa atau sensasi yang aneh
- Nyeri di tangan dan kaki yang memburuk dengan perubahan gerak dan
suhu
- Depresi
Kuncinya adaalah berlatih dan terus berlatih agar semua dapat puluh
kembali walaupun tidak 100%.

I. Pemeriksaan Penunjang/ diagnostik


1. Angiografi serebral
Menentukan penyebab stroke scr spesifik seperti perdarahan atau
obstruksi arteri.
2. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).
Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga
mendeteksi, melokalisasi, dan mengukur stroke (sebelum nampak oleh
pemindaian CT).
3. CT scan
Pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya
secara pasti.
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar
terjadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami
lesi dan infark akibat dari hemoragik.
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunya impuls listrik
dalam jaringan otak.
6. Pemeriksaan laboratorium
a. Lumbang fungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang masif, sedangkan pendarahan yang kecil biasanya warna
likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
b. Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)
c. Pemeriksaan kimia darah: pada strok akut dapat terjadi
hiperglikemia.
d. Gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian
berangsur-rangsur turun kembali.
e. Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu
sendiri.

J. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
a.Terapi medis
1)Neuroproteksi
2)Antikoagulasi
3)Trombolisis intravena
4)Trombolisis intra arteri
5)Terapi perfusi
6)Neuroproteksi
Pada stoke iskemik akut, dalam batas - batas waktu tertentu
sebagian besar cedera jariingan neuron dapat di pulihkan.
Mempertahankan fungsi jaringan adalah tujuan dari apa yang disebut
sebagai strategi neuruprtektif. Hipotermi adalah terapi neuroprotektif yang
sudah lama di gunakan pada kasus trauma otak dan terus di teliti pada
stroke. Cara kerja metode ini adalah menurunkan aktivitas metabolisme dan
tentu saja kebutuhan oksigen sel-sel neuro. Dengan demikian neuron
terlindungi dari kerusakan lebih lanjut akibat hipoksia berkepanjangan atau
eksitotoksisitas yang dapat terjadi akibat jenjang glutamat yang biasanya
timbul akibat sel neuron. Pendekatan lain untuk mempertahankan jaringan
adalah pemakaian obat neuroprotektif. Banyak riset stroke yang meneliti
obat yang adapat menurunkan metabolisme neuron mencegah pelepasan
zat-zat toksik dari neuron yang rusak, atau memperkecil respon
hipereksitatorik yang merusak dari neuron-neuron di penumbra
iskemik yang mengelilingi daerah infark pada stroke.
7)Antikoagulasi
Diperlukan antikoagulasi dengan derajat yang lebih tinggi (INR 3,0-4,0)
untuk pasien stroke yang memiliki katub prostetik mekanis.
8)Trombolisis intravena
Resiko terbesar menggunakan terapi trombolitik adalah perdarahan
intraserebrum. Dengan demikian terapi harus digunakan hanya bagi
pasien yang telah di saring secara cerna dan yang tidak memenuhi
satupun dari kriteria eksklusi berikut :
a)Gambaran perdarahan intrakranium berupa masa yang besar pada CT.
b)Angiogram yang negativ untuk adanya bekuan
c)Peningkatan waktu protrombin/INR, yang mengisyaratkan kecendrungan
perdarahan
d)Adanya pembuluh dan luka yang belum sembuh dari trauma atau
pembedahan yang baru terjadi
e)Tekanan darah diastolik yang sangat tinggi, hilangnya auturegulasi
adalah suatu resiko besar
K. Pencegahan

Langkah utama untuk mencegah stroke adalah menerapkan gaya hidup


sehat. Selain itu, kenali dan hindari faktor risiko yang ada, serta ikuti anjuran
dokter. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke, antara
lain:

 Menjaga pola makan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan


berlemak dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko
menimbulkan hipertensi yang dapat memicu terjadinya stroke. Jenis makanan
yang rendah lemak dan tinggi serat sangat disarankan untuk kesehatan.
Hindari konsumsi garam yang berlebihan. Konsumsi garam yang baik adalah
sebanyak 6 gram atau satu sendok teh per hari.
Makanan yang disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak
tidak jenuh, protein, vitamin, dan serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh
dari sayur, buah, biji-bijian utuh, dan daging rendah lemak seperti dada ayam
tanpa kulit.

 Olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur dapat membuat jantung


dan sistem peredaran darah bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat
menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat badan serta tekanan darah
pada tingkat yang sehat.
Bagi orang yang berusia 19-64 tahun, pastikan melakukan aktivitas aerobik
setidaknya 150 menit seminggu yang dibagi dalam beberapa hari, ditambah
dengan latihan kekuatan otot setidaknya dua kali seminggu. Yang termasuk
aktivitas aerobik antara lain jalan cepat atau bersepeda. Sementara yang
termasuk latihan kekuatan, antara lain angkat beban, yoga, ataupun push-
up dan sit-up
Namun bagi mereka yang baru sembuh dari stroke, sebaiknya berkonsultasi
terlebih dahulu dengan dokter sebelum memulai kegiatan olahraga. Olahraga
teratur biasanya mustahil dilakukan di beberapa minggu atau beberapa bulan
pertama setelah stroke. Pasien bisa mulai berolahraga setelah rehabilitasi
mengalami kemajuan.
 Berhenti merokok. Risiko stroke meningkat dua kali lipat jika seseorang
merokok, karena rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat
darah mudah menggumpal. Tidak merokok berarti juga mengurangi risiko
berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.
 Hindari konsumsi minuman beralkohol. Minuman keras mengandung
kalori tinggi. Jika minuman beralkohol dikonsumsi secara berlebihan, maka
seseorang rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke, seperti diabetes
dan hipertensi. Konsumsi minuman beralkohol berlebihan juga dapat
membuat detak jantung menjadi tidak teratur.
 Hindari penggunaan NAPZA. Beberapa jenis NAPZA, seperti kokain
dan methamphetamine, dapat menyebabkan penyempitan arteri dan
mengurangi aliran darah.

L. Asuhan Keperawatan (teori)


M. Daftar Pustaka

Vous aimerez peut-être aussi

  • Gadar 1
    Gadar 1
    Document11 pages
    Gadar 1
    memei
    Pas encore d'évaluation
  • Bab 1
    Bab 1
    Document10 pages
    Bab 1
    memei
    Pas encore d'évaluation
  • Trauma Thoraks
    Trauma Thoraks
    Document20 pages
    Trauma Thoraks
    arifudin
    Pas encore d'évaluation
  • Trauma Thoraks
    Trauma Thoraks
    Document20 pages
    Trauma Thoraks
    arifudin
    Pas encore d'évaluation
  • Gadar 2
    Gadar 2
    Document9 pages
    Gadar 2
    memei
    Pas encore d'évaluation
  • Gadar 2
    Gadar 2
    Document9 pages
    Gadar 2
    memei
    Pas encore d'évaluation
  • Gadar 1
    Gadar 1
    Document11 pages
    Gadar 1
    memei
    Pas encore d'évaluation
  • Gadar 2
    Gadar 2
    Document9 pages
    Gadar 2
    memei
    Pas encore d'évaluation