Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Bobby Aksanda, S. Ked
Salma Munifah, S. Ked
Krisdayanti Silaban, S. Ked
Fajri Aulia, S. Ked
Pembimbing:
dr. Erlina Panca Putri, M. H.
dr. Wahyu Soedarsono, M.Ph
Oleh:
Pembimbing
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat kesehatan dan keselamatan sehingga pembuatan laporan
diagnosis komunitas ini dapat diselesaikan. Laporan ini dibuat sebagai salah satu
tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu.
Penulis banyak mendapatkan masukan dan bantuan dari berbagai pihak
selama penyelesaian penulisan laporan, sehingga penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. dr. Wahyu Soedarsono, M.Ph dosen pembimbing dan penguji yang telah
memberikan kritikan dan saran yang bermanfaat dalam penulisan laporan
komunitas ini.
2. dr. Erlina Panca Putri, M. H. selaku dosen pembimbing lapangan yang telah
banyak memberikan bimbingan, perbaikan dan saran kepada penulis mulai
dari awal hingga penulisan laporan ini selesai.
3. Kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penyelesaian laporan
ini yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.
Kami menyadari bahwa pembuatan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mohon maaf apabila dalam pembuatan laporan
ini terdapat banyak kekurangan dan koreksi. Atas perhatiannya kami ucapkan
terima kasih dan semoga laporan diagnosis komunitas ini dapat berguna dan
menambah pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
1.3 Tujuan
Mengetahui gambaran lingkungan terkait kejadian DBD di di RT 05
RW 02 Pasar Minggu Kelurahan Sukamerindu Kota Bengkulu bulan
Oktober tahun 2018.
Memprioritaskan masalah dan alternatif penyelesaian masalah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.2 Epidemiologi
Setiap tahunnya insidensi DBD meningkat dari 0,05/100.000 di tahun
1968 menjadi 35-40/100.000 di tahun 2013 dengan epidemik superimposed
menunjukkan adanya tren kenaikan menyerupai kejadian epidemik tertinggi
yang terjadi pada tahun 2010 (85,70/100.000; p<0,01). Penurunan CFR dari
41% di tahun 1968 menjadi 0,73% di tahun 2013 (p<0,01). Rata-rata usia
pada penderita DBD meningkat selama periode observasi berlangsung.
Insidensi tertinggi DBD telah diamati diantara anak berusia 5 sampai 14
tahun hingga tahun 1998, namun menurun setelahnya (p<0,01). Sedangkan
pada usia 15 tahun keatas, insidensi DBD meningkat (p<0,01) dan
melampaui insidensi pada usia 5 sampai 14 tahun dari tahun 1999 dan
seterusnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa angka kejadian DBD selama
45 tahun terakhir di Indonesia meningkat pesat dengan puncak kejadian
bergeser dari anak-anak menajdi kelompok usia yang lebih tua (15 tahun
keatas). Pergeseran pola usia tersebut berdampak pula terhadap target
pengawasan dan pencegahan.6
Gambar 2.1 Angka kesakitan dan kematian demam berdarah dengue di
Indonesia
2.2.3 Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus
dengue, yang termasuk dalam group B arthropod borne virus (arbovirus)
dan sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae.
Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri dari asam
ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x102 .6
Virus Dengue dapat ditularkan oleh Nyamuk Aedes aegypti dan
nyamuk Aedes albopictus. Nyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk yang
paling sering ditemukan. Nyamuk Aedes aegypti hidup di daerah tropis,
terutama hidup dan berkembang biak di dalam rumah, yaitu tempat
penampungan air jernih atau tempat penampungan air sekitar rumah.
Nyamuk ini sepintas lalu tampak berlurik, berbintik – bintik putih, biasanya
menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari. Jarak terbang
nyamuk ini 100 meter. Sedangkan nyamuk Aedes albopictus memiliki
tempat habitat di tempat air jernih. Biasanya nyamuk ini berada di sekitar
rumah dan pohon – pohon, tempat menampung air hujan yang bersih,
seperti pohon pisang, pandan, kaleng bekas. Nyamuk ini menggigit pada
siang hari dan memiliki jarak terbang 50 meter.6
2.2.5 Diagnosis
Perubahan patofisiologis pada DBD adalah kelainan hemostasis dan
perembesan plasma. Kedua kelainan tersebut dapat diketahui dengan adanya
trombositopenia dan peningkatan hematokrit.5
Bentuk klasik dari DBD ditandai dengan demam tinggi, mendadak 2-7
hari, disertai dengan muka kemerahan. Keluhan seperti anoreksia, sakit
kepala, nyeri otot, tulang, sendi, mual, dan muntah sering ditemukan.
Beberapa penderita mengeluh nyeri menelan dengan faring hiperemis
ditemukan pada pemeriksaan, namun jarang ditemukan batuk pilek.
Biasanya ditemukan juga nyeri perut dirasakan di epigastrium dan dibawah
tulang iga. Demam tinggi dapat menimbulkan kejang demam terutama pada
bayi.5
Bentuk perdarahan yang paling sering adalah uji tourniquet (Rumple
Leede) positif, kulit mudah memar dan perdarahan pada bekas suntikan
intravena atau pada bekas pengambilan darah. Kebanyakan kasus, petekia
halus ditemukan tersebar di daerah ekstremitas, aksila, wajah, dan palatum
mole, yang biasanya ditemukan pada fase awal dari demam. Epistaksis dan
perdarahan gusi lebih jarang ditemukan, perdarahan saluran cerna ringan
dapat ditemukan pada fase demam. Hati biasanya membesar dengan variasi
dari just palpable sampai 2-4 cm di bawah arcus costae kanan. Sekalipun
pembesaran hati tidak berhubungan dengan berat ringannya penyakit namun
pembesaran hati lebih sering ditemukan pada penderita dengan syok.5
Masa kritis dari penyakit terjadi pada akhir fase demam, pada saat ini
terjadi penurunan suhu yang tiba-tiba yang sering disertai dengan gangguan
sirkulasi yang bervariasi dalam berat-ringannya. Pada kasus dengan
gangguan sirkulasi ringan perubahan yang terjadi minimal dan sementara,
pada kasus berat penderita dapat mengalami syok.5
Berdasarkan kriteria WHO 2011 diagnosis DBD ditegakkan bila
semua hal dibawah ini dipenuhi:5
Demam atau riwayat demam akut, antara 2 – 7 hari, biasanya bifasik
Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut:
o Uji bendung positif
o Petekie, ekimosis, atau purpura
o Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi)
o Hematemesis atau melena
Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul)
Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma)
sebagai berikut:
o Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai dengan umur
dan jenis kelamin
o Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan
dengan nilai hematokrit sebelumnya
o Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites atau hipoproteinemi.
WHO membagi DBD menjadi empat derajat:
a. Derajat 1
Demam tinggi mendadak (terus menerus 2-7 hari) disertai tanda dan gejala
klinis (nyeri ulu hati, mual, muntah, hepatomegali), tanpa perdarahan
spontan, trombositopenia dan hemokonsentrasi, uji tourniquet positif.
b. Derajat 2
Derajat 1 dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain seperti
mimisan, muntah darah dan berak darah.
c. Derajat 3
Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah
rendah (hipotensi), kulit dingin, lembab dan gelisah, sianosis disekitar
mulut, hidung dan jari (tanda-tand adini renjatan).
d. Renjatan berat (DSS) / Derajat 4
Syok berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
2.2.6 Tatalaksana
1. Pertolongan Pertama Penderita Demam Berdarah Dengue oleh Masyarakat
Pada awal perjalanan DBD gejala dan tanda tidak spesifik, oleh
karena itu masyarakat/keluarga diharapkan waspada jika terdapat gejala dan
tanda yang mungkin merupakan awal perjalanan penyakit tersebut. Gejala
dan tanda awal 72 DBD dapat berupa panas tinggi tanpa sebab jelas yang
timbul mendadak, sepanjang hari, selama 2-7 hari, badan lemah/lesu, nyeri
ulu hati, tampak bintik-bintik merah pada kulit seperti bekas gigitan nyamuk
disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler di kulit. Untuk
membedakannya kulit diregangkan bila bintik merah itu hilang, bukan tanda
penyakit DBD.
Apabila keluarga/masyarakat menemukan gejala dan tanda di atas,
maka pertolongan pertama oleh keluarga adalah sebagai berikut:
a. Tirah baring selama demam
b. Antipiretik (parasetamol) 3 kali 1 tablet untuk dewasa, 10-15 mg/kgBB/kali
untuk anak. Asetosal, salisilat, ibuprofen jangan dipergunakan karena dapat
menyebabkan nyeri ulu hati akibat gastritis atau perdarahan.
c. Kompres hangat
d. Minum banyak (1-2 liter/hari), semua cairan berkalori diperbolehkan
kecuali cairan yang berwarna coklat dan merah (susu coklat, sirup merah).
e. Bila terjadi kejang (jaga lidah agar tidak tergigit, longgarkan pakaian, tidak
memberikan apapun lewat mulut selama kejang)
Jika dalam 2-3 hari panas tidak turun atau panas turun disertai
timbulnya gejala dan tanda lanjut seperti perdarahan di kulit (seperti bekas
gigitan nyamuk), muntah-muntah, gelisah, mimisan dianjurkan segera
dibawa berobat/ periksakan ke dokter atau ke unit pelayanan kesehatan
untuk segera mendapat pemeriksaan dan pertolongan.
2. Langkah - Langkah Pemeriksaan Demam Berdarah Dengue
Penderita yang menunjukan gejala/ tanda klinis DBD maka dilakukan
pemeriksaan sebagai berikut:
a. Anamnesis (wawancara) dengan penderita atau keluarga penderita tentang
keluhan yang dirasakan, sehubungan dengan gejala DBD.
b. Observasi kulit dan konjungtiva untuk mengetahui tanda perdarahan.
Observasi kulit meliputi wajah, lengan, tungkai, dada, perut dan paha.
c. Pemeriksaan keadaan umum dan tanda-tanda vital (kesadaran, tekanan
darah, nadi, dan suhu).
d. Perabaan hati dan Penekanan pada hipokondrium kanan menimbulkan rasa
sakit/nyeri yang disebabkan karena adanya peregangan kapsul hati
e. Uji Tourniquet (Rumple Leed)
f. Pemeriksaan laboratorium darah rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit).
Host
Status Ekonomi Pelayanan (manusia)
Kesehatan - Daya tahan
tubuh
- Umur
Pendidikan Tingkat
Pengetahuan
Perilaku
Kesehatan
Environment
(Lingkungan)
Agent
penyebab
Nyamuk Aedes penyakit
aegypti Dengue
Virus
N
Besar sampel :
N(0,1)2 +1
Sehingga didapatkan besar sampel survei sebesar:
102
= 50,49 sampel.
102(0,1)2 +1
3. 6. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil skala
Rumah Bangunan tempat tinggal Checklist Sehat Ordinal
sehat yang memenuhi syarat Tidak Sehat
kesehatan.
Rumah Rumah yang diperiksa Checklist Positif Ordinal
bebas akses saluran air tidak Negatif
jentik ditemukan jentik
nyamuk nyamuk.
Kepadatan Jumlah penduduk per Data Tidak padat Ordinal
penduduk km2 luas wilayah. register RT Kurang padat
Cukup padat
Sangat padat
3. 7. Pengolahan Data
Data yang telah didapatkan diolah untuk mendapatkan persentase rumah
sehat, persentase rumah bebas jentik nyamuk dan kepadatan penduduk. Hasil yang
didapatkan akan disajikan dalam tabel dan dideskripsikan.
BAB IV
PENYAJIAN DATA
Tingkat Pendidikan
No Kelurahan Jumlah
SD SLTP SMA DI-DIII SI S2 S3 Total
Penduduk
1 Sukamerindu 1200 979 1055 133 265 31 2 3665 5885
2 Tj. Agung 301 158 321 17 42 4 0 843 1029
3 Tj. Jaya 331 237 480 14 49 5 0 1116 1261
4 Semarang 260 299 447 32 105 3 3 1149 1909
5 Surabaya 1141 717 1558 292 551 45 3 4307 7302
6 Kp. Kelawi 321 535 918 299 312 16 0 2401 2600
7 Ps Bengkulu 418 450 72 72 48 2 0 1022 1639
Keterangan :
I : Importancy
R: Resource Availbility
T: Technical Feasibility
Setiap komponen diberi nilai antara 1 (paling tidak berperan) hingga 5
(paling berperan). Nilai suatu penyebab masalah diukur dengan cara mengalikan I,
R, dan T. Dasar pertimbangan nilai yang dicantumkan pada tabel tersebut ialah
sebagai berikut:
1. Importancy
- Perilaku kurang mengenai pencegahan DBD (5): perilaku masyarakat dalam
pemutusan rantai penularan DBD sangat mempengaruhi kejadian DBD.
Perilaku yang buruk akan meningkatkan risiko terjadinya DBD.
- Banyaknya rumah tidak bebas jentik nyamuk (5): jentik nyamuk adalah
indikator dari populasi nyamuk. Adanya jentik nyamuk di sekitar rumah
menandakan adanya populasi nyamuk di rumah tersebut.
- Permukiman yang padat (3): Kepadatan penduduk tidak mempengaruhi
secara langsung tingginya kejadian DBD namun mempermudah dalam
penularan DBD.
- Banyak rumah yang tidak sehat (3): Tingginya angka rumah tidak sehat di
suatu daerah menunjang untuk perindukan vektor nyamuk. Pengaruh rumah
sehat tidak secara nyata terhadap tingginya kejadian DBD, karena rumah
sehat tidak menggambarkan secara spesifik menganai penyakit DBD.
2. Resource Availibility
- Perilaku kurang mengenai pencegahan DBD (3): pelayanan kesehatan
seperti puskesmas memiliki program pencegahan DBD berupa penyuluhan,
namun tidak maksimal dalam pelaksanaannya.
- Banyaknya rumah tidak bebas jentik nyamuk (3): sumber daya yang
dimiliki puskesmas untuk membasmi jentik nyamuk masih kurang efektif.
Contoh program Jumantik telah terbentuk namun tidak berjalan dengan baik
sehingga masalah ini cukup besar pengaruhnya terhadap terjadinya suatu
masalah.
- Permukiman yang padat (1): sumber daya yang ada pada dasarnya telah
mencukupi, hanya saja pemukiman yang padat kurang berpengaruh terhadap
timbulnya masalah.
- Banyak rumah yang tidak sehat (3): pengamat rumah sehat di kawasan RT 3
Kelurahan Sukamerindu dilakukan oleh pihak Puskesmas Sukamerindu,
program telah terbentuk namun tidak berjalan dengan baik akibat kurangnya
sumber daya. Kurangnya sumber daya ini berpengaruh cukup besar terhadap
munculnya masalah.
3. Technical Feasibility
- Perilaku kurang mengenai pencegahan DBD (3) : penyampaian mengenai
pecegahan dan pemutusan rantai penularan kepada masyarakat masih
kurang efektif, karena secara teknis penyuluhan hanya menggunakan media
secukupnya sehingga penyampaian untuk meningkatkan perilaku sehat
kurang efektif.
- Banyaknya rumah tidak bebas jentik nyamuk (5): sebagian besar masyarakat
tidak mendapatkan abate ketika pembagian abate sehingga kejadian BDB
sangat mungkin terjadi. Secara teknis, pembagian abate sangat mudah untuk
dilakukan hanya saja tidak dikerjakan secara efisien sehingga banyak warga
yang tidak menerima abate. Hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap
timbulnya masalah.
- Permukiman yang padat (1): secara teknis lemahnya peraturan untuk
membatasi jumlah penduduk sehingga menyebabkan jumlah penduduk
meningkat secara pesat. Namun hal tersebut tidak secara langsung
menyebabkan kejadian DBD.
- Banyak rumah yang tidak sehat (3): secara teknis pengamatan dan
sosialisasi rumah sehat bisa dilakukan dengan baik. Namun, kurangnya
sosialisai lagsung kepada masyarakat mengenai rumah sehat,
memungkinkan menurunnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
kesehatan rumah. Secara tidak langsung berpengaruh terhadap kejadian
DBD.
Berdasarkan tabel prioritas masalah diatas, didapatkan prioritas masalah
kenaikan angka kejadian DBD di cakupan puskesmas Sukamerindu yaitu
banyaknya rumah yang tidak bebas jentik nyamuk.
Sehingga, diperoleh berbagai alternatif pemecahan masalah serta prioritas
penyelesaian masalah berdasarkan rumus berikut.
MxIxV
P=
𝐶
Ket:
P : prioritas penyelesaian masalah
M : besarnya masalah yang dapat diselesaikan
I : kelanggengan selesainya masalah
V : kecepatan menyelesaikan masalah
C : biaya yang dibutuhkan
Table 5.2 Prioritas Penyelesaian Masalah
Ket : 3M PLUS meliputi: Mengganti air vas bunga, minuman burung, tutup
lubang-lubang di pekarangan rumah, mengalirkan genangan air, pelihara
ikan yang memakan jentik nyamuk pada genangan air yang menetap,
pemasangan kawat kasa ventilasi, pencahayaan memadai, jangan
menggantung pakaian, pemakaian kelambu (Pengawasan oleh Kader
SIGAD).
Setiap komponen diberi nilai antara 1 (paling tidak berperan) hingga 5
(paling berperan). Nilai suatu penyebab masalah diukur dengan cara mengalikan
M, I, dan V dibagi C. Dasar pertimbangan nilai yang dicantumkan pada tabel
tersebut ialah sebagai berikut:
1. Magnitude
- Pembentukan kader “SIGAD 3 M PLUS” dan Abatisasi (5) :
adanya program ini sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku
dan kondisi lingkungan sehingga kejadian DBD dapat dicegah.
- Fogging (Pemberantasan Sarang Nyamuk) (3): fogging membunuh
nyamuk dengan cepat dan manfaat yang diberikan cukup besar,
namun jentik nyamuk tidak dapat dimusnahkan sehingga masih
memungkinkan untuk menyebabkan DBD.
- Memperbaiki Saluran Yang Tersumbat (3) : saluran air yang
tersumbat apabila diperbaiki akan mengurangi jumlah genangan air
sehingga perindukan vektor nyamuk dapat dikurangi. Namun
perindukan biasanya terjadi digenangan air yang bersih, sehingga
program ini tidak tepat sasaran.
- Edukasi (3) : memberikan edukasi kepada masyarakat berpengaruh
terhadap keadaan lingkungannya. Masih banyak sikap masyarakat
yang cenderung acuh dan pengetahuannya kurang. Kemandirian
dalam pencegahan dan pemutusan rantai DBD juga masih kurang
karena kurangnya penggerak dalam program tersebut.
2. Importancy
- Pembentukan kader “SIGAD 3 M PLUS” dan Abatisasi (5):
program ini akan dilakukan dengan baik akan memberikan dampak
jangka panjang dan mampu bertahan lama. Selain itu akan
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam merawat lingkungan
sehat.
- Fogging (Pemberantasan Sarang Nyamuk) (3): fogging perlu
dilakukan untuk membunuh dan memberantas sarang-sarang
nyamuk dalam jumlah besar, dan harus didukung dengan
penerapan 3M.
- Memperbaiki Saluran Yang Tersumbat (5): saluran air yang
tersumbat akan menghalang aliran air dan membuat terbentuknya
genangan air. Hal ini berpengaruh terhadap populasi nyamuk di
sekitar lingkungan rumah masyarakat.
- Edukasi (5): penyuluhan dan memberikan edukasi kepada
masyarakat mengenai DBD dan pencegahannya sangat penting
karena dapat memperbaiku perilaku masyarakat.
3. Vulnerability
- Pembentukan kader “SIGAD 3 M PLUS” dan Abatisasi (3):
kegiatan ini cukup bermanfaat dalam menyelesaikan masalah,
karena kader akan turun langsung memusnahkan jentik nyamuk
dan sosialisasi lingkungan bebas jentik nyamuk.
- Fogging (Pemberantasan Sarang Nyamuk) (5): fogging sangat
cepat membunuh dan memberantas sarang nyamuk.
- Memperbaiki Saluran Yang Tersumbat (5): apabila genangan air
dapat dialirkan menyebabkan wadah tempat perindukan nyamuk
penyebab DBD berkurang sehingga jumlah jentik nyamuk dapat
dikurangi secara cepat.
- Edukasi (3): menyelesaikan masalah banyaknya jentik nyamuk
dengan melakukan edukasi dan penyuluhan cenderung lama,
mengingat susahnya meningkatkan kesadaran masyarakat yang
peduli akan lingkungan bebas nyamuk.
4. Cost
- Pembentukan kader “SIGAD 3 M PLUS” dan Abatisasi (1): biaya
yang dibutuhkan dalam melakukan program ini sangatlah murah.
Pembentukan kader dan pelatihan oleh pihak Puskesmas
SukaMerindu akan lebih bermanfaat bagi kader-kader program ini.
Abate didapatkan dari dinas kesehatan dan dibagikan secara gratis
kepada masyarakat sehingga biaya yang dikeluarkan dalam
program ini sangat murah.
- Fogging (Pemberantasan Sarang Nyamuk) (5): biaya untuk
operasional fogging sangatlah mahal sehingga perlu
dipertimbangkan manfaat dan kerugiannya.
- Memperbaiki Saluran Yang Tersumbat (5): biaya yang dibutuhkan
dalam memperbaiki saluran air yang tersumbat murah, cukup
mengerahkan warga sekitar untuk gotong royong
membersihkannya.
- Edukasi (1): biaya yang dibutuhkan dalam melakukan edukasi dan
penyuluhan sangat murah.
Berdasarkan tabel prioritas penyelesaian masalah diatas, didapatkan
prioritas penyelesaian masalah pada kasus ini adalah pembentukan kader SIGAD
3M PLUS serta Abatisasi.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil survei mengenai gambaran lingkungan terkait kejadian
demam berdarah dengue di RT 05 RW 02 Pasar Minggu Kelurahan Sukamerindu
bulan Oktober tahun 2018 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Prioritas masalah terkait kejadian DBD di RT 05 RW 02 Pasar Minggu
Kelurahan Sukamerindu adalah banyaknya rumah tidak bebas jentik
nyamuk.
2. Banyaknya penampungan air hujan yang dibiarkan terbuka di RT 05 RW
02 Pasar Minggu Kelurahan Sukamerindu merupakan faktor pendukung
meningkatnya masalah.
3. Penyelesaian masalah yang mampu laksana meliputi pembentukan Kader
“SIGAD 3 M PLUS” dan Abatisasi.
6.2 Saran
Diharapkan seluruh warga dapat berpartisipasi secara aktif dalam program
pencegahan dan pemutusan rantai penularan deman berdarah dengue.
DAFTAR PUSTAKA
1. Asniawati, & dkk. (2008). Peran Media Massa Terhadap Perilaku Ibu
Dalam Upaya Pencegahan Demam Berdarah Pada Rumah Tangga Di Kota
Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat , 103-110.
2. Puskesmas SukaMerindu. 2017. Profil Puskesmas SukaMerindu. Bengkulu:
Puskesmas SukaMerindu.
3. Rosavika, Revi. 2015. Pengaruh Indikator Kesehatan Lingkungan terhadap
Jumlah Kasus DBD pada Balita Menurut Kecamatan di Kota Batam pada
Tahun 2009. Balai Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir
Penyakit, Balitbangkes, Kemenkes RI.
4. Geografi Kota Bengkulu. 2014
Diunduh dari: www.bengkulukota.go.id pada tanggal 18 Oktober 2018
5. Depkes, R.I (2005). Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah
Dengue di Indonesia. Jakarta: Ditjend PPdan PL.
6. DKK Semarang. (2011). Program Pencegahan Penyakit Menular DBD
Di Dinas Kesehatan Kota Semarang. Semarang: Dinas Kesehatan Kota.
7. Wibowo, Agung. 2013. Investigasi Wabah dan Kejadian Luar Biasa. Jakarta
8. DKK. (2012). Laporan Hasil Kegiatan Seksi P2B2. Semarang: Dinas
Kesehatan Kota.
9. Puskesmas Sukamerindu. 2017. Pedoman Penilaian Rumah Sehat di
Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu. Bengkulu: Puskesmas
Sukamerindu.
10. Depkes RI. 2002. Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah
Dengue (PSNDBD) oleh Juru Pemantau Jentik (JUMANTIK). Jakarta:
Depkes RI.
LAMPIRAN 1
(…………………………..)
Nama Lengkap Responden
LAMPIRAN 3
(…………………………..)
Nama Lengkap Responden
xlviii
KUESIONER SURVEI
“GAMBARAN LINGKUNGAN TERKAIT KEJADIAN DEMAM
BERDARAH DENGUE DI RT 05 RW 02 PASAR MINGGU
KELURAHAN SUKAMERINDU BULAN OKTOBER 2018”
I. PENGETAHUAN
1. Apakah anda mengetahui penyakit demam berdarah ?
a. Tahu
b. Tidak tahu
Bila tahu, apa penyebab penyakit demam berdarah?
a. irus / bibit penyakit yang sangat kecil
b. Gigitan serangga (nyamuk, lalat, dan lain-lain)
c. Makanan / minuman yang tidak dimasak dengan baik / bersih
d. Terkena kutukan / guna-guna (
e. Tidak tahu (0)
2. Bagaimana tanda-tanda orang yang menderita penyakit demam berdarah?
(boleh lebih dari satu jawaban)
a. Demam mendadak (2)
b. Sakit kepala (2)
c. Nyeri sendi / tulang / otot (2
d. Nyeri ulu hati (2)
xlix
e. Perdarahan berupa : bintik-bintik merah di kulit, perdarahan gusi /
hidung, batuk darah, berak darah, dan lain-lain. (2)
f. Tidak tahu (0)
3. Apakah penyakit demam berdarah merupakan penyakit yang berbahaya ?
a. Ya,
b. b. Tidak
Jika ya, demam berdarah berbahaya karena
a. Menyebabkan kematian (10)
b. Menularkan ke anggota keluarga yang lain (0)
4. Menurut anda, bagaimana cara penyebaran penyakit demam berdarah ?
a. Melalui gigitan nyamuk yang sebelumnya telah menggigit penderita
demam berdarah (10)
b. Melalui debu / angin (0)
c. Melalui batuk / dahak (0)
d. Bersentuhan dengan penderita demam berdarah (0)
e. Melalui barang yang dipakai oleh penderita demam berdarah (0)
f. Tidak tahu (0)
5. Apakah anda mengetahui kegunaan dari bubuk abate ?
a. Tahu
b. Tidak tahu
Bila tahu, untuk apa bubuk abate ?
a. Menghilangkan warna pada air (0)
b. Membunuh jentik-jentik nyamuk (10)
c. Menghilangkan bau pada air (0)
d. Membuat air jadi tahan lama (0)
e. Tidak tahu (0)
6. Tempat-tempat apa saja yang berpotensi / dapat menjadi tempat
bersarang nyamuk demam berdarah ? (boleh lebih dari satu
jawaban)
a. Tempat penampungan air (tempayan) yang tidak tertutup (2)
b. Bak mandi (2)
c. Tempat minum burung (2)
l
d. Kaleng bekas yang terisi air (2)
e. Ban bekas yang terisi air (2)
f. Tidak tahu (0)
7. Apakah anda mengetahui istilah 3 M dalam penanggulangan / pencegahan
demam berdarah ?
a. Tahu, yaitu singkatan dari...........................................................(10)
b. Tidak tahu (0)
8. Bagaimana cara mencegah penyakit demam berdarah ? (boleh lebih
dari satu jawaban)
a. Menguras bak mandi secara teratur minimal 1 minggu sekali (2)
b. Menutup tempat penyimpanan air yang dapat menjadi tempat
berkembang biak nyamuk (2)
c. Mengubur / membersihkan barang bekas yang dapat menampung air (2)
(kaleng bekas, botol bekas, wadah plastik bekas, ban bekas, dan lain-lain)
d. Memberikan insektisida pembunuh larva nyamuk (contoh : abate) pada
tempat penyimpanan air / bak mandi setiap 3-4 bulan sekali (2)
e. Menanami kolam dengan ikan pemakan jentik nyamuk (contoh : ikan
adu/ikan cupang) (2)
f. Tidak tahu (0)
9. Apakah anda tahu tentang program puskesmas untuk memberantas
demam berdarah?
a. Tahu
b. Tidak tahu
Jika tahu, apakah program puskesmastersebut? (boleh lebih dari satu)
a. 3M (2)
b. Juru pengawas jentik (2)
c. Foging (pengasapan) (2)
d. Penyebaran bubuk abate (2)
e. Pelaporan dan pengawasan warga yang terkena demam berdarah (2)
f. Tidak tahu
(0)
li
10. Pengetahuan yang anda dapat mengenai demam berdarah didapat dari :
a. Tetangga (10)
b. Pemerintah (10)
c. Dokter (10)
d. Mantri (10)
e. Puskesmas (10)
II. SIKAP
1. Menurut anda, apakah upaya pencegahan penyakit demam merupakan
kebutuhan masyarakat yang harus segera dilakukan ?
a. Ya, alasan……………………………………………. (10)
b. Tidak, alasan………………………………………… (0)
c. Tidak tahu (0)
2. Menurut anda, penanggulangan penyakit demam berdarah merupakan
tanggung jawab siapa?
a. Pemerintah (0)
b. Penderita demam berdarah dan keluarganya (0)
c. Masyarakat (0)
d. Pemerintah dan seluruh komponen masyarakat/semua pihak
e. Lain-lain, yaitu........................................... (0)
3. Apakah anda setuju bila diadakan upaya pencegahan penyakit demam
berdarah secara berkala/rutin di lingkungan tempat tinggal anda ?
a. Setuju, alasan...................................................................... (10)
b. Tidak setuju, alasan............................................................ (0)
c. Tidak tahu (0)
4. Bila diadakan upaya pencegahan penyakit demam berdarah di lingkungan
tempat tinggal anda, apakah anda bersedia untuk ikut secara aktif
melaksanakannya ?
a. Bersedia (10)
b. Tidak bersedia (0)
c. Tidak tahu (0)
5. Apakah menurut anda perlu membersihkan / menguras bak mandi ?
a. Perlu (10)
b. Tidak perlu (0)
6. Apakah anda setuju dengan upaya 3M yang digalakkan oleh pemerintah?
a. Setuju (10)
b. Tidak setuju (0)
lii
7. Menurut anda apakah boleh menyimpan pakaian digantung?
a. Boleh (0)
b. Tidak boleh (10)
c. Tidak tahu (0)
8. Menurut anda apakah pengawasan terhadap jentik nyamuk perlu dilakukan?
a. Perlu (10)
b. Tidak perlu (0)
c. Tidak tahu (0)
9. Menurut anda apakah foging(pengasapan) efektif mencegah demam
berdarah?
a. Efektif (10)
b. Tidak efektif (0)
c. Tidak tahu (0)
10. Menurut anda bagaimana sebaiknya yang harus dilakukan untuk mencegah
demam berdarah?
a. Memperhatikan kesehatan diri dan melakukan 3M (10)
b. Memperhatikan kesehatan diri saja (0)
c. Cukup dengan melakukan 3M (0)
d. Tidak tahu (0)
III. PERILAKU
1. Apakah keluarga anda menguras dan membersihkan bak mandi/tempat
penampungan air yang berada di rumah ?
a. Ya
b. Tidak
Jika ya, seberapa sering hal tersebut dilakukan ?
a. Satu minggu sekali (10
b. Dua minggu sekali (0)
c. Tiga minggu sekali (0)
d. 1 bulan sekali (0)
2. Apakah keluarga anda menggunakan tempat
penyimpanan/penampungan air untuk keperluan sehari-hari di
rumah?
liii
a. Ya
b. Tidak
Jika ya, bagaimana keadaan tempat penyimpanan / penampungan air
tersebut ?
a. Bertutup (10)
b. Tidak bertutup / terbuka (0)
3. Apakah keluarga anda secara teratur membersihkan/mengubur/membakar
barang bekas yang dapat menjadi tempat bersarangnya nyamuk?
a. Secara teratur (10
b. Kadang-kadang (0)
c. Tidak pernah (0)
4. Apakah keluarga anda menggunakan abate pada tempat penampungan
air di rumah?
a. Ya
b. Tidak
Jika ya, seberapa sering abate tersebut digunakan / diganti kembali ?
a. Kurang dari satu bulan sekali (10)
b. bulan sekali (0)
c. Dua bulan sekali (0)
d. Tiga bulan sekali (0)
e. Lebih dari tiga bulan sekali (0)
5. Apakah keluarga anda menutup jendela / lubang angin / pintu dengan
kawat anti nyamuk?
a. Ya, alasan......................................................................... (10)
b. Tidak, alasan..................................................................... (0)
6. Apakah keluarga anda pernah melakukan pengawasan terhadap jentik
nyamukdi rumah ?
a. Ya (10)
b. Tidak (0) Jika ya, kapan dan bagaimana hasil pemeriksaan tersebut?
Tanggal.............................
bulan.................................
liv
tahun.................................
Hasilnya.....................................
7. Bagaimana kebiasaan keluarga anda dalam menyimpan pakaian yang telah
dipakai?
a. Digantungkan di kamar (0)
b. Di simpan di tempat baju kotor (10)
8. Apakah keluarga anda menggunakan perlindungan terhadap gigitan
nyamuk pada saat beristirahat di pagi dan sore hari (contoh: memakai
lotion anti nyamuk/obat nyamuk semprot/bakar/elektrik, memakai
kelambu)?
a. Ya, alasan................................................................................ (10)
b. Tidak, alasan........................................................................... (0)
9. Pernahkah keluarga anda mengikuti kegiatan
pencegahan/penanggulangan demam berdarah yang dilakukan di
lingkungan tempat tinggal anda?
a. Pernah (10)
b. Tidak pernah, alasan..................................... (0)
10. Bagaimana cara pembuangan sampah yang selama ini dilakukan oleh
anda?
a. Diangkut / dikumpulkan secara rutin oleh petugas kebersihan (10)
b. Dibakar / dikubur secara rutin di lingkungan sekitar rumah (10)
c. Dibuang ke sungai (0)
lv
LAMPIRAN 3
Kecamatan :
Kelurahan :
Kota :
Tanggal :
Nama Petugas :
Nama KK :
Jumlah Penghuni :
No Komponen Rumah Yang Kriteria Bobot Nilai
Dinilai Nilai
A. KOMPONEN RUMAH 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Langit-langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor 1
c. Ada, bersih 2
2 Dinding a. Bukan tembok 1
b. Semipermannen 2
c. Permanen 3
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan 1
c. Diplaster 2
4 Jendela Kamar Tidur a. Tidak ada 0
b. Ada 1
5 Jendela Keluarga a. Tidak ada 0
b. Ada 1
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, < 10% dari luas 1
lantai
c. Ada, > 10% dari luas 2
lantai
7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0
b. Ada 1
c. Ada, asap keluar sempurna 2
8 Pencahayaan a. Tidak terang 0
b. Kurang terang 1
c. Terang 2
SARANA SANITASI 25
1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0
b. Ada, bukan milik sendiri, 1
tidak bersih
c. Ada milik sendiri, tidak
bersih 2
d. Ada, bukan milik sendiri,
bersih
3
2 Jamban a. Tidak ada 0
b. Ada bukan leher angsa, 1
tidak ditutup koma,
disalurkan ke sungai
c. Ada, bukan leher angsa,
ada tutup dan disalurkan
ke sungai 2
d. Ada, bukan leher angsa,
ada tutup, septic tank
lvi
3
PERILAKU PENGHUNI 44
1 Membuka jendela kamar a. Tidak dibuka 0
tidur b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2
2 Membuka jendela ruang a. Tidak pernah dibuka 0
keluarga b. Kadang-kadang
c. Setiap hari dibuka 1
2
3 Membersihkan rumah dan a. Tidak pernah 0
halaman b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari 2
4 Membuang tinja bayi dan a. Dibuang ke sungai atau 0
balita ke jamban kolam
b. Kadang-kadang ke jamban
c. Setiap hari dibuang ke 1
jamban
2
5 Membuang sampah pada a. Dibuang ke sungai atau 0
tempat sampah kolam sembarangan
b. Kadang-kadang dibuang
ke tempat sampah
c. Setiap hari dibuang ke 1
tempat sampah
lvii