Vous êtes sur la page 1sur 6

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI PATI JAGUNG (Amylum Maydis) SEBAGAI BAHAN

PENGHANCUR TERHADAP WAKTU HANCUR TABLET


VITAMIN B KOMPLEKS UNTUK ANJING

Ni Made Astari Adidharma1, I Gusti Ngurah Anton Jemmy Prasetia1, Eka Indra Setyawan1, I Gusti
Ngurah Agung Dewantara Putra1
1
Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
astari.adidharma@yahoo.com

ABSTRACT

The dog’s tablet reasearch that fulfills the disintegration time 15-30 minutes, it has been making
with the B-complex vitamin as the active substance and corn starch as disintegrant. The choosing of the
right disintegrant, can help the tablet to having the disintegration time based on the dog’s physiology
condition. The aim of this research is to find out the effect of the disintegrant concentration variation to
the disintegration time of tablet and also to find out concentration from the optimum formula of the B-
complex vitamin tablet.
The starch corn (amylum maydis) concentration used in this research i.e. 2 % (formula I), 4 %
(formula II) and 6 % (formula III). The following is the result of disintegration time from three formulas
(26,8+0,74) minute in the formula I, (21,57+1,18) minute in the formula II and (18,17+0,44) minute in
the formula III. Based on the statistic test result by one way ANOVA method and continued to LSD with
the 95 % trust level, found that inter-formula is significant different because its sig value is smaller than
0,05.
The rise of the corn starch (amylum maydis) as the disintegrant causes the tablet disintegration
time getting low. The corn starch (amylum maydis) concentration as the disintegrant from the optimum
formula is 4% from formula II because it has disintegration time tablet values, which approaches to
reference product.

Keywords: concentration, starch corn (amylum maydis), disintegrant, dog’s tablet, tablet disintegration
time.

PENDAHULUAN cukup oleh pemiliknya salah satunya dengan


  pemberian vitamin B kompleks. Namun
       Farmasi veteriner merupakan usaha berkaitan dengan waktu hancur obat di saluran
pelayanan kesehatan serta pengembangan obat- cerna anjing yang berkisar antara 15 sampai 30
obatan pada hewan. Namun peran farmasis menit maka dipilihlah sediaan obat berbentuk
dalam farmasi veteriner sangatlah kurang karena tablet (Husain, 2002). Hal inilah yang
lebih banyak dilakukan oleh dokter hewan melatarbelakangi dilakukannya penelitian
sehingga pada kondisi tertentu ini menyebabkan mengenai pembuatan formula tablet vitamin B
kurang optimalnya hasil pengobatan yang kompleks sesuai dengan waktu hancur tablet
diharapkan. Diharapkan farmasis lebih berperan untuk anjing.
aktif dan dapat bekerja sama dengan dokter Salah satu bahan tambahan di dalam tablet
hewan untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang fungsinya berpengaruh terhadap waktu
pada hewan (Swarbrick dan Boylan, 1988). hancur tablet adalah bahan penghancur (Ansel,
Anjing merupakan salah satu hewan 1989). Contoh bahan penghancur yang banyak
peliharaan yang populasinya cukup banyak di digunakan di industri farmasi pada sediaan tablet
Bali. Untuk terlihat sehat dan menarik, seekor adalah pati jagung (amylum maydis).
anjing biasanya diberikan asupan nutrisi yang Keunggulan pati jagung yaitu nontoksik,
nonirritant, mudah diperoleh, dan murah
(Lachman, 1994). Pada penelitian ini pemilihan b. Pembuatan tablet yang dilakukan dengan
konsentrasi penggunaan pati jagung sebagai granulasi basah yaitu proses pembuatan
bahan penghancur yang dipilih adalah 2%, 4% granul dan bahan tambahan yang cocok pada
dan 6%. bahan yang akan dicetak sehingga serbuk
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terikat bersama.
pengaruh pati jagung (amylum maydis) sebagai c. Produk acuan adalah produk tablet vitamin
bahan penghancur dengan konsentrasi 2%, 4% yang ditunjukkan untuk anjing dan dipilih
dan 6% terhadap waktu hancur tablet vitamin B berdasarkan kriteria yaitu memiliki
kompleks untuk anjing dan konsentrasi pati kekerasan dan kerapuhan yang memenuhi
jagung (amylum maydis) sebagai bahan syarat tablet berdasarkan refrensi, memiliki
penghancur yang menghasilkan formula tablet waktu hancur yang sesuai kondisi fisiologis
vitamin B kompleks untuk anjing yang anjing, memiliki nomor regristrasi yang
optimum. berasal dari dinas peternakan, brand image
produsen di masyarakat.
BAHAN DAN METODELOGI d. Formula optimum adalah formula yang
Bahan dipilih dari nilai waktu hancur tablet yang
Vitamin B1, B6, B9, B12, laktosa, solution mendekati nilai waktu hancur dari produk
gelatin 20%, pati jagung, magnesium stearat. acuan.

Tabel 1. Formula Tablet Vitamin B Kompleks PROSEDUR KERJA


Formula (mg) 1. Pembuatan Tablet Vitamin B Kompleks
Bahan Secara Granulasi Basah
I II III Vitamin B1, B6, B9 dan B12 dicampur
Vitamin B1 11,5 11,5 11,5 dengan laktosa dan pati jagung kemudian
Vitamin B6 11,5 11,5 11,5 ditambahkan solutio gelatin sampai terbentuk
Vitamin B9 3,45 3,45 3,45 massa granul yang lembab. Massa granul yang
Vitamin B12 0,05 0,05 0,05 lembab diayak dengan ayakan no. 10 dan
Laktosa 358,5 348,5 338,5 dikeringkan dalam oven pada suhu 40oC selama
Solutio gelatin 100 100 100 24 jam dan akan dihasilkan massa granul yang
Pati jagung 10 20 30 kering. Granul tersebut diayak kembali dengan
Mg stearat 5 5 5 ayakan no. 12 hingga terbentuk granul kering
Keterangan : dan dilanjutkan dengan evaluasi granul. Setelah
I = penambahan pati jagung sebanyak 2% memenuhi syarat granul yang baik maka granul
II = penambahan pati jagung sebanyak 4% tersebut dapat dicetak menjadi tablet. Tablet
III = penambahan pati jagung sebanyak 6%
yang terbentuk kemudian dilakukan evaluasi
Alat tablet.
Pengayak mesh 10, 12, alat penguji waktu
hancur (Erweka Type ZT X 20), alat penguji 2. Evaluasi Kelembaban Granul
kerapuhan tablet (Tablet friability/abrasion tester 5 gram granul dimasukkan ke dalam oven
Erweka TA/TAR), alat penguji kekerasan tablet pada suhu 105oC selama 15 menit. Diukur berat
(Tablet hardness tester TBH 225 series), mesin granul tersebut dan dihitung kandungan
tablet single punch model UK FA-ITB-CIT 1.0 lembabnya yang dinyatakan dalam (moisture
SB, timbangan adam aFP-360L, oven, desikator, content atau MC) . Kandungan lembab yang
seperangkat alat pengukur kecepatan alir dan baik adalah 1-5% (Agoes, 1984).
sudut diam.
3. Evaluasi Kecepatan Alir Granul
100 gram granul dituang perlahan-lahan
DEFINISI OPERASIONAL kedalam corong yang tertutup bagian bawahnya
a. Bahan pati jagung yaitu bahan yang lewat tepi corong. Dibuka tutup corong secara
ditambahkan sebagai bahan penghancur. perlahan-lahan dan biarkan granul mengalir
keluar. Dicatat waktu yang diperlukan (detik)
dengan stop watch sampai semua granul 6. Evaluasi Penampilan Fisik Tablet
melewati corong . Dihitung kecepatan alir granul        Uji terhadap penampilan tablet dapat
tersebut. Kecepatan alir granul yang baik adalah dilakukan uji yang meliputi bentuk dan
antara 4 gram/detik sampai 10 gram/detik. pemukaan, warna, bau, diameter dan tebal
(Parrott, 1971). tablet. Pada pengukuran diameter dan ketebalan
tablet digunakan tablet sebanyak 20 tablet
4. Evaluasi Sudut Diam Granul dengan menggunakan alat pengukur berupa
100 gram granul dituang ke dalam corong. jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm.
Dibuka penutup corong dan dibiarkan granul
mengalir hingga membentuk keruncut. Ukur 7. Evaluasi Keseragaman Bobot Tablet
tinggi kerucut (t) dan jari-jari kerucut (r) yang 20 tablet ditimbang secara acak dan dihitung
terbentuk sehingga didapat nilai bobot rata-rata tiap tablet. Kemudian ditimbang
kembali satu per satu tablet lalu dibandingkan
tan α = h dengan bobot rata-rata tablet sehingga didapat
r nilai penyimpangan bobot tablet. Tablet tidak
bersalut dengan bobot rata-ratanya lebih dari
Sudut diam granul yang baik berkisar antara 25- 300 mg syarat keseragaman bobotnya tidak lebih
400 (Banker dan Anderson, 1994). dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar
5. Evaluasi Kompresibilitas Granul dari 5% dan tidak satupun yang bobotnya
Penentuan kompresibilitas granul menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari
berdasarkan bobot jenis nyata dan bobot jenis 10 % (Anonim a, 1979).
mampat (Lachman, 1994).
a. Bobot Jenis Nyata 8. Evaluasi Kekerasan Tablet
Granul sebanyak 50 gram dimasukkan ke Sebuah tablet diletakkan pada alat hardness
dalam gelas ukur 100 mL dan dicatat tester yang kemudian alat ini secara otomatis
volumenya. Dihitung bobot jenis nyata dengan akan menentukan berapa nilai kekerasan tablet
rumus : yang hasilnya dapat dilihat dari angka yang
Bobot jenis nyata (ρO) = berat granul (gram) muncul pada alat tersebut. Jumlah tablet yang
                volume granul (mL) diuji dengan uji kekerasan tablet ini sebanyak
20 tablet.
b. Bobot Jenis Mampat
Granul sebanyak 50 gram dimasukkan ke 9. Evaluasi Kerapuhan Tablet
dalam gelas ukur 100 mL kemudian dilakukan Tablet dibersihkan kemudian ditimbang
pengetapan sebanyak 500 ketukan. Lalu dicatat dengan seksamat. Untuk tablet yang memiliki
volume mampat dari granul dan dihitung bobot berat < 650 mg maka ditimbang sejumlah tablet
jenis mampatnya dengan rumus : sampai beratnya mendekati 6,5 g. Seluruh tablet
dimasukkan ke dalam alat uji kerapuhan atau
Bobot jenis mampat (ρt) = berat granul (gram) friabilator tester. Alat dijalankan dengan
volume mampat (mL) kecepatan 25 rpm selama 4 menit sehingga
terjadi 100 putaran dalam 4 menit. Tablet
c. Kompresibilitas Granul dikeluarkan dari alat, dibersihkan dari debu dan
Kompresibilitas dari granul dapat dihitung ditimbang dengan seksama lalu dihitung %
dengan menggunakan rumus : bobot tablet yang hilang. Berikut ini rumus yang
% kompresibilitas = ρt - ρo x 100% digunakan untuk menghitung nilai kerapuhan
ρo tablet:
Friabilitas  tablet = W1 - W2 x 100%
Kompresbilitas granul yang baik adalah tidak W1
lebih dari 18% (Siregar,1992).
Tablet yang baik memiliki kehilangan bobot
yang tidak boleh lebih dari 1%.
Hasil evaluasi penampilan fisik tablet vitamin
10. Evaluasi Waktu Hancur Tablet B kompleks untuk anjing terdapat pada tabel
Sebanyak 1 tablet dimasukkan ke dalam berikut:
masing-masing tabung keranjang pada alat
penguji waktu hancur atau tablet disintegration Tabel 3. Hasil Uji Sifat Fisik Tablet
time. Dimasukkan masing-masing satu cakram Uji sifat fisik Formula
pada tiap tabung dengan media yang digunakan tablet I II III
adalah air bersuhu 37º ± 2º dan alat penguji Bentuk Bulat Bulat Bulat
waktu hancur mulai dijalankan.Waktu hancur pipih pipih pipih
tablet dihitung mulai keranjang tercelup hingga
terdapat lagi bagian tablet yang tertinggal di atas Permukaan halus Halus Halus
keranjang yang terbuat dari kawat kasa dengan Warna Kuning Kuning Kuning
mesh 10. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur Diameter 12 mm 12 mm 12 mm
sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet Tebal 3,7 mm 3,7 mm 3,7 mm
lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji Bobot tablet 505,93 504,13 505,82
harus hancur sempurna (Anonim b,1995). KV 0,35% 0,37% 0,17%
Kekerasan 54,67 N 65 N 72,67 N
11. Analisis Data Kerapuhan 0,36% 0,22% 0,13%
Data yang diperoleh kemudian diuji secara Waktu hancur 26,8 21,57 18,17
statistik meliputi ANOVA (Analysis of (menit)
Variance) dan dilanjutkan dengan LSD (Least Keterangan :
I = penambahan pati jagung sebanyak 2%
Significant Difference) dengan taraf kepercayaan II = penambahan pati jagung sebanyak 4%
95%. III = penambahan pati jagung sebanyak 6%
KV = koefisien variasi

HASIL DAN PEMBAHASAN Sedangkan berikut ini adalah tabel hasil


Hasil evaluasi granul dari ketiga macam evaluasi fisik dari produk acuan yaitu tablet
formula tablet vitamin B kompleks untuk anjing anjing yang beredar dipasaran :
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Hasil Evaluasi Fisik Produk Acuan
Tabel 2. Hasil Evaluasi Granul Evaluasi sifat fisik Hasil Produk Acuan
No Evaluasi Granul Formula Kekerasan (N) 66,12
Kerapuhan (%) 0,39
I II III Waktu hancur (menit) 21,73
1 Kelembaban (%) 1,48 1,76 1,88
2 Kecepatan alir 5,12 5,38 5,58 Berdasarkan hasil evaluasi penampilan fisik
(gram/detik) ketiga formula tablet vitamin B kompleks untuk
3 Sudut diam ( 0) 36,10 34,16 32,08 anjing menghasilkan data bahwa ketiga formula
4 Kompresibilitas 14,45 12,44 10,56 telah memenuhi syarat tablet yang baik.
(%) Diameter dan tebal tablet dari ketiga formula
Keterangan : menghasilkan data yang relatif konstan, hal ini
I = penambahan pati jagung sebanyak 2% dikarenakan punch yang digunakan mempunyai
II = penambahan pati jagung sebanyak 4%
III = penambahan pati jagung sebanyak 6% ukuran yang sama, begitu juga dengan ketebalan
tablet (Jufri,2006). Dari hasil diperoleh bahwa
Berdasarkan hasil evaluasi granul dari ketiga ketebalan tablet yang dihasilkan tidak lebih
macam formula tablet vitamin B kompleks besar dari 50% diameter tablet. Hal ini
untuk anjing menunjukkan komposisi bahan menandakan bahwa ketiga formula telah
dalam formula sudah memenuhi persyaratan, memenuhi syarat ketebalan dan diameter tablet
sehingga dapat dilakukan pencetakan tablet. yang baik yang dianjurkan oleh Siregar (1992).
Hasil evaluasi keseragaman bobot tablet
dari ketiga macam formula telah memnuhi
syarat keseragaman bobot tablet menurut kecil, mengakibatkan granul akan semakin
Farmakope Indonesia (Anonim, 1979) yaitu kompak ketika dicetak menjadi tablet dan nilai
untuk tablet dengan rata-rata berat lebih dari 300 kekerasan tablet akan semakin tinggi
mg, tidak boleh ada 2 tablet yang menyimpang (Hadisoewignyo, 2007).
5% dari bobot rata-rata dan tidak satupun tablet Hasil evaluasi kerapuhan tablet dari ketiga
yang menyimpang 10% dari bobot rata-rata. macam formula dan produk acuan telah
Penyimpangan keseragaman bobot tablet yang memenuhi persyaratan kerapuhan tablet yang
dihasilkan dapat dilihat dari koevisien variasi baik yaitu tidak lebih dari 1% (Voigt, 1984).
yang dihasilkan dari ketiga formula (Jufri,2006). Hasil evaluasi kerapuhan pada ketiga formula
Hal ini membuktikan bahwa ketiga macam kemudian diuji secara statistik. Berdasarkan
formula yang telah dibuat memiliki sifat alir hasil pengolahan data statistik dengan metode
yang baik dan ini sesuai dengan hasil evaluasi ANOVA dan LSD diperoleh ketiga nilai sig
granul yang didapat. Sifat alir yang baik yang dihasilkan dari ketiga formula mempunyai
menyebabkan volume bahan yang masuk ke nilai lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat
dalam ruang kompresi akan seragam sehingga disimpulkan bahwa ketiga formula dengan
variasi berat tablet yang dihasilkan tidak terlalu perbedaan konsentrasi pati jagung menghasilkan
besar (Kuswahyuni, 2005). Keseragaman bobot efek kerapuhan tablet yang berbeda bermakna.
tablet akan mempengaruhi kandungan bahan Penyebab kerapuhan tablet yang dihasilkan pada
obat atau zat aktif untuk mencapai tujuan terapi formula I paling tinggi dibandingkan formula II
yang diharapkan (Lachman dkk, 1994). dan III dikarenakan nilai kekerasan tablet yang
Berdasarkan hasil evaluasi kekerasan tablet dihasilkan yang paling rendah. Semakin rendah
dari ketiga macam formula dan produk acuan nilai kekerasan suatu tablet maka nilai
tersebut telah memenuhi persyaratan kekerasan karapuhannya pun semakin bertambah
tablet yang baik yaitu untuk antara 39,2 - 78,4 (Nattapulwat, 2008). Tablet dengan nilai
Newton (Parrot, 1971). Lalu hasil evaluasi kekerasan yang semakin rendah cenderung
kekerasan tablet dari ketiga formula diuji secara mengakibatkan tablet menjadi rapuh dan pecah
statistik. Berdasarkan hasil pengolahan data mennjadi serpihan sehingga mengakibatkan nilai
statistik dengan metode ANOVA dan LSD kerapuhannya akan semakin besar (Jufri, 2006).
kemudian diperoleh hasil ketiga nilai sig yang Hasil evaluasi waktu hancur dari ketiga
dihasilkan dari ketiga formula mempunyai nilai macam formula dan produk acuan telah
lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan memenuhi persyaratan waktu hancur tablet
bahwa ketiga formula dengan perbedaan untuk anjing yaitu berkisar antara 15 sampai 30
konsentrasi pati jagung menghasilkan efek menit (Husain, 2002). Berdasarkan hasil
kekerasan tablet yang berbeda bermakna. pengolahan data statistik dengan metode
Adanya perbedaan bermakna efek kekerasan ANOVA dan LSD diperoleh ketiga nilai sig
tablet yang dihasilkan dari ketiga macam yang dihasilkan dari ketiga formula mempunyai
formula tablet disebabkan oleh adanya nilai lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat
perbedaan kompresibilitas dan kelembaban disimpulkan bahwa ketiga formula dengan
granul yang dihasilkan pada uji granul perbedaan konsentrasi pati jagung menghasilkan
(Nugrahani, 2005). Penyebab kekerasan tablet waktu hancur tablet yang berbeda bermakna.
yang dihasilkan pada formula I paling rendah Adapun penyebab waktu hancur tablet yang
dibandingkan formula II dan III dikarenakan dihasilkan pada formula I paling tinggi
konsentrasi pati jagung formula I paling rendah dibandingkan formula II dan III dikarenakan
yang mengakibatkan nilai kompresibilitasnya kelembaban granul yang dihasilkan paling
yang paling tinggi dan kelembabannya yang rendah dibandingkan formula II dan III,
paling rendah dibandingkan formula II dan III. sehingga mengakibatkan waktu hancurnya pun
Kelembaban granul yang semakin meningkat lebih lama. Semakin tinggi nilai kelembaban
mengakibatkan daya kohesi antar partikel akan granul maka kemampuan pati untuk
semakin meningkat sehingga dihasilkan nilai mengembang (swelling) akan semakin
kekerasan tablet yang semakin besar (Jufri, meningkat sehingga akan mempercepat waktu
2006) dan kompresibilitas granul yang semakin
hancur tablet ketika kontak dengan air Agent. Yogyakarta : Fakultas Farmasi
(Nattapulwat, 2008). Universitas Gadjah Mada.
Berdasarkan hasil evaluasi sifat fisik tablet Husain, Munir A., Dkk. 2004. Evaluation Of The
ketiga macam formula diperoleh hasil bahwa In Vivo Disintegration Of Solid Dosage
dengan peningkatan konsentrasi pati jagung Form Of Bile Acid Seqyestrant In Dogs
sebagai bahan penghancur akan mengakibatkan Using Gamma Scintigraphy And Correlation
kekerasan tablet semakin meningkat namun To In Vitro Disintegration. Kentucky :
kerapuhan serta waktu hancur tablet semakin Scintipharma Inc.
menurun. Dan diperoleh konsentrasi pati jagung Jufri, Mahdi Jufri. 2006. Studi Kemampuan Pati
4% pada formula II paling efektif dibandingkan Biji Durian Sebagai Bahan Pengikat Dalam
konsentrasi pati jagung 2% pada formula I dan Tablet Ketoprofen Secara Granulasi Basah.
konsentrasi pati jagung sebesar 6% pada formula Departemen Farmasi FMIPA : Universitas
III. Hal ini dikarenakan pada formula II Indonesia, Depok.
menghasilkan waktu hancur tablet yang Kuswahyuning, Rina. 2005. Teori Sederhana
mendekati waktu hancur tablet dari produk Prosedur Pemilihan Uji Hipotesis.
acuan. Bandung: Universitas Padjajaran.
Lachman, C.L, Lierberman H.A., J.L Kanig
KESIMPULAN (Eds). 1994. Teori Dan Praktek Farmasi
Pengaruh penggunaan pati jagung sebagai Industri, Edisi 2 (Terjemahan). Jakarta: Ui
bahan penghancur dengan konsentrasi Press.
konsentrasi 2% pada formula I, 4% pada Nattawat, Narumol. 2008. Evaluation Of Native
formula II dan 6% pada formula III And Carboxymethyl Yam (Dioscorea
menunjukkan bahwa dengan meningkatnya Esculenta) Starches As Tablet Disintegrants.
konsentrasi bahan penghancur akan Thailand : Department Of Pharmaceutical
mempercepat waktu hancur tablet vitamin B Technology, Faculty Of Pharmacy,
kompleks untuk anjing. Konsentrasi pati jagung Silpakorn University.
sebagai bahan penghancur pada formula tablet Parrott, E.L. 1971. Pharmaceutical Technology
vitamin B kompleks untuk anjing yang optimum Fundamental Pharmaceutics 3rd Edition.
adalah konsentrasi 4% pada formula II, hal ini Mineapolis : Burgess Publishing Company.
dikarenakan pada formula II menghasilkan Swarbrick, J., Boylan, J.C. 1988. Encyclopedia
waktu hancur tablet yang mendekati waktu Of Pharmaceutical Technology. New York :
hancur tablet dari produk pembanding. Marcel Dekker Inc.
Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi
Farmasi (Terjemahan), Edisi V Cetakan I.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Anonim a. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Anonim b. 1994. Farmakope Indonesia Edisi IV.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Ansel, H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi Edisi IV. Jakarta : Universitas
Indonesia Press.
Banker, G.S., Dan Anderson N.R. 1986. The
Theory And Practise Of Industrial
Pharmacy. Philadelpia: Lea And
Febiger. 
Hadisoewignyo, Lannie dan Achmad Fudholi.
2007. Studi Pelepasan In Vitro Ibuprofen
Dari Matriks Xanthan Gum Yang
Dikombinasikan Dengan Suatu Crosslinking

Vous aimerez peut-être aussi