Vous êtes sur la page 1sur 21

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

PPNS EXPO 2017

Inovasi Mahasiswa Untuk Indonesia


JUDUL LKTI
“FILTER KRAN AIR DARI CANGKANG KERANG DAN
BIJI MAHONI YANG ANTI CACING”
SUB-TEMA
“Ide kreatif untuk menanggulangi permasalahan sampah
disekitar kita”
Disusun oleh :
1.
2.
3.
POLITENIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
TEKNIK PERMESINAN KAPAL
D4-TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH
2017
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Karya Tulis:

Disusun untuk memenuhi syarat mengikuti

Lomba Karya Tulis Ilmiah PPNS EXPO 2017

Disusun Oleh:

1.

2.

3.

Disetujui Oleh:

Ketua Himpunan

D4-Teknik Pengolahan Limbah

Moga Jiwa Satria Mulia

NIP
ABSTRAK

Pencemaran air merupakan masalah, regional maupun lingkungan


global, dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta
penggunaan lahan tanah atau daratan. Biji mahoni mengandung saponin,
flavonoid (Hariana, 2007), alkahoid. Biji mahoni memiliki efek
faramakologis antipiretik, antijamur, menurunkan tekanan darah tinggi
(hipertensi), kencing manis (diabetes mellitus), kurang nafsu makan,
rematik, demam, masuk angin, dan Eksim (hariana, 2007). Cangkang
Kerang mengandung 66,70 % kalsium Karbonat, 7,88 % SiO2, 22,28 %
MgO, dan 1,25 % Al2O3 (Siregar, 2009). Kandungan kalsium karbonat
yang tinggi membuat cangkang kerang dapat digunakan sebagai penjernih
air . Sebuah alat filter yang efisien berbentuk kran yang dapat dipasang di
setiap kamar mandi atau pipa air lainya, yang dapat menyaring air
menghasilkan air yang jernih serta bebas dari segala macam kuman serta
telur cacing.

kata kunci : Saponin Flavonoid , Kalsium Karbonat , Filter


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-


Nya kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah berjudul “Filter air dari
cangkang kerang dan biji mahoni yang anti cacing”
Karya tulis ilmiah ini mengulas tentang penjernihan air sebagai
wujud kepedulian terhadap lingkungan sekitar dengan memanfaatkan
cangkang kerang dan biji mahoni yang anti cacing.
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis telah mendapatkan
bantuan dan dukungan dari beberapa pihak. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing
kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Tidak lupa Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah
memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan karya ilmiah ini. Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan
kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah ini. Karena itu kami berharap
semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita
semua
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna sempurnanya karya tulis ini. Penulis
berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.

Surabaya,27Agustus 2017

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air adalah senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan
makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat
digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat
vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk
mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri.
Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan
kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa
perlu meminum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter air sehari untuk
keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme
(Slamet, 2007 ). Di dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk
transportasi zat – zat makanan dalam bentuk larutan dan melarutkan
berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh. Misalnya untuk melarutkan
oksigen sebelum memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada
disekitar alveoli (Mulia, 2005).
Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi
manusia. Air dibutuhkan untuk minum, mandi, mencuci pakaian,
maupun mencuci piring. Saat ini hidup dikota besar seperti surabaya
cukup sulit untuk menemui air yang memiliki kualitas yang baik. Air
dengan kualitas buruk seperti berbau, ada jentik jentik nyamuk,
cacing,telur cacing, dan berbagai masalah lainnya. Padahal air punya
peran penting untuk kehidupan misalnya saja untuk mandi sekalipun
jika air tersebut terdapat cacing ataupun bakteri bukankah hal tersebut
dapat mempengaruhi kesehatan seperti typus, diare, dan gatal.
Sedangkan dalam kehidupan ini manusia dituntut untuk selalu sehat
agar aktivitasnya terganggu dan tak ada biaya yang perlu dikeluarkan
untuk berobat. Sakit juga akan menghambat kita berfikir dalam
berbagai hal. Dengan latar belakang seperti itu tercetuslah ide untuk
membuat sebuah penjernih air yang dapat mematikan jentik nyamuk
dan juga cacing. Penjernih ini seperti penjernih berbahan alami biasa
namun ada tambahan buah dari pohon mahoni

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana cara membuat penjernih air dengan cangkang keran dan
biji pohon mahoni ?
2. Bagaimana cara perjernih dari biji pohon mahoni dapat membunuh
jentik nyamuk dan cacing?

1.3 TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan dalam progam ini adalah :
1. Untuk mengolah air yang tidak layak digunakan menjadi
layak digunakan
2. Untuk membantu para warga yang kekurangan air bersih
3. Menambah mutu kelayakan air

1.4 MANFAAT PENELITIAN


1. Menambah ketersedian air bersih
2. Dapat membuat penjernih air dengan biji pohon mahoni
3. Dapat mengetahui cara penjernih dari biji pohon mahoni dapat
membunuh jentik nyamuk dan cacing.
4. memudahkan bagi masyarakat untuk mendapat air yang layak
untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Menghemat waktu untuk memberihkan kamar mandi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencemaran Air

Pencemaran air merupakan masalah, regional maupun lingkungan


global, dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta
penggunaan lahan tanah atau daratan. Walaupun air merupakan
sumber daya alam yang dapat diperbaharui, tetapi air akan dapat
dengan mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia untuk tujuan
yang bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat tercemar.
(Darmono, 1995) Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah
terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air
sudah tercemar. Misalnya, walaupun di daerah pegunungan atau hutan
yang terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari pencemaran,
air hujan yang turun di atasnya selalu mengandung bahan-bahan
terlarut, seperti karbon dioksida (CO2), oksigen (O2), dan nitrogen
(N2), serta bahan-bahan tersuspensi misalnya debu dan partikel-
partikel lainnya yang terbawa air hujan dari atmosfir. Adanya benda-
benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan
sesuai dengan peruntukannya secara normal disebut dengan
pencemaran air. Karena kebutuhan makhluk hidup akan air sangat
bervariasi, maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga
berbeda-beda. Sebagai contoh, air kali di pegunungan yang belum
tercemar tidak dapat digunakan langsung sebagai air minum karena
belum memenuhi persyaratan untuk dikategorikan sebagai air minum.
(Kristanto, 2002)
Jenis Pencemaran Air, menurut Darmano (1995), pencemaran air
terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain:
a. Pencemaran Mikroorganisme dalam Air
Berbagai kuman penyebab penyakit pada makhluk hidup
seperti bakteri, virus, protozoa, dan parasit sering mencemari
air. Kuman yang masuk ke dalam air tersebut berasal dari
buangan limbah rumah tangga maupun buangan dari industri
peternakan, rumah sakit, tanah pertanian dan lain sebagainya.
Pencemaran dari kuman penyakit ini merupakan penyebab
utama terjadinya penyakit pada orang yang terinfeksi. Penyakit
yang disebabkan oleh pencemaran air ini disebut water-borne
disease dan sering ditemukan pada penyakit tifus, kolera, dan
disentri.
b. Pencemaran Air oleh Bahan Anorganik Nutrisi Tanaman
Penggunaan pupuk nitrogen dan fosfat dalam bidang
pertanian telah dilakukan sejak lama secara meluas. Pupuk
kimia ini dapat menghasilkan produksi tanaman yang tinggi
sehingga menguntungkan petani. Tetapi dilain pihak, nitrat
dan fosfat dapat mencemari sungai, danau, dan lautan.
Sebetulnya sumber pencemaran nitrat ini tidak hanya berasal
dari pupuk pertanian saja, karena di atmosfer bumi
mengandung 78% gas nitrogen . Pada waktu hujan dan terjadi
kilat dan petir, di udara akan terbentuk amoniak dan nitrogen
terbawa air hujan menuju permukaan tanah. Nitrogen akan
bersenyawa dengan komponen yang kompleks lainnya.
c. Pencemar Bahan Kimia Anorganik
Bahan kimia anorganik seperti asam, garam dan bahan
toksik logam lainnya seperti timbal (Pb), kadmium (Cd),
merkuri (Hg) dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan air
tidak enak diminum. Disamping dapat menyebabkan matinya
kehidupan air seperti ikan dan organisme lainnya, pencemaran
bahan tersebut juga dapat menurunkan produksi tanaman
pangan dan merusak peralatan yang dilalui air tersebut (karena
korosif).
d. Pencemar Bahan Kimia Organik
Bahan kimia organik seperti minyak, plastik, pestisida,
larutan pembersih, detergen dan masih banyak lagi bahan
organik terlarut yang digunakan oleh manusia dapat
menyebabkan kematian pada ikan maupun organisme air
lainnya. Lebih dari 700 bahan kimia organik sintetis ditemukan
dalam jumlah relatif sedikit pada permukaan air tanah untuk
diminum di Amerika, dan dapat menyebabkan gangguan pada
ginjal, gangguan kelahiran, dan beberapa bentuk kanker pada
hewan percobaan di laboratorium. Tetapi sampai sekarang
belum diketahui apa akibatnya pada orang yang
mengkonsumsi air tersebut sehingga dapat menyebabkan
keracunan kronis.

Komponen Pencemaran Air


Komponen pencemaran air akan menentukan terjadinya indikator
pencemaran air. Pembuangan limbah industri, limbah rumah tangga,
dan kegiatan masyarakat lainnya yang tidak mengindahkan
kelestarian dan daya dukung lingkungan akan sangat berpotensi
terjadinya pencemaran air. Menurut Sunu (2001), adapun komponen
pencemaran air dikelompokkan sebagai berikut:
a. Limbah Zat Kimia
Apabila limbah zat kimia yang belum terolah dibuang
langsung ke air lingkungan seperti sungai, danau, laut akan
membahayakan bagi kehidupan organisme di dalam air.
Limbah zat kimia sebagai bahan pencemar air dikelompokkan
sebagi berikut:
1. Insektisida
Insektisida sebagai bahan pemberantas hama masih
banyak digunakan masyarakat khususnya di sektor
pertanian. Apabila pemakaian insektisida
berlebihan, maka akan mempunyai dampak lingkungan.
2. Pembersih
Zat kimia yang berfungsi sebagai pembersih banyak
sekali macamnya seperti shampo, detergen, dan bahan
pembersih lainnya. Indikasi adanya limbah zat pembersih
yang berlebihan ditandai dengan timbulnya buih-buih
pada permukaan air.
3. Larutan penyamak kulit
Senyawa krom (Cr) merupakan bahan penyamak
kulit yang banyak digunakan pada industri penyamakan
kulit. Sisa larutan panyamak kulit akan dapat menambah
jumlah ion logam pada air. Untuk itu maka industri
penyamakan kulit seharusnya mempunyai instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) untuk mengolah sisa
larutan penyamak kulit agar tidak merusak lingkungan
khususnya pencemaran air.
4. Zat warna kimia
Penggunaan zat warna cenderung meningkat sejalan
dengan
perkembangan industri menggunakan zat warna agar
produknya mempunyai daya tarik yang lebih baik
dibandingkan dengan warna aslinya. Pada dasarnya
semua zat warna adalah racun bagi kesehatan tubuh
manusia.
b. Limbah Padat
Lingkup limbah padat yang dimaksudkan ini merupakan
limbah hasil proses IPAL berupa endapan (slude) yang
biasanya hasil dari proses filter press. Slude dapat
dikategorikan tidak berbahaya dan dapat juga dikategorikan
sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Limbah
padat yang terbentuk lebih halus, bila dibuang ke air
lingkungan tidak dapat larut dalam air dan tidak dapat
mengendap, melainkan membentuk koloid yang melayang-
layang di dalam air. Koloid tersebut akan menjadikan air
menjadi keruh sehingga akan menghalangi penetrasi sinar
matahari ke dalam air dan mengakibatkan terganggunya proses
fotosintesis tanaman di dalam air. Kandungan oksigen terlarut
di dalam air juga menurun sehingga akan mempengaruhi
kehidupan di dalam air.
c. Limbah Bahan Makanan
Limbah bahan makanan pada dasarnya bersifat organik
yang sering menimbulkan bau busuk yang menyengat hidung
dan dapat didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila limbah
bahan makanan mengandung protein, maka pada saat
didegradasi oleh mikroorganisme akan terurai menjadi
senyawa yang mudah menguap dan menimbulkan bau busuk.
d. Limbah Organik
Limbah organik biasanya dapat membusuk atau
terdegradasi oleh mikroorganisme. Oleh karena itu, bila
limbah industri terbuang langsung ke air lingkungan akan
menambah populasi mikroorganisme di dalam air. Bila air
lingkungan sudah tercemar limbah organik berarti sudah
terdapat cukup banyak mikroorganisme di dalam air, maka
tidak tertutup kemungkinan berkembangnya bakteri patogen.
e. Limbah Anorganik
Limbah anorganik biasanya tidak dapat membusuk dan
sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Limbah anorganik
pada umumnya berasal dari industri yang menggunakan unsur-
unsur logam seperti Arsen (As), Kadmium (Cd), Timbal (Pb),
Krom (Cr), Kalsium (Ca), Nikel (Ni), Magnesium (Mg), Air
Raksa (Hg) dan lain-lain. Industri yang mengeluarkan limbah
anorganik seperti industri electroplating, industri kimia, dan
lain-lain. Bila limbah anorganik langsung dibuang di air
lingkungan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam
di dalam air. Ion logam yang berasal dari logam berat, bila
terbuang ke air lingkungan sangat berbahaya bagi kehidupan
khususnya manusia.

2.2. Sumber Pencemaran Air


Pencemaran air dapat ditandai oleh turunnya mutu, baik air
daratan (sungai, danau, rawa, dan air tanah) maupun air laut sebagai
suatu akibat dari berbagai aktivitas manusia modern saat ini sangat
beragam sesuai karakteristiknya. Menurut Sunu (2001), adapun
sumber pencemaran air yaitu:
a. Pencemaran Air oleh Pertanian
Air limbah pertanian sebenarnya tidak menimbulkan
dampak negatif pada lingkungan, namun dengan digunakannya
fertilizer sebagai pestisida yang kadang-kadang dilakukan secara
berlebihan, sering menimbulkan dampak negatif pada
keseimbangan ekosistem air. Sektor pertanian juga dapat berakibat
terjadinya pencemaran air, terutama akibat dari penggunaan pupuk
dan bahan kimia pertanian tertentu seperti insektisida dan
herbisida.
b. Pencemaran Air oleh Peternakan dan Perikanan
Penanganan yang tidak tepat terhadap kotoran dan sisa
makanan ternak
dapat berpotensi sebagai sumber pencemaran. Karakteristik
terhadap pencemaran
air yang diakibatkan oleh kegiatan peternakan antara lain:
- Komposisi dan jumlah kotoran ternak bervariasi
tergantung pada tipe, jumlah dan metode pemberian makan
dan penyiramannya.
- Tingkat pencemaran sangat bervariasi tergantung pada
lokasi lahan yang digunakan untuk peternakan, sistem dan
skala operasi serta tingkat teknik pengembangbiakan.
c. Pencemaran Air oleh Industri
Air limbah industri cenderung mengandung zat berbahaya,
oleh karena itu harus dicegah agar tidak dibuang ke saluran
umum. Karakteristik pencemaran air dari industri manufaktur
antara lain:
- Limbah cair
- Industri makanan
- Industri tekstil
- Industri pulp dan kertas
- Industri kimia
- Industri kulit
- Industri electroplating

2.3. Tanaman Mahoni


Swietenia mahagoni merupakan satu spesies tanaman dari suku
Meliaceae, Mahoni merupakan tanaman yang berasal dari Hindia Barat
dan Afrika dapat tumbuh subur bila tumbuh dipasir dekat dengan
pantai. Di Indonesia mula-mula tumbuh secara liar dihutan-hutan,
dikebun maupun mana saja. Namun sejak 20 tahun terakhir ini sudah
dibudidayakan karena kualitas kayunya keras dan sangat baik terutama
untuk mebel dan kerajinan tangan bahkan akhir-akhir ini banyak yang
menggunakan kayu mahoni untuk membuat dinding dan lantai. Kayu
merah berwarna merah kecoklatan ( Anonim, 2007)
Mahoni merupakan pohon tahunan dengan tinggi 5-15 m, batang bulat
bercabang daun majemuk, menyirip genap bulat telur, ujung dan
pangkal runcing, tepi rata, panjang 3-15 cm, pertulangan menyirip.
Buah bulat telur berlekuk lima berwarna coklat. Biji pipih, warna hitam
atau coklat. Akar tunggangwarna coklat (DepKes RI, 2000)
Klasifikasi tumbuhan mahoni :

Divisi Spermathophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dycotyledoneae
Anak Kelas Dialypetalae
Bangsa Rutales
Suku Meliaceae
Marga Swietenia
Jenis Swietenia mahagoni jacq

Biji mahoni mengandung saponin, flavonoid (Hariana, 2007),


alkahoid. Biji mahoni memiliki efek faramakologis antipiretik, antijamur,
menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi), kencing manis (diabetes
mellitus), kurang nafsu makan, rematik, demam, masuk angin, dan Eksim
(hariana, 2007)

2.4. Cangkang Kerang


Cangkang Kerang mengandung 66,70 % kalsium Karbonat, 7,88 %
SiO2, 22,28 % MgO, dan 1,25 % Al2O3 (Siregar, 2009). Kandungan
kalsium karbonat yang tinggi membuat cangkang kerang dapat
digunakan sebagai penjernih air. Kalsium karbonat pada kerang
mampu membersihkan air, bahkan dapat mengurangi kadar besi,
mangan dan logam lainnya.
Cangkang adalah rangka luar pada kerang. Cangkang ini dibentuk
oleh sel-sel cangkang (epitel mantel) yang mengeluarkan secreta .
Cangkang terdiri dari 3 lapisan dari luar kedalam, adalah :
a. Periostracum ,yang berwarna hitam,terbuat dari bahan tanduk
yang disebut cocchiolin.
b. Prismatic, yang tersusun dari kristal-kristal kalsium
karbonat(zat kapur yang berbentuk prisma )
c. Lapisan nacreas (mutiara) ,juga terdiri dari kristal-kristal
kalsium karbonat (zat kapur yang berbentuk prisma tetapi
susunannya lebih rapat
d. Engsel cangkang dibentuk oleh jaringan ikat yang disebut
ligamentum. Kedua cangkang dapat membuka dan menutup ,
karena adanya dua otot adductor ,satu terletak di bagian anterior
dan satunya lagi terdapat di bagian posterior.

Klasifikasi kerang
Kingdom Hewan
Filum Moluska
Subfilum Invertebrat
Kelas Bivalvia
Order Veneroida
Superkeluarga Cardioidea
Keluarga Cardiidae
Spisies Anadara sp

2.5. Kriteria Air Bersih


Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai
batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi
sistem penyediaan airminum. Adapun persyaratan yang dimaksud
adalah persyaratan dari segikualitas air yang meliputi kualitas fisik,
kimia, biologi dan radiologis, sehinggaapabila dikonsumsi tidak
menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes
No.416/Menkes/PER/IX/1990.
Persyaratan kualitas menggambarkan mutu atau kualitas dari air
baku air bersih. Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, persyaratan
kimia, persyaratan biologis dan persyaratan radiologis. Syarat-syarat
tersebut berdasarkan Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990
dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air bersih adalah sebagai
berikut:
1. Syarat-syarat fisik.
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak
berasa. Selain juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu
udara atau kurang lebih 25oC, dan apabila terjadi perbedaan
maka batas yang diperbolehkan adalah 25oC ± 3oC.
2. Syarat-syarat Kimia.
Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam
jumlah yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia
antara lain adalah : pH, total solid, zat organik, CO2agresif,
kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga
(Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit, flourida (F), serta logam
berat.

3. Syarat-syarat bakteriologis dan mikrobiologis.


Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan
parasitik yang mengganggu kesehatan. Persyaratan
bakteriologis ini ditandai dengan tidak adanya bakteri E. coli
atau Fecal coli dalam air.
4. Syarat-syarat Radiologis.
Persyaratan radiologis mensyaratkan bahwa air bersih tidak
boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan yang
mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.

Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau


dari banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan
daerah dan jumlah penduduk yang akan dilayani. Persyaratan kuantitas
juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke
konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih.
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan
fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau
maupun musim hujan. Kontinuitas jugadapat diartikan bahwa air
bersih harus tersedia 24 jam per hari, atau setiap saat diperlukan,
kebutuhan air tersedia. Akan tetapi kondisiideal tersebut hampir tidak
dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga untuk
menentukan tingkat kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan
cara pendekatan aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian
air.Prioritas pemakaian air yaitu minimal selama 12 jam per hari, yaitu
pada jam-jam aktifitas kehidupan, yaitu pada pukul 06.00 – 18.00 WIB.
Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek.Pertama
adalah
kebutuhan konsumen. Sebagian besar konsumen memerlukan air
untuk kehidupan dan pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak
ditentukan. Karena itu, diperlukan pada waktu yang tidak
ditentukan.Karena itu, diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas
energi yang siap setiap saat. Sistem jaringan perpipaan didesain untuk
membawa suatu kecepatan aliran tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak
boleh melebihi 0,6–1,2 m/dt. Ukuran pipa harus tidak melebihi dimensi
yang diperlukan dan juga tekanan dalam sistem harus tercukupi.
Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat ditentukan dimensi atau
ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang
diperbolehkan agar kuantitas aliran terpenuhi.

2.6. Daun Ketapang


Daun ketapang diketahui memiliki asam organic yaitu humic dan
tannin yang dapat menurunkan pH. Pemakaian daun ketapang yang
masih segar atau yang masih hijau dilakukan untuk mengetahui apakah
daun tersebut dapat menurunkan pH seperti daun ketapang kering atau
tidak. Jika daun ketapang segar atau yang masih hijau dapat
menurunkan pH juga. Dan membandingkan daun ketapang mana yang
memiliki kemampuan lebih besar dalam menurunkan pH.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil terhadap berbagai permasalahan yang ada di
lingkungan sekitar dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pencemaran Air disebabkan oleh pembuangan limbah industry ,
limbah rumah tangga , limbah pertanian , dll. Dengan adanya
filter dari cangkang kerang dapat meminimalisir adanya
pencemaran air yang disebabkan oleh limbah limbah tersebut.
2.

Vous aimerez peut-être aussi